Gangguan
Kelenjar Tiroid
Kelompok 3 (Gabungan)
PSIK A dan B 2019
PSIK A 2019
1. Omaliah Susilawati (11191040000004)
2. Mellyana Gusti Ayu (11191040000005)
3. Siti Farida Nuur’afifah (11191040000009)
4. Panesa Prasiska Saputri (11191040000010)
5. Dara Mustika (11191040000013)
6. Salwa Khairunnisa (11191040000014)
7. Ajeng Aulia Abdillah (11191040000016)
8. Yulia Retno Sari (11191040000021)
9. Alma Najah (11191040000030)
10. Nursuci Ariyani (11191040000036)
11. Rizka Maulia Amanda (11191040000043)
12. Lidini Anifah Armuna (11191040000048)
PSIK B 2019
1. Hani Muhibbah Lubis 11191040000051
2. Rosidah Hayati 11191040000057
3. Al Fitriah 11191040000059
4. M. Alfiansyah Bayu 11191040000063
5. Siska Rizki Asputri 11191040000065
6. Aghniya Shafa Salsabila 11191040000068
7. Neva Zulfia Rahmanty 11191040000071
8. Haifa Maulidia 11191040000077
9. Andra Maulida Fathira Fauziah 11191040000080
10. Putri Choirunnisa 11191040000087
11. Kuny Anisatul Aryahiyyah 11191040000095
01 REVIEW
Anatomi Fisiologi
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar
tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
Definisi hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran
darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
❖ Hipotalamus ❖ Hipofise
❖ Pankreas ❖ Tyroid
❖ Gonad ❖ Paratyroid
❖ Adrenal
Fisiologi Sistem Endokrin
● Sistem endokrin → mengontrol fungsi tubuh dengan peraturan zat kimia
atau hormon yang diangkut keseluruh tubuh dalam darah.
● Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf, yang bekerja sama
untuk mempertahankan homeostasis.
● Sistem endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem
saraf melalui neurotransmiter.
● Kelenjar endokrin melepaskan sekresi langsung ke
dalam darah.
● Kelenjar endokrin terdapat pada pulau Langerhans,
kelenjar gonad, kelenjar adrenal, hipofise, tiroid, dan
paratiroid.
REVIEW
Anatomi Fisiologi
Kelenjar Tiroid
Anatomi Kelenjar Tiroid
● Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin
● Kelenjar ini memiliki berat 15-20 gr (dewasa)
● Terletak di bawah laring pada kedua sisi dan sebelah
anterior trakea, serta terdiri dari 2 lobus (dekstra dan
sinistra).
● Diselimuti jaringan ikat longgar yang dibentuk dari patisi
fasia colli profunda menjadi bagian anterior dan posterior.
● Kapsul tiroid pada dasarnya tipis mempunyai lapisan
berserat membentuk septa-septa yang masuk ke dalam
kelenjar membentuk pseudolobulus tiroid.
Fisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid/gondok terletak di bagian bawah leher, kelenjar ini memiliki dua
bagian lobus yang dihubungkan oleh ismus yang masing-masing berbentuk lonjong
berukuran panjang 2,5-5 cm, lebar 1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan berkisar 10-20 gram.
Kelenjar tiroid sangat penting untuk mengatur metabolisme dan bertanggung jawab
atas normalnya kerja setiap sel tubuh.
●
seluruh ruang ekstraseluler.
Iodida secara aktif diangkut ke dalam sel folikel Metabolisme
tiroid oleh adenosine triphosphate
(ATP)-dependent process. Iodium
● Tiroid : tempat penyimpanan > 90% dari
kandungan iodium tubuh.
● ⅓ ion plasma hilang dibuang melalui ekskresi
ginjal.
Sintesis Hormon Tiroid, Sekresi, dan
Transportasi 02
01 Sintesis hormon tiroid melibatkan
Dimulai dari penangkap oksidasi iodida → iodin dan
iodida, melibatkan iodinasi residu tirosine di Tg
transport aktif melintasi membentuk MiT dan DiT.
membran basal tiroid
03
● ikatan 2 molekul DiT
membentuk T4.
05 ● 1 molekul DiT dan MiT
membentuk 3, 5, 3’ T3
Deiodinasi hasil iodida,
atau 3, 3’, 5’ RT3.
digunakan kembali
dalam tirosit.
04
Tg dihidrolisis melepaskan free
iodothyronine (T3 dan T4) dan
diidotyrosine.
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh aksis
hipothalamus-pituitari-tiroid. Hipotalamus menghasilkan TRH, yang
merangsang hipofisis untuk melepaskan TSH atau thyrotropin. TRH
mencapai hipofisis melalui sirkulasi porto venous. TSH disekresi oleh
hipofisis anterior dan diatur melalui umpan balik negatif oleh T3 dan T4.
Hipofisis memiliki kemampuan untuk mengonversi T4 menjadi T3. Hal ini
menjadi penting dalam kontrol umpan balik. T3 juga menghambat
pelepasan TRH.
Kelenjar tiroid bisa melakukan autoregulasi, yang memungkinkan
untuk memodifikasi fungsi independen TSH. Sebagai adaptasi terhadap
asupan iodida yang rendah, kelenjar tiroid akan mensintesis T3 lebih
banyak dari T4 sehingga meningkatkan efisiensi sekresi hormon.
Fungsi Hormon Tiroid
● Untuk pertumbuhan otak janin dan maturasi tulang.
T3 meningkatkan konsumsi O2, metabolisme basal dan produksi panas
melalui stimulatisasi Na+/K+ ATPase di berbagai jaringan.
● Berperan untuk pengaturan tingkat hipoksia dan hiperkapnia yang
normal.
● Meningkatkan motilitas usus (hipertiroid → diare ; hipotiroid → konstipasi)
● Meningkatkan pertukaran protein dan tulang, serta kecepatan kontraksi
dan relaksasi otot.
● Meningkatkan glikogenolisis, hepatik glukoneogenesis, absorbsi glukosa
intestinal serta sintesis dan degradasi kolesterol.
02
Klasifikasi
Penyakit
➢ Hipotiroidisme
➢ Hipertiroidisme
➢ Goiter (Gondok)
01. Hipotiroid
ETIOLOGI
Berbagai klasifikasi hipotiroid :
01 02
Primer
Tiroid gagal dalam Sekunder
memproduksi hormon
Defisiensi hormon TSH
tiroid
yang dihasilkan hipofisis
● Disgenesis tiroid
(kegagalan hipofisis).
Suatu sindroma klinis akibat penurunan ● Hipotiroid autoimun
produksi dan sekresi hormon tiroid atau ● Defisiensi Yodium
kelainan aktivitas reseptor hormon tiroid
(mengakibatkan penurunan laju
03
metabolisme tubuh). Tersier
Defisiensi TRH yang
dihasilkan hipotalamus
(kegagalan hipotalamik)
Patofisiologi Hipotiroidisme
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus.
1. Malfungsi kelenjar tiroid → peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak
adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan
hipotalamus → kadar hormon tiroid rendah → hipotiroid
2. Malfungsi hipofisis → penurunan kadar TSH , TRH dari hipotalamus tinggi
karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT →
kadar hormon tiroid rendah → hipotiroid
3. Malfungsi hipotalamus → penurunan kadar TSH dan TRH → kadar
hormon tiroid rendah → hipotiroid
(Anggraini et al., 2019)
Defisiensi hormon tiroid
mempengaruhi semua jaringan tubuh,
sehingga gejalanya bermacam-bermacam.
Kelainan patologis yang paling khas adalah
penumpukan glikoaminoglikan (kebanyakan
asam hialuronat) pada jaringan interstisial.
Frekuensi
Dispnea napas Kedalaman
menurun membaik napas
Penggunaan membaik Pemanjangan
Ventilasi otot bantu fase ekspirasi
1 menit napas menurun
meningkat menurun
INTERVENSI
1. Manajemen Jalan Napas
Observasi 2. Manajemen Pola Napas
● Identifikasi pola napas, bunyi napas tambahan,
sputum Observasi
Terapeutik ● Identifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas
● Monitor pola pernapasan
● Pertahankan kepatenan jalan napas (head tilt)
● Monitor bunyi napas
● Posisikan semi fowler/fowler ● Monitor sputum
● Berikan minum air hangat Terapeutik
Edukasi ● Posisikan semi fowler
● Ajarkan teknik batuk efektif ● Berikan minum hangat
● Lakukan pengisapan lendir < 25 detik
● Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan
pengisapan dan dukungan ventilasi, jika perlu
Edukasi
● Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
● Dorong dan ajarkan pasien untuk napas dalam
dan batuk
Kolaborasi
● Berikan obat (hiptonik dan sedatif) dengan
hati-hati
INTERVENSI
3. Pemantauan Respirasi
Observasi
● Monitor frekuensi irama, kelamaan pernafasan
oksimetri, denyut nadi
● Monitor adanya sumbatan pola napas
● Palpasi kesimetrisan paru
● Auskultasi bunyi napas
● Monitor nilai AGD
● Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
4. Dukungan Ventilasi
● Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi Observasi
● Dokumentasi hasil pemantauan ● Identifikasi kelelahan otot bantu napas
Edukasi ● Monitor status respirasi dan oksigenasi
● Jelaskan tujuan prosedur pemantauan Terapeutik
● Berikan oksigen
● Fasilitasi mengubah posisi senyaman
mungkin
Edukasi
● Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Dx 2. Konstipasi b.d penurunan
gastrointestinal
LUARAN : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan elimnasi fekal pasien membaik dengan kriteria hasil :
Kontrol
pengeluaran Mengejan Frekuensi
feses saat defekasi defekasi
meningkat menurun membaik
Keluhan
defekasi Konsistensi Peristaltik
lama dan feses usus
sulit membaik membaik
menurun
INTERVENSI
1. Manajemen Eliminasi Fekal
Observasi
●. Identifikasi masalah usus
2. Manajemen Konstipasi
●. Monitor BAB
Observasi
●. Identifikasi pengobatan yang berefek pada
● Auskultasi bising usus
kondisi gastrointestinal
● Pantau fungsi usus
Terapeutik
● Monitor tanda gejala ruptur usus
●. Berikan air hangat setelah makan
Terapeutik
●. Sediakan makanan tinggi serat
● Anjurkan diet tinggi serat
Edukasi
● Beri makanan yang kaya akan serat
●. Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik
Edukasi
●. Anjurkan pengurangan makanan yang
● Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi
meningkatkan pembentukan gas
dalam batas-batas toleransi latihan
Kolaborasi
● Ajarkan kepada klien, jenis makanan yang
●. Pemberian obat suppositoria
banyak mengandung air
Kolaborasi
● Pemberian obat pencahar dan enema, jika
perlu
Dx 3. Hipotermia b.d produksi kalor
menurun
LUARAN : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan termoregulasi pasien membaik dengan kriteria hasil :
Pemeriksaan Fisik
1. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroidl : Lakukan palpasi, apakah terdapat massa.
2. Optalmopathy : Ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan penonjolan kelopak mata.
3. Observasil adanya bola mata yang menonjol : Karena edema pada otot ektraokuler dan
peningkatan jaringan di bawah mata.
4. Pemeriksaan jantung: Komplikasi sering timbul, seperti kardioditis, dan gagal jantung.
5. Muskuloskeletal : Ditemukan adanya kelemahan otot, hiperaktif pada refleks tendon dan
tremor, iritabilitas.
Diagnosis Keperawatan
1. Defisit nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. gangguan metabolik
2. Risiko penurunan curah jantung d.d perubahan frekuensi jantung
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan energi dengan kebutuhan tubuh
4. Diare b.d program pengobatan (mis. agen tiroid)
5. Defisit pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenan
sumber informasi
Frekuensi
BB makan Membran
Bising usus
membaik membaik mukosa
membaik
Nafsu Tebal lipatan membaik
IMT makan kulit trisep
membaik membaik membaik
INTERVENSI
1. Manajemen Nutrisi
Observasi 2. Promosi Berat Badan
●. Vital sign setiap 8 jam
●. Observasi bising usus tiap pagi Observasi
●. Timbang berat badan tiap pagi ● Identifikasi penyebab BB kurang
Terapeutik ● Monitor BB
●. Anjurkan klien untuk diet tinggi kalori, ● Monitor albumin, limfosit, elektrolit
tinggi protein serum
Kolaborasi Terapeutik
●. Pemberian suplemen vitamin B ● Sediakan makanan yang tepat
compleks Edukasi
● Jelaskan jenis makanan yang
bergizi dan peningkatan kalori
Dx 2. Risiko penurunan curah jantung
d.d perubahan frekuensi jantung
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
LUARAN : curah jantungpasien meningkat dengan kriteria hasil :
Tekanan Lelah
Takikardia
darah menurun
menurun
membaik
Frekuensi Tekanan
Dispnea saat
nadi darah
aktivitas
meningkat membaik
menurun
Keluhan Frekuensi
lelah Warna kulit
napas
menurun membaik
membaik
INTERVENSI
1. Manajemen Energi
Observasi
2. Terapi Aktivitas
●. Identifikasi gangguan fungsi tubuh Observasi
●. Monitor pola tidur ● Pantau TTV dan catat nadi baik
●. Monitor kelelahan fisik saat istirahat atau melakukan
Terapeutik aktivitas
●. Lakukan latihan rentang gerak aktif Terapeutik
atau pasif ● Berikan sentuhan atau massage,
Edukasi bedak yang sejuk
●. Ajarkan tirah baring ● Catat perkembangan takipneu,
●. Ajarkan aktivitas secara bertahap dispneu, pucat, dan sianosis
●. Ajarkan strategi koping mengurangi Edukasi
lelah ● Sarankan klien mengurangi
aktivitas dan meningkatkan
istirahat
● Terapis okupasi
Dx 4. Diare b.d program pengobatan (mis. agen
tiroid)
LUARAN : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan eliminasi fekal pasien membaik dengan kriteria hasil :
Kontrol
pengeluaran Mengejan Frekuensi
feses saat defekasi defekasi
meningkat menurun membaik
Keluhan
defekasi Konsistensi Peristaltik
lama dan feses usus
sulit membaik membaik
menurun
INTERVENSI
1. Manajemen Diare
Observasi
2. Pemantauan Cairan
●. Identifikasi penyebab diare Observasi
●. Monitor warna volume,frekuensi ,dan ● Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
konsistensi tinja ● Monitor frekuensi napas
●. Monitor tanda gejala hypovolemia ● Monitor tekanan darah
●. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah ● Monitor berat badan
perinatal ● Monitor waktu pengisian kapiler
Terapeutik ● Monitor elestisitas atau turgor kulit
●. Berikan asupkan cairan oral ● Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
●. Pasang jalur intravena ● Identifikasi faktor risiko ketdiakseimbangan
●. Ambil sampel darah cairan
Edukasi Terapeutik
●. Anjurkan makanan porsi kecil ● Atur interval waktu pemantauan sesuai
●. Anjurkan menghindari makanan pembentuk dengan kondisi
gas,pedas, dan mengandung laktosa ● Dokumentasikan hasil pemantauan
Kolaborasi Edukasi
●. Pemberian antimotilitas ● Jelasakan tujuan dan prosedur pemantauan
●. Pemberian obat pengeras feses ● Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Dx 5. Defisit pengetahuan mengenai kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d tidak
mengenal sumber informasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
LUARAN : diharapkan tingkat pengetahuan pasien meningkat dengan kriteria
hasil :
Perilaku Verbalisasi
sesuai minat dalam
anjuran belajar
membaik meningkat
INTERVENSI
1. Edukasi Kesehatan
Observasi
● Identifikasi kesiapan kemampuan menerima
informasi
● Tinjau ulang proses penyakit dan harapan
masa depan
Terapeutik
● Memberikan materi dan media pendidikan
kesehatan
● Berikan info tentang tanda gejala hipertiroid
● Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
● Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
● Ajarkan perilaku hidup sehat
Asuhan Keperawatan
Goiter/Gondok
Diagnosis Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya jalan napas
2. Defisit nutrisi b.d kemampuan menelan makanan
1. Manajemen Nutrisi
Observasi
BB Nafsu
makan Bising usus ●. Identifikasi status nutrisi, intoleransi
membaik
membaik membaik makanan, kebutuhan kalori dan jenis
nutrien
●. Monitor intake makanan, BB, hasil
pemeriksaan lab
Frekuensi Tebal lipatan
IMT makan kulit trisep Terapeutik
membaik membaik membaik ●. Berikan makanan tinggi serat,
protein, kalori, suplemen makanan
Kolaborasi
●. Pemberian medikasi sebelum makan
Membran
mukosa
membaik
Thank
You!