Ranah Afektif
Ranah Afektif
RANAH AFEKTIF
BY:
Anggun
Frena Nurfitriani
Hakikat Pembelajaran Afektif
1. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap
suatu objek.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah suatu predisposisi kepribadian yang dipelajari
untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
2. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu.
3. Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap. kemampuan dan
kelemahan yang dimilikinya.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.
4. Nilai
Menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang dianggap baik dan buruk.
5. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri,
dan berkaitan perasaan dengan orang lain. Misalnya, membohongi orang lain, atau melukai orang
lain baik fisik maupun psikis.
Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan
yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Pengukuran Ranah Afektif
Menurut Andersen (1980), ada dua metode yang dapat digunakan
untuk mengukur ranah afektif, yaitu: (1) metode observasi, dan (2)
metode laporan diri.
1. Penggunaan metode observasi didasarkan pada asumsi bah-wa
karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang
ditampilkan dan/atau reaksi psikologis seseorang.
2. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan
seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, metode ini menuntut
kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.
Pengukuran Ranah Penilaian Afektif
1. Skala Likert
3. Skala Thurstone
4. Skala Guttman
5. Semantic Differensial
6. Pengukuran Minat
1. Skala Likert
Prinsip pokok skala Linkert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap
terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif. Penentuan lokasi itu dilakukan
dengan mengkuantifikasi pernyataan seseorang terhadap butir pernyataan yang disediakan.
Skala Linkert menggunakan skala dengan lima angka. Skala 1 (satu) berarti sangat negatif dan skala 5 (lima)
berarti sangat positif. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang
menunjukkan tingkatan. Contoh pilihan respons:
SS = sangat setuju
S = setuju
R = ragu-ragu
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
2. Skala Pilihan Ganda
Skala ini bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda, yaitu suatu
pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternative pendapat.
Contoh
Skala Thurstone merupakan skala mirip descriptive graphic rating scale karena merupakan suatu
instrumen yang responsnya dengan memberi tanda tertentu pada suatu kontinum baris. Pada descriptive
graphic rating, skala terdiri dari 5 tingkatan, sedangkan pada skala Thurstone jumlah skala yang digunakan
berkisar antara 7 sampai 11.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A B C D E F G H I J K
Pernyataan yang diajukan kepada responden di sarankan oleh Thurstone kira-kira 10 butir, tetapi tidak
kurang dari 5 butir.
4, Skala Guttman
Skala ini berupa sederetan pernyataan opini tentang sesuatu objek secara berurutan. Responden diminta untuk
menyatakan pendapatnya tentang pernyataan itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan pada
nomor urut tertentu, maka diasumsikan juga setuju dengan pernyataan sebelumnya dan tidak setuju dengan
pernyataan sesudahnya.
Contoh:
a. Saya mengizinkan adik saya bermain ke tetangga.
b. Saya mengizinkan adik saya pergi ke mana ia mau.
c. Saya mengizinkan adik saya pergi kapan saja dan ke mana saja.
a. Adik saya bebas pergi ke mana saja tanpa minta izin terlebih dahulu.
Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan tingkatan yang berurutan sehingga bila responden setuju
pernyataan “b”, diasumsikan setuju “a”. selanjutnya jika resonden setuju dengan pernyataan nomor “c”, berarti
setuju pernyataan “a” dan “b”.
5. Semantic Differensial
Instrument yang disusun oleh Osg Ood dan kawan-kawan ini mengukur konsep-konsep untuk tiga
dimensi. Dimensi – dimensi yang ada diukur dalam kategori : menyenangkan-membosankan, sulit-
mudah, cepat-lambat, atau aktif-pasif, baik-tidak baik, kuat-lemah, berguna-tidak berguna. Dalam buku
Osgood dikemukakan adanya 3 faktor untuk menganalisis skalanya :
- Evaluation (baik-buruk)
- Potency (kuat-lemah)
- Activity (cepat-lambat)
- Familiriality (tambahan Nunally)
Contoh :
Main music
Aktif 1 2 3 4 5 6 7 Pasif
Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui minat atau pendapat siswa mengenai sesuatu kegiatan atau topic
dari suatu mata pelajaran.
6. Pengukuran Minat
Disamping menggunakan skala seperti dicontohkan diatas, minat juga dapat diukur dengan cara seperti dibawah ini :
a. Mengunjungi perpustakaan:
SS S B AS TS STS
b. Sandiwara: SS S B AS TS STS
Pilihan : senang sampai dengan sangat tidak senang dapat ditentukan sendiri. Boleh juga diteruskan sampai 11 skala
Thank you for your
atenttion
Any Questions?