Anda di halaman 1dari 33

Curiculum Vitae

BIODATA
NAMA : dr. WISNANINGSIH SURJOSEPUTRO

TEMPAT / TANGGAL LAHIR : KEDIRI, 28 JUNI 1948


KELUARGA : SUAMI 1(ALM), 4 ANAK MANTU, 8
CUCU
ALAMAT RUMAH : PERUM. MOJOROTO INDAH H7 -
KEDIRI
JABATAN : STAF BP3 IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI
NO TILP / HP : (0354)778827 --- 0812 594 268
ALAMAT EMAIL : wies.an@yahoo.co.id

wies.an@yahoo.co.id 1
ETIKA DAN
HUKUM
KESEHATAN

dr. WISNANINGSIH SURJOSEPUTRO


I. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HUKUM KESEHATAN
DI INDONESIA
A. ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN
(=FORENSIC MEDICINE) yaitu
 Ilmu pengetahuan yang mengkaitkan disiplin
Hukum dan Kesehatan, khususnya Kedokteran.
 Peranan dokter membantu penegak hukum ----
sebagai saksi ahli (Visum et repertum)
 Kurikulum Pendidikan Di Fakultas Kedokteran,
Fakultas Hukum juruisan pidana, AKABRI
jurusan Kepolisian
----- lanjutan

B. HUKUM KEDOKTERAN DAN HUKUM KESEHATAN ???????


 Kongres Sedunia Hukum kedokteran (World Cogress of
Medical law)di Gent, tahun 1967
 Thn 1979 --- dikenal secara luas
 Alasan :
 Tuntutan dibidang pelayanan kesehatan meningkat
yang disertai perkembangan yang pesat dalam
bidang iptek (Obat2an dan Diagnostik)
Kesadaran akan hukum dalam masyarakat makin
meningkat.
---- lanjutan

C. Tahun 1982, di Indonesia mulai diperkenalkan


Kelompok Studi untuk Hukum Kesehatan di UI,
di RS Cipto Mangunkusumo Jakrta tanggal 1
November 1982.
 7 Juli 1983 : diresmikan PERHUKI (Perhimpunan
Hukum Kedokteran Indonesia)
 Bagaimana dengan cabang lain dalam Hukum
kesehatan???? ( Hukum farmasi, Hukum
Keperawatan, hukum RS dl tak ikut
dikembangkan ?????)
--- lanjutan
 Kongres I PERHUKI 1987 :
atas saran dari Menteri Kesehatan & Dirjen kesehatan, dan
atassaran sebagian besar anggota, terjadi perubahan
lingkup perhim-punan --- menjadi
PERHIMPUNAN HUKUM KESEHATAN INDONESIA
( = PERHUKI)

 Yang menjadi permasalahan hukum di Ind :


Kesadaran hukum masyarakat yg tinggi
Pembangunan yg semakin pesat
Kemajuan Iptek
Perkembangan pelayanan kesehatan
--- lanjutan

D. PERHUKI terus berkembang diseluruh Indonesia.


 Eksistensinya dikukuhkan dengan sebuah Undang-Undang ---- UU
RI nomor 23 tahun 1992 tentang KESEHATAN

 Kalangan kesehatan harus lebih ber hati-hati dalam menghadapi


dan memberi pelayanan kesehatan kepada pasien dan
masyarakat

 Hubungan dokter dan pasien dahulu diwarnai hubungan


paternalistik;

 Sekarang --- menjadi hubungan otonoom --- dimana pemakai jasa


makin menyadari hak dan kewajibannya
--- lanjutan

E. “MEDAN BARU “ – perkembangan yang pesat


dalam beberapa dekade --- membangunakn
orang, seakan-akan ini suatu “medan baru”
yang harus dihadapi dan didalami kalangan
dokter, hukum atau masyarakatnya.

Sejarah hukum Kesehatan hampir sama


tuanya dengan Induknya dibidang hukum/
kedokteran.
II. HUKUM KESEHATAN
• PENGERTIAN :
1) Prof.Dr.H.J.J.Leenen (ahli hukum dalam bidang hukum
kedokteran – Belanda) :

Hukum Kedokteran adalah : suatu bidang hukum yan


mencakup seluruh aturan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan/ pelayanan
kesehatan, dan implementasi / pengetrapannya dari
Hukum perdata, hukum administrasi, hukum pidana,
pedoman2 internasional, Hukum kebiasaan dan
yurisprudensi dll
--- lanjutan

2. Prof.dr Rang (Belanda):


Hukum Kesehatan adalah seluruh aturan
hukum dan hubungan2 kedudukan hukum yang
langsung berkembang dengan atau yang
menentukan situasi kesehatan didalam
manusia berada
3. Prof.dr. Sapto Raharjo SH :
Ilmu Hukum Kedokteran meliputi peraturan2
dan keputusan hukum yang mengatur praktik
kedokteran
ANGGARAN DASAR PERHUKI :
HUKUM KESEHATAN :
semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan dan penerapannya,
serta hak dan kewajiban baik dari perorangan dan
segenap lapisan masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan, maupun dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan
dalam segala Aspek organisasi, sarana, pedoman
medik, ilmu pengetahuan keshatan dan hukum, dan
sumber2 lain
---- lanjutan
HUKUM KEDOKTERAN : adalah bagian dari hukum
kesehatan yang menyangkut pelayanan medis
• Hukum Kedokteran Hukum kesehatan
Ilmu Kedokteran Kehakiman.

HUKUM KEDOKTERAN : bidang pengetahuan tentang


peraturan dan ketentuan hukum yang mengatur
pelayanan keshatan kepada masyarakat
(LAW FOR MEDICINE)

ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN :pengetahuan YANG


MEMPERGUNAKAN Ilmu Kedokteran untuk membantu
kalangan hukum dan peradilan (MEDICINE FOR LAW)
HUKUM KESEHATAN :
Hak dan Kewajiban pasien
Hak dan kewajiban dokter
Hubungan RS dengan dokter, paramedis,
pasien;
Izin tindakan medis
Peranan medical record
Malpraktek
Transaksi therapeutic dokter dengan pasien.
ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN
Tanda-tanda kematian
Otopsi medico-legal
Identifikasi
Hanging
Kematian tak wajar
Visum et repertum
Perkosaan dll
--- Lanjutan
• Kalau ada materi yang sama-sama dibicarakan pada ke 2
bidang diatas, jelas pokok pembahasannya berbeda.

• Misalkan : kasus ABORTUS .


 Dalam IKK : usaha dokter untuk membuktikan (baik
dari pemeriksaan janin atau ibunya) apakah telah
terjadi abotus provocatus.

Dalam Hukum Kedokteran : dalam hal ini ang dibahas


adalah kapan, bagaimana, dimana, oleh siapa dll
ketentuan tentang abortus yang dapat dilaksanakan
oleh dokter utk menyelamatkan nyawa ibu.
III. HAK DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA KESEHATAN

A. TRANSAKSI THERAPEUTIK/ PERSETUJUAN


ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN.
-- dimulai saat seorang masuk ruang praktek
dokter/ rumah sakit untuk berobat, dan dokter
telah mulai anamnese dan pemeriksaan.
 PERSETUJUAN : ---- KUH Perdata ps 1313.
Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan
dengan mana 1 orang/ lebih mengikatkan
tehadap 1 orang/ lebih
--- lanjutan
 Hubungan dokter – pasien dalam bidang
pengobatan ----- jelas ada suatu ikatan ---
perjanjian.
 Perikatan --- hubungan hukum antara
lebih atau sama dengan 2 orang :
1) Berhak menuntut sesuatu
2) Berkewajiban memenuhi tuntutan

 PRESTASI :
--- lanjutan
 PRESTASI : adalah sesuatu yang dapat dituntut,
yang menurut UU bisa berupa :
1)Menyerahkan suatu barang
2)Melakukan suatu perbuatan
3)Tidak melakukan suatu perbuatan
“MELAKUKAN SUATU PERBUATAN” :

Dalam kaitan dalam hubungan dokter dengan


pasien adalah dalam rangka upaya preventif,
curatif, rehabilitatif dan promotif
--- lanjutan
 4 syarat sahnya suatu persetujuan
(pasal 1320 KUH Perdata) :
a)Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
b)Kecakapan untuk membuat suatu
perikatan (dari kedua belah pihak)
c)Suatu hal tertentu
d)Suatu sebab yang halal
--- lanjutan
 PEMBATALAN PERSETUJUAN
(ps 1338 KUHPerdata) :
“Semua perbuatan yang dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bagi mereka yang membuatnya.
Persetujuan tak bisa ditarik kembali selain
dengan sepakat kedua belah pihak/ alasan-
alasan yang oleh UU dinyatakan cukup untuk itu.
Persetujuan harus dilakukan dengan itikad baik”
Penting diperhatikan bila berhadapan dengan
pasien rawat inap yang minta pulang paksa !!!!!
III.B. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
 UU Nomor 9 tahun 1960 tentang
Pokok-Pokok Kesehatan :
“Tiap-tiap Warganegara berhak memperolah derajat
kesehatan yang seinggi-tingginya, dan perlu diikut
sertakan dalam usaha-usaha kesehatan pemerintah”
 PASIEN : adalah orang yang sedang menderita
penyakit/ gangguan badaniah/ rohaniah yang perlu
ditolong agar lekas sembuh dan berfungsi kembali
melakukan kegiatannya sebagai salah satu anggota
masyarakat
--- lanjutan
• Pasien ----- titik Sentral dalam usaha-usaha penyembuhan yan
dilakukan oleh tenaga kesehatan
“HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN harus
dipahami dengan baik”

HAK PASIEN a.l :


1.Hak memilih dokter dan Rumah Sakit
2.Hak memproleh informasi medis dan persetujuan.
3.Hak menolak pengobatan
4.Hak atas rahasia dirinya
5.Hak untuk memutuskan hubungan antara dokter dan pasien
6.Hak menerima ganti rugi
7.Hak atas bantuan yuridis
--- lanjutan
KEWAJIBAN PASIEN a.l.
1. Memberikan informasi yang sebenarnya
kepada dokter
2.Mematuhi nasehat dokter yang mengobatinya
3.Menyimpan rahasia pribadi dokter yang
mengobatinya
4. Memberikan imbalan/ honorarium yang
pantas
5.Mentaati peraturan RS dan melunasi biaya
Rumah Sakit
III.C. HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER
• Dalam melaksanakan suatu persetujuan, ke 2 belah pihak yang
terikat tentulah memiliki hak dan kewajiban masing-masing
HAK DOKTER :
1. Hak untuk bekerja menurut standar profesi medis.
2. Hak untuk menolak melaksanakan tindakan medis yang tak
dapat dipertanggungjawabkan secara profesional;
3. Hak menolak suatu tindakan medis yang menurut suara hatinya
tidak baik
4. Hak mengakhiri hubungan dengan pasien, kecuali dalam
keadaan gawat darurat;
5. Hak atas “privacy dokter”
6. Hak atas jasa / honoraium
7. Hak atau itikat baik dari pasien
--- lanjutan

 KEWAJIBAN DOKTER :
1. Kewajiban yang berhubungan dengan sistem dan profesi
medis (dokter dalam pelayanan kesehatan harus
senantiasa bertindak teliti dan seksama)
2. Kewajiban yang berhubungan dengan hak-hak pasien.
a. Hak atas informasi
b. Hak memberikan persetujuan tindakan medis
c. Hak atas rahasia kedokteran
3. Kewajiban yang berhubungan fungsional dari
pemeliharaan kesehatan seperti :
- Mempertimbangkan saat menulis resep yang sesuai
dengan kesanggupan pasien
--- lanjutan

4. Ketentuan minimal yang harus dipatuhi


kalangan kesehatan dalam hal
“Hak Atas Rahasia Tentang Diri Pasien”
a. Lafal sumpah dokter yang diucapkan waktu
seseorang dilantik jadi dokter
b. Kode Etik Kedokteran Indonesia
c. PP no 10 Th 1966 / Lembaran Negara tentang
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran.
d. Ancaman Hukum Pidana sesuai Pasal 322
KUHP
ASPEK HUKUM
REKAM MEDIS
TIGA DOKTRIN HUKUM KEDOKTERAN
REKAM MEDIS
(PERMENKES RI NO 269/MENKES/PER/III/2008)

PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN


(PERMENKES RI NO 290/MENKES/PER/III/2008)

WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN


(PERATURAN PEMERINTAH NO 10 TAHUN 1966)
L/O/G/O
RAHASIA KEDOKTERAN
(PERMENKES NO 36 TAHUN 2012)
28
PERATURAN PER UNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA
NO PERATURAN TENTANG BAB/ DESKRIP
PASAL SI
1 Undang-Undang Republik Indonesia Praktik Kedokteran
Nomor 29 Tahun 2004
2 Undang-Undang Republik Indonesia Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009
3 Undang-Undang Republik Indonesia Rumah Sakit;
Nomor 44 Tahun 2009
4 Undang-Undang Republik Indonesia Tenaga Kesehatan
No. 36 Tahun 2014
5 Peraturan Pemerintah Republik Wajib simpan
Indonesia Nomor 10/ 1966 Rahasia kedokteran
6 Peraturan Menteri Kesehatan Rekam Medis
Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008
7 Peraturan Menteri Kesehatan Persetujuan
Republik Indonesia No. 290/ Tindakan
MENKES/ PER/III/2008 Kedokteran;
8 Peraturan Menteri Kesehatan Rahasia Kedokteran
Republik Indonesia No. 36 Tahun
2012
PERATURAN PER UNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA
NO PERATURAN TENTANG BAB/ DESKRI
PASAL PSI
Peraturan Menteri Kesehatan Penyelenggaraan
9
Republik Indonesia Nomor Pekerjaan Perekam
55/2013 Medis
Keputusan Menteri Kesehatan Standar Pelayanan
10
Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 Minimal Rumah Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Sistem Informasi
11
Republik Indonesia Nomor 82 Manajemen Rumah
Tahun 2013 Sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan
12 Keselamatan Pasien
Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2017
Peraturan Menteri Kesehatan
13 Akreditasi Rumah Sakit
Nomor 34 Tahun 2017
Peraturan Menteri Kesehatan
14 PUSKESMAS
Nomor 75 Tahun 2014

15.
MATERI BAHASAN
• ETIKA , MORAL, NILAI , PRINSIP;
• ASPEK HUKUM REKAM MEDIS
• PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
• PELEPASAN INFORMASI
• MALPRAKTEK
• EUTHANASIA
• AUDIT REKAM MEDIS
WISNANINGSIH
SURJOSEPUTRO
BADAN PERTIMBANGAN
PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN

wies.an@yahoo.co.id
08125945268

Anda mungkin juga menyukai