Anda di halaman 1dari 24

UROLITHIASIS

Putu Ari Purnamayasa


P2002051
PENGERTIAN UROLITHIASIS
Urolithiasis adalah proses terbentuknya batu (kalkuli)
pada raktus urinarius. Kalkuli yang ditemukan pada
ginjal disebut nephrolitiasis dan kasis ini paling sering
ditemukan. Jika kalkuli ditemukan pada ureter dan vesica
urinaria sebgaian besar berasal dari ginjal. urolithiasis
adalah penyebab umum adanya keluhan ditemukannya
darah dalam urin dan nyeri diabdumen, pelvis atau
ingunal. Urolithiasis terjadi pada 1 dari 20 orang pada
suatu waktu dalam kehidupan mereka. 
ETIOLOGI
Diperkirakan 10% dari semua individu dapat terjadi
urolithiasis selama hidupnya, meskipun beberapa individu
tidak menunjukkan gejala atau keluhan. Setiap tahunnya
sekitar 1 dari 1000 populasi yang dirawat di rumah sakit
karena menderita urolithiasis. Laki-laki lebih sering
menderita urolithiasis dibandingkan perempuan. Dari segi
umur yang memiliki risiko tinggi menderita urolithiasis
adalah umur diantara 20 dan 40 tahun.
FAKTOR RESIKO
1. Laki-laki
2. Etnis
3. Riwayat keluarga
4. Riwayat kesehatan
5. Diet
6. Lingkungan
7. Obat-obatan
MANIFESTASI KLINIS

Jika kalkuli berukuran kecil tidak Nyeri yang khas dirasakan pada testis untuk
menunjukkan gejala. Namun perlahan pasien pria dan labia mayora pada pasien
keluhan akan dirasakan seiring bertambahnya wanita. Lokasi dan karakteristik dari nyeri
ukuran kalkuli seperti: pada urolitiasis meliputi:

1. Nyeri atau pegal-pegal pada pinggang atau 1. Di ureteropelvic


flank yang dapat menjalar ke perut bagian
depan, dan lipatan paha hingga sampai ke 2. Di ureter
kemaluan 3. Di ureter bagian proksimal
2. Hematuria: buang air kecil berdarah 4. Di ureter di bagian medius
3. Urin berisi pasir, berwarna putih dan berbau
5. Di uterer di bagian distal
4. Nyeri saat buang air kecil
6. Waktu melewati vesica ruinaria
5. Infeksi saluran kencing
6. Demam.
KLASIFIKASI
1. Klasifikasi 2. Klasifikasi 3. Klasifikasi Berdasarkan 4. Klasifikasi Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan Ukuran dan Lokasi Gambaran Radiologis
Etiologi Komposisi
Kalkuli Berdasarkan diameter ukurannya a. bersifat radiopak yaitu:
secara dua dimensi dibagi kalkuli kalsium oksalat
a.Infeksi a. Komposisi menjadi >5 cm, 4-10 cm, 10-20 dihidrat, kalsium oksalat
b.non infeksi dari batu cm, dan > 20 cm. Sedangkan monohidrat, dan kalsium
c.Genetik (kalkuli) berdasarkan posisi anatominya phospat.
d.Efek samping sangat penting kalkuli dibagi menjadi: calyx b. radiopak lemah:
obat. untuk menjadi superior, medius, atau inferior; magnesium amonium
dasar pelvis renali; ureter proksimal, phospat, apatite, dan sistin
diagnostik dan medius, dan distal; dan vesica c. radiolusen: kalkuli asam
penanganan urinaria urat, amonium urat,
lebih lanjut. xanthin, 2,8-
Kalkuli sering didroksiadenin, batu karena
dibentuk oleh obat-obatan
substansi
campuran.
KOMPLIKASI
Batu mungkin dapat memenuhi seluruh pelvis renalis sehingga dapat
menyebabkan obstruksi total pada ginjal, pasien yang berada pada
tahap ini dapat mengalami retensi urin sehingga pada fase lanjut ini
dapat menyebabkan hidronefrosis dan akhirnya jika terus berlanjut
maka dapat menyebabkan gagal ginjal yang akan menunjukkan
gejala-gejala gagal ginjal seperti sesak, hipertensi, dan anemia
Selain itu stagnansi batu pada saluran kemih juga dapat
menyebabkan infeksi ginjal yang akan berlanjut menjadi urosepsis
dan merupakan kedaruratan urologi, keseimbangan asam basa,
bahkan mempengaruhi beban kerja jantung dalam memompa darah
ke seluruh tubuh
PATOFISIOLOGI
Adanya kalkuli dalam traktus urinarius disebabkan oleh dua fenomena dasar.
Fenomena pertama adalah supersaturasi urin oleh konstituen pembentuk batu, termasuk
kalsium, oksalat, dan asam urat. Kristal atau benda asing dapat bertindak sebagai
matriks kalkuli, dimana ion dari bentuk kristal super jenuh membentuk struktur kristal
mikroskopis. Kalkuli yang terbentuk memunculkan gejala saat mereka membentur
ureter waktu menuju vesica urinaria. Fenomena kedua, yang kemungkinan besar
berperan dalam pembentukan kalkuli kalsium oksalat, adalah adanya pengendapan
bahan kalkuli matriks kalsium di papilla renalis, yang biasanya merupakan plakat
Randall (yang selalu terdiri dari kalsium fosfat) Kalsium fosfat mengendap di membran
dasar dari Loop of Henle yang tipis, mengikis ke interstitium, dan kemudian
terakumulasi di ruang subepitel papilla renalis. Deposit subepitel, yang telah lama
dikenal sebagai plak Randall, akhirnya terkikis melalui urothelium papiler. Matriks
batu, kalsium fosfat, dan kalsium oksalat secara bertahap diendapkan pada substrat
untuk membentuk kalkulus pada traktus urinarius.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium : 3. Blass Nier Overzicht (BNO)
Urinalisis harus dilakukan dalam pada foto polos abdomen
semua pasien dengan dugaan urolitiasis.
Selain mikrohematuria tipikal, temuan
penting yang perlu diperhatikan adalah pH
urin dan adanya kristal, yang dapat
membantu mengidentifikasi komposisi
batuRadiologi
2. Intravenous Pielography (IVP)
Untuk diagnosa pasti adanya batu
PENATALAKSANAAN
Teknik yang tersedia untuk ahli urologi saat batu tersebut gagal melewati traktus
urinarius secara spontan meliputi

 Penempatan stent
 Nefrostomi perkutan
 Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL)
 Ureteroscopi (URS)
 Nephrostolithotomi Perkutan
 Open nephrostomy
 Anatrophic nephrolithotomy
Tn. KJ (35 tahun) dirawat di ruang Pinus selama 1 hari dengan diagnosa
medik Urolithiasis dan direncanakan akan dilakukan tindakan operatif. Saat
dikaji pasien mengatakan nyeri pinggang dan jumlah urine nya sedikit, mual
dan saat dilakukan pengkajian nyeri skoring 7, pasien juga mengatakan
terkadang urinenya berwarna kemerahan. Hasil BNO IVP terlihat adanya
TINJAUAN KASUS batu di ureter dextra dan sinistra. Data vital sign pasien yakni tekanan darah
160/90 MmHg, Suhu tubuh 37 C, RR 20 x/mnt, nadi 82x/mnt, SPO2 97%
tanpa oksigen bantuan, kesadaran GCS E4 V5 M6 dan pasien compos mentis.
BIODATA PASIEN Laboratorium ureum: 95 mg/dL, Creatianin : 2 mg/dL HB: 11,6 g/dL,
Nama / Inisial : Tn.KJ Hematokrit 42 %, lekosit 10.200 10³/µL,trombosit 200.000 /µL, LED 8
mm/jam,GDS 180, hasil urine analisa : warna : kuning, kekeruhan :
Usia : 35 Thn kemerahan, Glukosa : negatif, Bilirubin : Negatif, Keton : negatif, Berat jenis
Jenis Kelamin : Laki-laki : 1.030, PH : 6,0, protein : negatif, darah samar : Negatif, Sel epitel : banyak,
Sel epithel : 0-2 / LPB, Eritrosit 0-2/ LPB, silinder : positif, Kristal : positif,
Pendidikan : SARJANA bakteria negatifHasil pemeriksaan darah lengkap HB: 10,1 g/dL, Hematokrit
42 %, lekosit 6.200 10³/µL, LED 10.Trombosit 200.000 /µL,GDS 70, dan
Pekerjaaan : Swasta
foto rotgen ada fraktur di daerah pelvis dan tulang belakang akan
Status Pernikahan : Menikah direncanakan pemeriksaan CT Scan. Diagnosa sementara Dokter IGD Suspek
ruptur ginjal terapi yang berikan infus RL 20 tetes/menit, injeksi tranexsa 3x
No RM : 200 mg, tramadol 100 mg/kolf (drip), cefotaxim 3x1 gr,ranitidin 2x50 mg
Diagnosa Medis : Urolithiasis (IV). Terapi infus Nacl 10 tetes/menit, injeksi tramadol drip 100 mg/kolf. Inj
ranitidin 2x 50 mg (IV), Ceftriaxone 2x1 gr (IV)
Tanggal Masuk RS: 25 januari 2021
Istri Tn. KJ mengatakan suaminya suka berolahraga futsal kebiasaannya
Alamat : Jln. Kota Bangun
minum minuman berenergi dan kurang suka minum air putih. Mertuanya
mempunyai riwayat penyakit diabetes dan pernah dirawat di rumah sakit. Istri
Tn KJ juga mengatakan suaminya sering diingatkan untuk mengatur pola
makan karena orang tuanya mempunyai riwayat diabetes namun Tn. KJ tidak
menghiraukan dengan alasan usianya masih muda dan suka berolahraga.
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d terbentuk nya batu di saluran kemih
2. Retensi urine b/d obstruksi
3. Gangguan eliminasi urine b/d infeksi ginjal dan saluran kemih
CATATAN PERKEMBANGAN
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai