Pemeriksaan
Fisik Jantung
Anak
Pembimbing : dr. Sugi Deny Pranoto Soegianto, Sp.A, M.Ked Klin
Penyakit Jantung Bawaan
Sumber :
Anamnesis
Anamnesis adalah kegiatan
komunikasi yang dilakukan antara
dokter sebagai pemeriksa dan pasien
yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang
penyakit yang diderita dan informasi
lainnya yang berkaitan sehingga
dapat mengarahkan diagnosis
penyakit.
Ananmesis
Infeksi
Medikasi
Berat Lahir
Perilaku Merokok
Konsumsi Alkohol
selama kehamilan
Gambaran Kondisi Pasien
● Wajah
○ Malar flush stenosis mitral
○ Nasal flaring penyakit jantung sianosis
kongenital, gagal jantung
○ Mulut
■ Sianosis sentral Penyakit jantung
bawaan sianotik
■ High arched palate peningkatan
risiko aneurisma aorta / diseksi
■ Karies gigi endocarditis infektif
Pectus excavatum (dada berlubang)
dan pectus carniatum (Pigeon chest) -
sindrom Marfan, sindrom Noonan
Tonjolan pre-cordial –
kardiomegali
Suara yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah melalui jalan abnormal atau daerah yang
menyempit. Menentukan: derajat, lokasi punctum maksimum, bentuk bising, penjalaran
Fase bising
Berdasar tempatnya pada siklus jantung ditentukan:
a. Bising sistolik : terdengar antara bunyi jantung I dan bunyi jantung II
b. Bising diastolik : terdengar antara bunyi jantung II dan bunyi jantung I
Bising sistolik Bentuk Bising
a. Bising holosistolik (pansistolik):
■ Defek septum ventrikel
■ Insufisiensi mitral
■ Insufisiensi trikuspidal
b. Bising sistolik dini : defek septum ventrikel
c. Bising ejeksi sistolik terdapat pada
●Bising inosen
●Bising fungsional
●Stenosis pulmonal
●Stenosis aorta
●Defek septum atrium
●Tetralogi Fallot
d. Bising sistolik akhir :
● Insufisiensi mitral kecil
● Prolaps katup mitral
Bentuk Bising Lanjutan
Bising Diastolik
a. Bising diastolik dini
● Insufisiensi aorta
● Insufisiensi pulmonal
b. Bising middiastolik (diastolik flow murmur) akibat aliran darah berlebih
(stenosis relatif katup mitral/ trikuspid)
●Defek septum ventrikel besar
●Ductus arteriosus persisten besar
●Defek septum atrium besar
●Insufisiensi mitral/ trikuspidal berat
c. Bising diastolik akhir/ bising presistolik mulai pertengahan fase diastolik, kresendo,
berakhir pada bunyi jantung I : Stenosis mitral organik
Intensitas Bising
Intensitas bising dinyatakan dalam 6 (enam) derajat :
● Derajat 1/6 : sangat lemah, yang hanya dapat terdengar oleh pemeriksa
yang berpengalaman di ruangan yang tenang.
● Derajat 2/6 : lemah tapi mudah terdengar – penjalaran minimal
● Derajat 3/6 : keras, tapi tak disertai getaran bising – penjalaran sedang
● Derajat 4/6 : disertai getaran bising – penjalaran luas
● Derajat 5/6 : sangat keras – terdengar bila stetoskop ditempelkan sebagian
saja pd dinding dada – penjalaran luasDerajat 6/6 : terdengar meskipun
stetoskop diangkat dari dinding dada – penjalaran sangat luas
Pungtum maksimum bising (paling keras)
Tempat terdengar yang paling keras :
○ Bising mitral di apeks
○ Bising trikuspid di parasternal kiri bawah
○ Bising pulmonal di sela iga ke-2 tepi kiri sternum
○ Bising aorta di sela iga ke 2 tepi kanan atau kiri sternum
Penjalaran bising
Arah bising paling baik dijalarkan:
○ Bising mitral ke lateral/ aksila
○ Bising pulmonal ke sepanjang tepi kiri sternum
○ Bising aorta ke apeks dan daerah karotis
Kualitas bising
■ Dapat terdengar spt meniup (blowing)
■ Dapat “rumbling” spt pada stenosis mitral
Perubahan intensitas bising dengan perubahan posisi dan respirasi
● Bising mitral mengeras : pada miring ke kiri
● Bising pulmonal dan aorta mengeras : pada menunduk
● Bising jantung kanan mengeras pada inspirasi
Terima Kasih