L
K N G
I
S A N
N D TA
IJ A AN IU
G U L P
N U A N
E
P EN IH J A
P AG
E N
1 Jasa Audit dan Jasa
P Randal Jelder, Mark Penerbit Salemba Empat
Assurance Pendekatan S.Beasley, Alvin A.Arens, Jakarta, 2011
Terpadu (Adaptasi Amir Abadi Jusuf
Indonesia) buku 2 BAB 14
METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO
Auditor harus mengevaluasi potensi pelanggaran dan
mempertimbangkan risiko bawaan. Potensi dan risiko ini dapat
bervariasi sesuai dengan tujuannya, seperti halnya hasil pengujian
pengendalian dan identifikasi risiko, yang juga bervariasi sesuai tujuan.
Auditor juga harus mempertimbangkan hasil pengujian substantif dari
penjulan dan penerimaan kas.
Didalam mendesain pengujian perincian saldo piutang dagang, auditor harus memenuhi
delapan tujuan umum ini sama untuk seluruh akun, yang disebut tujuan audit terkait
saldo piutang dagang. Kedelapan tujuan tersebut adalah sebagai berikut
Janis-jenis Konfirmasi
1.Konfirnasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitor untuk
meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalam
konfirmasi tersebut benar atau salah.
2.Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitor, tetapi hanya meminta
respon jika debitor tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan dalam konfirmasi.
Penetapan Waktu (Timing)
Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh saat konfirmasi
tersebut dikrimkan segera mungkin setelah penutupan tanggal neraca. Dengan ini,
auditor dapat secara langsung menguji saldo piutang dagang dari laporan
keuangan tanpa perlu mempertimbangkan transaksi yang terjadi antara tanggal
konfirmasi dan tanggal neraca
Pengambilan Kesimpulan
Setiap salah saji harus di analisis untuk menentukan apakah hal ini
konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat yang ditetapkan
dalam risiko pengendalian. Jika, terdapat jumlah salah saji yang
signifikan dan tidak konsisten dengan evaluasi risiko
pengendalian maka perlu dilakukan revisi terhadap evaluasi dan
mempertimbangkan dampak revisi tersebut terhadap audit.
Mengembangkan Pengujian Atas Program Audit Perinci
Pengembangan prosedur program audit untuk pengujian perincian dalam siklus penjualan dan
penagihan.Prosedur ini ditentukan atas dasar pengujian pengendalian dan pengujian substantif.
2. Membuat prosedur analitis yang diindikasikan dalam skedul audit ke depan dan
menindaklanjuti setiap perubahan penting dari tahun sebelumnya.
3. Menelaah piutang dalam saldo untuk wesel dan piutang dagang pada pihak terkait.
4. Melakukan tanya jawab dengan manajemen apakah ada piutang kepada pihak terkait
wesel atau piutang dagang termasuk dalam neraca saldo.
5. Menelaah notulensi rapat pimpinan dan melakukan tanya jawab dengan manajemen
jika ada piutang yang dijaminkan.
6. Menelusuri 10 akun dari piutang dagang dari neraca saldo ke piutang dagang untuk
menghitung umur piutang yang dijaminkan.
7. Menjumlah kebawah saldo dari dua halaman neraca saldo pada kolom perhitungan
umur piutang dan saldo.
8. Menelusuri ke saldo buku besar.
15.Menelaah retur dan cadangan penjualan yang saldonya besar sebelum dan
setelah tanggal neraca.