Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH


ACARA VI
INDEKS COLE, PH, BO, KAPUR DAN WARNA TANAH

Dosen Pengampu:
Bu Ferryati Masitoh S.Si, M.Si

Disusun oleh:
Nama : Ervina Putri Adelia
NIM : 200722638846
Offering /Angkatan : G / 2020
Asprak : Andhika Ananda Wijaya
Safira Arum

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PRODI JURUSAN S1 GEOGRAFI
APRIL 2021
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui tingkat kembang-kerut tanah dengan
Indeks Cole
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kandungan BO dan kapur dalam
tanah
3. Mahasiswa mampu mengetahui nilai pH dan jenis warna tanah
4. Mahasiswa mampu menganalisis setiap hasil dari praktikum yang telah
dilakukan

II. DASAR TEORI


Mengembang dan mengerut merupakan salah satu sifat fisik tanah.
Di mana sifat mengembang ditandai dengan terisinya semua ruang pori
tanah baik makro maupun mikro oleh molekul-molekul air dan gejala ini
terjadi ketika tanah dalam keadaan basah. Sedang sifat mengerut tanah
terjadi ketika tanah dalam keadaan kering setelah basah yang ditandai
dengan semakin mengecilnya pori-pori tanah pada waktu mengerut.
Pengerutan biasanya terjadi pada musim kemarau atau musim kering.
Pengerutan adalah keadaan di mana tanah mengalami retakan retakan, yang
disebabkan oleh karena ruang atau pori tanah tersebut tidak terisi oleh air
yang cukup (Hakim, 1986).
Sifat mengembang dan mengerut tanah disebabkan oleh kandungan
liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dan pengerutan
tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient of Linear Extendility ) atau
PVC (Potential Volume Change = swell index = indeks
pengembangan) (Hardjowigeno, 1998).
Faktor-faktor yang mempengaruhi mengembang dan mengerut
adalah pengembangan terjadi karena penetrasi air ke dalam lapisan kristal
liat yang menyebabkan pengembangan di dalam kristal. Akan tetapi
sebagian besar terjadi karena tertariknya air ke dalam koloid-koloid dan ion-
ion yang terabsorbsi pada liat dan karena udara yang terperangkap di dalam
pori mikro ketika memasuki pori tanah. Adapun faktor- faktor yang
mempengaruhi sifat mengembang dan mengerut pada tanah dalah kadar air
dalam tanah, luas ruang atau pori tanah serta kandungan mineral liat (Foth,
1994).
Bahan organik dalam tanah dapat didefinisikan sebagai sisa-sisa
tanaman dan hewan di dalam tanah pada berbagai pelapukan dan terdir dari
organisme yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Didalam tanah,
bahan organik bisa berfungsi dan memperbaiki sifat kimia, fisika, biologi
tanah sehingga ada sebagian ahli menyatakan bahwa bahan organik di
dalam tanah memiliki fungsi yang tak tergantikan (Sutanto, 2005).
Kandungan kapur dalam tanah dapat meningkatkan pH tanah dan kejenuhan
basa agar ketersediaan hara bagi tanaman meningkat (Hanafiah, 2005).
PH tanah adalah salah satu dari beberapa indikator kesuburan tanah,
sama dengan keracunan tanah. Level optimum pH tanah untuk aplikasi
penggunaan lahan berkisar antara 5–7,5. tanah dengan pH rendah (acid)
dan pH tinggi (alkali) membatasi pertumbuhan tanaman. Efek pH tanah
pada umumnya tidak langsung. Di dalam kultur larutan umumnya tanaman
budidaya yang dipelajari pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8 atau
lebih (Bunting, 1981).
PH tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen
(didalam tanah). Makin tinggi kadar ion didalam tanah, semakin masam
tanah tersebut. Bila kandungan H sama dengan maka tanah bereaksi netral
yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno, 2010).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang
komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang
terserap. Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah
tersebut dan pH nya semakin rendah. Sifat misel yang berbeda dalam
mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid
yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula
pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985).
Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah
ditentukan. Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
kegunaan tanah, tetapi kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya
sifat-sifat khusus dari tanah. Misalnya, warna tanah gelap mencirikan
kandungan bahan organik tinggi, warna kelabu menunjukkan bahwa tanah
sudah mengalami pelapukan lanjut (Susanto 2005).
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan
warna baku yang terdapat pada Munsell Soil Color Chart. Penentuan ini
meliputi penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan
selaput liat, warna karatan dan konkresi, warna plintit dan warna humus.
Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu: kilap (hue), nilai
(value), dan kroma (chroma). Kilap berhubungan erat dengan panjang
gelombang cahaya. Nilai berhubungan dengan kebersihan warna. Kroma
kadang-kadang disebut kejenuhan, yaitu kemurnian relative dari spektrum
warna.

III. ALAT DAN BAHAN


a) Alat
 Penumbuk
 Nampan
 Suntikan tanah
 Pipet
 Tabung reaksi
 Penggaris
b) Bahan
 Sampel tanah bebas
 HCl
 BaSO4
 Aquades
 PH test paper/PH meter
 Munsell Soil Color Chart
 H2O2

IV. LANGKAH KERJA


1. Indeks Cole
a. Menumbuk sampel tanah bebas
b. Memasukkan sampel tanah bebas pada nampan
c. Campurkan aquades pada tanah bebas di nampan dengan cara
meremas hingga membentuk menjadi adonan
d. Memasukkan sampel tanah bebas tersebut pada suntikan, pastikan
tidak ada udara dalam suntikan
e. Mengeluarkan sampel tanah dari suntikan sehingga membentuk
tabung panjang tanpa putus dan lubang
f. Mengukur panjang sampel tanah tersebut sebagai panjang awal
(Lm)
g. Angin-anginkan tanah tersebut selama 24 jam
h. Mengukur panjang sampel tanah setelah dianginkan sebagai
panjang akhir (Ld)
2. Kandungan bahan organik dan kapur
a. Menyiapkan sampel tanah bebas
b. Meneteskan H2O2 menggunakan pipet pada sampel tanah
c. Mengamati reaksi yang terjadi pada sampel tanah
d. Meneteskan HCl menggunakan pipet pada sampel tanah
e. Mengamati reaksi yang terjadi pada sampel tanah
3. Uji keasaman tanah
a. Memasukkan sampel tanah bebas yang telah ditumbuk sebanyak 5gr
kedalam tabung reaksi
b. Menambahkan BaSO4 setengah sendok teh dan aquades dengan
perbandingan 3 : 1 sampel tanah bebas
c. Kocok tabung reaksi, lalu mengendapkan larutan selama sekitar 5
menit pada rak tabung reaksi
d. Setelah pengendapan, masukkan PH test paper pada tabung reaksi
e. Mencocokkan warna PH test paper pada tabel PH meter
4. Warna tanah
a. Mengambil sampel tanah bebas
b. Mencocokkan warna tanah pada Munsell Soil Color Chart
c. Mencatat Hue, value, Chrome dan warna tanah

Menyiapkan Alat
dan Bahan

Menumbuk Meneteskan H2O2 , lalu Mengambil sampel


sampel tanah HCl menggunakan tanah bebas
bebas pipet secara bergantian
pada sampel tanah Mencocokkan warna
tanah pada Munsell
Soil Color Chart
Campurkan aquades sampel tanah bebas yang Mengamati reaksi
pada tanah bebas di telah ditumbuk yang terjadi pada
nampan, lalu diremas sebanyak 5gr kedalam sampel tanah
Mencatat Hue,
hingga membentuk tabung reaksi
value, Chrome dan
adonan
warna tanah
Menambahkan BaSO4
Masukan sampel tanah setengah sendok teh dan
bebas pada suntikan, aquades dengan
pastikan tidak ada udara perbandingan 3 : 1 sampel
dalam suntikan, setelah itu tanah bebas
keluarkan sampel tanah
tersebut dari suntikan
Kocok tabung reaksi, lalu
Mengukur panjang mengendapkan larutan
sampel tanah tersebut selama sekitar 5 menit
sebagai panjang awal pada rak tabung reaksi
(Lm)

Setelah pengendapan,
Angin-anginkan tanah masukkan PH test paper
tersebut selama 24 jam pada tabung reaksi, lalu
mencocokkan warna PH
test paper pada tabel PH
Mengukur panjang meter
sampel tanah setelah
dianginkan sebagai
panjang akhir (Ld)
V. HASIL PRAKTIKUM
1) Perhitungan indeks cole (perkebunan dan permukiman)
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝐿𝑚)
Derajat kerut tanah = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝐿𝑑) − 1
a. Perkebunan
10 𝑐𝑚
Derajat kerut tanah = −1
9,6 𝑐𝑚
= 0,042 cm2
b. Permukiman
10,7 𝑐𝑚
Derajat kerut tanah = −1
10,2 𝑐𝑚
= 0,049 cm2
2) Hasil perhitungan pH tanah
a. Perkebunan  PH 6 (asam)
b. Permukiman  PH 8,5 (basa)
3) Uji kandungan BO dan kapur
Sampel tanah Larutan Bereaksi Tidak Hasil
bereaksi
Perkebunan HCl 10%  Tidak
mengandung BO

Perkebunan H2O2 3%  Sedikit


mengandung BO

Permukiman HCl 10%  Tidak


mengandung BO

Permukiman H2O2 3%  Mengandung BO

4) Warna tanah
a. Permukiman
Lapisan Penulisan Warna (Munsell Soil
Color Chart)
Sampel 1 (0-20 cm) HUE 2.5 YR, 2,5/2 Very dusky red
Sampel 3 (40-60 cm) HUE 5YR, 3/3 Dark reddish brown
Sampel 4 (60-80 cm) HUE 5YR, 3/3 Dark reddish brown
Sampel 5 (80-100 cm) HUE 2.5YR, 2,5/2 Very dusky red
b. Perkebunan
Lapisan Penulisan Warna (Munsell Soil
Color Chart)
Sampel 1 (0-20 cm) HUE 2.5YR, Very dusky red
2,5/2
Sampel 2 (20-40 cm) HUE 10R, 2,5/2 Very dusky red
Sampel 3 (40-60 cm) HUE 10R, 2,5/1 Reddish black
Sampel 4 (60-80 cm) HUE 10R, 2,5/1 Reddish black
Sampel 5 (80-100 cm) HUE 5YR, 2,5/1 Black

VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum diatas maka perhitungan indeks cole
diperoleh panjang tanah perkebunan setelah menjadi adonan dan dimasukan
ke dalam suntikan adalah 10 cm sebagai Lm. Lalu setelah dianginkan
panjang tanah menjadi 9,6 cm sebagai Ld. Maka hasil perhitungan indeks
cole tanah perkebunan adalah 0,042 cm2. Sedangkan panjang tanah
permukiman setelah menjadi adonan dan dimasukan ke dalam suntikan
adalah 10,7 cm sebagai Lm. Setelah dianginkan panjang tanah menjadi 10,2
cm sebagai Ld. Maka hasil indeks cole tanah permukiman adalah 0,049 cm2.
Jadi dari dua sampel tanah permukiman maupun perkebunan memiliki nilai
COLE >0,03 menunjukan bahwa tanah memiliki kandungan mineral liat
montmorillonit agak tinggi.
Pada hasil perhitungan keasaaman PH tanah diperoleh pada sampel
tanah perkebunan memiliki PH 6 yang tergolong asam. Sedangkan pada
sampel tanah permukiman memiliki PH 8,5 yang tergolong basa.
Kemasaman tanah menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen dalam
tanah. Perhitungan PH tanah untuk menentukan mudah atau tidaknya unsur
hara dapat diserap tanaman, menunujukan kemungkinan adanya unsur
beracun dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme pada tanah.
Pada hasil uji kandungan BO dan kapur diperoleh bahwa sampel
tanah perkebunan ketika ditetesi larutan HCl 10% menghasilkan data tidak
bereaksi atau tidak berbuih, karena tidak ada kandungan bahan organik.
Pada sampel tanah perkebunan ketika ditetesi larutan H2O2 3%
menghasilkan data bereaksi atau berbuih sedikit, karena pada sampel tanah
tersebut sedikit mengandung bahan organik. Sedangkan pada sampel tanah
permukiman ketika ditetesi larutan HCl 10% menghasilkan data tidak
bereaksi atau tidak berbuih, karena tidak ada kandungan bahan organik.
Pada sampel tanah permukiman ketika ditetesi larutan H2O2 3%
menghasilkan data bereaksi atau berbuih, karena pada sampel tanah tersebut
mengandung bahan organik. Larutan HCl berfungsi untuk mengetahui
kandungan bahan kapur pada sampel tanah, sedangkan larutan H2O2
berfungsi untuk mengetahui kandungan bahan organik pada sampel tanah
perkebunan maupun permukiman.
Pada hasil pengamatan warna tanah diatas, terlihat bahwa setiap
lapisan tanah memiliki warna yang yang berbeda-beda. Lapisan satu
permukiman yang diambil pada kedalaman 0-20 cm, yang merupakan tanah
pada lapisan paling atas dengan warna Very dusky red yang mengandung
senyawa besi. Very dusky red adalah warna yang mempunyai nilai Hue= 2,5
YR, Value= 2,5 dan chroma= 2. Biasanya ditulis dengan menggunakan
notasi HUE 2.5 YR, 2,5/2 menurut buku Munsell Soil Color Chart. Lapisan
tiga permukimam diambil pada kedalaman 40-60 cm dengan warna Dark
reddish brown yang mengandung bahan organik. Dark reddish brown
adalah warna yang mempunyai nilai HUE 5YR, 3/3. Pada lapisan ke-empat
permukimam diambil pada kedalaman 60-80 cm dengan warna Dark
reddish brown yang mengandung bahan organik. Dark reddish brown
adalah warna yang mempunyai nilai HUE 5YR, 3/3. Pada lapisan ke lima
permukiman yang diambil pada kedalaman 80-100 cm, yang merupakan
tanah pada lapisan paling atas dengan warna Very dusky red yang
mengandung senyawa besi. Very dusky red adalah warna yang mempunyai
nilai HUE 2.5 YR, 2,5/2.
Pada Lapisan satu perkebunan yang diambil pada kedalaman 0-20
cm, yang merupakan tanah pada lapisan paling atas dengan warna Very
dusky red yang mengandung senyawa besi. Very dusky red adalah warna
yang mempunyai nilai Hue= 2,5 YR, Value= 2,5 dan chroma= 2. Biasanya
ditulis dengan menggunakan notasi HUE 2.5 YR, 2,5/2 menurut buku
Munsell Soil Color Chart. Lapisan dua perkebunan diambil pada kedalaman
20-40 cm dengan warna Very dusky red yang mengandung senyawa besi.
Very dusky red adalah warna yang mempunyai nilai HUE 2.5 YR, 2,5/2.
Lapisan tiga perkebunan diambil pada kedalaman 40-60 cm dengan warna
Reddish black yang mengandung bahan organik. Reddish black adalah
warna yang mempunyai nilai HUE 10R, 2,5/1. Pada lapisan ke-empat
permukimam diambil pada kedalaman 60-80 cm dengan warna Reddish
black yang mengandung bahan organik. Reddish black adalah warna yang
mempunyai nilai HUE 10R, 2,5/1. Pada lapisan ke lima permukiman yang
diambil pada kedalaman 80-100 cm, yang merupakan tanah pada lapisan
paling atas dengan warna Black yang mengandung bahan organik. Black
adalah warna yang mempunyai nilai HUE 10R, 2,5/1. Intensitas warna tanah
dipengaruhi oleh jenis mineral dan jumlahnya, kandungan bahan organik
tanah, dan kadar air di dalam tanah. Semakin rendah kandungan bahan
organik maka warna tanah akan semakin terang. Sebaliknya jika semakin
gelap warna tanah berarti tanah tersebut semakin subur, karena banyaknya
kandungan bahan organik pada tanah.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam hasil perhitungan indeks cole dari dua sampel tanah permukiman
maupun perkebunan memiliki nilai COLE >0,03 menunjukan bahwa
tanah memiliki kandungan mineral liat montmorillonit agak tinggi.
2. Dalam hasil perhitungan keasaaman PH tanah diperoleh pada sampel
tanah perkebunan memiliki PH 6 yang tergolong asam. Sedangkan
pada sampel tanah permukiman memiliki PH 8,5 yang tergolong basa.
3. Dalam hasil uji kandungan BO dan kapur dapat diperoleh adanya
sampel tanah yang bereaksi dan tidak saat ditetesi larutan HCl dan
H2O2. Pada kedua sampel tanah perkebunan dan permukiman tidak ada
yang mengandung kapur. Larutan HCl berfungsi untuk mengetahui
kandungan bahan kapur pada sampel tanah, sedangkan larutan H2O2
berfungsi untuk mengetahui kandungan bahan organik pada sampel
tanah perkebunan maupun permukiman.
4. Dalam hasil pengamatan warna tanah terlihat bahwa setiap lapisan
tanah memiliki warna yang yang berbeda-beda. . Intensitas warna tanah
dipengaruhi oleh jenis mineral dan jumlahnya, kandungan bahan
organik tanah, dan kadar air di dalam tanah. Semakin rendah
kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin terang.
Sebaliknya jika semakin gelap warna tanah berarti tanah tersebut
semakin subur, karena banyaknya kandungan bahan organik pada
tanah.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Bunting. 1981. Konservasi Tanah dan Air. CV. Pustaka Buana: Bandung.
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung:
Universitas Lampung..
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja
Grafindo
Hardjowigeno, S. 1998. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo.Jakarta. 288hal.
Pairunan. A. K.et.al. 1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang:
BKPTINTIM. 375 hal.
Sutanto, R. 2005. Dasar –dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.
Kanisius:Yogyakarta
IX. CEK PLAGIASI
1. Dasar Teori

2. Pembahasan

3. Kesimpulan
LAMPIRAN

a. Hasil timbangan massa setiap kertas dan tanah

b. Menumbuk tanah dan memberikan aquades pada tanah yang telah halus

c. Mengukur tanah yang telah dimasukan ke suntikan

d. Mengukur PH tanah dengan PH test paper atau PH meter


e. Mengidentifikasi warna tanah dengan Munsell Soil Color Chart

f. Memasukan tanah dan barium ke dalam tabung reaksi, lalu diberi aquades dan
dikocok

Anda mungkin juga menyukai