A2 2016
Sarah Rahmatia A. 260110160028 Quinzheilla P. A. 260110160045
Alya Luthfiyani H. 260110160029 Shinta Lestari 260110160046
Hiralius Bima A. P. 260110160030 Saqila Alifa R. 260110160047
Yasmin Fatinah 260110160031 Alia Resti A. 260110160048
Astrina Fuji N. 260110160032 Indah Pertiwi 260110160049
Yulin Prisdiany 260110160033 Reza Laila N. 260110160050
Maratul Mahdiyyah 260110160034 Kita Radisa 260110160051
Ziyad Aslam G. 260110160035 Ai Masitoh 260110160052
Naomi Fenty N. 260110160036 Hammam H. S. 260110160053
Ira Maya 260110160037 Huriyatus T. E. H. 260110150050
Felia Rizka S. 260110160038 Cindy Melinda S. 260110150054
Hilallya Maurizka D. 260110160039 Alamanda Dwi P. 260110150058
Idzni Rusydina E. Y. 260110160040 Muhammad Rizki N. 260110150101
Diah Siti Fatimah 260110160041 Hisban Hamid A. 260110150123
Shella Widiyastuti 260110160042 Maria Buhaira R. 260110152014
Dede Jihan O. 260110160044 Sarva Pooranam A. 260110152019
Kasus
Seorang anak berusia 4,5 tahun datang ke sebuah Rumah Sakit. Pasien dibawa ke Rumah Sakit
dengan keluhan tidak bisa berbicara. Komunikasi anak ini hanya dengan bahasa isyarat. Anak tsb
terlahir prematur pada usia kandungan ibunya yang baru berumur 7,5 bulan dan BB lahir 19 ons.
Selama kehamilannya, ibu upin pernah mengalami gondok. Anak tsb minum ASI sampai berumur 3
tahun dan baru bisa berjalan setelah berumur 3 tahun. Pasien suka mengkonsumsi singkong dan
oseng kubis
Pada pemeriksaan fisik dijumpai keringat dingin diseluruh tubuh, kesadaran compos mentis TB
87cm, BB 14,5kg suhu 36,7⁰C. Pada leher dijumpai benjolan dibagian kanan sebesar 0,5-1 cm,
kenyal, tidak terfiksasi, dan tidak nyeri. Pemeriksaan Laboratorium menunjukkan kadar TSH 7ml U/l ,
Kadar T₄ bebas 0,1 ng/dl.
Dokter meresepkan Levotiroksin sehari 1x 50 μg, tetapi setelah dilakukan monitoring tidak terlihat
perubahan yang bermakna.
(Kemenkes, 2015).
Epidemiologi
(Kemenkes, 2015).
Anatomi dan Fisiologi
Anatomi
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher
dan terdiri atas sepasang lobus di sisi kiri dan kanan, yang
dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakea 2 dan 3.
Kelenjar ini tersusun dari zat hasil sekresi bernama koloid yang
tersimpan dalam folikel tertutup yang dibatasi oleh sel epitel
kuboid. Koloid ini tersusun atas tiroglobulin yang akan dipecah
menjadi hormon tiroid (T3/triyodotironin dan T4/tiroksin) oleh
enzim endopeptidase. Kemudian hormon ini akan disekresikan
ke sirkulasi darah untuk kemudian dapat berefek pada organ
target. (Guyton, 1996).
(Sherwood, 2011).
● Hipotiroid primer
Apabila gangguan terjadi karena
hipogenesis atau kelenjar tiroid
● Hipotiroid sekunder
(Huang SA,2007).
Iodium
Iodium merupakan mikronutrien
yang sangat dibutuhkan dalam
sintesis hormon tiroid yang
mempunyai peran sangat vital
dalam fungsi fisiologis organ tubuh.
Defisiensi iodium menyebabkan
produksi hormon tiroid berkurang
sehingga mengakibatkan gangguan
akibat kekurangan iodium
● Usia
● Gender
● Riwayat keluarga
● Riwayat penyakit autoimun
● Paparan radiasi
● Konsumsi Obat hipertiroid
● Operasi tiroid
(Berber, 2017)
Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala(½)
(Kemenkes, 2015).
Objektif Pasien
Hasil pemeriksaan fisik dijumpai keringat ● Hasil: Keringat dingin di seluruh tubuh
dingin diseluruh tubuh, kesadaran kompos Parameter: Pada hipotiroid terjadi
mentis dan terdapat benjolan dibagian kanan, intoleransi dingin (Grace dan Borley,
kenyal, tidak terfiksasi, dan tidak nyeri.
2007).
● Tinggi badan: 87 cm
● Berat badan: 14,5 kg ● Hasil: Kesadaran kompos mentis
● Suhu tubuh: 36,7 C Parameter: Kesadaran composmentis
● Besar benjolan: 0,5 -1 cm cooperative berarti keadaan seseorang
sadar penuh dan dapat menjawab
Hasil Pemeriksaan darah laboratorium:
pertanyaan tentang dirinya dan
● Kadar TSH: 7 mIU/L lingkungannya (Aprilia dan
● Kadar Free T4: 0,1 ng/dL Wreksoatmodjo, 2015).
Objektif Pasien
Uji Normal Hasil Keterangan
BB pasien: 14,5 kg
Normal: 13,3 kg - 22,4 kg
Simpulan: Normal
(Kemenkes RI, 2011).
Tinggi Badan Anak 4-5
TB pasien: 87 cm
Normal: 97,4 cm - 114,9 cm
Simpulan: Tidak normal, sangat pendek
(Kemenkes RI, 2011).
Tujuan Terapi Sasaran Terapi
● Menormalkan kadar hormon
tiroid dalam jaringan
● Mengurangi gejala ● TSH dinormalkan
simptomatik ● T3 dan T4 ditingkatkan
● Mencegah defisit neurologis
pada pasien
(Dipiro, 2015).
Terapi Farmakologi
PENGGUNAAN DOSIS LEVOTHYROXINE (1/3)
Levothyroxine merupakan satu-satunya obat untuk hipotiroid dan hanya bermain dalam menentukan
dosisnya saja agar tidak terjadi kegagalan terapi.
Penggunaan dosis Levothyroxine untuk Dewasa :
● Untuk pasien yang usianya kurang dari 50 tahun, dosisnya 1,7 mcg/kg/hari (dikali berat badan) dan
harus dilakukan monitoring TSH setiap minggu ke 6-8.
● Untuk pasien yang usianya > 50 tahun, serta pasien yang usianya < 50 tahun dengan penyakit
kardiovaskuler, dosisnya dikurangi menjadi 25-50 mcg/hari (tanpa dikali berat badan) dan harus
dilakukan monitoring TSH setiap minggu ke 6-8.
● Untuk pasien yang usianya > 50 tahun dengan penyakit kardiovaskuler dosisinya 12,5-25 mcg/hari
(tanpa dikali berat badan) dan harus dilakukan monitoring TSH setiap minggu ke 4-6.
● Untuk pasien hipotiroid yang masih ringan, diberikan dosis 25-50 mcg/hari (tanpa dikali berat
badan) dan harus dilakukan monitoring setiap minggu ke 6-8
(Medscape, 2018).
PENGGUNAAN DOSIS LEVOTHYROXINE (2/3)
Penggunaan dosis Levothyroxine untuk Pediatri :
1) Usia 1-3 bulan
● 10-15 mcg / kg / hari PO
● 5-7,5 mcg / kg / hari IV / IM
● Gunakan dosis awal yang lebih rendah (25 mcg / hari) jika pasien berisiko gagal jantung; jika serum awal
T4 lebih rendah dari 5 mcg / dL memulai pengobatan dengan dosis yang lebih tinggi (50 mcg / hari)
2) Usia 3-6 bulan
● 8-10 mcg / kg / hari PO atau 25-50 mcg / hari PO
● 4-7,5 mcg / kg / hari IV / IM
3) Usia 6-12 bulan
● 6-8 mcg / kg / hari PO atau
● 50-75 mcg / hari PO
● 3-6 mcg / kg / hari IV / IM
(Medscape, 2018).
PENGGUNAAN DOSIS LEVOTHYROXINE (3/3)
Penggunaan dosis Levothyroxine untuk Pediatri :
4) Usia 1-5 tahun
● 5-6 mcg / kg / hari PO atau
● 75-100 mcg / hari PO
● 2,5-4,5 mcg / kg / hari IV / IM
5) Usia 6-12 tahun
● 4-5 mcg / kg / hari PO atau 100-125 mcg / hari PO
● 2-3,75 mcg / kg / hari IV / IM
6) Usia > 12 tahun
● 2-3 mcg / kg / hari PO atau 150 mcg / hari PO
● 1-2.25 mcg / kg / hari IV / IM
(Medscape, 2018).
LEVOTHYROXINE (1/2)
Levotiroksin merupakan obat yang digunakan sebagai pengganti
kerja hormon tiroid dan sebagai terapi penekan untuk
mempertahankan kadar TSH pada rentang kadar normal (0,4-
2,5mU/L).
Levothyroxine (T4) adalah hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid, yang
dibuat melalui mekanisme iodonisasi dari tirosin pada tiroglobulin.
Levothyroxine dilepaskan dari tiroglobulin melalui proses proteolisis dan
disekresikan ke dalam darah. Pada jaringan perifer, tiroksin akan di
deiodinasi menjadi bentuk triiodothyronine (T3) yang dapat menyebabkan
efek stimulasi berlangsungnya metabolisme sel (Pubchem, 2018).
PIO
Indikasi: Hipotiroidisme
Kontraindikasi: Tirotoksikosis
Dosis: 75 mcg/hari
Cara penggunaan: Pagi hari saat perut kosong 30-60 menit
sebelum sarapan dengan cara dan waktu yang sama setiap harinya
Efek samping: Nyeri angina, aritmia, palpitasi, kram otot skelet,
takikardi, diare, muntah, tremor, gelisah, bergairah, insomnia, sakit
kepala, muka merah, berkeringat, demam, intoleransi terhadap
panas, berat badan turun drastis, otot lemah
Contoh : Euthyrox, Thyrax, Levothyroxine Actavis
(BPOM, 2015)
Perhatian : Penyakit jantung koroner, gagal jantung atau aritmia;
hipotiroid berat atau yang sdh lama terjadi. Penyakit endokrin,
misalnya DM, diabetes insipidus atau insufisiensi korteks adrenal;
koma miksedema. Anak, lanjut usia. Hamil & laktasi.
(Farmasiid, 2018).
Terapi Non-Farmakologi
Terapi Non - Farmakologi
1. Menghentikan pengonsumsian singkong dan kubis
Singkong dan kubis merupakan agen agen goitrogen. Goitrogen ini
adalah zat atau bahan yang dapat mengganggu pembentukan
hormone tiroid, sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.
Selain itu hindari juga pengonsumsian makanan seperi tempe, tahu,
daun singkong, brokoli, bawang, tomat, dan kacang-kacangan
(Djokomoelyanto, 1998).
2. Meningkatkan konsumsi Iodine
Sumber iodine yang paling banyak dapat diperoleh dari garam yang
mengandung iodium, ikan laut, dan tumbuhan dari laut (seperti
rumput laut) (DFMCH, 2017).
3. Hidroterapi
Hidroterapi merupakan suatu kegiatan yaitu duduk atau berbaring diatas air. Hidroterapi ini
menggunakan air dengan suhu yang berbeda. Dengan diam di dalam air dengan suhu berbeda ini
dapat memperkuat tubuh untuk mengendalikan suhu tubuh. Kelenjar tiroid memiliki peran penting
dalam mengatur suhu tubuh, maka dari itu hidroterapi dapat melatih dan memperkuat kelenjar
tiroid (DFMCH, 2017).
4. Yoga
Ada pose yoga yang diperkirakan dapat membantu kelenjar tiroid. Posenya yaitu sharvangasana atau
posisi lilin. Posisi ini mengalirkan darah langsung ke kelenjar tiroid yang membantu untuk menutrisi
dan menstimulasi kelenjar tiroid (Pajai dan Pajai, 2014)
5. Pengaturan Makanan
Untuk mengatasi gejala sembelit dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makakan tinggi serat,
makanan kaya probiotik, memperbanyak meminum air putih (Axe, 2017).
Konseling dan Monitoring
Konseling
1. Memberikan informasi mengenai nama obat yang diberikan yaitu levotiroksin.
2. Memberikan informasi cara penggunaan obat.
● Pemberian levotiroksin secara oral.
● Tablet bisa dihancurkan dan dicampurkan dengan air minum.
● Pemberian levotiroksin tidak boleh bersamaan dengan pemberian susu kedelai, zat
besi, dan kalsium dikarenakan terjadinya penurunan absorbsi dari levotiroksin.
3. Memberikan informasi waktu penggunaan obat
● Levotiroksin diberikan 1x sehari.
● Levotiroksin bisa diberikan pagi atau malam hari sebelum atau bersama dengan makan
asalkan diberikan dengan cara dan waktu yang sama setiap harinya.
(BPOM, 2015).
4. Memberi informasi efek samping obat
Nyeri angina, aritmia, palpitasi, kram otot skelet, takikardi, diare, muntah, tremor, gelisah,
bergairah, insomnia, sakit kepala, muka merah, berkeringat, demam, intoleransi terhadap
panas, berat badan turun drastis, otot lemah (BPOM, 2015).
5. Menekankan pentingnya minum obat secara teratur sesuai jadwal yang dianjurkan dokter dan
menekankan untuk tidak menghentikan pengobatan tanpa instruksi dokter.
6. Pasien mengalami hipotiroid, maka pasien dianjurkan mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung sumber yodium meliputi ikan air tawar, ikan laut, daging, susu, telur, bayam.
7. Sedangkan untuk bahan makanan yang harus di hindari yaitu sawi, singkong, daun singkong,
kangkung, kubis, gambas, kol, terong ungu, kacang panjang, buncis, keripik gadung, gatot, tape,
tiwul, keripik singkong dan jemblem karena bersifat goitrogenik yaitu bahan makanan yang
berpotensi menimbulkan gondok (Izati dan Trias, 2017).
8. Memberikan pertanyaan kepada wali pasien, apakah ada hal yang kurang
dimengerti dari yang telah dijelaskan sebelumya.
9. Meminta pasien untuk mengulangi informasi yang telah disampaikan.
Monitoring
Pemantauan lab
(IDAI, 2017)
Target pemeriksaan
(IDAI, 2017).
Jadwal dan Pemantauan kunjungan rawat jalan
(IDAI, 2017)
Fitoterapi
Gotu Kola/Pegagan ( Centella asiatica )
● Daun pegagan mengandung asam asiatica, asiaticoside, brahmoside,
dan asam brahmat yang disebut juga asam madekasat.
● Herbal ini memiliki efek enerzging dari ramuan ini meningkatkan
atau menstimulasi sintesis T4.
● Dosis:
Tingtur daun : daun segar (1:2 atau 1:3), diberikan sebanyak 15-30
tetes. Kering (1:5) dalam alcohol 60% konsumsi 15-40 tetes 1-3 kali
sehari.
Infusa dingin/panas : konsumsi 8 ons daun segar 1-3 kali sehari
Jus/salad : konsumsi 3-10 lembar daun segar.
(NCBI, 2003).
Ginseng siberian
● Eleutherosides terbukti meringankan gejala kelelahan fatigue
pada orang yang menderita hipotiroid untuk menambah
energi pada 86 subjek yanag diberikan Siberian gingseng
selama 2 bulan untuk 45 orang subjek dan 2 bulan untuk 41
orang subjek.
(NCBI, 2003).
Jahe
● Jahe telah diteliti dapat pada beberapa orang subjek dapat
menghambat pada tingkat metabolisme dan status energi
adenilat dapat merusak integritas selaput yang mengelilingi
hormon tiroid dalam folikel dan akhirnya melepaskan
hormon ke dalam sirkulasi (Sanavi dan Afshar, 2010).
● Jahe banyak mengandung ion ion seperti kalsium dan zink.
● Biasa dikonsumsi dengan ditambahkan pada makanan
berkuah dan diminum (Sanavi dan Afshar, 2010).
Selenium