Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kritis Jurnal

Soil macrofauna as indicators of soil quality and land use


impacts in smallholder agroecosystems of western Nicaragua
Laurent Rousseau, Steven J. Fonte, Orlando Téllez, Rein van der Hoek, Patrick Lavelle

OLEH : ABDUL FATTAH NOOR (190342720808)


Tentang Jurnal
Judul : “Makrofauna tanah sebagai indikator kualitas tanah dan dampak penggunaan lahan di
agroekosistem petani kecil di barat Nikaragua “
Penulis : Laurent Rousseau, Steven J. Fonte, Orlando Téllez, Rein van der Hoek, Patrick Lavelle
Publikasi : www.elsevier.com/locate/ecolind (2012 Diterbitkan oleh Elsevier Ltd)
Tema : Indikator Ekologi
Masalah
Lokasi penelitian : Nikaragua barat terletak di tanah lereng bukit yang sangat rentan dan didominasi oleh
hutan kering tropis yang beragam secara biologis.
Mata pencaharian utama adalah pertanian sehingga hutan di rubah (di alih fungsi) menjadi
pertanian/perkebunan dengan cara ditebang dan di bakar (Masyarakat miskin).
Menyebabkan erosi dan kehilangan bahan organik tanah.
Sehingga hasil panen dapat menurun drastis hanya dalam beberapa tahun, lalu tanah yang sudah tidak
produktif akan ditinggalkan oleh warga dan mencari lahan baru
Makrofauna tanah sebagai indikator
kualitas tanah
Makrofauna tanah misalnya semut,cacing tanah, perannya yaitu menjaga kesuburan tanah
melalui perombakan bahan organik, distribusi hara, peningkatan aerasi tanah dan sebagainya.
Menurut Rousseau et al. (2013), makrofauna tanah merupakan indikator yang paling sensitif
terhadap perubahan dalam penggunaan lahan, sehingga dapat digunakan untukmenduga
kualitas lahan.

www.forda-mof.org
Kebiasaan tradisonal petani di Nicaragua

http://gallery.csf.or.id/
Cara Alternatif yaitu dengan
the Quesungual Slash-and-Mulch Agroforestry System
(QSMAS)
Sistem ini mengandalkan kumpulan beragam spesies pohon asli diselingi dengan tanaman (jagung, kacang-
kacangan dan sorgum) untuk menstabilkan lereng bukit, meningkatkan kualitas tanah kesuburan, dan
menjaga kelembaban tanah yang vital ( Hellin et al., 199 9 ).

N. Pauli et al. / Applied Soil Ecology 47 (2011) 119–132


Tujuan
1. untuk memeriksa dampak pengelolaan lahan tradisional pada kualitas fungsi
tanah dan untuk lebih memahami potensi sistem QSMAS untuk memperbaiki
dampak merusak pertanian ekosistem yang berbasis keanekaragaman hayati
2. untuk mengasosiasikan taksa makrofauna tanah sebagai indicator Kualitas
tanah
Metode
Membandingkan Keanekaragaman dan kelimpahan makrofauna
1. Traditional cropping system (TS) : dengan ditebang dan dibakar
2. silvopastoral system (SP) : dengan padang rumput yang dinaturalisasi, kepadatan rendah pohon dan
semak asli dan seringnya masuk ke ternak
3. Quesungual slash- and-mulch agroforestry system (QSMAS) : kumpulan beragam spesies pohon asli
diselingi dengan tanaman (jagung, kacang-kacangan dan sorgum) untuk menstabilkan lereng bukit
4. secondary forest (SF) (Sebagai Acuan)
Hasil dan kesimpulan
1. Keanekaragaman dan kelimpahan makrofauna
SF> QSMAS>SP>TS
Meskipun kualitas tanah secara keseluruhan di bawah QSMAS lebih rendah dari SF, sistem ini menunjukkan kelimpahan
(jumlah individu) makrofauna tanah tertinggi dan tampak setidaknya mengurangi sebagian konsekuensi negatif dari konversi
hutan pada fungsi tanah.
QSMAS sangat memperpanjang fase produktif agroekosistem lebih dari 7 tahun daripada kebiasaan tradisional tebang-dan-
bakar)
QSMAS telah menunjukkan ketangguhan yang luar biasa di saat badai dan kekeringan, sehingga memfasilitasi adopsi dan
adaptasitation di seluruh zona iklim yang sama di Mesoamerika ( Ayarzadan Welchez, 2004)
Daftar Pustaka
Ayarza, M.A., Welchez, L.A., 2004. Drivers effecting the development and sustaina- bility of the
Quesungual Slash and Mulch Agroforestry System (QSMAS) on hillsides of Honduras.
Comprehensive Assessment Bright Spots Project Final Report, CIAT.
Hellin, J.,Welchez, L.A., Cherrett, I., 1999. The Quezungual Indigenous System: An agroforestry system
229–237. From western Honduras. Agrofor. Syst.46,
N. Pauli et al. / Applied Soil Ecology 47 (2011) 119–132
Rousseau et al. / Ecological Indicators 27 (2013) 71–82
www.forda-mof.org

Anda mungkin juga menyukai