Kelompok 1
Kelompok 1
Kelompok 1
Termodinamika
Hidrokarbon
Kelompok 1
Acuan Units:
Temperature oC
Pressure kPa
Mass/Mole kg.kmol
Menentukan Properties
Menentukan Kondisi
Suatu Aliran Menggunakan
Quality pada software NIST
Menentukan Komponen Hidrokarbon
Menentukan komponen
Hidrokrabon pada soal
sesuai dengan %mol dari
masing – masing komponen
Menentukan Komponen Hidrokarbon
Memasukkan %mol
komponen atau
menggunakan fitur
“normalize”
Menginput Data dan Mengiterasi
Kesimpulan
(Fig. 10-3)
Algoritma Perhitungan
1. Mencari nilai entalpi dan entropi di titik 1 dengan menginput P1 dan kualitas =
1
2. Mencari nilai entalpi di titik 2 dengan menginput P2 dan entropi dari titik 1
3. Mencari nilai entalpi di titik 3 dengan menginput tekanan dari P2 dan kualitas
=0
4. Menghitung Kerja Kompressor Win
5. Menghitung QH
6. Menghitung QL
7. Menghitung COP
(Fig. 10-3)
Diketahui :
Fluida : R-134a
Mencari h2
s1=s2 dan P2 = 0,7 Mpa
Mencari h3
q = 0 dan P2 = 0,7 Mpa
Mencari h4
h3 = h4
Kondisi Operasi Setiap Titik
a. T-s
Diagram
2
3
1
4
b. Rate of Heat Removal
Qevap QL m h1 h4
QL 7.41 kW
c. Power Input Compressor
W in m h1 h2
W in 1.83 kW
d. Rate of Heat Rejection
Q cond Q H Q L W
7.41 kW 1.83 kW
Q H 9.24 kW
e. Coefficient of Performance
QL 1 7.41
COPR COPR 4.05
wnet .in QH /(QL 1) 1.83
QH 1 9.24
COPHP COPHP 5.05
wnet.in (1 QL ) / QH 1.83
Soal Bersama
Substitusi Refrigerant
SOAL BERSAMA
Diketahui :
Fluida : 40% Propana + 30% Isobutane
+30% Propylene
Tekanan dalam siklus
P1 = 0.12 MPa
P2 = 0.7 MPa
Asumsi :
– Pressure Drop pada Condenser dan Evaporator = 0
– Kompressor dalam kondisi isentropik
– Expansion Valve dalam kondisi isentalpik
Perbandingan
1. Mencari nilai entalpi dan entropi di titik 1 dengan menginput P1 dan kualitas = 1
2. Mencari nilai entalpi di titik 2 dengan menginput P2 dan entropi dari titik 1
3. Mencari nilai entalpi di titik 3 dengan menginput tekanan dari P2 dan kualitas = 0
4. Menghitung Kerja Kompressor Win
5. Menghitung QH
6. Menghitung QL
7. Menghitung COP
8. Mencari nilai laju alir agar QL = QL refrigeran awal dengan menggunakan Goal Seek
Kondisi Sama
Laju Alir Massa
Q L m h1 h4
𝑄˙𝐿
𝑚=
˙
( h1 − h4 )
7.41𝑘𝐽 / 𝑠
𝑚=
˙
( 539,54 − 243,79 ) 𝑘𝐽 / 𝑘𝑔
𝑚=0,025
˙ 𝑘𝑔/ 𝑠
Power Input Compressor
W in m h1 h2
W in 1,9965 kW
Rate of Heat Rejection
Qcond QH QL W
7.41 kW 1.9965 kW
Q H 9.4065 kW
Coefficient of Performance
QL 1 7.41
COPR COPR 3.7115
wnet .in QH /(QL 1) 1.9965
QH 1 9.4065
COPHP COPHP 6.0029
wnet.in (1 QL ) / QH 1.567
(Fig. 10-3)
Diketahui :
Fluida : 40% Propana + 30% Isobutane
+30% Propylene
Tekanan dalam siklus
P1 = 0.2 MPa
P2 = 0.8 MPa
Asumsi :
– Pressure Drop pada Condenser dan Evaporator = 0
– Kompressor dalam kondisi isentropik
– Expansion Valve dalam kondisi isentalpik
Kondisi 1
Laju Alir Massa
Q L m h1 h4
𝑄˙𝐿
𝑚=
˙
( h1 − h4 )
7.41 𝑘𝐽 / 𝑠
𝑚=
˙
( 5 55,09 −256,8 ) 𝑘𝐽 / 𝑘𝑔
𝑚=0.02
˙ 48 𝑘𝑔/ 𝑠
Power Input Compressor
W in m h1 h2
W in 1.567 kW
Rate of Heat Rejection
Qcond QH QL W
7.41 kW 1.567 kW
Q H 8.973 kW
Coefficient of Performance
QL 1 7.41
COPR COPR 4.727
wnet .in QH /(QL 1) 1.567
QH 1 8.973
COPHP COPHP 5.727
wnet.in (1 QL ) / QH 1.567
(Fig. 10-3)
Diketahui :
Fluida : 40% Propana + 30% Isobutane
+30% Propylene
Tekanan dalam siklus
P1 = 0.3 MPa
P2 = 0.7 MPa
Asumsi :
– Pressure Drop pada Condenser dan Evaporator = 0
– Kompressor dalam kondisi isentropik
– Expansion Valve dalam kondisi isentalpik
Kondisi 2
Kondisi Operasi
1
4
Laju Alir Massa
Q L m h1 h4
𝑄˙𝐿
𝑚=
˙
( h1 − h4 )
7.41 𝑘𝐽 / 𝑠
𝑚=
˙
( 568.65 −243.79 ) 𝑘𝐽 / 𝑘𝑔
𝑚=0.023
˙ 𝑘𝑔/ 𝑠
Power Input Compressor
W in m h1 h2
W in 1.17 kW
Rate of Heat Rejection
Qcond QH QL W
7.41 kW 1.17 kW
Q H 8.57 kW
Coefficient of Performance
QL 1 7.41
COPR COPR 6 .4
wnet .in QH /(QL 1) 1.17
QH 1 8.57
COPHP COPHP 7.32
wnet.in (1 QL ) / QH 1.17
Justifikasi Studi kasus pada kondisi
Tekanan 0.7 dan 0.3 Mpa
– Hasil dari trial studi kasus kedua adalah COP yang lebih tinggi serta delta Temperatur
yang lebih jauh (dalam konteks refrijerasi)
– Namun hal tersebut tidak visible secara operasi dan hanya merupakan perhitungan
error dari simulasi
– Alasan yang berkaitan adalah karena pendinginan dengan refrijeran yang diajukan
memiliki delta temperature yang terlalu tinggi hingga dapat dikatakan tidak
mungkin diaplikasikan secara nyata
– Kondisi temperatur yang negatif (- oC) menandakan bahwa fungsi refrijerasi
bukanlah untuk siklus biasa namun siklus pendinginan diluar kasus yang diberikan
pada soal
Perbandingan Hasil Perhitungan dan Analisis
COPR COPHP Operation
Refrijeran
Feasibility
R-134a 4.05 5.05 Ya
Propane, Isobutane, Propylene
3.712 6.003 Ya
Kondisi Sama (0.12 – 0.7 MPa)
Propane, Isobutane, Propylene
4.727 5.727 Ya
Kondisi 1 (0.2 – 0.8 MPa)
Propane, Isobutane, Propylene
6.4 7.32 Tidak
Kondisi 2 (0.3 – 0.7 MPa)
Kesimpulan
– Kemampuan refrijeran tidak hanya diperhitungkan dari COP yang dimiliki oleh
alat ataupun refrijeran, walaupun COP tinggi belum tentu refrijeran memiliki
kemampuan yang memadai untuk mendinginkan
– Dilihat dari temperature yang diberikan pada kasus 3 tidak memiliki
kemampuan yang sama untuk mendinginkan karena temperaturnya tidak
mencapai -20