Anda di halaman 1dari 10

KEWIRAUSAHAA

Kewirausahaan N

Dalam Konteks
Bisnis
Nama Kelompok 9:
1) YOHANES M. V. KOTA TAPO (1903020062)
2) INGGEL D. TIMO (1903020065)
3) ELISABETH P. T. GUDU (1903020173)
4) BAYU A. AJI RIYANTO (1903020174)
5) JAYANTI VANDANA MONE (1903020175)
KEWIRAUSAHAAN DALAM KONTEKS
BISNIS

Memulai Usaha/ Bisnis Baru

Merintis Bisnis Baru

Membeli Perusahaan yang Sudah Ada

Waralaba
MEMULAI USAHA/ BISNIS BARU
Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:14)
mengemukakan beberapa kemungkinan tipe aktivitas
kewirausahaan, yakni:

Dengan konsep baru dan bisnis baru

Konsep yang sudah ada

Dengan konsep yang sudah ada dan


bisnis yang sudah ada
MERINTIS BISNIS BARU
Merintis usaha baru dilakukan dengan Menurut Lambing (2000: 91-92),
membentuk dan mendirikan usaha ada dua pendekatan utama yang
baru dengan menggunakan modal, ide, digunakan wirausahawan untuk
organisasi, dan manajemen yang mencari peluang dengan mendirikan
dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha yang baru, yakni:
usaha baru yang dapat dirintis, yaitu;
Perusahaan milik sendiri/ perorangan
(sole proprietorship), Persekutuan 1) Pendekatan ‘Inside-out’ atau
(partnership), dan Perusahaan ‘Idea generation’
berbadan hukum (corporation). 2) Pendekatan ‘The out-side in’
atau ‘Opportunity
recognition’
Lanjutan
Dalam memasuki area bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak
hanya memiliki kemampuan, tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan tersebut
harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.

Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
mencakup hal-hal berikut.
Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Tempat usaha yang akan digunakan
Organisasi usaha yang akan digunakan
Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
Membeli Perusahaan yang Sudah Ada

Membeli perusahaan baru memiliki risiko yang sedikit


karena kemungkinan gagal lebih kecil, waktu lebih
sedikit, dan tenaga kerja yang diperlukan. Di samping
itu, membeli perusahaan yang sudah ada juga memiliki
peluang harga yang relative lebih rendah dibanding
dengan merintis usaha baru. Namun demikian,
membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung
kerugian dan permasalahan, baik eksternal maupun
internal.
Lanjutan
Sebelum melakukan kontrak jual beli, terdapat beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Menurut Zimmerer(1996), aspek-
aspek tersebut meliputi hal-hal berikut.

Pengalaman apa yang dimiliki Berapa harga yang rasional


01 untuk mengoperasikan 04 untuk membeli perusahaan
perusahaan tersebut? tersebut?

02 Mengapa perusahaan tersebut


berhasil, tetapi kritis? 05 Apakah membeli perusahaan
tersebut akan lebih
menguntungkan dari pada
03 Di mana lokasi
merintis sendiri usaha baru ?
perusahaan tersebut?
Lanjuta
n Ada pula beberapa hal kritis yng
dikemukakan oleh Zimmerer untuk
menganalisis perusahaan yang akan
dibeli, yaitu mencakup:

Alasan pemilik menjual perusahaan.

Potensi produk dan jasa yang dihasilkan.

Aspek legal yang dimiliki perusahaan.

Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual.


WARALABA

Waralaba (franchising) adalah kerja sama manajemen untuk menjalankan perusahaan


cabang atau penyalur. Inti dari waralaba adalah memberi hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Waralaba merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam
perusahaan ritel. Seperti telah dikemukakan, “franchisee” adalah persetujuan lisensi
menurut hukum antara suatu perusahaan (pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau
perusahaan lain untuk melaksanakan usaha. Perusahaan yang memberi lisensi disebut
franchisior dan penyalur/ terwarlaba disebut franchisee. Tidak sedikit bentuk waralaba
yang dilakukan antar Negara, misalnya McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza
Hut, Coca-Cola, Hoka-Hoka Bento, dll.
THANK
YOU
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai