Anda di halaman 1dari 13

PENGALAMAN PETANI DALAM KONSERVASI LAHAN

MELALUI USAHA TANI

(Studi Kualitatif pada Petani Kelompok Konservasi SDA Karya Bhakti di Desa Srikuncoro
Kabupaten Bengkulu Utara)

E D WAR
Dosen FKIP Universitas Hasadudin (UNHAS)

Abstract

The objective of this research is to describe, analyze and investigate of the farmer’s experience in land
conservation. Fenomenology approach through data analyze, domain, analyze taxonomy, theme and componential
were used in this research.
The finding of research were (1) The farmer’s skill in land cultivation has not encouraged the farmers to be
independent in land conservation, (2) land conservation by the farmers doesn’t seen to be realized in simple way,
and (3) land conservation by the farmers has not encouraged the farmers to realized the importance of the land.
The conclusion of this research is that the farming conservation will be able to be implemented if the
farmer can change their orientation and habit of using land.

PENDAHULUAN kesejahteraan petani dan sekaligus menekan erosi dan


keseimbangan air dapat dipertahankan sehingga sistem
Sektor pertanian merupakan aktivitas ekonomi pertanian tersebut dapat berlanjut secara terus menerus
sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di tanpa batas (Rusman, 1998 : 157).. Sistem usaha tani
wilayah pedesaan. Sektor per-tanian sebagai aktivitas konservasi merupakan usaha tani khas lahan kering.
ekonomi masyarakat pedesaan, telah me-mainkan Lahan kering dengan tingkat kemiringan yang tinggi
peranan yang berarti dalam penyerapan tenaga kerja, sebagai tempat petani menjalankan usaha taninya,
termasuk ketika negara kita mengalami krisis ekonomi sehingga akan dapat diolah menjadi lahan yang
yang begitu besar. Lahan kering me-rupakan sebagian produktif dan ber-kesinambungan.
besar lahan untuk pertanian di negara kita, yang banyak Untuk mengembangkan usaha tani konservasi,
digunakan untuk usaha tani semusim. pemerintah telah melakukan pembinaan pada petani
Dalam menjalankan usaha tani, para petani melalui Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumber
cenderung belum memperhatikan usaha-usaha per- Daya Alam (UPSA). Unit percontohan ini adalah
lindungan lahan, sehingga ter-jadinya erosi tanah cukup sebagai sarana penyuluhan kepada petani dengan
tinggi. Erosi tanah yang cukup tinggi telah memperagakan teknik konservasi tanah dan teknik pe-
meningkatkan jumlah lahan kritis di negara kita. ningkatan produksi secara terpadu.
Rukmana mengatakan dari luas daratan 192 juta hektar Di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara,
yang terdapat di wilayah nusan-tara, diantaranya 15,8 pengembangan usaha tani konservasi melalui Unit
juta hektar merupakan lahan kering pertanian rakyat di Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam
luar kawasan hutan yang terdiri atas lahan tegalan dan (UPSA) telah dimulai semenjak tahun 1983/1984. Saat
pengembalaan. Untuk menjaga agar usaha tani yang ini tercatat 45 kelom-pok tani konservasi Unit
dijalankan petani dapat berkelanjutan, maka perlu Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam
dilakukan langkah-langkah untuk merubah kegiatan (UPSA) yang tersebar di berbagai desa pada kecamatan-
usaha tani yang kurang memperhatikan ke- lestarian kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara.
lingkungan menjadi kegiatan usaha tani yang mampu Untuk mengetahui gagasan petani tentang
meningkatkan daya dukung ling-kungan sehingga dapat konservasi lahan melalui usaha tani, peneliti memilih
mendukung kehidupan generasi sekarang dan Kelompok Tani Karya Bakti. Alasan peneliti untuk
mendatang. Rusman mengatakan bahwa pola pertanian mengkaji lebih dalam tentang Kelompok Tani
yang mampu mendukung kehidupan sekarang dan Konservasi Karya Bakti Desa Srikuncoro adalah : 1)
mendatang adalah menerapkan sistem pertanian kon- Petani kelompok konservasi adalah petani pedesa-an
servasi dalam kegiatan usaha tani. yang dihadapkan pada keter-batasan-keterbatasan,
Pertanian konservasi merupakan sistem pertanian terutama masalah modal sehingga penge-tahuan dan
yang meng-integrasikan teknik konservasi tanah dan air pengalaman yang me-reka peroleh dalam pengolahan
ke dalam sistem pertanian yang telah ada dengan tujuan lahan yang baik akan sulit dilakukan, 2) Kelompok Tani
untuk meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan Karya Bakti Desa Srikuncoro merupakan kelompok tani

~ 88 ~
konservasi yang terakhir didirikan, yaitu tahun 1999, 3) tanah yang baik telah lazin digunakan dalam praktek
Saat ini sumber daya lahan pertanian makin menyempit pertanian secara keseluruhan (Hudson, 1999 : 54 – 56).
dan bermasalah, karena adanya kom-petisi dengan Harber dalam Bruenig mengatakan bahwa
sektor lainnya, disamping itu tuntutan terhadap “sustainability” telah menjadi semboyan utama ekologi
kelestarian lingkungan hidup sangat perlu dilakukan. akhir abad ke-20, yaitu pengorganisasian dan pemeli-
haraan dari sistem alam. Kita mempertimbangkan
PERUMUSAN MASALAH bagian yang luar biasa yang belum dimengerti secara
Secara umum masalah yang diajukan adalah baik, yang cukup efektif untuk menjamin kelangsungan
bagaimanakah pengalaman petani dalam konser-vasi hidup (Bruenig, 1998:54).
lahan melalui usaha tani konservasi?. Selanjutnya Huzair dalam Arifin mengatakan bahwa
pertanya-an penelitian yaitu : 1) Pengalaman apa yang berdasarkan bukti empiris dan teoritis yang di-temukan
dirasakan petani dalam bertani konservasi? 2) Apa yang di Indonesia, ternyata banyak program konservasi tidak
timbul dari bertani konservasi dalam pemanfaatan mampu berkelanjutan. Ketergantungan ter-hadap subsidi
lahan? input seperti pupuk dan bibit unggul dianggap sebagai
penyebab utama ketidakberkelanjutan-nya program
ACUAN TEORETIK konservasi di Indonesia (Arifin, 2001:130).
A. Konservasi dan Pengalaman Petani dalam Rusman mengatakan bahwa pada negara yang
Konservasi Lahan sedang berkembang yang dicirikan oleh faktor sosial
ekonominya masih rendah, kerusakan tanah yang terjadi
Leopold mengatakan bahwa konservasi bukanlah sering disebabkan oleh kebutuhan hidup, karena petani
kegiatan teknis. Konservasi adalah sebuah perwujudan miskin tidak mampu mengolah usaha tani secara
cara pandang dan sikap tertentu terhadap alam, terhadap swadaya.
bumi dan tanah. Konservasi yang benar dan juga Memang tidak mudah untuk mewujudkan usaha
kepedulian terhadap lingkungan pada umumnya adalah tani konservasi, mengingat banyaknya tantangan
cara pandang dan sikap yang melihat bumi atau alam terutama ciri petani dan pertanian di daerah yang
semesta sebagai subjek moral manusia tidak lagi dilihat membutuhkan usaha tani konservasi adalah : 1) petani
sebagai pengusaha atau anggota yang lebih unggul dari pada umumnya miskin dan kurang mempunyai modal
makhluk hidup lain, melainkan salah satu anggota untuk melaksana-kan usaha tani konservasi, 2) petani
komunitas biotus yang saling tergantung dan terkait satu berlahan sempit, petani tanpa lahan atau petani penyewa
sama lain. sehingga tidak bergairah melaksanakan usaha tani
Lebih lanjut Kusuma Seta me- nyatakan bahwa konservasi, 3) petani tidak mengang-gap bahwa erosi di
konservasi tanah berarti penempatan sebidang tanah daerah pertanian adalah masalah pengelolaan pertanian
yang sesuai dengan kemanfaatan tanah tersebut, dan atau masalah petani walaupun mereka sadar bahwa erosi
memper-lakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang membahayakan pertanian, 4) pengetahuan petani ten-
diperlukan agar tanah tidak cepat rusak. Dengan tang teknik konservasi yang dapat me-ningkatkan
demikian konser- vasi tanah adalah menyesuaikan produksi pertanian masih rendah, 5) lahan pertanian
penggunaan tanah dengan sifatnya dan memberikan umumnya miskin (tidak subur), lahan marginal, kurang
perlakuan yang sesuai dengan syarat yang diperlukan air, erosi yang terjadi sudah berlanjut sehingga
(Keraf, 1987:13). produktivitas lahan sudah rendah, 6) harga hasil
Keterlibatan masyarakat merupakan faktor penting pertanian sangat rendah, 7) kesempatan kerja di luar
dalam menjaga kelestarian lahan. Hudson mengatakan usaha pertanian sangat terbatas.
bahwa saat ini keter-libatan dan partisipasi masyarakat Arifin mengemukakan hasil penelitian dari tim
merupakan faktor utama dalam pengembangan sektor peneliti dari Universitas Colorado yang mengatakan
pertanian. Tetapi pendekatan ini belum banyak bahwa beberapa bukti empiris dan teoritis yang ditemui
dikembangkan dalam praktek pertanian. Para ahli kon- mengenai program konservasi lahan dengan metode
servasi mengetahui, gerakan nasional untuk konservasi subsidi terhadap petani menunjukkan bahwa program
sumber daya tanah seharusnya tidak hanya konservasi bersubsidi seperti yang diterapkan pada
mempersoalkan erosi tanah dan fenomena fisik saja, beberapa daerah hulu DAS di Indonesia ternyata tidak
tetapi juga mengatasi beragam masalah ekonomi dan mampu berlanjut. Begitu masa bakti proyek pemberian
masalah sosial yang mempengaruhi penggunaan tanah. subsidi impor dan modal usaha tani itu habis, petani
Tujuan akhir dari gerakan nasional adalah untuk tidak mampu lagi menerapkan teknologi konservasi
menjamin sumber daya tanah, yang mampu secara yang padat tenaga kerja sekaligus mahal itu.
permanen untuk menopang eko-nomi nasional. Hal ini Ketergantungan terhadap subsidi dianggap sebagai
hanya akan dapat dicapai ketika prinsip penggunaan penyebab utama ketidakberlanjutan. Jika petani
kekurangan finansial dan modal yang diperlukan, maka

~ 89 ~
motivasi petani untuk menerapkan teknik pertanian mereka untuk menga-dopsi perkembangan iptek ini
yang berteras pada lereng yang curam akan menurun. begitu terbatas. Andaikan petani mampu menguasainya,
Dari penelitian yang dilakukan Sinukaban dan tantangan yang begitu rumit kini menghadang mereka,
Suwita tahun 1996 pada DAS Serang Hulu tentang yaitu pemasaran hasil usahanya (Sinukaban, 1984:7).
membangun pertanian yang berkesinambungan, Begitu juga Barbier (Arifin, 2001:130)
diperoleh hasil sebagai berikut: 1) kondisi lahan yang mengatakan bahwa pada suatu titik yang ekstrim para
miskin dan ekonomi petani yang rendah menyebabkan petani akan mau mengadopsi teknologi konservasi
petani dan lahannya terjebak dalam siklus saling hanya jika terdapat manfaat ekonomis dari kegiatan
memiskinkan. Upaya yang dilakukan untuk tersebut. Petani kaya atau yang berbeda di lapisan atas
mengeluarkan petani dari siklus ter-sebut adalah atau yang menikmati tingginya tingkat produktivitas dan
penerapan sistem usaha tani konservasi di pertanian penerimaan, mungkin dapat terus menerus menerapkan
lahan kering. 2) Usaha tani konservasi telah berhasil metode pertanian berteras serta teknologi konservasi
meningkatkan pendapatan petani dan menurunkan laju lainnya yang cenderung mahal dan padat karya tersebut.
erosi. 3) Pembangunan pertanian yang Sementara itu, petani miskin dengan penghasilan pas-
berkesinambungan sangat dipengaruhi oleh kondisi pasan misalnya yang hanya mengandalkan jagung dan
ekonomi petani dalam memanfaatkan sisa usaha tenaga. ubi kayu saja, mungkin sadar bahwa teknogi konservasi
Manik (2003:16) menyatakan pertanian konservasi itu sangat baik untuk lahannya dan dapat mengurangi
adalah suatu sistem budidaya pertanian yang dalam laju degradasi lahan, tetapi tidak mampu menerapkan
pengelolaan tanah atau tanam menggunakan pendekatan teknologi konser-vasi lainnya. Kemungkinan ekstrim
konservasi sehingga lahan dapat diusahakan lestari lainnya bahwa petani sayuran di lereng bukit yang
dengan produktivitas tinggi. mempunyai kecenderungan degradasi lahan yang sangat
Dengan demikian usaha tani konservasi akan dapat tinggi mungkin saja enggan mengadopsi teknologi
membangun pertanian yang lestari, dimana kese- konservasi jika penghasilan demi usaha tani sayuran
jahteraan petani meningkat dan kelestarian lahan tetap tersebut tidak berpengaruh oleh degradasi lahan.
terjaga. Menurut Sinukaban (1984:6) ciri-ciri yang akan B. Petani dan Usaha Tani
diwujudkan dalam usaha tani konservasi adalah : 1) Miller dalam Rusman menge-mukakan bahwa
produksi pertanian cukup tinggi sehingga petani tetap di Indonesia jumlah penduduk miskin paling banyak di
bergairah melanjutkan usahanya, 2) pendapatan petani jumpai di daerah pedesaan dan memiliki sumber
yang cukup tinggi, sehinga petani dapat mendesain kehidupan dari usaha tani. Problematika petani miskin
masa depan keluarganya dari pendapatan usaha lainnya, yang semakin terdesak menggunakan lahan marginal
3) teknologi yang diterapkan sesuai dengan kemampuan akan menyebabkan petani dan lahan terjebak dalam
sehingga sistem pertanian tersebut dapat dan akan lingkaran setan yang saling memiskinkan. Petani yang
diteruskan oleh petani dengan kemampuannya secara miskin akan menggunakan lahan hanya untuk
terus menerus. 4) komoditi pertanian yang diusahakan memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa memperhitungkan
sangat beragam dan sesuai dengan kondisi geofisik daya dukung sumber daya lahan tersebut. Perumusan
daerah, dapat diterima oleh petani dan laku di pasar. 5) kualitas sumber daya lahan dan tingkat hidup petani di
sistem penguasaan pemilikan lahan dapat menjamin sini dapat merupakan sebab akibat dari kemiskinan
keamanan investasi jangka panjang dan mengusahakan petani sebab kemiskinan dapat merupakan sumber
petani untuk terus berusaha tani. pencemar lingkungan (Rusman, 1998 : 54).
Walaupun usaha tani konservasi memberikan Kusuma Seta ( 1987 : 1-2) me-ngatakan bahwa
prospek yang cerah dalam pembangunan dilahan kering, hampir semua rakyat di pedesaan menggantungkan hi-
akan tetapi tidak mudah bagi petani untuk dupnya pada sektor pertanian, termasuk Indonesia.
menjalankannya. Penerapan teknik- teknik konser-vasi Masalah utama yang dihadapi dalam meningkatkan taraf
dalam menjalankan usaha tani pada lahan kering yang hidup masya- rakatnya adalah bagaimana memanfaatkan
dimilikinya tidak selalu dapat dilaksanakan petani, sumber daya alam secara optimal, lestari dan tidak
mengingat terbatasnya kemampuan yang dimiliki menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan
petani. Soetomo mengatakan teknik budidaya pada hidupnya. Untuk itu ada sejumlah faktor yang saling
petani harus tetap dilaksanakan, meski bukan faktor berkaitan yang harus diperhatikan, yaitu : 1) sumber
penentu, upaya ini tetap menjadikan prasyarat bagi daya alam yang tersedia (terutama tanah dan air), 2)
petani untuk meningkatkan kesejahtera- annya. Akan tersedianya fasilitas tanaman unggulan yang responsif
tetapi upaya ini bukan merupakan upaya yang mudah terhadap penerapan teknologi baru, 3) tersedianya
begitu saja untuk direalisasikan. Hal ini mengingat sarana produksi seperti pupuk, pestisida, dan teknologi
budidaya sendiri merupakan hasil dari perkem-bangan pengelolaan tanah, air dan tanaman.
ilmu pengetahuan dari teknologi pada umumnya,
padahal tingkat pengetahuan petani dan kemampuan

~ 90 ~
Kondisi ini memerlukan pe-ningkatan pengalaman sikap yang lebih menyukai apa yang lebih pasti dan
pertanian karena masih rendahnya pengeta-huan dan dapat diramalkan di atas satu alternatif yang
pengalaman petani. Sarief mengatakan bahwa usaha mengandung unsur risiko yang lebih besar. Bagi mereka
pertanian tanaman pangan dan tanaman semusim pada yang penting padi pada akhir tahun persediaannya
tanah kering berupa ladang dan tegalan telah merupakan cukup untuk makan sampai panen berikutnya. Prinsip
salah satu sumber utama kerusakan tanah di Indonesia. “dahulukan selamat” juga terlihat dari pernyataan petani
Usaha tani tanaman semusim telah mewariskan tanah yang enggan mencari untung.
kritis yang luas. Penggunaan teknologi yang rendah dan Banyak hambatan yang dihadapi petani sehingga
pelanggaran kaidah konservasi merupakan penyebabnya mereka tetap berada pada posisi yang lemah. Pearse
(Sarief, 1986:12). dalam Soetomo (1997 : 25) mengatakan bah-wa
Mosher (1987:34—36) menge-mukakan tentang persoalan yang begitu berat diha- dapi petani adalah
ciri-ciri petani, yaitu : (a) Para petani itu berusaha untuk persoalan struktural. Dikatakannya bahwa : a) petani
memoeroleh sesuatu untuk me-muaskan keluarganya, kecil merupakan kelompok marjinal karena
(b) petani yang menyadari akan kepastian cuaca dan keikutsertaannya dalam sistem sosial telah meletakkan
harga, sehingga mereka engan mencoba suatu metode mereka sebagai elemen yang dibuat bergantung tak
baru kecuali mereka benar-benar yakin metode itu akan berdaya sepenuhnya (a dependent powerless element),
berhasil.(c) kebanyakan petani sangat menghargai good- b) pilihan-pilihan petani ditentukan oleh pihak-pihak di
will dan kata sepakat dari keluarga dan tetangga mereka, luar petani, c) petani terasing dari jaringan-jaringan
(d) mereka paling percaya pada penilaiannya sendiri dan informasi aktual.
mungkin kurang merasakan perlunya per-setujuan orang Landsberger (Prigono, 1966 : 158) mengatakan
lain. bahwa kompleksitas masalah yang dihadapi petani di
Soekartiwi (1986:1) mengemuka-kan bahwa berbagai negara Asia dan Afrika Utara adalah petani
”petani kecil” menjadi pembicaraan dalam banyak dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhan
pertemu- an, namun pengertiannya masih tetap kabur. pokok hidupnya dan di sisi lain petani harus tunduk
Walapun demikian mereka me-rupakan golongan pada keharusan yang dipaksakan pihak lain, terutama
terbesar dalam kelompok tani di dunia, dengan ciri-ciri: penguasa dan pedagang.
a) berusaha tani dalam lingkungan tekanan penduduk Rusman mengatakan bahwa pada negara yang
lokal meningkat, b) mempunyai sumber daya terbatas sedang berkembang yang dicirikan oleh faktor sosial
sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah, c) ekonominya masih rendah, kerusakan tanah yang terjadi
bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi sering disebabkan oleh kebutuhan hidup, karena petani
sub-sektor, d) kurang memperoleh pelayan kesehatan, miskin tidak mampu mengolah usaha tani konservasi
pendidikan dan pelayanan lainnya. secara swadaya.
Di Indonesia batasan petani kecil telah disepakati Sastraatmodjo (Kartasapoetra, 2000 : 121- 122)
yaitu pada seminar petani kecil di Jakarta, dengan ciri- mengemukakan bahwa pada dasarnya pengelolaan atau
ciri: a) petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang pengusahaan tanah yang akan memberikan manfaat bagi
dari setara 240 kg beras per kapita per tahun, b) petani generasi berikutnya adalah menjaga sebaik-baiknya
yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 lahan yang kita gunakan di atas di mana kita hidup dan
hektar lahan sawah di Jawa atau 0,5 hektar di luar Jawa, bermukim agar selalu dalam keadaan yang mantap dan
untuk lahan tegal, luasnya 0,5 hektar di Jawa dan 1,0 seimbang secara biologis dimana ekosistem
hektar di luar Jawa, c) petani yg kekurangan modal dan dipertahankan sebaik-baiknya.
memiliki tabungan yang terbatas, d) petani yang Hayana dan Kikuchi (Jamal, 2000 : 110)
memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik. mengemukakan bahwa di samping dukungan
Dalam memahami petani menjalankan usaha pemerintah dan ketersediaan data lahan yang akurat.
taninya, Scoot mengemukakan tentang perilaku petani Jepang dan Taiwan berhasil dalam memperbaiki
kecil dalam menjalankan usaha tani. Scoot distribusi penguasaan lahan pertaniannya karena
mengemukakan bahwa petani tanaman padi sangat didukung oleh cepatnya ekspansi sektor non-pertanian
tergantung dengan belas kasihan alam. Walaupun dalam menyerap tenaga kerja pertanian yang ada,
banyak teknik yang dapat dipilih untuk memini-malkan sehingga tekanan terhadap lahan menjadi menurun dan
kemungkinan kegagalan, akan tetapi karena mereka upah disektor pertanian meningkat.
memiliki memiliki margin yang kecil, maka dengan Bio dan Hansen (1999 : 1) mengemukakan bahwa
teknik yang paling baik pun mereka tetap rawan (Scoot, berdasar-kan kondisi topografis wilayah Indonesia
1994 : 39 – 41). diklasifikasikan dalam tiga bagian besar: 1) tanah
Selanjutnya Hanks dalam Scoot (1994 : 39-41) pegunungan (litosol dan andosol) sebanyak 46 persen
mengemuka-kan tentang perilaku petani yang menganut dari luas lahan, 2) dataran atau tanah ber-
prinsip “dahulukan selamat” dimana petani memiliki bukit/bergelombang (podzolik merah-kuning, ferosol,

~ 91 ~
mediteran merah-coklat dan regosol) sebanyak 32 harus menjual hasil panen pada waktu harga hasil panen
persen. itu lazimnya paling rendah.
Suwardjo (Kartasapoetra, 2002:100) menyatakan Selanjutnya Jainal, mengata-kan bahwa beberapa
ciri khusus usaha tani pada tanaman semusim pada masalah yang dihadapi tenaga kerja pertanian adalah (a)
tanah kering menyebabkan tanah menjadi terbuka produktivitas yang rendah dibandingkan dengan tenaga
karena tindakan pengolahan tanah dan penyiangan. kerja di sektor lainnya, (b) keragaman kualitas masih
Usaha tani di Indonesia dalam hakikatnya masih sangat besar, (c) alokasi curahan tenaga kerja tidak
mengutamakan pengetahuan produktifitas tanah, yaitu sepenuhnya terkosentrasi pada usaha tani, (d) tingkat
jumlah hasil total yang diperoleh dari satu kesatuan pendidikan yang semakin tingi mengakibatkan daya
bidang tanah selama satu tahun yang di hitung dengan tarik bagi generasi muda untuk bekerja di sektor
uang (Tohir, 1983:146). pertanian menurun (Rusastra, 1999 : 33).
Penyebab degradasi lahan dapat dibagi dalam lima
kelompok yaitu, erosi dan sedimentasi, penggaraman, METODOLOGI PENELITIAN
residu pestisida, pencemaran limbah, an-organik dan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,
logam berat oleh kegiatan industri, penggunaan pupuk, menaganalisi dan menemukan makna dari masalah dan
pence-maran limbah organik. Dari pengelompokan pertanyaan penelitian.
tersebut dapat dilihat bahwa erosi tanah merupakan Penelitian ini dilaksanakan pada petani Kelompok
penye-bab degradasi lahan yang paling utama (Manik, Tani Konservasi Karya Bakti, Desa Srikuncoro
2003:101). Kabupaten Bengkulu Utara. Waktu penelitian dimulai
Lahan pertanian itu sendiri memiliki kemampuan bulan September 2004 sampai dengan Februari 2005.
yang terbesar dalam mencari produk hasil, pertanian, penelitian ini menggunakan pendeka-tan kualitatif, yaitu
ditambah lagi dengan kurangnya pengolahan dan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif.
keterampilan petani yang mengolah lahan pertaniannya Bogdan dan Taylor (1980:21) mengata-kan bahwa
maka akibatnya tingkat penghasilan yang diperoleh dari metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
berusaha tani itu sendiri semakin menurun. Apalagi menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan
dengan pengaruh pertambahan penduduk yang semakin dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang
meningkat, kemampuan lahan untuk memberikan hidup (subjek) itu sendiri.
dan kehidupan kepada petani semakin berkurang Metode yang digunakan adalah metode
(Soetrisno, 1989:10) fenomenologis, yaitu meman-dang tingkah laku
Gemmel (1992:493-496) menge-mukakan salah manusia, apa yang mereka katakan dan mereka perbuat
satu gambaran pokok pertanian terbelakang adalah sebagai hasil dari bagaimana mereka menafsirkan
banyak didapatinya usaha pertanian berskala kecil yang (memahami) dunianya. Oleh sebab itu peneliti
digarap oleh keluarga. Masukan produksi utama adalah senantiasa berupaya untuk masuk ke dalam dunia
lahan dan tenaga kerja keluarga dan produksi kadang- konseptual subjek penelitian. Betapapun usaha tani
kadang dilakukan sekedar untuk menyambung hidup. konservasi dianggap penting dan bermanfaat dapat
Namun, bila menyangkut hasil pertanian yang meningkatkan kesejahteraan petani, akan tetapi
diperdagangkan, produksi sebagian besar disesuaikan semuanya sangat tergantung bagaimana petani
dengan kebutuhan pasar. Hasil panen rata-rata per areal memandang usaha tani konservasi itu sendiri.
lahan di pertanian terbelakang ini pada umumnya sangat Bogdan mengatakan bahwa wawasan
rendah bila dibandingkan dengan hasil pertanian yang fenomenologis menuntut pemahaman yang empatik atau
sudah maju. Di samping itu penggunaan teknologi kemampuan dalam mengungkap-kan lagi perasaan-
modern sering sangat rendah., Penyebab perasaan, motif-motif dan pemikiran-pemikiran yang
keterbelakangan tekno-logi adalah: (a) ketidaktahuan ada di balik tindakan-tindakan orang lain (Bogdan dan
petani akan metode penguasaan tanah alternatif dan Taylor, 1980 : 21).
modern sebagai akibat keterlaksanaan dan penyebaran Dalam penelitian ini diguna-kan empat teknik
informasi yang tidak memadai, (b) tidak adanya metode analisis data, yaitu analisis domain, analisis taksonomi,
produksi alternatif yang tepat guna untuk kondisi analisis komponensial, dan analisis tema. Setelah tema-
tempat, (c) risiko dan hasil relatif dari penggunaan tema ditemukan, selanjutnya akan dikemukakan uraian
teknologi baru. Jika para petani menganggap risiko ini tentang tema dalam bentuk box atau critical incidence.
tinggi dan hasilnya rendah maka rangsangan untuk Untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh,
menggunakan teknologi baru itu akan kecil, (d) dapat meng-gunakan berbagai kriteria sesuai dengan
kemiskinan dan pendapatan rendah sejumlah besar teknik pengujian ke-absahan data yang digunakan.
petani di daerah pedesaan dan dibarengi tidak adanya Untuk melakukan pemeriksaan derajat kepercayaan
kredit yang cukup, fasilitas pemasaran dan asuransi. (credibility) data penelitian ini menggunakan teknik–
Tidak adanya fasilitas penawaran mengakibatkan petani teknik : perpanjangan ke-ikutsertaan, ketekunan

~ 92 ~
penelitian, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diperoleh dari usaha taninya. Sedangkan petani miskin
diskusi, analisis kasus negatif, kecukupan referensial, dengan penghasilan pas-pasan mungkin sadar akan
dan pengecekan anggota. Untuk pemeriksaan manfaat teknolgi tersebut, tetapi tidak mampu untuk
keteralihan (transferability) data penelitian menerapkannya.
menggunakan teknik uraian rinci. Orientasi usaha tani yang mereka jalankan selama
ini tidak mudah berubah begitu saja, meskipun dengan
TEMUAN DAN PEMBAHASAN HASIL pengembangan usaha tani yang mereka lakukan
PENELITIAN kesejahteraan mereka akan meningkat dan sekaligus
Selanjutnya akan dibahas temuan penelitian kelestarian sumber daya lahan yang mereka miliki akan
berdasarkan justi- fikasi teoritik yang relevan, sehingga terpelihara. Dengan mengembangkan usaha tani lahan
makna dalam temuan penelitian dapat kering dengan usaha tani konservasi, petani akan dapat
dipertanggungjawabkan. membangun usaha tani yang lestari. Sinukaban
menyata-kan bahwa ciri-ciri yang akan diwujud-kan
1. Pengalaman Usaha Tani Konservasi Belum
dalam usaha tani konservasi adalah :a) produksi
Mendorong Kemandirian Petani Dalam Konservasi
Lahan pertanian cukup tinggi, sehingga potensi tetap bergairah
melanjutkan usaha, b) pendapatan petani dapat
Pelaksanaan usaha tani konservasi di tengah-
mendesain masa depan keluarganya dari pendapatan
tengah masya-rakat petani, telah memberi gambaran
usaha-nya, c) teknologi yang diterpkan sesuai dengan
pada kita bahwa upaya merubah perilaku petani ke arah
kemampuan sehingga sistem pertanian tersebut dapat
usaha tani yang lebih baik ternyata tidak serta merta
dan akan diteruskan oleh petani dengan kemam-
dapat direspon secara baik oleh petani. Petani memiliki
puannya secara terus menerus.
kompleksitas per-masalahan untuk menjadi lebih maju.
Apa yang dihadapi oleh petani kelompok2. Usaha Tani Konservasi Harapan yang Tidak Mudah
konservasi, untuk dapat menjadikan mereka sebagai Diwujudkan
pelaku utama konservasi, telah mengindikasi-kan bahwa Dalam masyarakat petani kelompok
upaya untuk memajukan masyarakat petani ini bukanlah konservasi, aktivitas usaha tani merupakan pekerjaan
usaha yang selalu mudah untuk direalisasi-kan. Hal ini utama bagi mereka dalam mempertahankan
mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan kelangsungan hidupnya. Dari hasil usaha tani lah
petani, sehingga tidak mudah bagi mereka untuk mereka menggantung-kan keperluan hidup sehari-hari
beradaptasi dengan upaya kemajuan tersebut. ang-gota keluarga. Hasil usaha tani tidak hanya
Tema utama sesuai dengan fokus penelitian ini bermanfaat untuk menghidupi anggota keluarga, akan
“Pengalaman dalam usaha tani konservasi belum tetapi dari hasil usaha tani juga digantungkan modal
mendorong kemandirian petani dalam konservasi lahan” untuk menjalankan usaha tani dan memenuhi keperluan
menggambarkan bahwa usaha tani konservasi yang lain yang tidak dapat mereka hasilkan sendiri. Sebagian
diaharapkan akan dapat dikem-bangkan petani dalam besar dari anggota kelompok konservasi ini tidak
mengusahakan lahan kering yang mereka miliki, memiliki pe-kerjaan sampingan yang tetap karena tidak
ternyata tidak mudah untuk diadopsi dan dijalankan adanya keahlian selain bekerja dalam bidang pertanian.
petani. Walaupun tujuannya adalah untuk meningkatkan Persoalan utama yang dihadapi petani kelompok
kesejahteraan peta-ni dan sekaligus menjaga kelestari-an tani konservasi adalah modal usaha. Mereka merupakan
lahan, akan tetapi kenyataan-nya petani cenderung tidak petani kecil yang memiliki modal usaha kecil.
berdaya untuk menjalankannya. Berbagai permasalahan Keterbatasan modal yang dimiliki mengakibatkan usaha
yang dihadapi petani membuat mereka sulit untuk tani yang dijalankan terutama ditujukan untuk
mengembangkan usaha pada lahan kering yang mereka memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Bagi mereka
miliki. yang utama adalah bagaimana per-sediaan beras selalu
Secara teoritik realita yang dihadapi petani ada sehingga untuk makan sehari-hari petani tidak
kelompok tani konservasi ini sejalan dengan apa yang mengalami kekurangan.
diungkapkan Sinukaban bahwa perwujudan usaha tani Perilaku petani yang mengutamakan jenis tanaman
konservasi itu tidaklah mudah karena ciri petani dan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok, telah
pertanian di daerah miskin kurang kondusif bagi menjadikan lahan sawah sebagai lahan utama dalam
perwujudan usaha tani konservatif. Begitu juga Barbier kegiatan usaha tani yang dijalankan. Mereka dapat
dalam Arifin mengatakan bahwa penerapan teknologi melaku-kan panen dua kali setahun. Hanya karena
konservasi ditentukan oleh tingkat keuntungan usaha pengaruh iklim, kadangkala sebagian petani tidak dapat
tani yang dijalankan. Petani yang berada di lapisan atas memanfaatkan lahan sawah. Ketika terjadi kemarau
mungkin dapat menerapkan secara terus menerus karena panjang sebagian lahan yang subur tidak dapat dialiri
tingginya tingkat produktivitas dan penerimaan yang aliran air, karena air yang ada di sumber air mulai

~ 93 ~
mengecil. Pada saat seperti ini hanya sawah yang dekat pinjaman modal usaha terkadang ada satu dua orang
dengan sumber air yang dapat ditanami dengan tanaman yang tidak dapat mengembalikannya sesuai dengan
padi. Sedangkan sawah yang tidak mendapat air ada ketentuan yang telah ditetapkan. Kondisi semacam ini
petani yang memanfaatkannya dengan tanaman sayur- akan menjadi catatan tatkala ada peluang untuk
sayuran, dan ada juga membiarkannya sampai peminjaman modal usaha kembali. Petani merasa berat
menunggu datangnya musim hujan. untuk meninggalkan sebagian anggotanya daripada
Terjadinya kegagalan panen, maka untuk mereka terganggu hubungan kekeluargaannya lebih baik
mendapatkan modal usaha sebagian petani melakukan mereka mencari jalan lain untuk mendapatkan pinjaman
pekerjaan sampingan sebagai buruh pada pekerjaan di modal. Cara yang dilakukan petani adalah
luar sektor pertanian, seperti menjadi buruh bangunan. memanfaatkan bantuan modal usaha dari orang desanya
Pekerjaan ini akan dilakukan sampai datangnya musim yang mau memberi bantuan Biasanya per-syaratan yang
hujan ke sawah, dan ada juga petani yang memiliki ditetapkan adalah hasil usaha tani nantinya harus dijual
pekerjaan sampingan yang tetap, yaitu dilakukan saat- kepada pemberi bantuan ini.
saat tidak turun ke sawah, seperti membuat tape dan Banyaknya permasalahan yang dihadapi petani
menjadi supir angkot. dalam mengembang- kan usahanya, terutama
Persoalan lain yang dihadapi petani dalam menjalankan usaha tani konservasi pada lahan kering
mengembangkan usaha tani di lahan kering/kebun yang dimilikinya. Petani memiliki kesulitan yang tak
adalan masalah harga. Petani sering merasakan ketika ubahnya tak ber-ujung pangkal. Mereka memiliki modal
membeli bibit mereka membeli dengan harga mahal, yang kecil dan untuk mendapatkan pinjaman modal juga
giliran menjual harga dipasar sangat rendah. Fluktuasi kesulitan, sehingga mereka tetap dalam serba
harga ini mengakibatkan mereka mengalami kerugian. kekurangan. Pears dalam Soetomo mengatakan bahwa
Soetomo mengatakan andaikata petani mampu persoalan yang begitu berat dihadapi petani adalah
menguasai teknik-teknik budidaya sekalipun, tantangan persoalan struktural, yaitu : 1) petani kecil merupakan
yang begitu rumit kini menghadang mereka yaitu kelompok marjinal karena keikutsertaannya dalam
pemasaran hasil usahanya. Pemasaran menjadi sistem sosial telah meletakkan mereka sarana elemen
persoalan besar karena harga pasar tetaplah berada di yang dibuat bergantung tak berdaya sepenuhnya
bawah bayang-bayang kuasa yang jauh di luar kendali (dependent powerless element ), 2) pilihan-pilihan
petani. Fluktuasi harga selalu berada di bawah pengaruh petani ditentukan oleh pihak di luar petani, 3) petani
berbagi faktor sosial, ekonomi, politik yang saling terasing dari jaringan-jaringan informasi aktual
berinteraksi satu sama lain. Bahkan, seringkali masih mengingat keterbatasan yang belum sempurna, dan
ditambah faktor iklim yang juga menjadi variabel perbedaan kultur serta inferior dalam informasi pasar.
fluktuasi harga tersebut. Selanjutnya Rogers dalam Purba mengatakan
Fakta inilah yang meyebabkan pelaksanaan usaha bahwa ciri-ciri yang menonjol dari petani adalah : 1)
tani konservasi melalui program Unit Percontohan mereka karena adanya anggapan bahwa segala sesuatu
Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UPSA), tidak yang ada di atas dunia ini sudah didistribusikan secara
dapat berjalan dengan baik. Terutama setelah merata, 2) mereka kurang punya kemampuan untuk
berakhirnya subsidi dari pemerintah. Bagi petani bekerjasama dalam organisasi besar, pembagian kerja
mengem-bangkan usaha tani konservasi merupakan kompleks karena hidup terlalu terpusat pada kehidupan
kegiatan usaha tani yang menuntut kemampuan, individu dan keluarga, 3) kurang inovatif dan kreatif, 4)
terutama kemampuan modal usaha. Tanpa modal usaha mereka kurang mampu meng-antisipasi serta kurang
yang cukup, yaitu dapat menjamin ke-langsungan hidup punya cita-cita tinggi dan tidak punya bayangan akan
sehari-hari maka kegiatan usaha tani di lahan masa depan yang berarti.
kering/kebun sulit untuk dikembangkan. Oleh karena itu ketidak-berdayaan petani adalah
Persoalan modal usaha bagi petani kelompok, merupa-kan sebuah kompleks yang tidak mudah
bukan hanya terbatasnya modal usaha yang dimiliki, dipecahkan begitu saja. Pembangunan pertanian
akan tetapi juga masalah sulitnya mendapatkan bantuan seharus-nya bukan hanya produksi pertani-an semata,
modal usaha. Jika ada peluang untuk mendapatkan melainkan juga upaya untuk melahirkan manusia yang
bantuan modal usaha, akan tetapi karena per- kreatif, sehingga mereka mampu memecahkan masalah
syaratannya terlalu banyak dan waktu turunnya yang dihadapinya.
persetujuan men-dapatkan modal tidak pada waktu yang Petani adalah sumber daya manusia yang
tepat, mengakibatkan petani kurang memanfaatkan merupakan salah satu sumber daya dalam
peluang ini. Kondisi ini juga diperparah oleh kurangnya pembangunan, sebagai manusia petani tentu memiliki
kesadaran sebagian anggota kelompok. Peminjaman potensi untuk berkembang, mereka perlu diberi
modal usaha terus mensyaratkan pengajuan dilakukan kesempatan untuk berkembang sehingga tidak menjadi
secara berkelompok. Dan pada saat pengembalian robot-robot yang hanya menjalankan petunjuk tanpa

~ 94 ~
mampu berkreasi. Dalam pandangan kaum humanistik, luar anggota keluarga, yaitu dari teman dan tenaga
manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang rasional upahan.
dan memiliki kemampuan mengontrol dirinya sendiri, Dari uraian tentang usaha tani yang dijalankan
dan bila situasi memungkinkan dan diberi kesempatan petani kelompok konservasi, dapat dilihat bahwa upaya
maka ia akan dapat dikembangkan menjadi pribadi yang untuk merasionalisasikan usaha tani yang dijalankan
lebih positif. Dalam pandangan ini manusia merupakan petani untuk meningkatkan kehidupannya, ternyata
kesatuan potensi yang terus berkembang menuju ke arah belum mampu meningkatkan petani menjadi cerdas.
yang lebih sempurna, tetapi kesempurnaan itu Keterbatasan yang mereka hadapi belum mampu men-
merupakan sesuatu yang sangat ideal dan abstrak jadikan mereka dapat mengem-bangkan usaha tani
sehingga tidak pernah ditemui, maka mereka selalu konservasi. Padahal jika mereka dapat mengem-
berada dalam proses pencarian dan pembentukan diri. bangkan usaha tani konservasi, diharapkan
Untuk itu, agar keterlibatan petani dapat berjalan kesejahteraan mereka akan meningkat dan sekaligus
dengan baik dalam men-jalankan teknik-teknik usaha lahan sebagai tempat usahanya akan lestari. Lahan ini
tani yang dapat meningkatkan kesejahteraannya, upaya merupakan salah satu sumber daya alam yang penting
pengembangan petani perlu dilakukan secara bagi petani, dapat dihasilkan berbagai komoditas
berkesinambungan. Tidak mudah bagi petani untuk pertanian. Komoditas pertanian tersebut secara langsung
melepaskan dirinya dari kesulitan yang dihadapinya. maupun tidak sangat diperlukan manusia dalam
Pembinaan yang ber-kesinambungan akan mampu kehidupannya. Namun demikian jumlah komoditas
menum-buhkan kreativitas mereka, sehingga swadaya pertanian yang mampu dihasilkan dari suatu lahan
mereka dalam menerapkan teknik bertani yang akan dengan luas tertentu sangat terbatas.
dapat meningkatkan kesejahteraannya akan dapat Oleh karena itu, untuk membina petani menjadi
terwujud dan berjalan lancar. petani yang lebih maju diperlukan upaya yang berke-
Kenyataan yang dihadapi oleh kelompok sinambungan, saat ini keterlibatan masyarakat
konservasi saat ini adalah bahwa usaha tani konservasi merupakan faktor penting dalam menjaga kelestarian
adalah usaha yang banyak risiko dan belum pasti lahan, mengingat cukup tingginya masyarakat yang
menguntungkan. Di sisi lain faktor modal juga bergerak di sektor pertanian. Hudson mengatakan
merupakan penghambat bagi petani untuk menjadi bahwa saat ini keterlibatan dan partisipasi masyarakat
petani konservasi. Ikhtiar petani dalam menjalankan merupakan faktor utama dalam pengembangan sektor
usaha tani dengan tujuan utama untuk memenuhi pertanian. Tetapi pendekatan ini belum banyak
kebutuhan pokok keluarga, melaksanakan usaha tani dikembangkan dalam praktek per -tanian. Para ahli
konservasi banyak risikonya. konservasi mengetahui, gerakan nasional untuk
Keadaan petani kelompok tani konservasi yang konservasi sumber daya tanah seharusnya tidak hanya
merupakan petani kecil menyebabkan mereka memiliki memper-soalkan erosi tanah dan fenomena fisik saja,
banyak keterbatasan yang menghambat pengembangan tetapi juga mengatasi beragam masalah ekonomi dan
usahanya. Ketergantungan yang tinggi terhadap masalah sosial yang mempengaruhi penggunaan tanah.
keberhasilan lahan sawah yang merupakan jaminan Tujuan akhir dari gerakan nasional adalah untuk
untuk kehidupan keluarganya, te-lah menyebabkan menjamin sumber daya tanah yang mampu secara
mereka cende-rung mengabaikan keberadaan lahan permanen menopang ekonomi nasional. Hal ini hanya
lainnya. Petani takut me-nanggung risiko akan akan dapat dicapai ketika prinsip penggunaan tanah
kegagalan usaha tani yang dijalankan pada lahan yang baik telah lazim digunakan dalam praktek
lainnya, seperti lahan kebun. Risiko yang ditanggung pertanian secara keseluruhan.
petani bukan hanya terjadinya kegagalan panen, akan Pentingnya pembinaan petani, oleh karena pada
tetapi yang paling utama adalah masalah pasaran hasil hakekatnya mereka mempunyai kemampuan untuk
produknya. Petani sering mengalami kerugian bukan dikembangkan ke arah yang lebih maju. Dalam
karena panennya tidak berhasil, akan tetapi karena harga pandangan kaum humanistik manusia adalah mahluk
yang relatif murah yang tidak seimbang dengan modal yang rasional dan memiliki dorongan untuk
usaha yang telah mereka keluarkan. Akibatnya mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif. Manusia
mengalami kerugian. memiliki kemampuan mengontrol dirinya sendiri, dan
Faktor lain dari kegiatan usaha tani yang bila situasi memungkinkan dan ia diberikan kesempatan
dijalankan petani kelompok tani konservasi adalah maka individu tersebut dapat dikembangkan menjadi
penggunaan tenaga kerja. Walaupun penggunaan tenaga pribadi yang lebih positif. Manusia digambarkan
kerja keluarga lebih utama, akan tetapi pada pekerjaan sebagai aliran air yang terus mengalir tanpa henti.
tertentu dalam menjalankan usaha tani di sawah, petani Dalam pandangan ini manusia yang satu kesatuan
juga selalu meman-faatkan bantuan tenaga kerja dari potensi yang terus berkembang menuju ke arah yang
lebih sempurna. Tetapi kesempurnaan itu merupakan

~ 95 ~
suatu yang sangat ideal dan abstrak sehingga tidak yang dijalankan tidak akan dapat me-ningkatkan
pernah ditemui, maka mereka selalu berada dalam kesejahteraannya.
proses pencarian dan pembentukan diri. Meskipun lahan merupakan faktor penting dalam
Dengan demikian perlu dipahami bahwa pada kegiatan usaha tani, akan tetapi bagi petani kelompok
hakekatnya manusia petani, masih perlu terus dibina konservasi hal itu sangat tergantung dengan kemampuan
karena sebagai manusia mereka mempunyai potensi yang mereka miliki. Situasi inilah telah meyebabkan
untuk maju, hanya karena keterbatasan kemampuan ia mereka belum mampu secara maksimal
mereka sulit untuk berkembang. Kondisi ini juga mendayagunakan seluruh lahan yang mereka
berpengaruh besar bagi petani dalam pemanfaatan milikidalam kegiatan usaha taninya, sebagai contoh
lahan. adalah lahan kering. Lahan kering yang seharusnya
dapat dikembangkan dengan menerapkan usaha tani
3.Usaha Tani Konservasi Belum Mendorong konservasi, hanya dimanfaatkan untuk menanam
Kesadaran Petani Tentang Pentingnya Lahan tanaman yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-
Lahan merupakan faktor penting dalam kegiatan hari. Seperti menanam sayuran yang dapat dipetik setiap
usaha tani. Akan tetapi apabila lahan tersebut tidak hari.
dapat dikembangkan dan diolah secara baik, tentu apa Walaupun mereka telah diberi pengalaman untuk
yang diharapkan dari potensi lahan tersebut kurang menjadi petani konservasi, akan tetapi karena rendahnya
dapat memberi manfaat yang tinggi bagi kegiatan usaha kemampuan, terutama kemampuan modal meyebabkan
tani yang dijalankan. mereka harus memilih dalam pemanfaatannya. Bagi
Bagi petani kelompok tani konservasi, lahan sawah mereka teknik konservasi, teknik yang mahal sehaingga
merupakan lahan utama dari kegiatan usaha tani yang tidak mudah untuk menjalankannya. Rusman
mereka jalankan. Situasi ini mengakibatkan tidak menyatakan bahwa pada negara berkembang yang
seluruh lahan yang dimilki diolah secara maksimal. Hal dicirikan oleh faktor sosial ekonominya masih rendah,
ini tentu berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh dari kerusakan lahan yang terjadi sering disebabkan oleh
lahan yang dimilikinya. Lahan dapat memberikan hasil, kebutuhan hidup karena petani miskin tidak mampu
sangat berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh petani mengelola usaha tani konservasi secara swadaya.
itu sendiri. Petanilah yang akan menentukan manfaat Kecenderungan lain yang menyebabkan petani
dari lahan yang dimilikinya. Petty dalam Tohir kelompok konservasi, belum memaksimalkan
mengemukakan bahwa alam merupakan faktor asli pemanfaatan lahan kering adalah keyakinan akan
dalam segala bidang produksi, khususnya dalam bidang keberhasilan tanaman pangan dan tanaman semusim
per-tanian. Alam dalam kenyataannya memilki sifat : (a) lainnya, seperti jagung dan kacang, waktunya jauh lebih
otoriter, (b) kurang / tidak adil, (c) kikir, (d) cepat dibandingkan dengan menanam tanaman keras
menghambat kemajuan manusia. yang harus menunggu tiga atau empat tahun. Kondisi
Alam bersifat otoriter berarti bahwa manusia inilah yang menyebabkan petani sulit untuk
dalam usaha produksinya harus memperhatikan keadaan mengembangkan lahan keringnya, karena kondisi lahan
alam. Ia harus pandai menyesuaikan usahanya dengan kering maka mereka harus menerapkan teknik-teknik
keadaan alam. Jika tidak bertindak demikian maka konservasi untuk mengembangkan jenis tanaman
kemungkinan besar usahanya akan menuai kesulitan. semusim.
Alam bersifat kurang adil berarti bahwa di tempat yang Barangkali kita akan tertarik untuk bertanya
satu berlainan di tempat yang lainnya. Ketidakadilan mengapa petani tidak mengembangkan tanaman
alam dari sudut pertanian adalah tidak meratanya semusim? Ternyata jawabannya tidak mudah, karena
kesuburan lahan. Sedangkan alam bersifat menghambat memang potret pedesaan adalah petani kecil yang hidup
berarti menghambat perkembangan per-tanian, yaitu serba terbatas. Begitu pula dengan petani kelompok
berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Dan alam konservasi yang harus memilih mendahulukan sesuatu
bersifat kikir bahwa berarti alam tidak begitu saja yang selama ini dapat menjamin kelangsungan hidupnya
memberikan atau meyedikan tanaman secara berlebihan, dengan sesuatu yang akan meningkatkan
akan tetapi harus dengan usaha dari manusia yaitu kesejahteraannya akan tetapi belum tentu berhasil.
dengan pencurahan akal pikiran dan tenaga. Posisi petani yang harus memilih menyebabkan
Pendapat ini mengisyaratkan bahwa dalam perhatiannya terhadap pe-manfaatan lahan kering belum
memanfaatkan lahan untuk kegiatan usaha tani sangat begitu tinggi, lahan kering hanya diolah bersifat
menuntut perhatian petani itu sendiri. Petanilah yang sambilan, dan sangat terbatas luasnya yang hanya untuk
akan menentukan bagaimana lahan yang dimilikinya menaman sayuran bagi keperluan sehari-hari.
dapat bermanfaat secara baik dalam pengembangan Keyakinan petani akan tanaman semusim tanpa
usaha tani yang dijalankannya. Apabila kemempuan dikuti dengan penerapan teknik-teknik konservasi dalam
petani rendah, tentu apa yang diharapakan dari hasil tani pemanfaatan lahan kering, pada akhirnya tentu akan

~ 96 ~
dapat mempengaruhi kelangsungan usahanya. Sarief terbatasnya modal usaha yang dimiliki. Petani tidak
mengatakan bahwa usaha pertanian tanaman pangan dan dapat menanggung risiko yang berujung pada habisnya
tanamansemusim pada tanah kering berupa ladang dan persediaan kebutuhan pokoknya yang menyebab- kan
tegalan telah merupaka salah satu sumber utama mereka dapat mengalami kekurangan beras. Untuk itu
kerusaka tanah dii indonesia. Usaha tani tanaman kritis sebagus apapun teknologi yang dikembangkan untuk
yang luas, teknologi yang rendah dan pelanggaran mengatasi keterbatasan kemampuan lahan, apabila tidak
kaedah konservas merupakan penyebabnya. diikuti dengan peningkatan kemampuan petani, yaitu
Kecenderungan petani mengutamakan lahan sawah kemam-puan modal. Maka lahan tidak akan mampu
karena pemanfaatan lahan sawah dapat menjamin meningkatkan kesejah-teraan petani itu sendiri.
kelangsungan hidup keluarga. Hasil yang diperoleh dari Situasi seperti ini mungkin serasa unik, dimana
pemanfaatan lahan sawah berkaitan dengan pemenuhan petani dapat menye-suaikan pekerjaannya pada waktu
kebutuhan pokok keluarga. Oleh karena itu petani yang bersamaan, jika mereka terlambat dalam
kelompok lebih mementingkan lahan sawah dari lahan melakukan pekerjaan tersebut terntu akan berpengaruh
lain yang mereka miliki. Keadaan ini sejalan dengan apa terhadap perkembangan tanamannya. Akan tetapi karena
yang dikemukan Tohir bahwa usaha tani di Indonesia dikerjakan secara bersama persoalan waktu yang
dalam hakekatnya masih mengutamakan pengetahuan terbatas tidak menjadi problem bagi petani. Semua
produktivitas tanah, yaitu jumlah hasil total yang pekerjaan seperti menanam dan menyiangi tanaman
diperoleh dari satu kesatuan bidang tanah selama satu padi, dapat disesuaikan dengan perkiraan rentangan
tahun. waktu yang paling baik untuk melakukan pekerjaan
Keterkaitan penggunaan lahan lahan dengan tersebut. Fenomena ini menunjukkan bahwa rasa
pemenuhan kebutuhan pokok, pada hakikatnya tidak persaudaraan sesama petani yang dibarengi dengan
terlepas dari keterbatasan modal usaha yang dimiliki persamaan nasib, telah membawa mereka dapat
petani. Karena modal usaha yang terbatas petani lebih melakukan pembagian waktu secara efektif. Teman
mengutamakan usaha tani yang dijalankan dapar terbantu dan kita sendiri tidak merasa dikejar waktu
menjamin kebutuhan pokok keluarganya. Akibatnya dalam menyelesaikan pekerjaan. Mereka bekerja
peran lahan lain selain lahan sawah belum mendukung bersama-sama dan makan serta minum bersama dengan
pendapatan mereka dari usaha tani yang dijalankannnya. suasana persaudaraan.
Fenomena ini membawa petani pada situasi yang sulit Mempekerjakan tenaga dari luar anggota keluarga
untuk berkembang. Mereka tidak punya keberanian dengan cara upahan adalah saat pekerjaan pengolahan
dalam mengembangkan usahanya sendiri sebagai akibat sawah dan mengangkut padi sampai ke rumah.
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Mau berbuat Pengerjaan lahan dengan cara upahan dilakukan dengan
mereka sangat terbatas dengan modal, dan apabila tidak sistem borongan. Waktu bekerja dengan cara ini jauh
berbuat mereka akan tetap tenggelam dalam situasi lebih cepat, karena di samping diborongkan juga
kesejahteraan yang relatif rendah. dikerjakan dengan memanfaatkan tenaga mesin.
Fakta lain yang mempe-ngaruhi penggunaan lahan Disamping itu pekerjaan ini juga akan dimanfaatkan
usaha tani yang dimiliki petani adalah situasi pasar. oleh petani lain, sehingga perkiraan waktu dalam
Tidak jarang mereka membeli produk hasil pertanian menyelesaikan pekerjaan akan menjadi perhitungan
dengan harga mahal. Ketika mereka meyedikan bibit, mereka. Kalau tidak mereka akan mengalami kerugian
mereka membelinya dengan harga yang tinggi, dan bila dibandingkan dengan waktu sebenarnya, serta akan
ketika tanaman usaha taninya sudah menghasilkan kehilangan kesempatan mengerjakan lahan petani
mereka menemukan harga yang rendah. Keadaan ini lainnya.
meyebabkan petani harus menanggung kerugian. Petani Biaya yang dikeluarkan petani untuk pengolahan
harus menjual hasil usaha taninya walapun harga di lahan dengan cara upahan ini juga tidak terlalu mahal,
pasar sangat rendah. Petani tidak dapat menunggu bahkan sebanding dengan biaya bila pekerjaan itu
sampai harga dipasar stabil kembali. Keadaan ini bukan dikerjakan sendiri dimana waktunya jauh lebih lambat.
karena semata-mata karena hasil produk yang dihasilkan Petani tidak lagi menyiapkan makan dan minum, serta
tidak dapat disimpan lama, akan tetapi juga karena rokok yang diperlukan pekerja. Disamping masalah
desakan biaya untuk mengerjakan usaha tani waktu dan biaya, mengerjakan pekerjakan dengan cara
selanjutnya. seperti ini juga sudah merupakan kebutuhan. Tidak ada
Risiko kerugian sebagai akibat rendahnya harga lagi pekerjaan pengolahan lahan sawah yang dilakukan
pokok hasil usaha tani, telah menyebab-kan mereka sendiri oleh anggota keluarga. Mereka selalu
menghadapi situasi kekurangan modal usaha, keadaan mengerjakan pengolahan lahan dengan mengutamakan
ini jelas sangat berpengaruh pada pengerjaan usaha tani pada pemilik mesin bajak.
selanjutnya. Oleh karena itu terfokusnya petani dalam Begitu juga dengan pekerjaan mengangkat padi
mengerjakan lahan sawah adalah sebagai akibat dari sawah sampai ke rumah. Disamping karena

~ 97 ~
kebutuhan, pekerjaan ini menuntut kekuatan fisik yang Kesimpulan dari temuan ini adalah bahwa
menurut petani tidak kuat mereka lakukan. Pekerjaan usaha tani konservasi belum menjadi pilihan bagi
seperti ini dikerjakan oleh mereka yang sudah biasa petani untuk dikembangkan. Meskipun
menjalankannya. Dengan demikian pekerjaan melaksanakan usaha tani adalah aktivitas utama
mengangkat padi sampai ke rumah merupakan dari petani kelompok konservasi, akan tetapi
pekerjaan yang diperuntukkan pada orang-orang mereka belum mengambangkan usaha tani
tertentu, sama seperti pemilik mesin bajak, dimana konservasi. Melaksanakan usaha tani konservasi
petani sendiri jarang yang memilikinya sehingga mereka membutuhkan modal dan hasilnya belum tentu
harus mengupahnya. Walaupun mereka memiliki menguntungkan. Risiko melaksana-kan usaha tani
kemampu-an yang terbatas akan tetapi petani telah konservasi bukannya hanya gagal panen, tetapi juga
melakukan yang terbaik dapat mereka perbuat dalam masalah harga. Hasil usaha tani dipentingkan untuk
lingkungan usaha yang mereka jalankan. memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Oleh karena
itu tanaman yang selalu diusahakan dalam
KESIMPULAN menjalankan usaha tani adalah tanaman padi.
Tanaman padi selalu diolah sepanjang tahun, karena
Berdasarkan tema budaya yang ditemukan sesuai
mengutamakan tanaman padi, maka jenis tanaman
dengan fokus dan sub-fokus penelitian, diperoleh ke-
lain belum dikembangkan dalam usaha tani yang
simpulan dengan preposisi sebagai berikut : dijalankan.
1. Usaha tani konservasi akan dapat terlaksana 3. Usaha tani konservasi akan dapat terlaksana
bilamana petani mampu merubah orientasi usaha
bilamana perhatian petani dalam memanfaatkan
taninya, dan merubah perilaku pemanfaatan lahan.
lahan dapat mengembangkan pentingnya lahan
Temuan utama dari penelitian ini
mengungkapkan bahwa bentuk usaha tani yang basah dan lahan kering.
dijalankan petani kelompok konservasi, sangat Kesimpulan dari temuan ini adalah bahwa
berpengaruh dalam pengembangan usaha tani pemanfaatan lahan yang dialkukan petani belum
konservasi. Orientasi usaha tani yang dijalankan mendukung pengembangan usaha tani konservasi.
yang mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok Lahan yang mereka miliki belum seluruhnya
sehari-hari telah mempengaruhi petani dalam dikelola secara maksimal. Keberadaan lahan kering
mengembangkan usaha tani yang dijalankan. yang dikelola untuk mengembangkan lahan tani
Mereka belum mengem-bangkan usaha tani konservasi ternyata belum mendukung peningkatan
konservasi karena keterbatasan kemampuan dan kesejahteraan petani.
banyaknya risiko pelaksanaannya. Barbier dalam
Arifin mengungkapkan bahwa penerapan teknik SARAN
konservasi pada usaha tani yang dijalankan sangat
tergantung dengan keuntungan yang dinikmati Sesuai dengan kesimpulan dari penelitian yang
petani. Petani yang berada di lapisan atas mungkin telah diuraikan di atas, maka untuk pengembangan
dapat menerapkannya secara terus menerus karena petani melalui pola subsidi yang dilakukan pemerintah
tingginya tingkat produktivitas dan penerimaan yang dapat terlaksana kelangsungan-nya, disarankan hal-hal
diperoleh dari usaha taninya. Sedangkan petani sebagai berikut :
miskin dengan penghasilan pas-pasan mungkin sadar 1. Upaya pengembangan pertanian agar usaha tani
akan manfaat teknologi tersebut, tetapi tidak mampu yang di-jalankan dapat berkembang dan dapat
untuk menerapkannya. meningkatkan kesejah-teraannya, tetap perlu
Memahami apa yang diungkapkan Barbier dilaku-kan. Hal ini mengingat petani pedesaan
tersebut terlihat, bahwa sesungguhnya pelaksanaan merupakan petani kecil yang memiliki banyak
usaha tani konser-vasi menuntut kesiapan petani, keterbatasan, sehingga masih memerlukan
walau pun petani menyadari akan pentingnya pembinaan.
penerapan teknologi tersebut dalam menjalankan 2. Usaha tani konservasi bukanlah sesuatu yang baru
usaha taninya, akan tetapi karena rendahnya bagi petani, akan tetapi belum menjadi pilihan
kemampuan yang dimiliki petani menyebabkan untuk dikembangkan karena terbatasnya modal
mereka sulit untuk mewujudkan apa sebenarnya usaha. Untuk itu dalam mengatasi kesulitan modal
berguna untuk kemajuannya perlu difasilitasi pemberian pinjaman modal usaha
2. Usaha tani konservasi belum berpengaruh pada oleh pemerintah / swasta dengan persyaratan yang
petani dalam merubah orientasi usaha tani. tidak terlalu menyulitkan petani.

~ 98 ~
3. Perlunya program pembinaan yang dapat Introduction to Theory and Methods. Boston,
meningkatkan kesadaran dan kemampuan petani. London : Ally and Bacon.
Hal ini mengingat karena petanilah yang
Bogdan, Robert.C dan Taylor, Steven J. (2002).
diharapkan akan dapat menjalankan usaha tani
Kualitatif Dasar-Dasar Peneltian.
konservasi. Jika kemampuan petani tidak
ditingkatkan, maka upaya pelaksanaan usaha tani Budianto, Joko. (1999). Peran Strategis Penelitian
konservasi melalui swadaya petani sulit Tanah, Iklim dan Pupuk Dalam Pembangunan
dilaksanakan. Pertanian Berkelanjutan ; Proseding Seminar
Nasional Sumber Daya Tanah, Iklim dan Pupuk.
4. Perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan secara
Jakarta : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,
terprogram dalam meningkatkan pengetahuan
petani, terutama dalam bidang ekonomi, sehingga Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
pengetahuan petani tentang pasar dari hasil Departemen Pertanian.
produksinya menjadi luas. Hal ini penting untuk Carnoy, Martin. (1995). International Encyclopedia Of
menjadikan petani dapat menyesuaikan jenis Economics Of Education. Cambridge, UK :
tanaman yang diusahakan sesuai dengan Cambridge University Press.
permintaan pasar. Daniel, Moehar. (2002). Pengantar Ekonomi Pertanian.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Bina Aksara.
Abizar. (1991). Analisa Taksonomi ; Makalah pada Dibyo, Prabowo, Penyunting. (1985). Pengantar
PENLOK Penelitian Kualitatif Tingkat Madya. Ekonomi Sumberdaya Alam. Yogyakarta : BPFE.
Bukit Tinggi : APDN.
Efendi Rahim, Supli. (2000). Pengendalian Erosi Tanah
Anonim. (1985). Unit Percontohan UPSA Memicu Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup.
Peningkatan Pendapatan Petani. Jakarta : Jakarta : Bumi Aksara.
Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rahabilitasi. Gemmel, Norman. (1992). Ilmu Ekonomi
Anonim. (2000). Kependudukan Masa Depan, Pembangunan, Beberapa Survey. Jakarta : UP3ES.
Terjemahan (Soerjani, Muhammad). Jakarta :
Hidayat, Achmad dan Mulyani Anny. (1999). Potensi
Institut Pendidikan dan Pengembangan
Sumber Daya lahan untuk Pengembangan
Lingkungan.
Komoditas Penghasil Devisa ; Prosiding Seminar
Arifin, Bustanul. (2001). Pengelolaan Sumberdaya Nasional Sumber Daya Tanah : Pusat Pene-litian
Alam Indonesia. Jakarta : Erlangga. Tanah, Iklim dan Agroklimat, Badan Penelitian dan
Arsyad, Sintanala,dkk. (1972). Tiada Panen Yang Pengembangan Pertani-an Departemen Pertanian.
Gampang ; Dilema Pertanian di Negara-negara Johnston, Mary, at all. (1978). Membina Masyarakat
Berkembang. Jakarta : Direktorat Pendidikan Pem-bangunan ; Kumpulan Kasus-kasus
Direktorat JenderalDepartemen Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat. Surakarta : Yayasan
Kebudayaan. Indonesia.
Azmi. (1980). Pengantar Tentang Studi Kualitatif, Kasryno, Faisal. (2000). Sumber Daya Manusia dan
Kerangka Penataran dan Tinjauan Umum. Bukut Pengelo-laan Lahan Pertanian di Pedesaan
Tinggi : Proyek Pengembangan Belajar dan Indonesia. Jurnal Forum Penelitian Agro ekonomi.
Mengajar. Vol18 no1 dan 2
Asy’ari, Imam Sapari. (1983). Sosiologi kota dan Desa. Koentjaraningrat. (1964). Masyarakat Indonesia Masa
Surabaya : Usaha Nasional. Kini. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Fakultaas
Black, James A, dan Champion, Dean. J. (1992). Ekonomi UMU Indonesia.
Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung : Latif, Kamila. (1990). Pendapatan Rumah Tangga
Eresco. Petani Miskin di Kab Lima puluh Kota.
Tesis.Padang : PPS UNAND
Bishop, C.E, dan W.D. Toussaint. (1997). Pengantar
Analisa Ekonomi Pertanian, Terjemahan (Team Lincoln, Yuona,S. Egon.G.Guba. (1985). Naturalistic
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada). Inquiry. London : Sage publication.
Jakarta : Mutiara. Inc,Beverlyhills.
Bogdan, Robert C, dan Biklen, Sari Knop. (1998).
Qualitative Research In Education ; An

~ 99 ~
Moleong, Lexi J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Miles, Mathew B, dan Hubbermen,A. Michael. (1984).
Kualitatif Data Analysis ; a Sourcebook of New
Method. Beverlyhills : Sage Publication.
Mubyarto. (1988). Pengantar Ekonomi Pertanian.
Jakarta : LP3ES
Nasution. (1988). Metode Penelitian Naturalistik-
Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Rukmana, Rahmat. (1995). Teknik Pengelolaan Lahan
Berbukit dan Kritis. Jakarta : Kanisius.
Rusman, Bujang. (1989). Konservasi tanah dan Air.
Padang : PPS UNAND.
Soerjadi. (1997). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian,
Teori dan Aplikasi. Jakarta : Raja Garvindo
Persada.
Sontang Manik, Karden Eddy. (2003). Pengelolaan
Lingku-ngan Hidup. Jakarta : Djambaran.
Semangen, Haryono. Penyunting. (1995). Pembangunan
Pertanian Di Wilayah Kering Indonesia,
Proseding Kon- frensi Internasional Pemba-
ngunan Pertanian Semi arid Nusa Tenggara Timur,
Timor-Timur dan Maluku Tenggara.
Surirpi, (2002). Pelestarian Sumber Daya tanah dan
Air. Yogyakarta : Andi.
Syafaat, Nizwar,dkk. (2003). Dinamika ndikator
ekonomi Makro Sektor Pertanian dan
Kesejahteraan petani. Jurnal Analisis Kebijakan
Pertanian (Agricultur Policy Analysis ) Vol 1
Nomor 1
Soekartaw. (1994).Pembangunan Pertanian. Jakarta :
Grafindo Perkasa.
( ).Ilmu Usaha Tani.
Spradley, James P. (1980). Participant Observation.
New York : Holt Reneltart, and Wiston.
Soetomo, Greg. (1997). Kekalahan Manusia Petani,
Dimensi Manusia Dalam Pembangunan
Pertanian. Yogyakarta : Kamsius.
Tivy, Joy dan O’Here. (1995). Human Impact On The
Ecosystem. Singapore : Longmen Singapore
Publishers Ptd Utd.
Tohir, Kaslan A. (1983). Seuntai Pengetahuan Tentang
Usaha Tani Indonesia. Jakarta : Bina Aksara.
Toto Soetrisno, Cornelis. (1989). Bimbingan Praktis
Pola Tanam Pada Lahan Kritis. Bandung :
Armico

~ 100 ~

Anda mungkin juga menyukai