LATAR BELAKANG
Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah
menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada
yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan
kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara
nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Dari 19 juta
jiwa penduduk Indonesia 8,5% mengalami stroke yaitu
lansia.
LANSIA
Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah
menunjukkan kemunduran. Badan kesehatan dunia (WHO)
menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir
dari proses penuaan.
Ciri-ciri
Usia dalam periode kemunduran fisik maupun sifat
status kelompok minoritas
Perubahan peran
Penyesuaian diri yang buruk
STROKE
Stroke adalah defisit neurologis akut yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah yang timbul secara
mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan
daerah fokal otak yang terkena (WHO, 1989). Stroke
secara umum merupakan defisit neurologis yang
mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24
jam sebagai akibat dari terganggunya pembuluh darah
otak
CIRI STROKE
Gangguan fungsi neuromotorik
Gangguan komunikasi
Gangguan emosional
Gangguan fungsi intelektual
PENANGANAN
Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh
dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan
oksigen sesuai kebutuhan.
Tanda-tanda vital diusahakan stabil.
Bed rest.
Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia.
Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi.
Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan
glukosa murni atau cairan hipotonik.
Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK.
Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun
atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.
PENYEBAB STROKE
Etiologi
Trombosis (penyakit trombo – oklusif), Merupakan penyebab stroke yang paling
sering. Arteriosclerosis selebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab
utama trombosis selebral, yang merupakan penyebab umum dari stroke.
Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain) . Abnormalitas patologik pada jantung kiri, seperti endocarditis
infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard, serta infeksi pulmonal, adalah
tempat-tempat asal emboli
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi
atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus GPDO
(Gangguan Pembuluh Darah Otak) dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus
penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri.
Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan /atau subaraknoid, sehingga jaringan
yang terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi
jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan.
PENCEGAHAN STROKE
Makan makanan yang bergizi dan seimbang
Minum air putih 1,5 – 2 liter
Olah raga teratur dan sesuai
Istirahat dan tidur yang cukup
Menjaga kebersihan
Minum suplemen gizi yang diperlukan
Memeriksa kesehatan secara teratur
Mental dan batin tenang dan seimbang
Rekreasi
KESIMPULAN
Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem
saraf manusia, yang dapat berakibat pada kelumpuhan
sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi stroke
berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai dari
gejala stroke ringan hingga dapat menyebabkan
kematian, terutama pada lansia yang renta di serang
stroke. Pencegahan penyakit stroke dapat dilakukan
dengan meminimalisir faktor resiko yang dapat
dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan
mengkonsumsi makanan yang disesuaikan dengan
faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.
SEKIAN TERIMA KASIH