Anda di halaman 1dari 47

Kematian Maternal dan

Neonatal di Indonesia

Endang L Achadi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Disampaikan pada Rakerkesnas 2019
di ICE, BSD, Tangerang, Banten, tgl 13 Februari 2019
Outline
• Pendahuluan
• Evidence Global
• Evidence Nasional:
– Ketersediaan Data
– Isu terkait kematian Maternal
– Isu terkait kematian Neonatal
– Hasil Studi Banten di 3 kabupaten dan
kota: tahun 2006 dan 2017
– Implikasi terhadap program
• Rekomendasi
Pendahuluan
Kematian Ibu
• Setiap hari, 830 ibu di dunia (di Indonesia 38 ibu,
berdasarkan AKI 305) meninggal akibat
penyakit/komplikasi terkait kehamilan dan persalinan
(Sumber: Key facts. Maternal mortality. 16 February 2018 https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/maternal-mortality)

• Sebagian besar kematian tsb seharusnya bisa dicegah


dan diselamatkan
→ Artinya, bila AKI tinggi, banyak Ibu yang seharusnya
tidak meninggal tetapi meninggal karena tidak
mendapatkan upaya pencegahan dan penanganan
yang seharusnya
Mengapa Ibu
Meninggal?
• Ibu meninggal karena komplikasi
kebidanan yang tidak ditangani
dengan baik dan tepat waktu

• Sekitar 15% dari kehamilan/


persalinan mengalami komplikasi,
85% normal

2/15/2019 4
• Masalahnya:
Sebagian besar komplikasi tidak bisa
diprediksi
→ artinya, setiap kehamilan berisiko

→ Memerlukan kesiapan pelayanan berkualitas


setiap saat, atau 24 jam 7 hari (24/7), agar
semua ibu hamil/melahirkan yg mengalami
komplikasi setiap saat mempunyai akses ke
pelayanan darurat berkualitas dlm waktu cepat,
karena sebagian komplikasi memerlukan
pelayanan kegawat-daruratan dlm hitungan jam
Penyebab utama
kematian
Kira-kira 75% kematian ibu disebabkan:
– Perdarahan parah (sebagian besar
perdarahan pasca salin)
– infeksi (biasanya pasca salin)
– Tekanan darah tinggi saat kehamilan (pre-
eclampsia/eclampsia)
– Partus lama/macet
– Aborsi yg tdk aman

Sumber: Key facts. Maternal mortality. 16 February 2018


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
Kematian Neonatal
• Sebanyak 7000 Bayi baru lahir di dunia meninggal setiap
harinya (Indonesia: 185/hari, dg AKN 15/1000 Kel Hidup)
• Tiga-perempat kematian neonatal terjadi pd minggu
pertama, dan 40% meninggal dlm 24 jam
pertama
• Kematian neonatal berkaitan erat dg kualitas pelayanan
persalinan, dan penanganan BBL yg kurang optimal
segera setelah lahir dan bbrp hari pertama setelah lahir
• Penyebab utama kematian (thn 2016) adalah: prematur,
komplikasi terkait persalinan (asfixia atau kesulitan
bernafas saat lahir), infeksi dan cacat lahir (birth defect)
Sumber: Key facts. Newborns: reducing mortality. 28 September 2018
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/newborns-reducing-mortality
Kematian Balita dan
47%
Neonatal
kematian
Balita adalah
kematian
Neonatal

Sumber:
Levels &
Trends in Child
Mortality.
Report 2018.
unicef, WHO,
World Bank,
United Nations
Hubugan Kematian Ibu & Kematian Neonatal

• Pre-eclampsia /eclampsia (PE/E):


selain merupakan salah satu penyebab
utama kematian ibu, PE/E juga mempunyai
kontribusi besar thd kematian janin dan BBL
karena terkait asfixia dan prematuritas

• Perdarahan dan obstructed labour


meningkatkan risiko stilbirths (lahir mati) dan
kematian neonatal dini karena asfixia
Sumber: Sarah Saleem, et al. A prospective study of maternal, fetal and neonatal deaths in
low- and middle-income countries. Bulletin of the World Health Organization 2014;92:605-612.
doi: http://dx.doi.org/10.2471/BLT.13.127464
Posisi Indonesia
secara global / regional
Kematian Ibu
Maternal Mortality Ratio per 100,000 Live Births, 2015
Sumber: Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015: Estimates by WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank, and the
United Nations Population Division. Geneva: WHO.

Data SUPAS: AKI 305.


Indonesia termasuk negara dg
AKI tertinggi di negara ASEAN
AKI di beberapa negara ASEAN

AKI beberapa negara ASEAN, 2015


AKI di
400
Indonesia,Hasil
350
305 SUPAS thn 2015:
305/100.000
300

kelahiran hidup
250

200

9 X
150

Malaysia
100

50

0 → 5 X
Vietnam
→ Hampir 2
Sumber: ASEAN Secretariat, 2017
X Kamboja
12
Kematian Neonatal

AKN di Indonesia:
15/1000 kelahiran hidup
Sumber: Levels & Trends in Child Mortality. Report 2018. unicef, WHO, World Bank, United Nations
Masalah Tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia:

1. Ketersediaan data akurat?


2. Efektivitas Program?
Ketersediaan Data Akurat
dan Implikasinya
Ketidak-tersediaan data yg akurat:
Risiko tidak bisa mengetahui besarnya
masalah yg sesungguhnya sehingga tidak bisa
memonitor dan mengevaluasi keberhasilan/
kegagalan program

AKI Indonesia yg masih tinggi dan tidak turun


→ apakah memang tidak turun atau naik?
→ atau data kurang akurat?
TREN ANGKA KEMATIAN IBU
Masalah
ketersediaan
390
data 359
334 akurat?
307 305

228

70
Ketersediaan Data di Indonesia?
• Data AKI yg ada: tingkat nasional
• Data S D K I → AKI naik dari 228 pd thn
2004/2007 naik tajam menjadi 359 pd
thn 2008-2012?
→Menggunakan SUPAS: 305/ 100.000

Mengapa naik?
Ketersediaan Data Sub-nasional di Indonesia?

Data Kabupaten dan


Kota, jumlah kematian Mempengaruhi
didapat dari data rutin : data provinsi
– “kadang naik, & nasional:
kadang turun” Idem
– mungkin masih ada yg → 
tidak terlaporkan underestimasi
→  dan fluktuasi
underestimasi naik turun
Efektivitas Program?
Arti Kematian Ibu?
• Bila AKI Indonesia sekitar 5 kali negara X
Di negara X sebagian besar komplikasi kebidanan yg bisa
dicegah/ditangani, sudah dicegah/ditangani → maka
seharusnya dari 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup di Indonesia, sekitar 240 kematian ibu bisa
dicegah
• Apa arti lain Kematian Ibu?
–Bukan hanya masalah kematian ibu. Kematian Ibu
hanyalah puncak gunung es → Ibu yg menderita
komplikasi (sakit), tetapi bisa diselamatkan, lebih banyak
jumlahnya, dan sebagian mengalami kecacatan akibat
komplikasi (prolapsus, fistula, dll)
– Risiko kematian neonatal lebih tinggi
Apakah Pokok masalahnya?
Sebagian besar Tetapi sebagian besar dapat
komplikasi kebidanan diselamatkan bila saat
bersifat unpredictable komplikasi muncul, segera
atau tidak dapat mendapatkan pelayanan
diprediksi, kapan akan untuk mengatasi
terjadi dan siapa yg akan kedaruratan situasi
mengalami → semua → Artinya setiap ibu yg
kehamilan berisiko mengalami komplikasi
Sebagian komplikasi harus mempuyai akses
kebidanan harus segera thd pelayanan
diatasi dlm hitungan jam kebidanan berkualitas
2/15/2019 setiap saat 24 jam 7
hari
22
Diperlukan kesiapan Pelayanan
Kebidanan berkualitas yg
berkesinambungan setiap saat
(24jam/7hari) untuk menurunkan
kematian ibu (dan neonatal)

Mengapa?
Pembelajaran dari
Studi Banten I (2004-2005) dan
Studi Banten II (2015-2017)
Penggunaan Metode MADE-IN/MADE-FOR*
untuk mendeteksi Kematian Ibu

• Tahun 2004-2005: MADE-IN/MADE-FOR


mendeteksi 96% dari semua kematian ibu
tahun 2004-2005; dibandingkan 33% yg
terdeteksi oleh Dinkes (2.5 kali lebih banyak)

• Thn 2015-2017 mendeteksi 93% dari total


kematian dibandingkan 57% oleh Dinkes (1.6
kali lebih banyak)

*Maternal Deaths from Informants/Maternal Deaths Follow-on Review


AKI turun dari 434 menjadi 311/100.000 KH
Studi di Kab/Kota di Banten: 2004-05 dan 2015-17

Jumlah Kematian dan AKI (CI 95%) per 100.000 KH


Immpact Banten II
Wilayah (2004-2005) (Juli 2015-Juni 2017) Perbedaan
Kota Serang 246 248 -1%
(177, 329) (194, 312)
Kab. Serang 426 327 23%
(348, 515) (284, 375)
Pandeglang 525 340 35%
(435, 629) (289, 400)
Total AKI 434 311 28%
(376, 498) (282, 342)
Total 474 341 133
Jumlah
Siapakah yang Tidak Tercatat di
Sistem Informasi Kes Rutin thn 2016?
1.Ibu yang ANC terakhirnya saat usia
kehamilannya ≤7 bulan atau tidak ANC, berisiko
tidak tercatat 3 Xnya (OR: 3)
2.Ibu yang meninggal di rumah sendiri atau rumah
keluarga, berisiko tidak tercatat 2 Xnya (OR: 2)
3.Ibu yang meninggal di wilayah urban berisiko
tidak tercatat 4 Xnya (OR: 4.3)
4.Ibu yang meninggal pada saat hamil dan nifas 8-
42 hari berisiko tidak tercatat 3 Xnya (OR: 3)
Pergeseran Tempat Kematian dari
Rumah ke Faskes

Banten I/Immpact

32%

65%,
Rumah
Faskes
Dalam perjalanan
Rumah

33
Kapan terjadi Kematian?
Immpact (2004-2005): 38% sekitar persalinan dan dalam 24 jam pasca-salin;
14% periode Nifas 8-42 hari; Banten Study II (2015-2017): 34% dan 25%

Selama persalinan & 24 jam


Pasca Salin, terutama hari 8-42
pertama PS => 1/3total kematian
50%
% 50
40 40%

30 30%

20 20%

10 10%

0 0%
Saat 1 Hari 2 Hari 3-7 8-
Selama 1 2 3-7 8-
hamil 42
kehamilan 42 Hari Hari
Hari sejak berakhirnya kehamilan Waktu Kematian

Immpact Banten Study II


Kematian Maternal di Wilayah Banten Study II
Menurut Penyebab Kematian, 2015-2017

40% 38,3%
Penyebab Kematian:
Perdarahan, PE/E dan
30% Anemia pada kehamilan
Persentase

19,1%
20%
13,6%
9,6%
10%
6,5%
2,8% 2,2% 1,9% 1,2% 1,2% 1,2% 0,9% 0,6% 0,3% 0,6%
0%

35
Masalah Rujukan
Hasil Studi Banten I (2006)
• Keterlambatan 1: 45%; Keterlambatan 2: 66%; dan
Keterlambatan 3: 44%
Hasil Studi Banten II (2017)
• Semua yang meninggal di Faskes, merupakan
kasus rujukan: sebanyak 63% mengalami rujukan
multiple/zig-zag (52% mengalami rujukan ke 2
tempat; 11 % dirujuk ke 3 tempat)
• Diantara yang meninggal di rumah: 30% tidak
pernah dirujuk; dan yang dirujuk sebagian besar
dirujuk satu kali
Isu: “Semua” sudah dilakukan
tetapi AKI masih tinggi
→  Mengapa?
1. Data tidak akurat?
2. Program tidak efektif?
(Prioritisasi program berdaya ungkit tinggi
dan evidence-based; kualitas pelayanan;
sistem rujukan; pelayanan berkesinambungan)
Mengapa meninggal? → Kualitas
Pelayanan? Rujukan tidak
•efektif?
Unpredictability Komplikasi →
FAKT
Kesiapan Pelayanan berkualitas 24 jam 7
A
Meninggal di
Faskes hari? → Pelayanan
65% ; berkesinambungan
57% di Faskes - Ketersediaan SDM yg Kompeten 24/7
Pemerintah - Ketersediaan Sar/Pras: OK, Darah, Obat dll
Kematian - Manajemen RS khususnya u/ kasus rujukan
tertinggi di - Pasien masuk dg Terminal Stage
sekitar
• Rujukan tidak efektif?
persalinan dan
- Keputusan Keluarga terlambat
24 jam pertama
- Nakes terlambat mendeteksi Komplikasi
pasca salin
- Stabilisasi pasien tidak optimal
(34%)
Intervensi Esensial berbasis bukti untuk menurunkan
kematian maternal dan bayi baru lahir

ANC: Persalinan: Pasca – Pasca –lahir:


TTD, TT, Pemberian salin : Menghangatkan
preventif dan uterotonika Obati bayi segera; IMD;
management profilaksis untuk Anemia; rawatan tali pusat
Malaria, STD cegah PPH; Deteksi dan dan kulit yg
dan HIV; Ca manajemen PPH manajemen hygienis;
suppl; berhenti dg massage dan infeksi pasca resusitasi;
merokok; uterotonika; salin kangaroo;
MgSO4 atau MAK III, dukungan
Aspirin dosis manajemen PPH makanan extra
rendah bayi kecil dan
prematur;
manajemen bayi
kuning; dst

Sumber.:Reproductive, Maternal, Newborn, and Child Health: Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 2), Chapter 7. A Metin Gülmezoglu, et al.
REKOMENDASI
Dasar pemikiran:
• Kematian Maternal:
– Terjadi paling banyak pada periode persalinan dan
24 jam pertama pasca salin
– Selanjutnya pada masa nifas 8-42 hari
• Kematian neonatal:
– Terjadi paling banyak pd 24 jam pertama pasca
lahir
– Selanjutnya pada masa 2-7 hari pasca lahir
• Lessons’ learned negara yg mencapai target
MDGs: contoh Kamboja (turun 76% dlm 15 thn)
Lessons’ learned: Mengapa AKI di Kamboja turun?
• AKI turun 76% antara 1990-2015 atau 7.4% per tahun
• Apa yg telah dilakukan?
– Ekspansi cakupan termasuk dg menambah jumlah
SDM, memberikan pelatihan, penempatan dan sistem
insentifnya
– Menetapkan standar pelayanan
– Rujukan yg jelas
– Akses ke Yankes membaik melalui upaya invesmen yg besar dari
pemerintah dlm bidang infrastruktur transportasi dan
Faskes, mulai dari tingkat health center, rujukan dan RS
nasional
– Kebijakan dan program yg inovatif untuk bidang kesehatan
reproduksi, ibu, dan anak mendapatkan prioritas sejak tahun
Sumber. Leontine Alkema*, et al.. Global, regional, and national levels and trends in maternal mortality between
2000,
1990 termasuk
and 2015, health
with scenario-based center
projections yanganalysis
to 2030: a systematic beroperasi 24 jam
by the UN Maternal per
Mortality
Estimation Inter-Agency Group. Lancet 2016; 387: 462–74. Published Online November 12, 2015
Rekomendasi
1. Prioritas pertama pada Pelayanan Kebidanan dan
Neonatal berkesinambungan pada Periode persalinan
dan 24 jam pertama pasca-salin/pasca-lahir, karena
periodenya sangat pendek dan proporsi kematian paling
besar:
1) Dipastikan komplikasi ibu dan bayi segera
terdeteksi dan dilakukan pertolongan pertama dan
stabilisasi fungsi vital
2) Dipastikan ibu dan bayi segera dirujuk dengan stabillisasi dan
monitor
3) Dipastikan komunikasi dg RS rujukan terjadi secara efektif
dan tepat waktu untuk mencegah rukuan multipel
atau zig-zag
4) Dipastikan pelayanan di RS dapat dilakukan tepat guna dan
Rekomendasi
Untuk Prioritas pertama tsb diatas, perlu menjamin
kesinambungan pelayanan kebidanan 24 jam 7 hari, mulai
tingkat pelayanan pertama, rujukan sp RS rujukan, yang
membutuhkan dukungan yang besar dari PEMDA, yi:
→ Ketersediaan SDM yg kompeten di setiap tingkat
pelayanan;
→ Kebijakan tentang Standar pelayanan yg jelas termasuk
perencanaan pelatihan SDM;
→ Kebijakan tentang Sistem rujukan efektif yg jelas (langsung
ke RS rujukan pada kasus darurat) dan transportasi
→ Ketersediaan SarPras termasuk darah;
Prioritisasi bisa bertahap, dengan pendekatan
regional didalam wilayah Kabupaten dan Kota, tetapi
Rekomendasi
2. Prioritas kedua, meningkatkan kualitas
pelayanan pada masa nifas
1) Maternal pada hari 8-42 pasca-salin
2) Neonatal pada hari 2-7 pasca-lahir

3. Prioritas 3: meningkatkan kualitas


pelayanan ANC, baik untuk pendeteksian
dan pencegahan penyebab kematian
maternal Direk maupun Indirek (termasuk
Malaria)
Rekomendasi
4. Prioritas 4: remaja puteri dan wanita usia
subur. Menurunkan Anemia dan
mencegah status gizi kurus (wasting)
sebelum kehamilannya untuk mencegah
komplikasi kebidanan dan risiko BBLR dan
Prematur
5. Prioritas khusus: Ketersediaan data
→  pengukuran data pd tingkat
kabupaten dan Kota dg metoda yg
terbukti mencakup jumlah kematian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai