Anda di halaman 1dari 30

Anamnesis &

Pemeriksaan
Fisik Jantung
Anak
Pembimbing : dr. Sugi Deny Pranoto Soegianto, Sp.A, M.Ked Klin
Penyakit Jantung Bawaan

Sumber :
Anamnesis
Anamnesis adalah kegiatan
komunikasi yang dilakukan antara
dokter sebagai pemeriksa dan pasien
yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang
penyakit yang diderita dan informasi
lainnya yang berkaitan sehingga
dapat mengarahkan diagnosis
penyakit.
Ananmesis

Riwayat Kehamilan dan


Kelahiran

Riwayat postnatal dan


kondisi yang dialami
Riwayat Keluarga
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Infeksi

Medikasi
Berat Lahir

Perilaku Merokok

Konsumsi Alkohol
selama kehamilan
Gambaran Kondisi Pasien

Berat Badan Pola makan buruk

Gangguan tumbuh kembang


Keluhan Spesifik
● Sianosis
● Dyspnea
● Takipnea
● Sering mengalami infeksi saluran nafas
● Intoleransi aktivitas fisik
● Merasa jantung berdebar-debar
● Nyeri pada persendian
● Riwayat pingsan berulang
● Gejala neurologis
Riwayat Penyakit
Keluarga
 Congenital Heart Defect
 Rheumatic Fever
 Kematian mendadak
 Diabetes melitus
 Arteriosklerosis heart disease
 Hipertensi
 Dislipidemia
Pemeriksaan
Fisik
Tanda Vital
Nadi
• Frekuensi / Laju Nadi
Takikardi : laju denyut jantung > normal
Bradikardi : laju jantung < normal
• Irama Nadi (Disritmia)
• Ekualitas Nadi (Isi nadi normal sama pada 4
ekstremitas)
• Kualitas Nadi
Pulsus parvus et tardus
Pulsus alternans
Pulsus paradoxus
Pulsus seler
Tekanan darah
 Meningkat pada :
 Kelainan ginjal
 Tekanan intrakranial meningkat
 Hiperfungsi adrenal
 Sistolik ↑ dan diastolik normal, terdapat pada:
 Duktus arteriosus persisten
 Insufisiensi aorta
 Sistolik ↓ dan diastolik normal: pada stenosis aorta
Tekanan darah meningkat pada ekstremitas superior dan
menurun pada ekstremitas inferior: pada koarktasio aorta.
Pemeriksaan Fisik
● Peripheral cyanosis  cyanotic congenital
heart disease, hypothermia
● Finger clubbing   infective endocarditis,
cyanotic congenital heart disease
● Osler’s nodes   infective endocarditis
● Janeway lesions  infective endocarditis
● Splinter haemorrhages  infective
endocarditis
Lanjutan Pemeriksaan Fisik

● Wajah
○ Malar flush  stenosis mitral
○ Nasal flaring  penyakit jantung sianosis
kongenital, gagal jantung
○ Mulut
■ Sianosis sentral  Penyakit jantung
bawaan sianotik
■ High arched palate  peningkatan
risiko aneurisma aorta / diseksi
■ Karies gigi  endocarditis infektif
Pectus excavatum (dada berlubang)
dan pectus carniatum (Pigeon chest) -
sindrom Marfan, sindrom Noonan

Tonjolan pre-cordial –
kardiomegali

Impuls ventrikel yang CREDITS: This presentation template was


terlihat - normal pada anak- created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik.
anak yang kurus, dapat
dikaitkan dengan hipertrofi
ventrikel kiri
Pemeriksaan Fisik Jantung
Inspeksi dan Palpasi
Ictus cordis/ denyut apeks
○ Posisi Normal
■ <7 tahun: ruang intercostal 4, di sebelah kiri garis
midclavicular
■ > 7 tahun: ruang interkostal ke-5, garis
midclavicular
○ Posisi abnormal
■ Perpindahan kiri - kardiomegali, pectus
excavatum, skoliosis
■ Perpindahan kanan - dekstrokardia, hernia
diafragma kiri, kolaps paru di kanan, efusi pleura
kiri, pneumotoraks kiri
Detak pulmonal (bunyi jantung II)
○ Normal: bunyi jantung II tidak teraba
○ Hipertensi pulmonal : bunyi jantung II mengeras
○ Teraba di ics 2 tepi kiri sternum (detak pulmonal/ pulmonary tapping) : pada
penyakit jantung bawaan dengan pirau kiri ke kanan yang besar : Persisten Ductus
Arteriosus (PDA), Defek Septum Ventrikel (DSV), Defek Septum Atrium (DSA),
stenosis mitral Rheumatik.
Getaran Bising (thrill) dg ujung jari II – III/ telapak tangan
○ Getaran pada dinding dada o.k bising jantung yang keras (derajat 4/6 atau lebih)
○ Tempat getaran = punctum maksimum bising
○ Teraba pada fase sistolik/ diastolik
■ Duktus arteriosus persisten : bising keras disertai getaran bising sistolik dan
getaran bising diastolik (kontinu)  spt suara mesin (machinery murmur) –
terdapat pada bayi baru lahir
Perkusi
○ Pada bayi dan anak kecil sulit (lebih baik dengan inspeksi dan palpasi
cermat)
Auskultasi
Daerah auskultasi
■ Daerah mitral di apeks
■ Daerah trikuspid di parasternal kiri bawah
■ Daerah pulmonal di sela iga ke 2 tepi kiri sternum
■ Daerah aorta di sela iga 2 tepi kanan sternum
Evaluasi

Laju Jantung Suara Jantung Sistolik dan Murmur,


dan (S1, S2, S3, diastolis Gallop dan
regularitas S4) suara
ekstracardial
Bunyi Jantung
1. Bunyi akibat vibrasi pendek disebut bunyi jantung. Bunyi akibat vibrasi
panjang lebih panjang disebut bising jantung.
2. Bunyi jantung
i. Bunyi jantung I, II, III, IV
ii. Opening snap
iii. Irama derap
iv. Klik
3. Bunyi jantung I tanda fase sistolik
4. Bunyi jantung II tanda fase diastolik
Bunyi Jantung I
1. Bunyi jantung I terjadi akibat bunyi
penutupan katup mitral dan katup
trikuspid.
2. Komponen mitral bunyi jantung I
disebut M 1
3. Komponen trikuspidnya disebut T 1
4. Paling baik terdengar pada sisi sternum
kiri bawah
5. Pada auskultasi yang dinilai bunyi
jantung I : normal, melemah atau
mengeras dan apakah terjadi
duplikasi /split bunyi jantung I.
Bunyi Jantung II
■ Bunyi jantung II terjadi dari kompleks
bunyi akibat penutupan katup semiluner
(aorta dan pulmonal)
■ Komponen aorta bunyi jantung II
disebut A 2
■ Komponen pulmonal disebut P 2
■ Pada bayi, anak dan dewasa muda yang
normal, bunyi jantung II terdengar
terpecah (split) pada inspirasi dan
tunggal pada ekspirasi
Bunyi Jantung III
• Getaran yang lemah, nada rendah  terjadi
akibat getaran darah yang mengalir cepat dari
atrium ke ventrikel pada saat permulaan diastol
• Terdengar paling baik di apeks / parasternal kiri
bawah
• Normal pada anak
Bunyi Jantung IV
• Nada rendah  darah pada pengisian ventrikel
oleh atrium
• Sangat sulit didengar
Lanjutan Bunyi Jantung
1. Irama derap / Gallop
a. Terjadi bila bunyi jantung III dan atau IV terdengar
keras disertai takikardia  seperti derap kuda berlari
b. Adanya irama derap = keadaan patologik
c. Pada neonatus = gagal jantung
2. Bising (murmur)

Suara yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah melalui jalan abnormal atau daerah yang
menyempit. Menentukan: derajat, lokasi punctum maksimum, bentuk bising, penjalaran
Fase bising
Berdasar tempatnya pada siklus jantung ditentukan:
a. Bising sistolik : terdengar antara bunyi jantung I dan bunyi jantung II
b. Bising diastolik : terdengar antara bunyi jantung II dan bunyi jantung I
Bising sistolik Bentuk Bising
a. Bising holosistolik (pansistolik):
■ Defek septum ventrikel
■ Insufisiensi mitral
■ Insufisiensi trikuspidal
b. Bising sistolik dini : defek septum ventrikel
c. Bising ejeksi sistolik terdapat pada
●Bising inosen
●Bising fungsional
●Stenosis pulmonal
●Stenosis aorta
●Defek septum atrium
●Tetralogi Fallot
d. Bising sistolik akhir :
● Insufisiensi mitral kecil
● Prolaps katup mitral
Bentuk Bising Lanjutan
Bising Diastolik
a. Bising diastolik dini
● Insufisiensi aorta
● Insufisiensi pulmonal
b. Bising middiastolik (diastolik flow murmur)  akibat aliran darah berlebih
(stenosis relatif katup mitral/ trikuspid)
●Defek septum ventrikel besar
●Ductus arteriosus persisten besar
●Defek septum atrium besar
●Insufisiensi mitral/ trikuspidal berat
c. Bising diastolik akhir/ bising presistolik  mulai pertengahan fase diastolik, kresendo,
berakhir pada bunyi jantung I : Stenosis mitral organik
Intensitas Bising
Intensitas bising dinyatakan dalam 6 (enam) derajat :
● Derajat 1/6 : sangat lemah, yang hanya dapat terdengar oleh pemeriksa
yang berpengalaman di ruangan yang tenang.
● Derajat 2/6 : lemah tapi mudah terdengar – penjalaran minimal
● Derajat 3/6 : keras, tapi tak disertai getaran bising – penjalaran sedang
● Derajat 4/6 : disertai getaran bising – penjalaran luas
● Derajat 5/6 : sangat keras – terdengar bila stetoskop ditempelkan sebagian
saja pd dinding dada – penjalaran luasDerajat 6/6 : terdengar meskipun
stetoskop diangkat dari dinding dada – penjalaran sangat luas
Pungtum maksimum bising (paling keras)
Tempat terdengar yang paling keras :
○ Bising mitral di apeks
○ Bising trikuspid di parasternal kiri bawah
○ Bising pulmonal di sela iga ke-2 tepi kiri sternum
○ Bising aorta di sela iga ke 2 tepi kanan atau kiri sternum
Penjalaran bising
Arah bising paling baik dijalarkan:
○ Bising mitral ke lateral/ aksila
○ Bising pulmonal ke sepanjang tepi kiri sternum
○ Bising aorta ke apeks dan daerah karotis
Kualitas bising
■ Dapat terdengar spt meniup (blowing)
■ Dapat “rumbling” spt pada stenosis mitral
Perubahan intensitas bising dengan perubahan posisi dan respirasi
● Bising mitral mengeras : pada miring ke kiri
● Bising pulmonal dan aorta mengeras : pada menunduk
● Bising jantung kanan mengeras pada inspirasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai