Anda di halaman 1dari 32

Ukuran gejala

pusat
UKURAN PEMUSATAN
 Merupakan nilai tunggal yang mewakili semua data
atau kumpulan pengamatan dimana nilai tersebut
menunjukkan pusat data.
Yang termasuk ukuran pemusatan :
1. Rata-rata hitung (Mean)
2. Median (nilai yang letaknya ditengah)
3. Modus (yang paling banyak terjadi)
4. Rata-rata ukur
5. Rata-rata harmonis
1. RATA-RATA HITUNG
Rumus umumnya :
Jumlah semua nilai data
Rata - rata hitung 
Banyaknya nilai data
1. Untuk data yang tidak mengulang
X1  X 2  ...  X n X
X 
n n
2. Untuk data yang mengulang dengan frekuensi
tertentu
f1X1  f 2 X 2  ...  f n X n fX
X 
f1  f 2  ...  f n f
kasus
Urutan data sbb:
a. 61; 63; 63; 63; 68; 70; 72; 75; 76; 76; 80; 80
dan 81
b. 53; 55; 55; 55; 60; 62; 64; 69; 69; 69; 72; 72
dan 75
RATA-RATA HITUNG (lanjutan)
1. Dalam Tabel Distribusi Frekuensi
Interval Kelas Nilai Tengah Frekuensi fX
(X)
9-21 15 3 45
22-34 28 4 112
35-47 41 4 164
48-60 54 8 432
61-73 67 12 804
74-86 80 23 1840
87-99 93 6 558
Σf = 60 ΣfX = 3955

fX 3955
X   65,92
f 60
RATA-RATA HITUNG (lanjutan)
2. Dengan Memakai Kode (U)
Interval Kelas Nilai Tengah U Frekuensi fU
(X)
9-21 15 -3 3 -9
22-34 28 -2 4 -8
35-47 41 -1 4 -4
48-60 54 0 8 0
61-73 67 1 12 12
74-86 80 2 23 46
87-99 93 3 6 18
Σf = 60 ΣfU = 55

 fU   55 
X  X0  c    54  13    65,92
 f   60 
RATA-RATA HITUNG (lanjutan)
3. Dengan pembobotan
Masing-masing data diberi bobot.

Misal A memperoleh nilai 65 untuk tugas, 76 untuk mid


dan 70 untuk ujian akhir.
Bila nilai tugas diberi bobot 2, Mid 3 dan Ujian Akhir 4,
maka rata-rata hitungnya adalah :

(2)65  (3)76  (4)70


X  70,89
23 4
2. MEDIAN
Untuk data berkelompok

n 
 - F 
Med  L 0  c  2 
 f 
 
 
L 0  batas bawah kelas median
F  jumlah frekuensi semua kelas sebelum
kelas yang mengandung median
f  frekuensi kelas median
MEDIAN (lanjutan)
Contoh :
Interval Frekuensi Letak median ada pada data
Kelas
ke 30, yaitu pada interval 61-
9-21 3
22-34 4 73, sehingga :
35-47 4
48-60 8
L0 = 60,5
61-73 12 F = 19
74-86 23
87-99 6 f = 12
 60 
Σf = 60  - 19 
Med  60,5  13  2   72,42
 12 
 
 
3. MODUS
Untuk data berkelompok

 b1 
Mod  L 0  c  
 b1  b 2 
L 0  batas bawah kelas modus
b1  selisih antara frekuensi kelas modus dengan
frekuensi tepat satu kelas sebelum kelas modus
b 2  selisih antara frekuensi kelas modus dengan
frekuensi tepat satu kelas sesudah kelas modus
MODUS (lanjutan)
Contoh :
Interval Frekuensi Data yang paling sering muncul
Kelas adalah pada interval 74-86,
9-21 3
22-34 4
sehingga :
35-47 4
48-60 8
L0 = 73,5
61-73 12
74-86 23
b1 = 23-12 = 11
87-99 6
Σf = 60
b2 = 23-6 =17
 11 
Mod  73,5  13    78,61
 11  17 
HUBUNGAN EMPIRIS ANTARA NILAI RATA-RATA
HITUNG, MEDIAN, DAN MODUS

Ada 3 kemungkinan kesimetrian kurva


distribusi data :
1) Jika nilai ketiganya hampir sama maka kurva
mendekati simetri.
2) Jika Mod<Med<rata-rata hitung, maka kurva
miring ke kanan.
3) Jika rata-rata hitung<Med<Mod, maka kurva
miring ke kiri.
HUBUNGAN RATA-RATA – MEDIAN - MODUS

1. = Md= Mo 12
10
8
6
4
2
0

2. Mo < Md <  15

10

0
231 Mo Md Rt 663 807

3.  < Md < Mo 15
10
5
0
231 375 Rt Md Mo 807
HUBUNGAN EMPIRIS ANTARA NILAI RATA-RATA
HITUNG, MEDIAN, DAN MODUS (lanjutan)
Jika distribusi data tidak simetri, maka terdapat
hubungan :

Rata-rata hitung-Modus = 3 (Rata-rata hitung-Median)

X - Mod  3 X  Med 
4. RATA-RATA UKUR
Digunakan apabila nilai data satu dengan yang lain
berkelipatan. G  n X .X ....X
1 2 n

Untuk data tidak berkelompok


  log X 
G  antilog  
 n 
Untuk data berkelompok
  f log X 
G  antilog  
 f 
RATA-RATA UKUR (lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Tengah Frekuensi log X f log X
Kelas (X)
9-21 15 3 1,18 3,54
22-34 28 4 1,45 5,8
35-47 41 4 1,61 6,44
48-60 54 8 1,73 13,84
61-73 67 12 1,83 21,96
74-86 80 23 1,90 43,7
87-99 93 6 1,97 11,82
Σf = 60 Σf log X = 107,1

 107,1 
G  antilog    60,95
 60 
5. RATA-RATA HARMONIS
Biasanya digunakan apabila data dalam bentuk
pecahan atau desimal.
n
Untuk data tidak berkelompok RH 
1
 
X

f
Untuk data berkelompok RH 
f 
 
X
RATA-RATA HARMONIS (lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Tengah Frekuensi f/X
Kelas (X)
9-21 15 3 0,2
22-34 28 4 0,143
35-47 41 4 0,098
48-60 54 8 0,148
61-73 67 12 0,179
74-86 80 23 0,288
87-99 93 6 0,065
Σf = 60 Σf / X = 1,121

60
RH   53,52
1,121
KUARTIL, DESIL, PERSENTIL
1. Kuartil
Kelompok data yang sudah diurutkan
(membesar atau mengecil) dibagi empat
bagian yang sama besar.

Ada 3 jenis yaitu kuartil pertama (Q1) atau


kuartil bawah, kuartil kedua (Q2) atau kuartil
tengah, dan kuartil ketiga (Q3) atau kuartil
atas.
UKURAN LETAK: KUARTIL
Definisi:
Kuartil adalah ukuran letak yang membagi 4 bagian yang
sama. K1 sampai 25% data, K2 sampai 50% dan K3 sampai
75%.
Rumus letak kuartil:
DATA TIDAK BERKELOMPOK DATA BERKELOMPOK
K1 = [1(n + 1)]/4 1n/4
K2 = [2(n + 1)]/4 2n/4
K3 = [3(n + 1)]/4 3n/4

0 K1 K2 K3 n

0% 25% 50% 75% 100%


KUARTIL (lanjutan)
Untuk data tidak berkelompok
i n  1
Q i  nilai ke - , i  1,2,3
4
Untuk data berkelompok
 in 
 -F
Q i  L 0  c 4  , i  1,2,3 L0 = batas bawah kelas kuartil
 f 
  F = jumlah frekuensi semua
 
kelas sebelum kelas kuartil Qi
f = frekuensi kelas kuartil Qi
KUARTIL (lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Frekuensi Q1 membagi data menjadi 25 %
Kelas Tengah Q2 membagi data menjadi 50 %
(X) Q3 membagi data menjadi 75 %
9-21 15 3
22-34 28 4
35-47 41 4
Sehingga :
48-60 54 8
61-73 67 12
74-86 80 23
Q1 terletak pada 48-60
87-99 93 6
Σf = 60 Q2 terletak pada 61-73
Q3 terletak pada 74-86
KUARTIL (lanjutan)
 1.60 
Untuk Q1, maka :  - 11 
Q1  47,5  13 4   54
 8 
 
 

Untuk Q2, maka :  2.60 


 - 19 
Q 2  60,5  13 4   72,42
 12 
 
 
Untuk Q3, maka :  3.60 
 - 31 
Q 3  73,5  13 4   81,41
 23 
 
 
KUARTIL, DESIL, PERSENTIL (lanjutan)

2. Desil
Kelompok data yang sudah diurutkan
(membesar atau mengecil) dibagi sepuluh
bagian yang sama besar.
DESIL (lanjutan)
Untuk data tidak berkelompok
i n  1
D i  nilai ke - , i  1,2,3,...,9
10

Untuk data berkelompok


 in  L0 = batas bawah kelas desil Di
 -F F = jumlah frekuensi semua
D i  L 0  c 10  , i  1,2,3,...,9
 f  kelas sebelum kelas desil Di
 
  f = frekuensi kelas desil Di
DESIL (lanjutan)
Contoh :
Interval Nilai Frekuensi D3 membagi data 30%
Kelas Tengah
(X) D7 membagi data 70%
9-21 15 3
22-34 28 4
35-47 41 4
48-60 54 8 Sehingga :
61-73 67 12
74-86 80 23
87-99 93 6

Σf = 60
D3 berada pada 48-60
D7 berada pada 74-86
DESIL (lanjutan)
 3.60 
 - 11 
D 3  47,5  13 10   58,875
 8 
 
 

 7.60 
 - 31 
D 7  73,5  13 10   79,72
 23 
 
 
GRAFIK LETAK DESIL

0% 20% 40% 60% 80% 100%


0 D2 D4 D6 D'8 n
KUARTIL, DESIL, PERSENTIL (lanjutan)

3. Persentil
Untuk data tidak berkelompok
i n  1
Pi  nilai ke - , i  1,2,3,...,99
100

Untuk data berkelompok


 in 
 - F 
Pi  L 0  c 100  , i  1,2,3,...,99
 f 
 
 
UKURAN LETAK PERSENTIL

1% 3% … … … 99%
P1 P3 … … … P99
Soal
 Distribusi frekuensi dari upah karyawan suatu
perusahaan dalam ribuan rupiah per bulan adalah
sbb.:
Nilai upah Banyaknya
karyawan  Hitung mean,
100 – 199 15 median,
200 – 299 20 modus, rata-
300 – 399 30 rata hitung dan
400 – 499 25 rata-rata
500 – 599 15
harmoni
 Hitung Q3
600 – 699 10
700 – 799 5  Hitung D8

31
Aturan menjawab soal
• Kerjakan soal
• Jawaban dalam bentuk file dengan nama file:
nama saudara_gejalapusat_R.2.3
• Jawaban dikirim lewat email ke alamat :
nda_eni@yahoo.com
• Jawaban paling lambat hari kedua setelah hari
kuliah

Anda mungkin juga menyukai