Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

”STROKE”
EDY JUNIARDI
M. ILHAM AKBARI
APRILIMUNIKA BURI
INDRA ROMARIO
JOKO PRAYETNO
MARWAH NUR FITRIA
RICA FITRIANI
SHERLY GITA PRAMESTI
VIKTORIA EPRIYANTI
AGUSTINUS THEO JALANI
Definisi
Stroke menurut WHO 2014adalah terputusnya aliran darah ke
otak, umumnya akibat pecahnya pembuluh darah keotak atau
karena tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan
nutrisi dan oksigen ke otak berkurang (Ghani, Mihardja, &
Delima, 2016).
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
deficit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau
hemoragi sirkulasi saraf otak. Istilah stroke biasanya digunakan
secara spesifik untuk menjelaskan infak serebrum (Nurarif, A. H
& Kusuma, H., 2015).
Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah ke otak (Wijaya &
Putri, 2013).
Klasifikasi
Menurut Wijaya & Putri, (2013) dapat diklasifikasikan menurut patologi
dan gejala kliniknya, yaitu:
Stroke Hemoragik
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan sebarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak tertentu. Biasanya
kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat.Kesadaran pasien umunya menurun. Stroke
hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan
oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan
karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri,
vena dan kapiler.
Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subarachoid
Stroke Non Hemoragik
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis
serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat,
baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Kesadaran umumnya baik.
Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
TIA (Transiant Iskemik Attack):
Stroke Involusi
Stroke Komplit
Etiologi

Menurut Wijaya & Putri, (2013) penyebeb stroke dapat


di bagi tiga, yaitu :
Thrombosis serebri
Aterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi
serebral adalah penyebab utama thrombosis serebral
yang adalah penyebab umum dari stroke thrombosis di
temukan pada 40% dari semua kasus stroke yang telah
di buktikan oleh ahli patologi. Biasanya ada kaitannya
dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah
akibat aterosklerosis.
Emboli serebri
Embolisme serebri termasuk urutan kedua dari berbagai
penyebab utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih
muda di bandingkan dengan penderita thrombosis.
Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu thrombus
dalam jantung sehigga masalah yang di hadapi sesunguhya
merupakan perwujudan penyakit jantung.
Hemoragi
Hemoragi dapat terjadi di luar durameter (hemoragi ekstra
dural) di bawah durameter (hemoragi subdural), di ruang sub
arachnoid (hemoragi subarachnoid atau dalam susbtansial
otak (hemoragi intra serebral).
Patofisiologi
Patofisiologi menurut Wijaya & Putri, (2013) Otak sangat tergantung
pada oksigen dam tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika aliran
darah kesetiap bagian otak terhambat karena thrombus dan embolus,
maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan
selama 1 menit dapat mengarah pada gejala yang dapat pulih seperti
kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen dalam waktu
yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosisi mikroskpik neiron-
neuron. Area nekroktik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen
pada awalnya mungkin akibat iskemia mum (karena henti jantung
atau hipotensi) atau hipoksia karena akibat proses anemia dan
kesukaran utuk bernafas. Stroke karena embolus dapat merupakan
akibat dari bekuan darah, udara, plaque, ateroma fragmen lemak. Jika
etiolagi stroke adalah serabut dapat terjadi ruptur dan dapat
menyebabkan hemorhagi.
Manifestasi klinik
Pada stroke non hemoragik gejala utamanya adalah
timbulnya defisit neurologis secara mendadak atau
subakut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu
istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak
menurun, kecuali bila embolus cukup besar.
Menurut WHO, dalam International Statistic
Classification Of Of Diseases And Related Health
Problem 10 Th Revision, sroke dapat dibagi:
Perdarahan intraserebral (PIS)
Perdarahan subaraknoid (PSA)
Penatalaksaanaan Medis

Penatalaksanaan Medis Menurut Clevo & TH, (2013)


Demam
Demam dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan
harus diobati secara agresif dengan antipiretik
(asetaminofen) atau kompres hangat, jika diperlukan.
Penyebab demam tersering adalah pneumonia aspirasi,
lakukan kultur darah dan urine kemudian berikan
antibiotik intravena secara empiris (sulbensilin,
sepalosporin, dll) dan terapi akhir sesuai hasil kultur.
 Nutrisi

Pasien stroke memiliki resiko tinggi untuk aspirasi. Bila pasien sadar penuh tes
kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok air putih
kepada pasien dengan posisi setengah duduk dan kepala fleksi kedepan sampai
dagu menyentuh dada, perhatikan pasien tersedak atau batuk dan apakah
suaranya berubah (negatif). Bila tes menelan negatif dan pasien dengan
kesadaran menurun, berikan makanan enteral melalui pipa nasoduodenal ukuran
kecil dalam 24 jam pertama setelah onset stroke.
 Hidrasi Intravena

Hipovolemia sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan kristaloid isotonis.


Cairan hipotonis (misalnya dektrosa 5% dalam air, larutan NaCL 0,45%) dapat
memperhebat edema serebri dan harus dihindari.
 Glukosa

Hiperglikemia dan hipoglikemia dapat menimbulkan eksaserbasiiskemia. Walaupun


revelansi klinis dari efek ini pada manusia belum jelas, tetapi para ahlisepakat
bahwa hiperglikemia (kadar glukosa darah sewaktu >200mg/dl) harus dicegah.
Skala luncur (sliding scale) setiap 6 jam selama 3-5 hari sejak onset stroke.
 Perawatan paru
Fisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk mencegah atelaktasis paru
pada pasien tidak bergerak.
Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Wijaya & Putri, (2013) Angiografi serebral


Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan, obstruksi arteri, oklusi/ ruptur.
Elektro Encefalography
Sinar X tengkorak
Ultrasonography Dopler
CT-Scan 
MRI
Pemeriksaan foto thorax
Pemeriksaan Laboratorium
 Pungsi Lumbal
 Pemeriksaan darah rutin
Komplikasi

Menurut Wijaya & Putri, (2013)


Berhubungan dangan Imobilisasi yaitu, infeksi
pernafasan, nyeri yang berhubungan dengan daerah
yang tertekan, konstipasi, tromboflebitis.
Berhubungan dengan mobilisasi yaitu, nyeri pada
daerah punggung, dislokasi sendi.
Berhubungan dengan kerusakan otak yaitu, epilepsi,
sakit kepala, kraniotomi.
Hidrosefalus.
Discharge Planning

Mencegah luka dikulit akibat tekanan


Mencegah terjadinya kekakuan otot sendi
Mulai melatih dengan mengaktifkan batang tubuh atau
torso
Mengontrol factor resiko stroke
Diet rendah lemah, garam, berhenti merokok
Kelola stress dengan baik
Mengetahui tanda dan gejala stroke

Anda mungkin juga menyukai