Anda di halaman 1dari 36

PIROGEN

ANITA LUKMAN
BENNI ISKANDAR
DEFINISI

Pirogen adalah produk metabolisme mikroorganisme


umumnya berasal dari bakteri, kapang serta virus, yang
terdiri dari lemak yang berhubungan dengan suatu molekul
pembawa n polisakarida dan peptida
Pirogen adalah senyawa yang menyebabkan kenaikan suhu
tubuh akibat penggunaan produk farmasi yang diberikan
secara intravena.
Semua endotoksin bersifat pirogen, tapi tidak semua
senyawa pirogen merupakan endotoksin
• Endotoksin: toksin yang dihasilkan bakteri Gram
negatif
• Endotoksin terdiri dari Lipopolisakarida terikat pada
Protein dan fosfolipid
• Pyro: keadaan/ bentuk yang berhubungan dengan
panas
• Gen: membentuk/ menghasilkan
• Pirogen ini merupakan senyawa yang jika masuk ke
aliran darah akan mempengaruhi suhu tubuh dan
biasanya menghasilkan demam.
• Pengobatan demam yang disebabkan oleh pirogen
sangat sulit dan pada beberapa kasus dapat
menyebabkan kematian.
Sumber pyrogen

• Pelarut
• Obat
• Peralatan
• Metode penyimpanan
Substan yang harus bebas pyrogen
1. Aqua pro injeksi
2. Larutan infus
3. Antibiotika
4. Garam asam organik (kalsium glukonas)
5. Produk-produk hewani : heparin, gelatin, chorionic
gonadotropin
6. Obat iv untuk tujuan diagnostik : inulin,
indigocarmin
7. Produk-produk darah
• Human Albumin
Infus
• Injeksi volume besar pyrogen juga
besar
• Secara iv efek cepat
• Pasien gawat fatal

• BPC : > 10 ml harus bebas pyrogen


Jenis Pirogen
1.    Pirogen endogen
•Pirogen endogen adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
tubuh kita sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman
penyakit yang masuk ke tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1),
interleukin-6 (IL-6), alpha-interferon, dan tumor necrosis
factor (TNF).
2.    Pirogen eksogen 
•Pirogen eksogen merupakan faktor eksternal tubuh yang
menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya
bagian dari sel bakteri dan virus. Selain itu, bisa juga berupa zat
racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau virus tertentu. 
SIFAT-SIFAT PYROGEN
• Thermostabil
• Larut dalam air
• Tidak dipengaruhi oleh bakterisida biasa
• Tidak menguap
• BM 15.000 – 4.000.000
• Ukuran 1 – 50 µm
dapat dihancurkan dengan:
• basa kuat
• diserap dengan membran
bermuatan positif
• disaring dengan ultrafiltrasi
• Pemanasan tinggi >200oC
Penentuan pyrogen
• Pyrogen kuantitatif
secara fisikokimia
• Pyrogenitas kualitatif
secara biologis
Pyrogen secara fisikokimia
• Fotokolorimetri
Reagen tetrabrom phenolphtalein
(TBP), dengan asam asetat
menimbulkan warna
• Polarografi
• Elektroforesis
• Spektrofotometri
Penentuan Pirogen Secara Kualitatif
• Pengukuran temperatur
badan hewan percobaan
(Rabbit Test)
• Perhitungan sel darah
putih
• Test LAL (Limulus
amebocyte lysate)
1. Pengukuran suhu badan hewan
percobaan (Rabbit Test)
• Hewan perc : kelinci (peka thdp pyrogen)
• Prinsip: kenaikan suhu badan kelinci bila
diinjeksi dengan lar. Obat suntik yang
mengandung pyrogen secara i.v
• Pengukuran suhu badan melalui rektal
• Tidak mengalami penurunan BB
seminggu sblm pengujian (FI III)
Kelinci yang dapat digunakan:
• Tiga hari sblmnya telah dilakukan untuk
pengujian pyrogenitas, hasil negatif
• Tiga minggu sblmnya telah digunakan
untuk pengujian pyrogenitas, sediaan uji
memenuhi syarat
• Telah digunakan kapan saja untuk
pengujian pyrogenitas dan respon rata-
rata kelompok kelinci tidak melebihi
1,2˚C
Alat
• Termometer dengan ketelitian 0,1˚C
• Dapat dimasukkan ke dalam rektal
sedalam 5 cm
• Terbuat dari kaca atau bahan lain yang
cocok, tahan pemanasan 250˚C
Sediaan uji
• Zat uji yang diencerkan atau
dilarutkan dengan NaCl steril
bebas pyrogen
Cara pengujian
1. Uji pendahuluan
2. Pengujian utama
3. Penafsiran hasil
Uji pendahuluan
• 1-3 hari sblm pengujian disuntikkan NaCl
steril bebas pyrogen secara i.v
• 10 ml/kgBB
• Beda suhu ruangan dengan suhu
pemeliharaan tidak lebih dari 3oC
• Selama 1 malam hingga pengujian selesai
tidak diberi makan
• Selama pengujian tidak diberi minum
• Catat suhu dimulai 90 menit sebelum
penyuntikan hingga 3 jam setelah
penyuntikan, interval 30 menit
• Kelinci yang menunjukkan beda suhu
lebih dari 0,6˚C tidak dapat
digunakan untuk pengujian utama
Pengujian utama
• 1 kelompok, tdd 3 ekor kelinci
• Hangatkan sediaan uji hingga ± 38,5oC
• Disuntikkan perlahan-lahan ke vena auricularis
• Waktu penyuntikan tidak lebih dari 4 menit
• Volume tdk kurang dari 0,5 ml/ kg bb dan
tidak lebih dari 10 ml/kg BB
• Jika gagal, ulangi hingga 4 kali, tiap kali me use
1 kel, tdd 3 kelinci
Penafsiran hasil
• Suhu awal : suhu rata-rata 2 pembacaan
suhu dengan interval 30’ dilakukan 40
menit sblm penyuntikan
• Suhu maks : suhu tertinggi yang dicatat
selama 3 jam setelah penyuntikan
sediaan uji
• Catat suhu dimulai 90 menit sebelum
penyuntikan hingga 3 jam setelah
penyuntikan, interval 30 menit
• Suhu respon : selisih antara suhu
awal dan suhu maks tiap kelinci
• Jika respon negatif, dianggap nol
• Kelinci memenuhi syarat :
Beda suhu awal antara kelinci
satu dengan yang lain tidak lebih
dari 1oC
• Kelinci tidak memenuhi syarat:
suhu awal lebih kecil dari 38˚C
dan tidak lebih besar dari 39,8˚C
Penafsiran Hasil
• Jumlah respon tidak melebihi kolom 2, tidak
memenuhi jika melebihi kolom 3 untuk tiap
kelompok
• Jika jumlah respon terletak antara kolom 2
dan 3, pengujian diulangi
• Jika pada pengulangan jumlah respon
melebihi 6,6˚C sediaan uji tidak memenuhi
syarat
Persyaratan hewan utk uji pyrogenitas

Jumlah kelinci Sed.uji memenuhi Sed.uji tidak


syarat jika respon memenuhi syarat
tidak melebihi jika jumlah respon
melebihi

3 1,2 2,7
6 2,8 4,3
9 4,5 6,0
12 6,6 6,6
Perhitungan Sel Darah Putih
• Injeksi larutan obat suntik yang mengandung
pirogen pada pembuluh balik darah kelinci
akan menyebabkan terjadinya perubahan sel
darah putih, misalnya penurunan limposit dan
naiknya neutrofil. Perubahan ini dijadikan
indikator terhadap adanya aktifitas pyrogen
3. Test LAL

• Lymulus amebocyte lysate,


berupa ekstrak cair sel-sel darah
kepiting ladam kuda (limulus
polyphemus) akan
menggumpal dengan adanya
pyrogen
Penghilangan Pyrogen
1. Destilasi
2. Pemanasan
3. Penyerapan
4. Depyrogenasi
5. Dengan penukar ion
6. Dengan gamma radiasi
7. Getaran ultrasonik
1. Destilasi

• Dilakukan beberapa kali


• Dapat ditambahkan KMnO4 0,5%
• Alat dari kaca atau logam yang
cocok
• Dilengkapi dengan labu percik
2. Pemanasan
a. Larutan
• 6 – 8 jam pada suhu 120oC (autoklaf)
• 30’ – 1 jam pada 140oC (autoklaf)
b. Dalam keadaan kering
• 30’ pada suhu 250oC
• 2 jam pada suhu 200oC
3. Penyerapan

• Pelaksanaan terbagi 2:
a. Berbentuk saringan
• Asbes aktif
• Norit aktif
b. Berbentuk bubuk
• Carbo adsorben
• Asbes aktif
• Kieselguhr, silika, kaolin
4. Depyrogenasi
a. Dengan oksidator
• KMnO4
dimasak dalam suasana asam/basa, bilas dengan
aqua steril bebas pyrogen, keringkan 1 jam pd
250˚C
• Na/K.bikromat dalam asam sulfat pekat,
utk alat-alat gelas, direndam 1 hari, bilas,
dikeringkan dengan pemanasan selama 1 jam pd
160 – 180˚C
• H2O2
Didihkan selama 1 jam 15’, setelah mendidih
tambahkan H2O2 0,1%
b. Dengan asam/basa kuat
 NaOH

Alat direndam 1 hari, bilas


dengan aqua steril bebas
pyrogen
PENGERJAAN PEMBEBASAN
PIROGEN DI LABORATORIUM

Pembebasan pirogen dilakukan dengan


menambahkan karbon aktif 0,15% dari
volume total larutan yang dihangatkan
pada suhu 60-70oC selama 15 menit sambil
sesekali diaduk lalu disaring

Anda mungkin juga menyukai