Anda di halaman 1dari 16

KEDUDUKAN DAN FUNGSI

AKAL DALAM BERAGAMA

Anggota Kelompok 1:

Celvin Reindra alfiani 21701071084


Nindhita Dianoor Risqi 21701071089
Nurfani 21701071094
Kedudukan 2.1.1
01 Akal Dalam Pengertian
Akal
Beragama
Penelitian Akal
Secara bahasa, ‘aql (akal) bisa bermakna al-hikmah (kebijakan) atau
bisa juga bermakna tindakan yang baik dan tepat. Akal juga bisa
bermakna sifat, dikatakan; ‘uqila lahu shay’un’ artinya “Dijaga atau
“diikat (hubisa) akalnya dan dibatasi”. [lihat kitab Lisanul ‘Arab,
Muhammad ibnu Mukarram].
Sedangkan secara istilah, akal adalah daya pikir yang diciptakan
Allah Ta’ala (untuk manusia) kemudian diberi muatan tertentu berupa
kesiapan dan kemampuan yang dapat melahirkan sejumlah aktivitas
pemikiran yang berguna bagi kehidupan manusia yang telah dimuliakan
oleh Allah Ta’ala.
Islam Memuliakan Akal
1. Islam memasukkan akal kedalam dharuriyatul khamsah yaitu
5 hal yaitu agama, jiwa, harta, nasab (keturunan), dan akal.
2. Syari’at Islam mengharamkan semua yang bisa merusak akal,
baik yang maknawi (abstrak) maupun yang bersifat fisik.
3. Agama Islam menjadikan akal sebagai salah satu syarat
utama taklif (pewajiban / pembebanan dalam syari’at).
4. Agama Islam memerintahkan umatnya untuk belajar dan
menuntut ilmu, yang dengannya akal dapat lebih
berkembang dan meningkat.
Posisi Akal dalam Al-Quran
Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk memaksimalkan akal
mereka dalam mempelajari alam semesta bertujuan untuk
mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah dan berbagai rahasia
yang terkandung di dalamnya. Yang terkandung dalam Surat al-
Dzariyat ayat 20 – 22.
Demikianlah penggalan ayat-ayat al-Qur’an yang mendorong
umat manusia untuk memaksimalkan akal yang mereka miliki. Dan
telah terbukti dalam sejarah Islam, ketika umat Islam terus aktif
memaksimalkan penggunaan akal, maka kemajuan peradaban
Islam pun dapat teraih.
Ilmu Lebih Tinggi Dari Pada Akal
(Akal Butuh Wahyu)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,
“Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia
juga syarat untuk menjadikan semua amalan itu baik dan
sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap.
Namun (untuk mencapai itu semua), akal bukanlah sesuatu
yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan kemampuan
dan kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan
melihat yang ada pada mata.
Fungsi Akal Fungsi-fungsi

02 Dalam akal dalam


beragama

Beragama
Fungsi Akal Dalam Beragama
1. Syarat mempelajari ilmu pengetahuan
“Akal merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat
untuk menjadikan semua amalan itu baik dan sempurna, dan
dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Namun, (untuk mencapai
itu semua), akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal
merupakan kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang,
sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila
akal itu terhubung dengan cahaya iman dan Al-Qur’an, maka itu ibarat
cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari atau
api.” (Majmu’ul Fatawa, 3/338).
Fungsi Akal Dalam Beragama
2. Sarana untuk memahami kebenaran
Akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran. Tidak sedikit ayat-ayat
dalam Al-Quran yang menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk
memahami kebenaran mutlak dari Allah. Salah satu ayat yang dimaksud adalah
surat Al-Baqarah ayat 44

Artinya “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)?
Maka tidakkah kamu berpikir?”
Fungsi Akal Dalam Beragama
3. Sarana untuk berpikir
Akal juga digunakan sebagai sarana untuk berpikir. Adapun yang
menjadi objek kajian adalah ayat-ayat kauniyah. Salah satu ayat yang
dimaksud adalah surat Al-Baqarah ayat 164:
Fungsi Akal Dalam Beragama
Artinya: ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa
apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari
langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)nya dan Dia sebarkan di bumi dan segala jenis hewan, dan
pengisaran angina dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi,
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.” 
Fungsi Akal Dalam Beragama
4. Syarat utama taklif (pewajiban/pembebanan dalam syariat)
Akal merupakan syarat yang harus ada dalam diri manusia untuk
dapat menerima taklif (beban syari’at) dari Allah SWT. Namun, bagi
syarat ini tidak berlaku bagi mereka yang tidak memiliki akal seperti
orang gila. Rasulullah SAW bersabda,

“Pena diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan : (1) orang yang tidur
sampai ia bangun, (2) anak kecil sampai mimpi basah (baligh), dan (3)
orang gila sampai ia kembali sadar (berakal).” (HR. Abu Daud, Syaikh
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Fungsi Akal Dalam Beragama
5. Sebagai alat dan kendali bagi seorang mukmin
Fungsi akal adalah sebagai pengendali bagi seorang mukmin. Rasulullah SAW
bersabda,
“Setiap sesuatu memiliki alat dan kendalinya, alat dan kendali bagi seorang
mukmin adalah akalnya. Setiap sesuatu memiliki keutamaan, keutamaan
seseorang ada pada akalnya. Setiap sesuatu memiliki puncak, puncaknya ibadah
adalah akal. Setiap kaum pasti memiliki pemimpin, pemimpin para ahli ibadah
adalah akal. Setiap orang kaya pasti memiliki harta, harta orang-orang yang
bersungguh-sungguh adalah akalnya. Setiap yang runtuh adalah bangunan,
bangunan yang paling megah di akhirat adalah akal. Setiap perjalanan yang
ditempuh pasti terdapat tempat persinggahan, tempat persinggahan para
muslimin adalah akal.”   
Fungsi Akal Dalam Beragama
6. Sebagai pencegah
Akal berfungsi sebagai pencegah. Dalam artian, akal mencegah
manusia mengikuti nafsunya. Berikut yang terkandung di Dalam surat
Al-Baqarah ayat 284.
Fungsi Akal Dalam Beragama
Artinya: “Milik Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau
kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Dia mengampuni siapa yang
Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 284).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai