Kromatografi planar atau bidang atau datar: adsorben atau fasa diamnya
ditempel/direkatkan secara tipis dan merata diatas permukaan lempeng bidang
datar (bisa alumnium atau kaca). Sehingga dinamakan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT = TLC). Sampel ditotol atau diteteskan dibagian bawah lempeng tipis
(pelat) dan ditempatkan/ditegakkan dalam wadah = chamber yang sudah ada
pelarut/fasa gerak. Fasa gerak akan merembes di adsorben karena gaya
kapilaritas (kalau pada kromatografi kolom= fasa gerak bergerak karena gaya
gravitasi bumi) sambil membawa senyawa2 dari sampel yang kita totolkan tadi
dengan prinsip like dissloved like. Pemisahan terjadi karena perbedaan
kelarutan (koefisien distribusi).
KLT:
Umum
Istilah
Fase diam
Kromatografi Lapis Tipis = Thin Layer Chromatography
Rekayasa
Gambar samping, adalah pelat KLT yang sudah di
elusi/pengembangan. Gambar titik merah paling bawah
adalah sampel yang sudah ditotolkan, dan dielusi.
Muncul 4 bercak/noda , pink, coklat, biru, hijau, berarti
ada 4 senyawa/analit yang ada dalam sampel yang
ditotolkan tsb. Ke empat senyawa tsb dibedakan (analisa
kualitatif) dengan nilai Rf (retardation factor) yang
nilai/angkanya adalah jarak migrasi analit/senyawa dari
titik awal (titik merah) / jarak migrasi fase gerak setelah
pengembangan (retardation factor ) fase gerak adalah
latar yang warna kuning. Jarak kuning dihitung/diukur
pakai penggaris dari titik merah sampai kuning teratas
Misalnya menghitung nilai Rf dari noda/analit biru,
= 0,…
KLT:
Umum
KLT merupakan
Fase diam
1. Kromatografi cair
Peralatan
Penggunaan
Rekayasa
KLT:
Peralatan Selulosa
Kieselgur
Penggunaan
Rekayasa
KLT:
SILIKA GEL: SiOH, SiO2.xH2O
Umum
Sifat polar
Silika gel G (mengandung pengikat gipsum CaSO4: 5-15%
Fase diam
Silika gel S (mengandung pengikat starch =pati
Mekanisme Silika gel GF254 (mengandung pengikat gipsum & indikator
fluoresensi timah kadmium sulfida/mangan timah silikat aktif,
Penampak yang berfluoresensi pada 254 nm
Silika gel H/silika gel N (tanpa mengandung pengikat)
bercak
biasanya untuk kromatografi vakum
Penggunaan Silika gel PF 254 & 366 (untuk pemisahan preparatif &
mengandung indikator floresensi)
Rekayasa
KLT:
Penampak
bercak
Peralatan
Penggunaan
Rekayasa
KLT:
Umum
KIESELGUR
bercak
Peralatan
Penggunaan
Rekayasa
KLT:
Umum
Rekayasa
KLT:
Peralatan
Penggunaan
Rekayasa
KLT:
Umum
Menggunakan pelarut campuran polar (misal
asetonitril/air) senyawa lebih polar (air) diserap dalam
Fase diam selulosa dimana berfungsi sebagai fase diam cair.
Mekanisme
Penampak
bercak
Peralatan
Penggunaan
Rekayasa
KLT:
Umum
Fase diam
Penampak Bercak/noda:
Mekanisme
1. Visual => analit berwarna
Penampak 2. Penampak bercak kimia
Misalnya: Uap Iodium, Asam sulfat
bercak
pekat, ninhidrin
Penggunaan
Rekayasa
KLT:
Umum
Penampak Bercak kimia, berdasarkan sifatnya:
Fase diam
1. Permanen: Asam sulfat pekat, ninhidrin
2. Sementara: Uap Iodium
Mekanisme
bercak
1. Spesifik:
ninhidrin: untuk zat dengan atom N (protein,
Peralatan Alkaloid dll)
2. Umum:
Penggunaan
Uap Iodium, Asam sulfat pekat (hampir semua zat)
Rekayasa
Penampak bercak atau noda diperlukan jika noda atau bercak
nya tidak berwarna (tidak kelihatan). Dengan penampak
bercak, bisa dilihat berapa banyak analit/senyawa dalam suatu
sampel
Seperti yang dibahas dibelakang, bisa asam sulfat pekat yang
disemprotkan ke plat KLT, atau uap iodium dll.
Tapi ada juga lempeng atau plat KLT itu sendiri sudah
ditambahkan zat yang berfluorisensi, sehingga bercak/noda
tsb akan terlihat bila kita tempatkan dibawah lampu UV
KLT:
Umum
Fase diam
Mekanisme
Penampak
bercak
Peralatan
Penggunaan
Rekayasa
Chamber
Penjenuhan Chamber
Umum
Fase diam
Mekanisme
Penampak
bercak
Peralatan
Penggunaan
Umum
Fase diam
Mekanisme
Penampak
bercak
Peralatan
Rekayasa
Efek Penjenuhan plat pengembangan plat
Metode Pengembangan pada KLT
Berdasarkan Dimensi
Pengembangan 1 dimensi
> 1 tahap
> lebih dari 1 tahap
Pengembangan 2 dimensi
Pemisahan KLT 2 dimensi
Gambar kiri atas adalah waktu
elusi/pengembangan pertama,
ada 3 noda yang kelihatan,
hijau, biru dan pink.
Gambar kiri bawah, pelat KLT
tadi di elusi dalam posisi rebah,
ternyata yang warna pink masih
ada analit kuning sehingga
sebenarnya ada 8 analit yang
ada dalam sampel yang kita
totolkan.
KLT:
Umum
Penggunaan KLT
Fase diam
Rekayasa
KLT:
Umum
Bagaimana mendapatkan komposisi fase gerak
yang baik untuk KLT????
Fase diam
Rekayasa
KLT:
Umum
Contoh Peningkatan Kepolaran secara Gradien
Fase diam
Penggunaan Dst.
Rekayasa
Berdasarkan jenis fase, pengembangan dibagi:
Fase normal: jika fase diam lebih polar dari fase gerak
Fase terbalik: jika fase gerak lebih polar dari fase diam
Rekayasa
Cara Menyari/ekstrasi hasil kerokan (langkah
ke-4)
Fase diam
Totolkan senyawa pembanding yang diketahui
kadarnya
Mekanisme
Gunakan pipet kapiler terukur volumenya /
Penampak
microsiringe
Hitung luas zona, atau itensitas dari sampel dan
bercak bandingkan dengan senyawa pembanding
Untuk menghitung intensitas anda bisa gunakan
Peralatan
KLT scanner/densitometer atau dikerok dan
gunakan spektrofotometer
Penggunaan
Rekayasa
KLT – DENSITOMETRI atau KLT Scanner
Maksud:
Mendapatkan pemisahan dan hasil analisis yg
lebih baik dari KLT biasa.
Kelebihan:
Pada fase diamnya; berukuran sangat halus dan
pori-porinya seragam serta tebal lapisan nya
hanya 0,1 mm.
Ukuran partikel diam yang lebih kecil ini akan menye-
babkan semakin besarnya jumlah lempeng teoritis,
karenanya pemisahan menjadi lebih efisien.
Kelebihan lain;
Sampel digunakan lebih sedikit (bercak penotolan-
nya berdiameter 0,1 – 0,5 mm)
Lempeng dengan ukuran 10 x 10 cm sudah cukup
untuk analisis ( = hemat fasa gerak)
Fasa diam yang digunakan hanya silika gel
KROMATOGRAFI KERTAS
Kromatografi planar atau bidang atau datar,
selain KLT juga ada satu lagi yaitu
kromatografi kertas (kertas = datar atau
planar permukaannya)
KROMATOGRAFI KERTAS = PAPER
CHROMATOGRAPHY