Anda di halaman 1dari 27

Pemeriksaan Cairan Sinovial

Cairan sinovial adalah cairan bening lengket


yang dilepaskan oleh membran sinovial dan
bertindak sebagai pelumas untuk sendi dan
tendon. Cairan sendi terdapat dalam rongga
sendi dan merupakan penyuplai makanan bagi
kartilago sendi, pelumas dan pelindung sendi.
1. Aspirasi
Jarum dimasukkan ke dalam lutut antara ruang
sendi. Kemudian jarum ditarik/dihisap. Sampel
tersebut dikirim ke laboratorium untuk analisis.
2. Arthrocentesis
Lakukan anastesi lokal terhadap lokasi yang
dicurigai. Setelah dianastesi lokal, dokter akan
melakukan penyuntikan hinga masuk ke tempat
cairan sinovial berada (area diantara tulang).
• Analisis cairan sendi dilakukan jika
menemukan sesuatu yang mencurigakan di
daerah persendian, berupa:
 nyeri didaerah persendian
 eritema meliputi daerah persendian dan
sekitarnya
 inflamasi di daerah persendian
 akumulasi cairan sinovial
Pengambilan dan Penyimpanan
Spesimen

• Artrosentesis :
prosedur medis aspirasi perkutan secara
aseptik pada ruang sendi.
— Memperoleh cairan sendi/sinovial
— Mengurangi nteri sendi akibat efusi dgn
mengurangi jumlah cairan dan tekanan intra
artikuler.
• Tampung aspirasi dalam 4 tabung :

1. Tabung 1 (tanpa antkoagulasi): untuk tes


makroskopis, viskositas, tes musin
2. Tabung Il (dgn Antikoagulan EDTA) ; untuk tes
mikroskopis, hitung jenis, dan sel
3. Tabung III (Tabung harus steril berisi
heparin/EDTA): Untuk tes Mikrobiologi
4. Tabung tV (tanpa Antikoagulasi): untuk tes
kimia dan imunologi
Tes Makroskopik dan Analitik
Persiapan pasien &
Tes Alat & bahan Prinsip tes
sampel
Makin banyak volume
Volume Tidak ada Gelas ukur makin banyak
kerusakan
Setiap kalainan
Warna & kejernihan Tidak ada Tabung jernih member warna yang
berbeda pada cairan
As Hialuronat dapat
Viskositas Tidak ada Spoit menyebabkan
viscositas cair
Fibrinogen dapat
Bekuan spontan Tidak ada Tabung jernih menyebabkan sampel
membeku
Tabung reaksi
As Acetat
Aquades
membekukan
Bekuan Mucin Tidak ada Pengaduk
as.hialuronat dan
As.Acetat glasial
protein
As.Acetat 7N
Analitik

1. Volume:
— Cara kerja: Perhatikan volume cairan sendi yg dapat
diaspirasi
— Nilai rujukan: 0.1-3.5ml

2. Warna & kejernihan


— Cara kerja: Perhatikan warna & kejernihan sampel,
bedakan darah akibat aspirasi dengan darah yang
betul berasal dari cairan sendi
— Nilai rujukan : tidak berwarna dan jernih
3. Viskositas
— Cara kerja:
•Isap sampel dim spuit tanpa jarum
•Teteskan sampel keluar dr spuit, ukur panjang tetesannya
• Sampel diantara jari telunjuk dan ibu jari direntangkan , ukur
panjang rentangan
— Nilai rujukan: Panjang tanpa putus 4-5 cm
4. Bekuan spontan
— Cara kerja : Biarkan sampel selama 1 jam, lihat apakah ada
bekuan atau tidak
— Nilai rujukan : Tidak membeku
5. Bekuan Mucin (Mucin Clot)
— Cara kerja:
• Buat lart asam Asetat 7 N dari 40.8 ml asam acetat
glacial dan 100 ml air
• Masukkan 4 ml air aquades dalam tabung reaksi
kemudian tambahkan 1 mi cairan sendi lalu tambahkan
1 tetes asam acetat 7N aduk kuat-kuat lalu baca reaksi
segera
— Nilai rujukan : Mucin normal terlihat bekuan kenyal
dalam cairan jernih.
VOLUME >3,5 ml abnormal
Warna &  Kuning jernih : non inflamasi
Kejernihan  Kuning keputihan : inflamasi spesifik &
nonseptik karena bertambahnya leukosit
 Kuning kehijauan : septik/purulent
 Merah kecoklatan : hemoragik
Viskositas  Viscositas tinggi : non inflamasi
 Viscositas menurun (<4 cm) : inflamasi dan
septik
 Viscositas bervariasi : hemoragik
Bekuan spontan  Bekuan positif : proses peradangan, makin
besar bekuan makin berat peradangannya
Bekuan mucin  Musin baik (normal) : terlihat bekuan kenyal
dalam cairan
 Musin sedang: bekuan kurang kuat dan tidak
mempunyai batas tegas dalam cairan jernih
 Musin jelek: jika bekuan berkeping-keping
dalam cairan keruh
PEMERIKSAAN CAIRAN
SINOVIAL

• Macam —Macam tes :


1. Makroskopis
2. Mikroskopis
3. Kimia
4. Mikrobiologi
Test Mikroskopis
1. Hitung Sel
PRA-ANALITIK
— Persiapan pasien: tdk ada persiapan khusus
— Persiapan pasien;
•Cairan jernih: sampel diencerkan dgn NaCl 0,9%/Methilen
biru.
•Sampel kental: diencerkan dgn buffer hialuronidase.
•Caranya: 2 ml cairan sendi diinkubasikan dgn 150 1U
hialuronidase sim 1 jam pada suhu 37 C.
•Cairan sendi banyak mengandung eritrosit: gunakan HCL
1% karena cairan ini dpt melisiskan eritrosit.
— Prinsip tes : sampel diencerkan dan dimasukkan ke dim kamar hitung
dengan memperhitungkan faktor pengenceran, jumlah lekosit dapat diketahui.
— Alat dan bahan : Kamar hitung improve neubauer Pipet lekosit, selang
pengisap Mikroskop, kaca obyek dan kaca penutup
ANALITIK
• Cara kerja:
— isap sampel dgn pipet lekosit smpi tanda 0,5
— isap lart NaCl smpi tanda 11, pipet dl kocok beberapa mnt agar Isi
pipet tercampur baik, kmdn buang 4-5 tetes
— siapkan kamar hitung dan kaca penutup, teteskan Isi plpet perlahan-
lahan ke dalam kamr hitung
- Hitung jumlah leukosit yg tampak dalam kotak dengan lensa 10x. Hasilnya
dikali 50.
• NILAI RUJUKAN: JUMLAH LEKOSIT < 200/MM
2. Jenis Sel
•Praanalitik:
Persiapan Pasien: Tidak ada
Persiapan sampel: di periksa 1 jam stjh pengambilan
•Prinsip tes: Cairan sendi diapuskan diatas kaca obyek
kemudian diwarnai
•Alat dan bahan:
Sentrifuse, kaca obyek, metil alcohol
Larutan giemsa, Wrigt/May — grunwald giems (MGG)
Mikroskop, minyak emersi
Analitik:
Cara Kerja:
• Cairan sendi yg telah disentrifuse diapus dikaca obyek, biarkan
mengering
• Fiksasi dgn metil alkohol sim 5 mnt, tetesi MGG 1-2 menit
• Tambahkan larutan buffer PH 6.6, diamkan 3 menit, buang sisa larutan
• Warnai dengan giemsa biarkan 5-10 menit, cuci dengan air mengalir
lalu keringkan
• Baca di bawah mikroskop dgn pembesaran 100X dgn minyak emersi
• Nilai rujukan: jumlah neutrofil < 25 %
3. Kristal
Praanalitik:
— Persiapan pasien: tdk ada
• Persiapan sampel: sampe! di sentrifuse, sampel tdk boleh ada bekuan, segera
diperiksa
— Prinsip: jenis kristal tergantung jenis kelainan
— Alat dan bahan: kaca obyek,dan kaca penutup,, sentrifuse, mikroskop
Analitik:
Cara Kerja:
•Cairan disentrifuse
•1-2 tetes diletakkan diatas obyek, kemudian ditutup
•Baca dengan Mikroskop
Nilai rujukan: tidak ditemukan kristal dalam cairan sendi
Tes Kimia
1. Tes Glukosa
Tes glukosa cairan sendi dilakukan bersamaan tes
glukosa darah
• Praanalitik:
Preanalitik dan analitik: tes pd serum dan sendi sama
Persiapan pasien: Puasa 6-12 Jam
Persiapan sampel: Tdk boleh lisis, cairan sendi
disentrifuse lebih dahulu
• Prinsip :
• Larutan kerja (buffer/ATP/NADP/KHG-6-PDH)
ditambahkan ke dalam sampel dan terjadi reaksi
• Glukosa+ ATP HK G-6-P +ADP
• Heksokinase mengkatalisis fosforilase glukosa menjadi
glukosa -6 fosfat oleh ATP
• G-6-P + NADP G-6-PDH Glukonat- 6-P + NADPH + H
• Alat dan bahan:
Pipet mikro 50 ul, Cup sampel, rak sampel, Alat automatik
kimia klinik, Reagen 1: Buffer, Reagen 2: Hk/G-6-PDH
• Analitik : Alat automatik
• Nilai Rujukan: Perbedaan antara glukosa serum dan glukosa
cairan sendi adalah : < 10 mg %
• 2. Enzim
• Aktivitas enzim secara umum mempunyai nilai diagnosis yg kecil untuk
mengevaluasi efusi sendi
a. LDH
•Praanalitik
Persiapan pasien: Tidak ada persiapan khusus
Persiapan sampel: Tidak ada persiapan khusus
•Metode: kinetik UV
•Prinsip tes:
Piruvat + NADH + H* ——> L-laktat + NAD
NADH akan mengoksidasi secara langsung dengan bantuan aktivasi
LDH dan diukur dengan fotometer
• Alat dan bahan:
Pipet mikro 50 ul, tabung mikro, rak tabung,
Reagen1 : NADH 0,22 mol, Reagen 2: Tris 1,8
mmol, sodium Ch/Na
• Analitik: Automatik
Rujukan: 100-190 U/L
Tes Serologi

1. Tes Faktor Rematoid (RF)


• Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
• Persiapan sampel : Sampel segar telah disentrifugase
• Prinsip tes : RH dpt dideteksi dgn menggunakan
suspensi granula plastik yg dilapisi gamma globulin
manusia dan akan beraglutinasi jika ada faktor
rematoid
• Alat dan bahan : Stirrers, Aglutinasi slide, reagen
lateks RA, Kontrol positif dan kontrol negatif
Analitik:
Cara Kerja:
• Kocok perlahan reagen lateks sampai partikelnya tercampur
• 1tetes ke dalam lingkaran slide
• tambahkan 1 tetes reagen lateks di samping tetesan sampel
• campur scr merata sampel dgn reagen pakai ujung pipet sampai batas lingkaran
slide
• Goyangkan perlahan ke depan ke belakang setiap 2 detik selama 2menit
• Konfirmasi dgn kontrol + dan -
• Lihat apakah ada agiutinasi/tidak
Nilai Rujukan :
• Aglutinasi + : Kadar RF 2 8 IU/ml
• Aglutinasi - : Kadar RF < 8 IU/ml
2. Tes CRP (C-Reactive Protein)
Praanailitik :
• Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
• Persiapan sampel : Gunakan sampel segar yg telah disentrifus
• Prinsip tes :
Reaksi aglutinasi terjadi akibat adanya inflamasi atau nekrosis
jaringan
• Alat dan Bahan :
Stirrers, aglutination slide, reagen lateks CRP, kontrol positif,
kontrol negatif
Analitik :
Cara Kerja :
• Kocok perlahan reagen lateks sampai partikelnya tercampur
• 1 tetes ke dalam lingkaran slide
• tambahkan 1 tetes reagen lateks di samping tetesan sampel
• campur secara merata sampel dgn reagen pakai ujung pipet sampai batas
lingkaran slide
• Goyangkan perlahan ke dpn ke bikg setiap 2 detik selama 2menit
• Konfirmasi dgn kontrol + dan -
• Lihat apakah ada aglutinasi/tidak
Nilai Rujukan:
Aglutinasi + : Kadar CRP > 6 mg/I
Aglutinasi - : kadar CRP < 6mg/I
• 3. Tes ANA (Antinuklear Antibodi)
• Praanalitik :
• Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan
khusus
• Persiapan sampel :
larutkan semua sampel, kalibrator, kontrol positif,
dan kontrol negatif 1:40 yaitu dengan menambah 10
μl sampel dgn 400 μl larutan pengencer.
Pemeriksaan Mikrobiologi

• Dilakukan bila ada dugaan kelainan sendi


disebabkan infeksi. Mis: artritis gonoroika atau
artritis tuberkulosa
Pemeriksaan:
1. Pewarnaan Gram
2. Pewarnaan asam
3. Tes kultur

Anda mungkin juga menyukai