Aspek Ekonomis
Bisnis bertujuan mencari keuntungan
Uang
Bisnis tidak dipandang sebagai aktivitas sosial
Good bisnis adalah bisnis yang membawa
keuntungan yang banyak
Sudut Pandang Moral
Tujuan utama bisnis adalah menghasilkan
keuntungan, tetapi keuntungan tersebut harus
dicapai secara moral (beretika)
alasannya:
1. Banyak hal-hal yang bertentangan dengan etika tetapi secara
hukum tidak melanggar
2. Proses untuk memunculkan produk hukum memakan waktu
yang lama sehingga muncul masalah baru yang harus yang
belum diatur dengan hukum
3. Mungkin hukum sudah dirumuskan dengan baik, namun karena
alasan sulit diterapkan, maka peraturan menjadi tidak ditatati
4. Hukum sangat mudah disalahginakan karena tidak ada hukum
yang sempurna, sehingga orang mencari celah hukum
5. Hukum seringkali menggunakan konteks/ istilah yang didalam
hukum sendiri tidak didefinisikan dengan jelas
Tolok Ukur ketiga sudut pandang
Hati nurani Perbuatan yang baik adalah
perbuatan yang dilakukan sesuai dengan hati nurani
Kaidah Emas Memperlakukan orang lain
sebagaimana memperlakukan terhadap diri sendiri
Penilaian Umum menyerahkan kepada
masyarakat umum untuk menilai (audit Sosial)
Faktor sejarah dan Budaya Dalam Etika Bisnis
1. Kebudayaan Yunani Kuno
Plato (427-347 SM) menolak perdagangan,
pedagang dianggap sebagai orang yang serakah, negara
yang baik adalah negara agraris
Aris toteles (384-322 SM) bisnis adalah kegiatan yang
tidak etis
2. Agama Kristen
Agustinus (354-350): Seorang pedagang bisa mungkin
tanpa dosa tapi tidak mungkin ia berkenan di hati Tuhan
3. Agama Islam
Islam dengan tegas menghalalkan perdangan (Al
Baqarah, 275) tapi menolak riba
Lanjutan
4. Kebudayaan Jawa
Masyarakat digolongkan ke dalam:
a. Golongan priyayi
b. Golongan dagang
c. Wong cilik
5. Sikap modern
motif pencapaian untung dalam bisnis sudah
menjadi fenomena modern saat ini, sehingga
bertujuan kepentingan diri sendiri (egoisme)
Lanjutan…
Masalah etika bisnis saat ini adalah masalah kuasa,
bisnis saat ini menunjukkan kuasa ekonomi yang luar
biasa, spt pusat finansial raksasa “Wall Street”
Kekuasaan tersebut mengakibatkan suatu tindakan
yang terlepas dari kontrol. Kekuasaan yang tidak
terkontrol kecenderungannya menyimpang, seperti
yang dikatakan oleh Lord Acton (abad 19) “ Power
tend to corrupt, absolute power corrupts absolutely”