Anda di halaman 1dari 17

Perbandingan Faktor Edafik di Hutan Homogen

Pinus Pal 16 Cikole pada Daerah yang Terdapat


Tumpukan Serasah dan Tanpa Serasah

Kelompok 6B
Adella Febrina 1702846
Fildza Huaina A 1702108
Haifa Zahra 1700116
Isma Nurmalasari 1703671
Mulke Choerunisa 1705041
Ratna Dwi R.1700620
Latar Belakang

 Setiap tanaman pada dasarnya membutuhkan persyaratan tempat tumbuh yang
berbeda agar dapat tumbuh dan bereproduksi secara optimal (Rusdiana & Fitri, 2012).
 Besarnya bahan organik di lapisan permukaan tanah tempat tumbuh Pinus merkusii
seperti karbon organik (%) dipengaruhi oleh tekstur tanah, vegetasi di atas tanah,
kandungan air atau aerasi tanah, dan temperatur.
 Diperlukan pengukuran faktor edafik seperti pH, kelembaban, temperatur,
kandungan mineral organik dan warna tanah untuk mengetahui pengaruh tumpukan
serasah terhadap faktor edafik tersebut
Rumusan Masalah

 Bagaimana faktor edafik di hutan homogen Pinus
Pal 16 pada daerah terdapat tumpukan serasah dan
tanpa serasah?
Pertanyaan Penelitian

 Bagaimana kondisi pH tanah di hutan pinus Pal 16 Cikole pada
daerah terdapat tumpukan serasah dan tanpa serasah?
 Bagaimana kondisi kelembaban tanah di hutan pinus Pal 16 Cikole
pada daerah terdapat tumpukan serasah dan tanpa serasah?
 Bagaimana warna tanah di hutan pinus Pal 16 Cikole pada daerah
terdapat tumpukan serasah dan tanpa serasah?
 Bagaimana kandungan MOT tanah di hutan pinus Pal 16 Cikole
pada daerah terdapat tumpukan serasah dan tanpa serasah?
Tujuan Pengamatan

 Membandingkan faktor edafik di hutan homogen
pinus Pal 16 Cikole pada daerah terdapat tumpukan
serasah dan tanpa serasah
Dasar Teori

 Penanaman pinus berfungsi melindungi tanah, pengatur hidrologis, dan
memiliki daya kompetitif tinggi, sehingga mampu bersaing untuk tumbuh
dan berkembang secara normal (Marisa, 1990)
 Pada umumnya tanaman mudah menyerap unsur hara pada pH yang netral
(pH 6 sampai 7).
 Menurut Spurway cit. Foth (1984) dalam Hanafiah (2005), tanaman pinus
tumbuh optimum pada kisaran pH 4.5 sampai 5.0 akan tetapi pinus akan lebih
ideal tumbuh pada pH 6.5.

 Serasah daun pinus yang terdapat pada tanah mengeluarkan
zat alelopati yang terdiri atas alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, dan terpenoid (Bilkis, F. dkk., 2018)
 Pengukuran warna tanah bertujuan untuk menganalisis
kandungan mineral di dalam tanah, menggunakan Munsell
Soil Color Chart (MSCC)

Gb. 2 Munsell’s Soil Color (Lynn & Pearson, 2002)


Gb 3. Interpretasi warna tanah (Lynn & Pearson, 2000)


Alat dan Bahan
Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat yang diperlukan

Jumlah
Soil Tester 1 unit
Sieve 1 unit
Diagram Munsell Soil Color 1 unit
Meteran 1 unit
Tali rapia 1 gulung
Alat dokumentasi 2 unit
Alat tulis 1 set
Soil corer 1 unit
Bahan
Tabel 1. bahan yang diperlukan untuk MOT dan Aerasi

Alat dan Bahan
Kalium dikromat (K2CrO7 1 N )
Jumlah
10 mL

H2SO4 20 mL
H3PO4 85% 10mL
NaF 0,2 gram
Diphenilamin 30 tetes
KCNS 20 mL
HCl 20 mL
K2Fe(CN)6 20 mL
Metode Penelitian
 Teknik Penelitian:

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik
purposive sampling

 Waktu Penelitian
Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Oktober 2019
Waktu : 09.00-12.00 WIB
Tempat : Pal 16 Cikole
Desain Penelitian

Luas Area Sampling
= 1600 m2

Keliling Area Sampling


= 160 m

Gb 4. Area pengamatan hutan pinus Pal 16 (Google Earth)


 Area pengamatan dibagi ke


S2
dalam 16 kuadrat
 Dipilih 2 kuadrat yang
mewakili tumpukan serasah
40 m
yang banyak dan yang tidak
ada tumpukan serasah
S1
 Setiap kuadrat dilakukan
pengamatan dengan 3
ulangan setiap kedalaman
15 cm, 30 cm, dan 45 cm
40 m

Gb 5. Desain pengambilan data


Langkah Kerja
Area pengamatan 4 kuadrat dipilih
Tanah digali sedalam


diukur dan dibuat 16 secara acak untuk
20 cm
kuadrat mengambil sample

Sample tanah diambil


Ph dan kelembaban
Warna tanah dan dicocokkan
diukur menggunakan
diidentifikasi dengan diagram
soil tester
Munsell

Hasil pengamatan
dicatat dan Data diolah dan
didokumentasikan dibuat kesimpulan
Bagan 1. Langkah kerja pengamatan
Sampel tanah H2SO4 pekat sebanyak
diambil sebanyak 5 K2CrO7 1 N Campuran tadi dibiarkan
sebanyak 10 ml 20 ml ditambahkan ke
gram, dan selama 20-3o menit agar
dalam campuran
dimasukkan ke ditambahkan ke dengan cara
berlangsung reaksi,
kemudian diencerkan


dalam erlenmeyer dalam sampel lalu erlenmeyer diputar-
diaduk dengan aquades
250 ml putar dengan hati-hati

Buret bersih dengan


Fero Amonium Sulfat. H3PO4 85% 10ml,
Prosentase materi Sampel tanah dititrasi
0,2 gr NaF, dan 30
organik yang ada dengan Fero Amonium
Sulfat dan ditunjukkan tetes Diphenilamin
dihitung.
hasil akhir titrasi ditambahkan

Bagan 2. Langkah kerja pengamatan MOT


Daftar Pustaka

Bilkis, F. dkk. (2018). Pemanfaatan Alelopati Ekstrak Serasah Daun Pinus (Pinus
merkusii) Sebagai Bioherbisida Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus). Jurnal
Online Mahasiswa Bidang Biologi. 2, (2)
Karamina. dkk. (2017). Kompleksitas Pengaruh Temperatur dan Kelembaban Tanah
terhadap Nilai pH tanah di Perkebunan Jambu Biji Varietas Kristal
(Psidium guajava L.) Bumiaji, Kota Batu. Jurnal Kultivasi. 16, 430-434.
Lynn & Pearson. (2000). The Color of Soil. The Science Teacher
Marisa, H. (1990). Pengaruh Ekstrak Daun pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese)
terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai (Glycine max
(L.) Merr.). (Thesis). Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Rusdiana & Fitri. (2012). Kesesuaian Lahan Pinus merkusii pada Area Bekas Tegakan
Tectona grandis Linn. F. Jurnal Silvikultura Tropika. 3, 174-181.

Anda mungkin juga menyukai