Anda di halaman 1dari 52

Strategi Penghematan Pajak Melalui

Pemilihan Bentuk Usaha


Kelompok 4 :
a. Berliana Aptikasari (12030117120062)
b. Nindi Rustyaningrum (12030117120065)
c. Anisa Arifiyanti (12030117120067)
d. Priscilla Citra Primaweni (12030117130079)
Dalam peraturan perpajakan, banyak celah hukum yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalkan beban pajak yaitu
dengan cara merapikan manajemen pajak dan perencanaan pajak perusahaan.

Tujuan perencanaan pajak yang baik adalah memberikan keuntungan sebesar besarnya kepada investor agar return
of investment yang diperoleh semakin tinggi. Strategi perencanaan pajak dapat dimulai sejak awal berbinis dengan
melakukan setting up bentuk usaha yang akan dipilih investor. Entitas hukum di Indonesia yang diakui oleh undang-
undang perpajakan adalah :
a. Perseroan terbatas, koperasi dan yayasan
b. Persekutuan (firma, CV, kongsi)
c. Perseorangan
FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
DALAM PEMILIHAN BENTUK USAHA

Kesempatan untuk menunda pengenaan pajak pada tarif PPh


Adanya ketentuan mengenai kerugian hasil usaha
lebih kecil/besar apabila dibandingkan dengan kesempatan
neto (kompensasi kerugian) dan kredit investasi
yang terdapat pada tarif PPh dan akumulasi penghasilan
perusahaan yang berlaku bagi bentuk usaha tertentu

Pengenaan PPh secara berganda, baik


atas laba bruto usaha, maupun Kemungkinan pengajuan perlakuan
penghasilan dari pembagian keuntungan khusus terhadap pajak atas akumulasi
(dividen) kepada para pemegang laba, pajak atas penghasilan personal,
sahamnya holding company, dst

hubungan antara tarif PPh WPOP dan Liberalisasi ketentuan yang mengatur
tarif PPh WP Badan fringe benefit dan atau payment in kind.
PERSEROAN
TERBATAS (PT)
Perseroan Terbatas (PT) PT adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal
yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU serta peraturan
pelaksanaannya.

Ciri-ciri PT :
• Pendirian PT bertujuan untuk mencari keuntungan
• Memiliki fungsi ekonomi dan komersial
• Modal berasal dari saham dan obligasi
• Kekuasaan tertinggi RUPS
• Dipimpin oleh direksi
• Pemilik saham memiliki tanggung jawab perusahaan sebesar
modal yang disetorkan
• Keuntungan pemilik saham berupa dividen

Jenis Perseroan Terbatas :


• Perseroan Terbatas Terbuka
• Perseroan Terbatas Tertutup
• Perseroan Terbatas Kosong
+ Kelebihan dan Kekurangan
Perseroan Terbatas

Kelangsungan hidup perusahaan


terjamin meskipun terjadi pergantian Proses pendirian PT membutuhkan
pemilik biaya besar dan sulit

Pemindahan saham dari satu Sebagian pemegang saham sering


pemilik saham kepada pemegang menganggap perusahaan
saham lainnya dapat dilakukan merahasiakan keuntungan yang
dengan mudah didapatkan

Penggunaan sumber-sumber modal PT dikenakan pajak


perseroan terbatas lebih efisien dan
efektif
Menurut pasal 17 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1983 yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan :

Pengenaan Pajak PT dikenakan pada level net income sebelum pembagian dividen perusahaan
kepada pemegang saham

Ilustrasi penghitungan pajak Perseroan Terbatas :


Income Tahun 2019 60.000.000.000
COGS 58.800.000.000
Gross Income 1.200.000.000
Operating Expenses 500.000.000
Net Income before tax 700.000.000
Corporate Tax (25%) 175.000.000
Net Income After Tax 525.000.000
Pada saat penghasilan tersebut didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen,
maka dikenakan pajak lagi atas dividen tersebut sebesar 10% (PPh Final) untuk WPOP (Wajib Pajak
Orang Pribadi), sebagai berikut :

Net Income After Tax 525.000.000


Pajak atas Dividen 10% (PPh Final) 52.500.000
Return yang diterima pemegang 472.500.000
saham
Presentase Beban Pajak: (175.000.000 +52.500.000)
(Total tax/Net Income) : 700.000.000 x 100%= 32,5%

Dengan demikian, secara total investor / pengusaha selaku WPOP (Wajib Pajak Orang Pribadi) akan terbebani
pajak keuntungan yang diperoleh dari badan usaha PT tersebut sebesar 32,5%.
USAHA
PERSEKUTUAN
Perusahaan persekutuan atau Commanditaire Vennotschap (CV) adalah
persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan badan usaha, yang
dimana sebagian anggotanya memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
(aktif) dan sebagiannya lagi memiliki tanggung jawab yang terbatas (pasif).

Kelebihan Kekurangan
Kemampuan manajemen lebih besar Anggota aktif memiliki tanggung jawab yang tidak
terbatas
Lebih mudah dalam memperoleh modal Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu
Mudah berkembang dan pengelolaannya lebih Modal atau dana yang sudah ditanam sulit untuk
baik ditarik kembali
Risiko dapat ditanggung bersama-sama Mudah terjadi konflik antarsekutu pengusaha
VC
RI
CI Keanggotaan CV terdiri dari dua macam yaitu anggota aktif dan
anggota pasif

RI

Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola perusahaan


CI

Anggota pasif adalah anggota yang menanamkan modalnya

Tanggung jawab anggota aktif tidak terbatas sedangkan


tanggung jawab anggota pasif terbatas pada modal yang ditanam
Firma menurut UU Hukum Dagang RI adalah suatu perjanjian kerja sama antara dua orang
atau lebih untuk menjalankan sebuah perusahaan dengan nama bersama, untuk
mendapatkan manfaat dari hak-hak material bersama untuk mencapai tujuan para pihak
yang mereka janjikan untuk menyertakan uang, barang, nama baik, hak atau kombinasi
daripadanya ke dalam persekutuan.

KELEBIHAN KEKURANGAN
 Pemimpin perusahaan dapat dibagi sesuai  sulit membuat keputusan karena perbedaan
keahliannya masing-masing pendapat dari kedua pemimpin
 Kesinambungan badan usaha terjamin  kesalahan dalam anggota harus dibagikan
 Pinjaman untuk modal lebih mudah  tidak ada pemisahan properti antara hak
diperoleh kepemilikan dengan perusahaan
 Modal firma lebih besar daripada bisnis  Jika mengalami kebangkrutan, aset pribadi
individu akan diasuransikan
CIRI – CIRI FIRMA
1. Sekutu aktif dalam mengelola perusahaan
2. Tanggung jawab tanpa batas untuk semua risiko yang terjadi
3. Akan selesai jika satu anggota mengundurkan diri dari anggota atau meninggal.
4. Anggota perusahaan biasanya saling kenal dan saling percaya sebelumnya.
5. Perjanjian yang tegas dapat dibuat di hadapan notaris
6. Dalam suatu kegiatan bisnis selalu menggunakan nama bersama;
7. Setiap anggota dapat membuat perjanjian dengan pihak lain
8. Ada tanggung jawab dalam risiko kerugian tak terbatas;
9. Jika ada hutang yang belum dibayar, setiap pemilik wajib melunasi dengan aset pribadi;
10. Setiap anggota perusahaan memiliki hak untuk menjadi pemimpin;
11. Seorang anggota tidak memiliki hak untuk memasukkan anggota baru tanpa izin dari anggota
lainnya
12. Keanggotaan perusahaan sangat melekat dan berlaku seumur hidup;
13. Seorang anggota memiliki hak untuk membubarkan perusahaan; dan
14. Mudah mendapatkan kredit bisnis
Persekutuan perdata adalah kumpulan orang-orang yang memiliki
profesi yang sama dan berkeinginan untuk bekerja sama dengan
menggunakan nama mereka. Persekutuan perdata merupakan bentuk
umum dari CV dan Firma.

Dalam literature hukum, terdapat tiga macam perkumpulan yaitu CV, Firma dan
Persekutuan perdata.

Firma harus di daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam


Tambaha Berita Negara Republik Indonesia. Lalu, mendirikan firma juga tidak
membutuhkan adanya pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM, demikian pula
pendirian sebuah CV.
• Apabila CV mempunyai banyak hutang sehingga jatuh pailit dan harta benda CV tidak
mencukupi untuk melakukan pelunasan, maka harta benda pribadi persero dapat
dipertanggungjawabkan untuk melunasi utang perusahaan. Namun harta benda para sleeping
partner tidak dapat diganggu gugat jika terjadi hal tersebut.
• Pengaturan pajak CV diatur dalam pasal 6 dan pasal 4 Huruf I Undang-Undang PPh.
• Pengenaan pajak CV hanya dikenakan sekali pada level net income
Berikut adalah ilustrasi perhitungan pajak firma atau CV :
Income tahun 2019 Rp 60.000.000.000
COGS Rp 58.800.000.000
Gross Income Rp 1.200.000.000
Operating Expense Rp 500.000.000
Net Income Before Tax Rp 700.000.000
Corporate Tax (25%) Rp 175.000.000
Net Income After Tax Rp 525.000.000
Ketika penghasilan tersebut ditransfer ke pemegang saham sebagai dividen,
pembagian tersebut tidak dikenakan pajak lagi. Perhitungannya sebagai berikut :

Net Income Before Tax Rp 700.000.000


Corporate Tax Rp 175.000.000
Net Income After Tax Rp 525.000.000
Dividen Tax 0
Return Rp 525.000.000
% tax expense (Rp 175.000.000/Rp 700.000.000) = 25%

Dengan demikian, secara total investor akan terbebani pajak keuntungan


yang diperoleh dari badan usaha persekutuan sebesar 25%
USAHA
PERSEORANGAN
Menurut Murti Sumarai, John Suprianto (2003) perusahaan perseorangan adalah
perusahaan yang dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab
penuh terhadap semua risiko dan aktivitas perusahaan.

Kelebihan KEKURANGAN
Menerima semua keuntungan Besarnya perusahaan terbatas
Bebas bergerak Tanggungjawab tidak terbatas
Pajak yang rendah Kelangsungan perusahaan tidak terjamin
Organisasi yang murah dan sederhana Sulitnya dalam manajemen
Minimnya peraturan Sumber keuangan terbatas
Rahasia perusahaan terjamin Kurangnya kesepakatan karyawan
Dorongan perusahaan
Lebih mudah mendapatkan kredit (pinjaman usaha)
Keputusan bisa diambil dengan cepat
Ciri Ciri Usaha
Perseorangan
Dimiliki Oleh perseorangan Kelangsungan usaha bergantung
pada pemiliknya

Permodalan lebih kecil

Nilai penjualan dan nilai


tambahnya dibuat relatif kecil
Sistem pengelolaannya
sederhana
Ada beberapa perbedaan dalam perhitungan pajak usaha antara pajak perseorangan dengan pajak
perseroan, antara lain :

1. Dalam perhitungan pajak perseorangan ada beberapa faktor pengurang, seperti PTKP dan biaya
jabatan, dalam perhitungan pajak perseroan faktor tersebut tidak ada dalam ketentuan
2. Terdapat perbedaan tax rate dan lapisan PKP antara PPh perseorangan dengan PPh badan, dimana
PPh perseorangan menggunakan tarif progresif dari lapisan tarif 5% hingga tarif maksimum 30%.
Sedangkan, PPh badan menggunakan tarif 25%.

Lapisan penghasilan PPh 21 Perseorangan Tarif Pajak


(UU PPh no 36 Tahun 2008)
0 – Rp 50.000.000 5%
Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15%
Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 25%
Diatas Rp 500.000.000 30%
Perhatikan ilustrasi berikut

Income Tahun 2019 Rp 60.000.000.000

COGS Rp 58.800.000.000

Gross Income Rp 1.200.000.000

Operating Expense Rp 500.000.000

Net Income Before Tax Rp 700.000.000

PTKP (K/3 = 54.000.000 + 4.500.000 + Rp 72.000.000


13.500.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 628.000.000

Tax : PPh pasal 21 Rp 133.400.000


Perhitungan PPh pasal 21 :

5% x 50.000.000 Rp 2.500.000
15% X 200.000.000 Rp 30.000.000
25% X 250.000.000 Rp 62.500.000
30% X 128.000.000 Rp 38.400.000
Rp 133.400.000

Saat penghasilan tersebut ditransfer ke pemegang saham sebagai dividen, pembagian tersebut tidak
akan dikenakan pajak lagi.
Net Income before tax Rp 700.000.000
Tax : PPh pasal 21 Rp 133.400.000
Income After tax Rp 566.600.000
Pajak atas dividen Rp 0
Return Rp 566.600.000
% beban pajak (133.400.000 : 700.000.000 = 19,06 %)
KOPERASI
Menurut ILO atau organisasi buruh internasional
PBB :

“Cooperation define as an association of persons


Pengertian Koperasi usually of limited means, who have voluntary
joined together to achieve a common aconomic
and through the formation of a democratically
controlled business organization, making
equitable contribution to the capital required and
accepting a fair share of the risk and benefits of
the undertaking.”
Tujuan Koperasi
Berdasarkan Pasal 3 UU No.25
Tahun 1992 :

Memajukan kesejahteraan anggota


01 koperasi dan masyarakat.
(Promote the welfare of members
of cooperatives and community)

Turut serta dalam membangun


02 tatanan pereknomian nasional
(Perticipate in building national
economic order) dalam mewujudkan
masyrakat yang makmur, adil, dan
maju dengan tetap berlandaskan
pada Pancasila dan UUD.
Aspek Perpajakan dalam koperasi

Pajak Penghasilan Pasal 22


Koperasi berkewajiban menjadi pemungut apabila melakukan
pembelian bahan atau produk dari hasil pertanian, perkebunan,
kehutanan atau perikanan melalui pedagang pengumpul antuk
keperluan industry atau ekspor.

Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)
Kewajiban untuk memungut PPN hanya dibebankan
kepada koperasi yang berstatus Pengusaha Kena
Pajak (PKP) atas penyerahan atau penjualan jasa
atau barang kena pajak.
Kewajiban Membayar Sendiri

Pajak Penghasilan 1%

Pajak Penghasilan Masa Pasal 25

Pajak Penghasilan Pasal 29


Insentif Pajak bagi Koperasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15


Yang dikecualikan dari objek pajak Tahun 2009 PPh tentang bunga simpanan
adalah harta hibahan dan bantuan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
atau sumbangan kepada koperasi. anggota koperasi perorangan.

Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibayarkan Tarif baru bagi Usaha Mikro Kecil
oleh koperasi kepada anggotanya, tidak dan Menengah (UMKM).
dipotong PPh Pasal 23.

Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2007


Deviden atau bagian laba yang diterima dan No.62 Tahun 2008 tentang Fasilitas
atau diperoleh dari penyertaan modal Pajak Penghasilan untuk Penanaman
pada badan usaha yang didirikan Modal di bidang – bidang usaha tertentu
di daerah tertentu.
Kegiatan Usaha Koperasi yang Mendapatkan
Perlakuan Khusus

01 Koperasi yang menanamkan modalnya di bidang–


bidang usaha tertentu dan di daerah tertentu.
Pembebasan bea masuk dan tidak dipungut Pajak

03
Pertambahan Nilai serta Pajak Penjualan atas
impor kendaraan bermotor jenis sedan untuk
digunakan dalam usaha jasa taksi oleh Koperasi

02 Pondok Boro yang dibebaskan dari pengenaan Pengemudi Taksi.


Pajak Pertambahan Nilai.
Contoh Perhitungan Pajak
untuk Koperasi

Koperasi X tahun 2010 peredaran brutonya sebesar


Rp2.500.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak
(PKP) sebesar Rp200.000.000 maka perhitungan pajak
terutangnya adalah :

Rp200.000.000 x (25%x50%) =
Rp25.000.000
Contoh Perhitungan Pajak
untuk Koperasi

UKM (PT X) tahun 2010 peredaran brutonya


Rp30.000.000.000 dengan Penghasilan Kena Pajak
(PKP) sebesar Rp3.000.000.000, maka perhitungan
pajak terutangnya :

Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang


memperoleh fasilitas :
(Rp4.800.000.000 : Rp30.000.000.000) x Rp3.000.000.000 =
Rp480.000.000
Contoh Perhitungan Pajak
untuk Koperasi

Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran


bruto yang tidak memperoleh fasilitas :
Rp3.000.000.000 – Rp480.000.000 = Rp2.520.000.000

Pph yang terutang :


(50% x 25%) x Rp480.000.000 = Rp 60.000.000
25% x Rp2.520.000.000 = Rp630.000.000
Rp690.000.000
Usaha Organisasi
Nirlaba (Yayasan)
Dasar Hukum

UU No. 16 tahun 2001


Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.

Pendirian yayasan didasarkan pada akta notaris yang didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan
Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Pengesahan
dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Struktur Organisasi
UU No. 16 tahun 2001
pasal2
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET, CU USU
AGAM INTEGRE IMPEDIT.

Organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang


tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas
Pembina
oleh Undang-undang ini atau Anggaran Dasar.
(pasal 28)

Pengurus
Organ Yayasan yang melaksanakan
kepengurusan Yayasan. (pasal 31)

Pengawas
Organ Yayasan yang bertugas melakukan
pengawasan serta memberi nasihat kepada
Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
(pasal 40).
Jenis – Jenis
01 Yayasan Pendidikan.
Yayasan
02 Yayasan Keagamaan dan Sosial.

03 Yayasan Kesehatan

04 Yayasan Penelitian dan Pengembangan


Perlakuan Pajak Yayasan

UU No. 6 tahun 1983


stdd UU No. 16 tahun
UU No. 7 tahun 1983 2009
stdd UU No. 36 tahun
2008

PMK No.
80/PMK.03/2009
SE DJP No.
34/PJ.4/1995

SE DJP No.
39/PJ.4/1995
Hal yang perlu dipahami :

1. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut serta dalam suatu badan
usaha, dengan syarat sebagai berikut :
a. Sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan
b. Bentuk usaha tempat investasi bersifat perspektif dengan ketentuan seluruh penyertaan
tersebut paling banyak 25% dari seluruh nilai kekayaan yayasan (UU No. 16 th
2001,pasal 7)
c. Anggota pembina, pengurus, dan pengawas yayasan dilarang merangkap sebagai
anggota direksi atau pengurus dan anggota dewan komisaris atau pengawas dari badan
usaha dengan syarat berikut :
a. Yayasan tidak boleh membagi hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus, dan
pengawas yayasan
b. Kekayaan yayasan yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus, dan
pengawas, kecuali
• Bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan
pengawas
• Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh
Lanjutan...
c. .Kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
bentuk uang atau barang. Selain itu kekayaan yayasan diperoleh dari :
• Sumbangan atau bentuan yang tidak mengikat
• Wakaf
• Hibah
• Hibah wasiat

d. Perolehan ;ain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan
atau peraturan perundang- undangan yang berlaku
Menurut UU PPh, yayasan adalah subjek
Contents 01 pajak. Yayasan menjadi wajib pajak jika
menerima atau memperoleh penghasilan yang
merupakan objek pajak. Meskipun tidak
menerima atau memperoleh penghasilan yang
merupakan objek pajak. Yayasan tetap
Contents 02 menjadi wajib pajak jika memenuhi kriteria
sebagai pemotong pajak.

Contents 03

Contents 04
Ketentuan Umum

Mendaftar sebagai WP dan

01 memberikan penjelasan tujuan,


kegiatan utama yayasan

02 Melaporkan usaha untuk


dikukuhkan sebagai PKP.
04
Yayasan tidak serta merta dapat memenuhi
berbagai fasilitas pengecualian oleh undang-
undang perpajakan jika tidak memenuhi kriteria

PBB tidak dikenakan terhadap objek pajak yang


digunakan untuk melayani kepentingan umum
03 Menyelenggarakan pembukuan
sesuai kaidah pembukuan yang
berlaku
05 dibidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan,
dan kebudayaan nasiona, serta yang tidak
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan
Ketentuan Khusus
Pemberitahuan disampaikan bersamaan
Sisa lebih ditanamkan kembali
dengan SPT tahunan yang diperolehnya sisa
dalam bentuk pembangunan dan
lebih atau paling lama sebelum pembangunan
pengadaan sarana prasarana
dimulai, jk waktu 4 thn.
kegiatan pendidikan dan penelitian

Bidang pendidikan Badan nirlaba wajib menyampaikan Nirlaba atas harta hibah,
dan/ penelitian dan pemberitahuan mengenai hasil dan bantuan atau sumbangan yang
pengembangan rencana biaya pembangunan sarana diterima bukan objek PPh.
prasarana kepada Kepala KPP
setempat.
Badan sosial termasuk yayasan semata- mata menyelenggarakan kegiatan sebagai
berikut :

1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo)
3. Pemeliharaan anak yatim piatu, anak terlantar.
4. Santunan atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan dan
sejenisnya.
5. Pemberian beasiswa
6. Pelestarian lingkungan hidup
7. Kegiatan sosial lainnya yang tidak mencari keuntungan.
Objek Pajak Penghasilan Yayasan

1. Penghasilan yang merupakan objek pajak adalah semua penghasilan yang diterima atau
diperoleh yayasan sesuai ketentuan dalam pasal 4 ayat 1 UU PPh, antara lain :
• Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha, pekerjaan, kegiatan, atau jasa.
• Bunga deposito, obligasi, diskonto SBI dan bunga lainnya.
• Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan.
• Keuntungan pengalihan harta
• Pembagian keuntungan dari kerjasama usaha
2. Penghasilan di bidang pendidikan :
• Uang pendaftaran dan uang pangkal
• Uang seleksi penerimaan
• Uang pembangunan gedung atau sarana prasarana
• Uan SPP, uang SKS, uang ujian, uang seminar.
• Penghasilan dari kontrak kerja dalam bidang penelitian
• Penghasilan lainnya dikaitkan dengan jasa penyelenggaraan dan pengajaran dalam bentuk
apapun.
Lanjutan...

3. Penghasilan di bidang pelayanan kesehatan


• Uang pendaftaran untuk pelayanan kesehatan
• Sewa kamar di rumah sakit
• Penghasilan dari perawan kesehatan seperti uang pemeriksaan dokter, operasi,
pemeriksaan laboratorium, dsb
• Uang pemeriksaan kesehatan termasuk general check up
• Penghasilan dari penyewaan alat- alat kesehatan, mobil ambulans
• Penghasilan dari penjualan obat
• Penghasilan lainnya sehubungan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pengurang Penghasilan Yayasan
Biaya- biaya yang berhubungan
langsung dengan usaha, pekerjaan,
kegiatan , atau pemberian jasa.

Subsidi atau beasiswa yang diberikan


kepada siswa yang kurang mampu atau
pendidikan siswa yang kurang mampu di
pikul oleh yayasan atau organisasi yang
sejenis yang tidak bergerak di bidang
pendidikan

Penyusutan atau amortisasi atas


pengeluaran untuk memperoleh harta
yang memiliki masa manfaat lebih
dari 1 tahun
Biaya Pengurang di Bidang Pendidikan
Biaya sewa
Gaji / tunjangan/ Biaya
gedung &
honor publikasi /
utilitas
iklan

Biaya umum/ Biaya Biaya Biaya beli


administrasi litbang kendaraan buku
perpustaan

Biaya Biaya Biaya ujian


laboratorium kemahasiswaan semester

Biaya Subsisi Biaya


Biaya
pelatihan atau beasiswa
asrama
dosen beasiswa
Biaya Pengurang di Bidang Kesehatan
Obat- obatan
Gaji / tunjangan/ Konsumsi
honor karyawan

Biaya umum/ Biaya Perlengkapan Biaya beli


administrasi bunga rumah sakit penyusutan

Transportasi Pemeliharaan Kerugian penjualan/


kendaraan pengalihan harta

Biaya Biaya Subsisi atau biaya


litbang pelatihan pelayanan kesehatan
karyawan pasien kurang mampu
Contoh perhitungan pajak yayasan Rumah Sakit

Berikut ini PKP yayasan Rumah Sakit X pada tahun 2017 sebesar Rp.
2.606.800.000 dengan rincian sebagai berikut :
Penghasilan usaha pendidikan Rp 2.441.800.000
Hibah Rp 120.000.000
Bantuan / sumbangan Rp 30.000.000
Penghasilan bunga deposito Rp 15.000.000

Biaya- biaya yang dikeluarkan pada tahun 2017:


1. Biaya- biaya yang berhubungan dengan kegiatan mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan (pasal 6 ayat 1 dan SE -34/PJ.4/1995) Rp
1.989.000.000
2. Biaya bunga Rp 30.000.000

Berapa PPh yang terutang pada tahun 2017 ?


Perhitungan

PPh terutang :
5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 250.000.000 = Rp 37.500.000
25% x Rp 117.800.000 = Rp 29.450.000
PPh yang terutang Rp 69.450.000
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai