Anda di halaman 1dari 7

RESUME ARTIKEL PENGELOLAAN AGROEKOSISTEM LAHAN BASAH

TUGAS PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM


ASPEK BUDIDAYA PERTANIAN

Disusun Oleh:
Nama : Nala Purnamasyari
NIM : 225040200111200
Kelas : Agroekoteknologi-R
Asisten : Natasha Arumi Virgiawan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
Artikel 1. The Marceño Agroecosystem: Traditional Maize Production and Wetland
Management in Tabasco, Mexico
Studi ini berfokus pada agroekosistem marceño, sebuah sistem pertanian tradisional
di daerah banjir di dataran aluvial Tabasco, Meksiko, dimana jagung asli yang disebut
"mején" ditanam selama musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan
potensi wilayah penerapan sistem marceño dan implikasinya terhadap pertanian lokal dan
konservasi ekologi di Tabasco. Studi ini menggunakan sistem informasi geografis (GIS)
untuk mengkarakterisasi dan menentukan area dimana marceño dipraktekkan dan
menentukan variabel bioklimatik dari lokasi dimana 16 spesies tanaman liar yang terkait
dengan pengelolaan marceño tumbuh. Marceño diamati di 203 lokasi di delapan kotamadya
Tabasco, mencakup sekitar 2% wilayah negara bagian, pada ketinggian 1-7 m. Wilayah yang
dihitung dengan potensi penerapan marceño adalah sekitar 18,4% dari luas negara bagian.
Studi ini juga mengembangkan model probabilitas kejadian marceño melalui MaxEnt, yang
ditumpangkan pada model ketinggian untuk mengidentifikasi wilayah penerapan potensial.
Para penulis menemukan bahwa sistem marceño mencakup kurang dari 10% wilayah
potensial. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya marceño sebagai strategi pertanian
berkelanjutan untuk pengembangan pertanian lokal dan sarana konservasi ekologi dan
restorasi lahan basah. Studi tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 61,6% wilayah Tabasco
terletak di dataran rendah yang rentan terhadap siklus banjir, dan agroekosistem marceño
dikenal karena kesuburan tanahnya yang tinggi dan hasil panen jagung yang baik di daerah
banjir. Temuan ini menunjukkan bahwa mendorong praktik-praktik produktif, seperti
marceño, merupakan prioritas untuk memastikan ketersediaan barang yang cukup dan
terdiversifikasi tanpa kerusakan ekosistem lahan basah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
Sistem marceño mewakili alternatif yang layak untuk mendorong produksi pangan dan
restorasi ekologi di wilayah tropis yang mengalami siklus banjir dan kemiskinan pangan,
yang menekankan pentingnya sistem pertanian tradisional bagi kedaulatan pangan, adaptasi
perubahan iklim, dan konservasi ekologi.

Artikel 2. Pasture management, grazing, and fire interact to determine wetland


provisioning in a subtropical agroecosystem
Studi ini menyelidiki dampak intensitas pengelolaan padang rumput, pengecualian
ternak, dan pembakaran terhadap jasa ekosistem di lahan basah dalam agroekosistem.
Penelitian ini secara khusus menguji parameter seperti biomassa tanaman tegakan,
produktivitas primer bersih tahunan, kelimpahan spesies, nutrisi jaringan tanaman, dan nilai
nutrisi hijauan di Florida, AS. Temuan ini menunjukkan bahwa lahan basah di padang rumput
yang dikelola dengan baik menunjukkan produktivitas dan tegakan biomassa yang lebih
besar, terutama ketika ternak tidak diikutsertakan dan lahan basah terkena kebakaran yang
ditentukan. Studi ini menyoroti manfaat potensial dari pengelolaan yang ditargetkan, seperti
pemagaran lahan basah tertentu dan penerapan penggembalaan dengan intensitas rendah,
dalam meningkatkan layanan penyediaan sekaligus meminimalkan dampak yang terus-
menerus terhadap ekosistem. Penelitian ini menekankan pentingnya memahami dan
mengelola lahan basah untuk praktik pertanian berkelanjutan dan jasa ekosistem.

Artikel 3. Local Wisdom of the Wetland Swamps Agricultural System for a Sustainable
Environment

Penelitian ini menyelidiki pemanfaatan teknik persemaian padi terapung sebagai


kearifan lokal di lahan basah rawa suku Ogan di Pemulutan. Dengan menggunakan metode
etnografi, penelitian ini menyoroti pemanfaatan tumbuhan liar seperti rumput rawa dan alga
air tawar sebagai media pembibitan padi terapung. Hal ini juga mengidentifikasi dominasi
lahan dangkal di lahan pertanian dan menekankan potensi pertanian di lahan dangkal dan
menengah. Studi ini mengungkapkan bahwa sistem pertanian rawa lahan basah masyarakat
Ogan memanfaatkan tanaman liar untuk membuat rakit untuk pembibitan padi terapung.
Makalah ini membahas lebih lanjut karakteristik rawa lahan basah di wilayah tersebut,
menekankan ciri-ciri dan ketidakpastian genangan, serta potensi pemanfaatan pertanian di
lahan dangkal dan menengah. Temuan menunjukkan bahwa penggunaan persemaian padi
terapung merupakan bentuk kearifan lokal untuk pengelolaan lingkungan berkelanjutan di
lahan basah rawa Pemulutan.

Artikel 4. A Framework for the Development of Wetland for Agricultural Use in


Indonesia
Artikel ini menyajikan kerangka pengembangan lahan basah untuk keperluan
pertanian di Indonesia, yang bertujuan untuk mengatasi tantangan dalam memenuhi
kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah di tengah menyusutnya luas lahan
pertanian. Kerangka kerja ini mencakup karakterisasi lahan, analisis sejarah, pengembangan
teknologi, dan optimalisasi pembangunan, menekankan pentingnya faktor-faktor seperti
karakterisasi lahan-tanah-air, desain lanskap dan penggunaan lahan, dan pengembangan
masyarakat untuk keberhasilan pengembangan lahan basah. Makalah ini membahas sejarah
pengembangan lahan basah di Indonesia, menyoroti keberhasilan dan kegagalan, dan
menekankan perlunya pendekatan holistik. Laporan ini juga menguraikan pembelajaran dari
perkembangan masa lalu, seperti pentingnya pengelolaan air, partisipasi masyarakat lokal,
pembangunan integratif, pengelolaan terpadu, dan penghormatan terhadap kearifan lokal
dalam pengembangan lahan basah. Para penulis menyarankan agar kerangka kerja ini dapat
diadopsi oleh wilayah tropis lainnya untuk tujuan serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Peraza-Villarreal, H., Casas, A., Lindig-Cisneros, R., & Orozco-Segovia, A. (2019). The
marceño agroecosystem: Traditional maize production and wetland management in
Tabasco, Mexico. Sustainability, 11(7), 1978.
Sakir, I. M., Saptawan, A., & Juniah, R. (2021). Local wisdom of the wetland swamps
agricultural system for a sustainable environment. In IOP Conference Series: Earth
and Environmental Science (Vol. 810, No. 1, p. 012021). IOP Publishing.
Sonnier, G., Quintana‐Ascencio, P. F., Bohlen, P. J., Fauth, J. E., Jenkins, D. G., & Boughton,
E. H. (2020). Pasture management, grazing, and fire interact to determine wetland
provisioning in a subtropical agroecosystem. Ecosphere, 11(8), e03209.
Sulaiman, A. A., Sulaeman, Y., & Minasny, B. (2019). A framework for the development of
wetland for agricultural use in Indonesia. Resources, 8(1), 34.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai