Anda di halaman 1dari 86

Bab 8

Pengantar Metabolisme

Power Point Bahan Ajar

Biologi
Edisi Kedelapan
Neil Campbell dan Jane Reece PENERBIT ERLANGGA
Gambaran Umum: Energi Kehidupan

• Sel yang hidup merupakan pabrik kimiawi mini,


tempat terjadinya ribuan reaksi
• Sel mengekstrak energi dan menggunakannya
untuk melakukan berbagai kerja
• Beberapa organisme bahkan mengubah energi
menjadi cahaya, seperti dalam bioluminesens
Peraga 8.1 Apa yang menyebabkan bioluminesens pada fungi ini?

Sel fungi pada peraga di


samping ini mengubah
energi yang tersimpan
dalam molekul organik
tertentu menjadi cahaya.
Proses ini dikenal
sebagai bioluminesens
atau pendaran hayati.
Konsep 8.1: Metabolisme organisme
mentransformasi materi dan energi, berdasarkan
hukum termodinamika

• Metabolisme merupakan keseluruhan reaksi


kimia dalam organisme
• Metabolisme adalah sifat emergen kehidupan
yang muncul dari interaksi antara molekul-
molekul dalam sel
Organisasi Kimia Kehidupan ke Dalam Jalur-jalur
Metabolik
• Jalur metabolik diawali dengan satu molekul
spesifik dan berakhir dengan suatu produk
• Setiap langkah dikatalisis oleh suatu enzim
spesifik

Enzim 1 Enzim 2 Enzim 3


A B C D
Reaksi 1 Reaksi 2 Reaksi 3
Molekul Produk
awal
• Jalur katabolik melepaskan energi melalui
penguraian molekul kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana
• Respirasi selular, penguraian glukosa dengan
kehadiran oksigen, adalah suatu contoh jalur
katabolik
• Jalur anabolik mengonsumsi energi untuk
membangun molekul kompleks dari molekul-
molekul yang lebih sederhana
• Sintesis protein dari asam amino adalah salah
satu contoh anabolisme
• Bioenergetika adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana organisme mengatur sumber
energinya
Bentuk-bentuk Energi

• Energi adalah kapasitas atau kemampuan


untuk menyebabkan perubahan
• Energi terdapat dalam berbagai bentuk,
beberapa di antaranya dapat digunakan untuk
melakukan kerja
• Energi kinetik adalah energi yang berasosiasi dengan
gerakan relatif benda
• Panas atau kalor (heat) atau disebut juga energi termal
adalah energi kinetik yang berasosiasi dengan pergerakan
acak atom atau molekul
• Energi potensial adalah energi yang dimiliki materi karena
lokasi atau strukturnya
• Energi kimia adalah energi potensial yang tersedia untuk
dilepaskan dalam reaksi kimia
• Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain
Peraga 8.2 Transformasi antara energi potensial dan energi kinetik

Seorang perenang memiliki Terjun mengubah


lebih banyak energi potensial di energi potensial
papan lompat daripada di dalam air menjadi energi kinetik

Menaiki tangga mengubah energi Seorang perenang memiliki


kinetik pergerakan otot menjadi energi potensial yang lebih sedikit
energi potensial di dalam air daripada di papan loncat
Hukum Transformasi Energi

• Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari


transformasi energi
• Sistem tertutup, seperti cairan dalam termos,
diisolasi dari lingkungannya
• Dalam sistem terbuka energi dan materi dapat
ditransfer antara sistem dan lingkungan.
• Organisme merupakan sistem terbuka
Hukum Pertama Termodinamika

• Menurut hukum pertama termodinamika,


energi di semesta bersifat konstan:
– Energi dapat ditransfer dan ditransformasi,
namun tidak dapat diciptakan maupun
dihilangkan

• Hukum pertama ini dikenal juga sebagai


prinsip kekekalan energi (principle of
conservation of energy)
Hukum Kedua Termodinamika

• Selama setiap transfer atau transformasi energi,


sejumlah energi menjadi energi yang tidak
dapat digunakan, dan sering hilang sebagai
panas
• Menurut hukum kedua termodinamika:
– Setiap transfer atau transformasi energi
meningkatkan entropi semesta
Peraga 8.3 Kedua hukum termodinamika

Panas CO2
+
Energi H2O
kimia

(a) Hukum pertama termodinamika (b) Hukum kedua termodinamika


• Sel-sel hidup tidak terhindari mengubah bentuk
energi terorganisasi menjadi panas
• Proses spontan terjadi tanpa masukan (input)
energi; proses spontan dapat terjadi secara
cepat atau lambat
• Agar suatu proses dapat terjadi tanpa masukan
energi, maka proses tersebut harus
meningkatkan entropi semesta
Keteraturan dan Ketidakteraturan Biologis

• Sel-sel menciptakan struktur teratur dari materi


yang kurang teratur
• Organisme juga mengganti bentuk materi dan
energi yang teratur dengan bentuk yang
kurang teratur
• Energi mengalir ke dalam ekosistem dalam
bentuk cahaya dan keluar dalam bentuk panas
Peraga 8.4 Keteraturan adalah ciri kehidupan

50 µm

Keteraturan tampak pada anatomi terperinci dari jaringan akar tumbuhan


buttercup ini (irisan melintang). Sebagai sistem terbuka, organisme dapat
meningkatkan keteraturannya asalkan keteraturan lingkungannya menurun.
• Evolusi organisme yang lebih kompleks tidak
melanggar hukum kedua termodinamika
• Entropi (ketidakteraturan) dapat menurun
dalam suatu organisme, namun entropi total
semesta dapat meningkat
Konsep 8.2: Perubahan energi-bebas suatu reaksi
menunjukkan apakah reaksi tersebut berlangsung
spontan atau tidak

• Para ahli biologi ingin memahami reaksi mana


yang terjadi secara spontan dan reaksi mana
yang membutuhkan masukan energi dari luar
• Untuk mengetahuinya, mereka harus menilai
perubahan energi yang terjadi dalam reaksi
kimia
Perubahan Energi-Bebas, G

• Energi bebas sistem adalah energi sistem


yang dapat melakukan kerja ketika suhu dan
tekanan seragam, seperti halnya dalam sel
hidup
• Perubahan energi bebas (∆G) selama proses
berhubungan dengan perubahan entalpi, atau
perubahan energi total (∆H), perubahan entropi
(∆S), dan suhu dalam Kelvin (T):

∆G = ∆H – T∆S
• Hanya proses dengan ∆G negatif yang bersifat
spontan
• Proses spontan dapat dimanfaatkan untuk
melakukan kerja
Energi Bebas, Kestabilan, dan Kesetimbangan

• Energi bebas merupakan ukuran ketidakstabilan


sistem, kecenderungan sistem untuk berubah ke
kondisi yang lebih stabil
• Selama perubahan spontan, energi bebas
menurun dan kestabilan sistem meningkat
• Kesetimbangan adalah kondisi dengan kestabilan
maksimum
• Suatu proses bersifat spontan dan dapat
melakukan kerja hanya jika bergerak menuju
kesetimbangan
Peraga 8.5 Hubungan energi bebas dengan kestabilan, kapasitas kerja, dan perubahan spontan

• Lebih banyak energi bebas


(G lebih tinggi)
• Kurang stabil
• Kapasitas kerja lebih besar

Dalam perubahan spontan


• Energi bebas sistem berkurang
(∆G < 0)
• Sistem menjadi lebih stabil
• Energi bebas yang dilepaskan
dapat ditangkap untuk
melakukan kerja

• Energi bebas lebih rendah


(G lebih rendah)
• Lebih stabil
• Kapasitas kerja lebih kecil

(a) Pergerakan gravitasional (b) Difusi (c) Reaksi kimia


Peraga 8.5a Hubungan energi bebas dengan kestabilan, kapasitas kerja, dan perubahan spontan

• Lebih banyak energi bebas


(G lebih tinggi)
• Kurang stabil
• Kapasitas kerja lebih besar

Dalam perubahan spontan


• Energi bebas sistem
berkurang (∆G < 0)
• Sistem menjadi lebih stabil
• Energi bebas yang
dilepaskan dapat ditangkap
untuk melakukan kerja

• Energi bebas lebih rendah


(G lebih rendah)
• Lebih stabil
• Kapasitas kerja lebih kecil
Peraga 8.5b Hubungan energi bebas dengan kestabilan, kapasitas kerja, dan perubahan spontan

Perubahan Perubahan Perubahan


spontan spontan spontan

(a) Pergerakan gravitasional (b) Difusi (c) Reaksi kimia


Energi Bebas dan Metabolisme

• Konsep energi-bebas dapat diterapkan pada


aspek kimia proses-proses kehidupan
Reaksi Eksergonik dan Reaksi Endergonik dalam
Metabolisme
• Reaksi eksergonik berlangsung diiringi
pelepasan netto energi bebas dan bersifat
spontan
• Reaksi endergonik menyerap energi bebas
dari lingkungannya dan bersifat nonspontan
Peraga 8.6 Perubahan energi bebas (ΔG) dalam reaksi eksergonik dan reaksi endergonik

Reaktan

Jumlah
energi yang
dilepaskan

Energi bebas
(∆G < 0)
Energi
Produk

Arah maju reaksi

(a) Reaksi eksergonik: energi dilepaskan

Produk

Jumlah
energi yang
Energi bebas

dibutuhkan
(∆G > 0)
Energi
Reaktan

Arah maju reaksi

(b) Reaksi endergonik: energi dibutuhkan


Peraga 8.6a Perubahan energi bebas (ΔG) dalam reaksi eksergonik dan reaksi endergonik

Reaktan

Jumlah
energi yang
dilepaskan
(∆G < 0)
Energi bebas

Energi
Produk

Arah maju reaksi

(a) Reaksi eksergonik: energi dilepaskan


Peraga 8.6b Perubahan energi bebas (ΔG) dalam reaksi eksergonik dan reaksi endergonik

Produk

Jumlah
energi yang
dibutuhkan
Energi bebas

(∆G > 0)
Energi
Reaktan

Arah maju reaksi

(b) Reaksi endergonik: energi dibutuhkan


Kesetimbangan dan Metabolisme

• Reaksi-reaksi dalam sistem tertutup akhirnya mencapai


kesetimbangan dan kemudian tidak dapat melakukan kerja
• Sel hidup tidak berada dalam kesetimbangan; sel hidup
merupakan sistem terbuka yang mengalami aliran materi
yang konstan
• Ciri yang menentukan kehidupan adalah bahwa
metabolisme tidak pernah berada dalam kesetimbangan
• Jalur katabolik dalam sel melepaskan energi bebas dalam
serangkaian reaksi
• Sistem hidrolistrik tertutup dan terbuka dapat dijadikan
analogi
Peraga 8.7 Kesetimbangan dan kerja dalam sistem tertutup dan terbuka

∆G < 0 ∆G = 0

(a) Sistem hidrolistrik tertutup

(b) Sistem hidrolistrik


terbuka ∆G < 0

∆G < 0
∆G < 0
∆G < 0

(c) Sistem hidrolistrik terbuka multilangkah


Peraga 8.7a Kesetimbangan dan kerja dalam sistem tertutup dan terbuka

∆G < 0 ∆G = 0

(a) Sistem hidrolistrik tertutup


Peraga 8.7b Kesetimbangan dan kerja dalam sistem tertutup dan terbuka

∆G < 0

(b) Sistem hidrolistrik terbuka


Peraga 8.7c Kesetimbangan dan kerja dalam sistem tertutup dan terbuka

∆G < 0
∆G < 0
∆G < 0

(c) Sistem hidrolistrik terbuka multilangkah


Konsep 8.3: ATP memberikan tenaga bagi kerja
selular dengan cara menggandengkan reaksi
eksergonik dengan reaksi endergonik
• Sel melakukan tiga macam kerja utama:
– Kerja kimiawi
– Kerja transpor
– Kerja mekanis

• Untuk melakukan kerja, sel mengelola sumber daya energi


melalui penggandengan energi (energy coupling), yaitu
penggunaan proses eksergonik untuk menggerakkan
prose endergonik
• Sebagian besar penggandengan energi dalam sel
diperantarai oleh ATP
Struktur dan Hidrolisis ATP

• ATP (adenosin trifosfat, adenosine


triphosphate) merupakan sumber langsung
energi bagi sel
• ATP tersusun atas ribosa (suatu gula), adenin
(suatu basa bernitrogen), dan tiga gugus fosfat
Peraga 8.8 Struktur adenosin trifosfat (ATP)

Adenin

Gugus fosfat
Ribosa
• Ikatan antara gugus-gugus fosfat pada ekor
ATP dapat diputus oleh hidrolisis
• Energi dilepaskan dari ATP ketika ujung ikatan
fosfat putus
• Pelepasan energi berasal dari perubahan
kimiawi ke kondisi yang berenergi-bebas lebih
rendah, bukan dari ikatan fosfat itu sendiri
Peraga 8.9 Hidrolisis ATP

P P P

Adenosin trifosfat (ATP)

H2O

Pi + P P + Energi

Fosfat anorganik Adenosin difosfat (ADP)


Bagaimana ATP Melakukan Kerja

• Tiga tipe kerja selular (mekanis, transpor, dan


kimiawi) diberi tenaga dari hidrolisis ATP
• Dalam sel, energi dari reaksi eksergonik
hidrolisis ATP dapat digunakan untuk
menggerakkan reaksi endergonik
• Secara keseluruhan, reaksi penggandengan
bersifat eksergonik
Peraga 8.10 Bagaimana ATP menggerakkan kerja kimiawi: penggandengan energi menggunakan hidrolisis ATP

NH2

NH3 ∆G = +3,4 kkal/mol


Glu
+
Glu
Asam Amonia Glutamin
glutamat
(a) Reaksi endergonik

1 ATP memfosforilasi P
asam glutamat, + ATP + ADP
Glu Glu
menjadikan asam
amino kurang stabil.
NH2

P
2 Amonia menggantikan NH3
gugus fosfat, + + Pi
Glu Glu
membentuk glutamin.

(b) Digandengkan dengan hidrolisis ATP, suatu reaksi eksergonik

(c) Perubahan energi-bebas keseluruhan


• ATP menggerakkan reaksi endergonik melalui
fosforilasi, mentransfer gugus fosfat ke
beberapa molekul lain, misalnya reaktan
• Molekul penerima gugus fosfat kemudian
disebut terfosforilasi
Peraga 8.11 Bagaimana ATP menggerakkan kerja transpor dan kerja mekanis

Protein membran

P Pi

Zat terlarut Zat terlarut ditranspor

(a) Kerja transpor: ATP memfosforilasi


ADP
protein transpor
ATP +
Pi
Vesikel Lajur sitoskeleton

ATP

Protein motorik Protein digerakkan


(b) Kerja mekanis: ATP berikatan secara non-kovalen
dengan protein motorik, kemudian dihidrolisis
Regenerasi ATP

• ATP merupakan sumber daya terbarukan yang


dapat dibentuk kembali (diregenerasi) melalui
penambahan gugus fosfat ke ADP (adenosine
diphosphate)
• Energi untuk memfosforilasi ADP berasal dari
reaksi katabolik dalam sel
• Energi potensial kimiawi yang disimpan
sementara dalam ATP menggerakkan
sebagian besar kerja selular
Peraga 8.12 Siklus ATP

ATP + H O
2

Energi dari Energi untuk kerja


katabolisme selular (proses
(proses eksergonik ADP + P i endergonik yang
yang melepaskan energi) mengonsumsi energi)
Konsep 8.4: Enzim mempercepat reaksi metabolik
dengan cara menurunkan penghalang energi
• Katalis adalah agen kimiawi yang
mempercepat reaksi tanpa ikut terkonsumsi
oleh reaksi
• Enzim adalah protein yang bekerja sebagai
katalis
• Hidrolisis sukrosa oleh enzim sukrase
merupakan salah satu contoh reaksi yang
dikatalisis oleh enzim
Peraga 8.13 Contoh reaksi yang dikatalisis oleh enzim: hidrolisis sukrosa oleh sukrase

Sukrosa (C12H22O11)

Sukrase

Glukosa (C6H12O6) Fruktosa (C6H12O6)


Penghalang Energi Aktivasi

• Setiap reaksi kimia antara molekul-molekul


melibatkan pemutusan maupun pembentukan
ikatan
• Energi awal yang dibutuhkan untuk memulai
suatu reaksi kimia disebut energi bebas
aktivasi atau energi aktivasi (EA)

• Energi aktivasi seringkali disuplai dalam bentuk


panas dari lingkungan
Peraga 8.14 Profil energi suatu reaksi eksergonik

A B

C D
Kondisi transisi

A B EA
Energi bebas

C D

Reaktan
A B
∆G < O
C D

Produk

Arah maju reaksi


Bagaimana Enzim Menurunkan Penghalang EA

• Enzim mengkatalisis reaksi dengan cara


menurunkan penghalang EA

• Enzim tidak memengaruhi perubahan energi


bebas (∆G); enzim mempercepat reaksi yang
sebenarnya juga akan terjadi
Peraga 8.15 Efek enzim terhadap energi aktivasi

Reaksi
berlangsung
tanpa enzim
EA
tanpa EA dengan
enzim enzim
lebih rendah

Reaktan
Energi bebas

Reaksi
∆G tidak
berlangsung
dipengaruhi
dengan enzim
oleh enzim

Produk

Arah maju reaksi


Kespesifikan Enzim terhadap Substrat

• Reaktan yang digarap oleh enzim disebut sebagai


substrat enzim
• Enzim berikatan dengan substrat, membentuk
kompleks enzim-substrat
• Situs aktif (active site) adalah wilayah pada enzim
tempat substrat berikatan
• Kecocokan terinduksi (induced fit) suatu substrat
memosisikan gugus-gugus kimia situs aktif
sedemikian rupa sehingga meningkatkan
kemampuannya untuk mengkatalisis reaksi kimia
Peraga 8.16 Kecocokan terinduksi antara enzim dan substratnya

Substrat

Situs aktif

Enzim Kompleks enzim-substrat

(a) Situs aktif enzim ini (heksokinase, (b) Saat memasuki situs, substrat
biru) membentuk lekukan pada menginduksi perubahan bentuk
permukaannya. Substratnya adalah protein tersebut, memungkinkan
glukosa (merah). pembentukan ikatan lemah yang
lebih banyak sehingga situs aktif
melingkupi dan menahan substrat.
Katalisis di Situs Aktif Enzim

• Dalam reaksi enzimatik, substrat berikatan


dengan situs aktif enzim
• Situs aktif dapat menurunkan penghalang EA
dengan cara
– mengorientasikan substrat dengan benar
– mencengkeram substrat yang terikat
– menyediakan lingkungan mikro yang kondusif
– mengikat substrat secara kovalen
Peraga 8.17 Situs aktif dan siklus katalitik suatu enzim

1 Substrat memasuki situs aktif; enzim berubah


bentuk sedemikian rupa sehingga situs aktifnya 2 Substrat ditahan pada situs
mengelilingi substrat (kecocokan terinduksi) aktif oleh interaksi-interaksi
lemah, seperti ikatan hidrogen
dan ikatan ionik.

Substrat
Kompleks enzim-substrat
3 Situs aktif menurunkan EA
dan mempercepat reaksi.

6 Situs
aktif dapat
kembali diisi
dua molekul
substrat baru.

Enzim

5 Produk 4 Substrat diubah


dilepaskan. menjadi produk.

Produk
Efek Kondisi Setempat terhadap Aktivitas Enzim

• Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh


– Faktor lingkungan yang umum, seperti suhu
dan pH
– Zat kimia yang secara spesifik memengaruhi
enzim
Efek Suhu dan pH

• Setiap enzim memiliki suhu optimal agar dapat


berfungsi dengan baik
• Setiap enzim memiliki pH optimal agar dapat
berfungsi dengan baik
Peraga 8.18 Faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi aktivitas enzim

Suhu optimal untuk enzim Suhu optimal untuk


manusia umumnya enzim bakteri termofilik
(toleran-panas)

Laju reaksi

0 20 60 40 80 100
Suhu (ºC)
(a) Suhu optimal untuk dua enzim

pH optimal untuk pepsin pH optimal untuk tripsin


(enzim lambung) (enzim usus)
Laju reaksi

0 1 4 2 5 36 7 8 9 10
pH
(b) pH optimal untuk dua enzim
Kofaktor

• Kofaktor adalah penolong nonprotein untuk


enzim
• Kofaktor dapat bersifat anorganik (misalnya
logam dalam bentuk ion) atau organik
• Kofaktor organik disebut koenzim

• Koenzim meliputi berbagai vitamin


Inhibitor Enzim

• Inhibitor kompetitif berikatan ke situs aktif


enzim, berkompetisi dengan substrat
• Inhibitor nonkompetitif berikatan dengan
bagian lain dari enzim, menyebabkan enzim
berubah bentuk dan membuat situs aktif
menjadi kurang efektif
• Contoh inhibitor antara lain toksin, racun,
pestisida, dan antibiotik
Peraga 8.19 Inhibisi (penghambatan) aktivitas enzim

Substrat

Situs aktif
Inhibitor
kompetitif

Enzim

Inhibitor nonkompetitif
(a) Pengikatan normal (b) Inhibisi kompetitif (c) Inhibisi nonkompetitif
Konsep 8.5: Regulasi aktivitas enzim membantu
mengontrol metabolisme
• Kekacauan kimiawi akan terjadi jika jalur
metabolik sel tidak diregulasi secara ketat
• Sel melakukan regulasi ini dengan cara
menyalakan (meng-on-kan) atau
memadamkan (meng-off-kan) gen-gen yang
mengodekan enzim-enzim spesifik atau
dengan cara meregulasi aktivitas enzim
Regulasi Alosterik pada Enzim

• Regulasi alosterik) dapat menghasilkan


inhibisi (penghambatan) atau stimulasi
(perangsangan) aktivitas enzim
• Regulasi alosterik terjadi ketika molekul
regulator berikatan dengan protein pada salah
satu situs dan memengaruhi fungsi protein
pada situs lainnya
Aktivasi dan Inhibisi Alosterik

• Sebagian besar enzim yang diregulasi secara


alosterik tersusun atas subunit-subunit
polipeptida
• Setiap enzim memiliki bentuk aktif dan inaktif

• Pengikatan aktivator menstabilkan bentuk aktif


enzim
• Pengikatan inhibitor menstabilkan bentuk
inaktif enzim
Peraga 8.20 Regulasi alosterik terhadap aktivitas enzim
Enzim alosterik Situs aktif
dengan empat subunit (satu dari empat)

Situs regulasi
(satu dari empat) Aktivator
Bentuk aktif Bentuk aktif terstabilkan

Osilasi

Situs aktif Inhibitor


nonfungsional Bentuk inaktif Bentuk inaktif
terstabilkan

(a) Aktivator dan inhibitor alosterik

Substrat

Bentuk inaktif Bentuk aktif


terstabilkan
(b) Kooperativitas: bentuk lain aktivasi alosterik
Peraga 8.20a Regulasi alosterik terhadap aktivitas enzim

Enzim alosterik Situs aktif


dengan empat subunit (satu dari empat)

Situs regulasi
(satu dari Aktivator
empat)
Bentuk aktif Bentuk aktif terstabilkan

Osilasi

Situs aktif Inhibitor


nonfungsional Bentuk inaktif Bentuk inaktif
terstabilkan

(a) Aktivator dan inhibitor alosterik


• Kooperativitas adalah bentuk regulasi
alosterik yang dapat memperkuat aktivitas
enzim
• Dalam kooperativitas, pengikatan oleh substrat
ke satu situs aktif menstabilkan perubahan
konformasional yang lebih disukai pada semua
subunit
Peraga 8.20b Regulasi alosterik terhadap aktivitas enzim

Substrat

Bentuk inaktif Bentuk aktif terstabilkan

(b) Kooperativitas: bentuk lain aktivasi alosterik


Identifikasi Regulator Alosterik

• Regulator alosterik merupakan calon obat


menarik untuk regulasi enzim
• Penghambatan enzim proteolitik yang disebut
kaspase mungkin dapat membantu mengatur
respons terhadap peradangan yang tak wajar
Peraga 8.21 Adakah inhibitor alosterik terhadap enzim kaspase?

PERCOBAAN

Kaspase 1 Situs Substrat


aktif

SH SH
Bentuk aktif yang diketahui Bentuk aktif dapat
mengikat substrat

Inhibitor
SH Situs peng- alosterik
ikatan alosterik S–S
Bentuk inaktif yang diketahui Hipotesis: inhibitor
alosterik mengunci
enzim dalam bentuk inaktif

HASIL

Kaspase 1

Inhibitor
Bentuk aktif Bentuk yang dihambat Bentuk inaktif
secara alosteris
Peraga 8.21a Adakah inhibitor alosterik terhadap enzim kaspase?

PERCOBAAN
Kaspase 1 Situs Substrat
aktif

SH SH
Bentuk aktif yang diketahui Bentuk aktif dapat
mengikat substrat

SH Situs pengikatan
alosterik S–S
Inhibitor
Bentuk inaktif yang diketahui alosterik Hipotesis: inhibitor alosterik
mengunci enzim dalam
bentuk inaktif
Peraga 8.21b Adakah inhibitor alosterik terhadap enzim kaspase?

HASIL
Kaspase 1

Inhibitor
Bentuk aktif Bentuk yang dihambat Bentuk inaktif
secara alosterik
Inhibisi Umpan-Balik

• Dalam inhibisi umpan-balik, jalur metabolik


menjadi inaktif akibat pengikatan produk akhir
ke enzim yang bekerja di awal jalur sehingga
jalur tersebut terhambat
• Inhibisi umpan-balik mencegah sel menyia-
nyiakan sumber daya kimiawi dengan
menyintesis lebih banyak produk daripada
yang dibutuhkan
Peraga 8.22 Inhibisi umpan-balik dalam sintesis isoleusin
Substrat
awal (treonin)
Situs aktif
lowong
Treonin
di situs aktif

Enzim 1
(treonin
Isoleusin yang deaminase)
digunakan
oleh sel
Intermediat A
Inhibisi
umpan-balik Enzim 2
Situs aktif
enzim 1
tidak lagi Intermediat B
mengikat
treonin, Enzim 3
menjadi
inaktif
Intermediat C
Isoleusin
berikatan Enzim 4
ke situs
alosterik
Intermediat D

Enzim 5

Produk akhir
(isoleusin)
Lokasi Spesifik Enzim di Dalam Sel

• Struktur dalam sel membantu menata jalur-


jalur metabolik
• Beberapa enzim bekerja sebagai komponen
struktural membran
• Dalam sel eukariot, beberapa enzim terdapat
dalam organel spesifik; contohnya, enzim-
enzim untuk respirasi selular terdapat di
mitokondria
Peraga 8.23 Organel dan keteraturan struktural dalam metabolisme

Mitokondria

Organel-organel seperti
mitokondria ini
mengandung enzim yang
melaksanakan fungsi-
fungsi spesifik, dalam
contoh ini untuk respirasi
selular

1 µm
RANGKUMAN KONSEP KUNCI

Bagaimana Enzim Menurunkan Penghalang EA

Reaksi
berlangsung EA
tanpa tanpa
enzim enzim EA dengan
enzim lebih
rendah
Energi bebas

Reaktan

Reaksi berlangsung ∆G tidak


dengan enzim dipengaruhi
oleh enzim

Produk

Arah maju reaksi


Soal Peraga 1

Lihatlah Peraga 8.14. Buatlah grafik berlangsungnya suatu reaksi endergonik


berupa pembentukan produk EG dan FH dari EF dan GH, dengan
mengasumsikan reaktan harus melalui kondisi transisi.
Soal Peraga 2

Lihatlah Peraga 8.18. Mengingat lisosom dewasa memiliki pH internal


sekitar 4,5, gambarlah kurva di (b) yang menunjukkan prediksi Anda untuk
enzim lisosom, dan nyatakan pH optimalnya.
Kuis Mandiri

Dengan menggunakan serangkaian anak panah, gambarlah jalur reaksi metabolik


bercabang-cabang yang dideskripsikan oleh pernyataan-pernyataan berikut,
kemudian jawablah pertanyaan di bagian akhir. Gunakan anak panah merah dan
tanda minus untuk mengindikasikan inhibisi.
L dapat membentuk M atau N; M dapat membentuk O; O dapat membentuk P atau
R; P dapat membentuk Q; R dapat membentuk S; O menghambat reaksi
pembentukan M dari L; Q menghambat reaksi pembentukan P dari O;
S menghambat reaksi pembentukan R dari O;
Reaksi manakah yang akan mendominasi jika Q maupun S terdapat dalam
konsentrasi tinggi di dalam sel?
a.L→ M d. O →P
b.M →O e. R → S
c.L →N
Jawaban Soal Peraga 1
Jawaban Soal Peraga 2
Jawaban Kuis Mandiri
Sekarang, Anda seharusnya mampu untuk:

1. Membedakan antara pasangan istilah berikut:


jalur katabolik dan anabolik; energi kinetik
dan potensial; sistem terbuka dan tertutup;
reaksi eksergonik dan endergonik
2. Menjelaskan, dengan kata Anda sendiri,
hukum kedua termodinamika dan
menjelaskan mengapa hukum tersebut tidak
dilanggar oleh organisme hidup
3. Menjelaskan dengan istilah umum bagaimana
sel memperoleh energi untuk melakukan
kerja selular
4. Menjelaskan bagaimana ATP melakukan kerja
selular

5. Menjelaskan mengapa investasi energi aktivasi


penting untuk memulai reaksi spontan

6. Mendeskripsikan mekanisme penurunan energi


aktivasi oleh enzim

7. Menjelaskan bagaimana regulator alosterik


dapat menginhibisi atau menstimulasi aktivitas
enzim

Anda mungkin juga menyukai