Anda di halaman 1dari 30

KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

NAMA : RANTI MAY SUNDARI


NIM : P031915401027
PRODI : D3 KEBIDANAN TINGKAT 1A
1. Pemeriksaan Protein Urine
Pemeriksaan protein urine ini memang sebaiknya
dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan rutin.
Berikut persiapan yang harus diperhatikan :
1. Pemahaman pengisian formulir
2. Penanganan awal sampel dan transportasi
3. Persiapan pasien
4. Cara pengambilan sampel
5. Persiapan alat
Alat yang dipersiapkan untuk pemeriksaan
protein urine :
1. Bengkok
2. Penjepit tabung reaksi
3. Korek api
4. Larutan asam asetat
5. Bak instrumen : spuit, pipet, dan handscoon
6. Lampu busen
7. Backer glass
8. Rak tabung reaksi
9. Tabung reaksi
10. Masker
11. Larutan klorin
12. handuk
Cara melakukan pengujian lab
(Pemeriksaan protein urine)
1. Mencuci tangan

2. Memasang handscoon

3. Mengambil urine dengan spuit sebanyak 2 cc

4. Memasukkan urine ke tabung reaksi

5. Menyalakan lampu bunsen

6. Panaskan tabung reaksi menggunakan


penjepit tabung reaksi
7. Mengamati urine. Jika berubah keruh akan ditambahkan asam asetat
sebanyak 4-5 cc

8. Panaskan kembali

9. Lihat kembali, jika masih tetap keruh, pasien positif. Dan jika berwarna
jernih maka negatif

10. Bersihkan alat, lalu lepaskan handscoon dan rendam kedalam larutan
clorin
2. Pemeriksaan HB dengan metode Sahli

Prinsip:
Hemoglobin dalam darah akan bereaksi dengan
HCL membentuk asam hematin berwarna
coklat. Kemudian warna yang terbentuk diukur
pada spektrofotometer pada panjang
gelombang 540 NM.
Sebelum memulai pemeriksaan, wajib memakai
APD (jas lab, handscoon, dan masker).
Alat dan bahan

a. Alat
1. Pipa tetes
2. Haemometer
3. Lancet b. Bahan
4. Bengkok 1. HCL 0,1 N
5. Penlancet 2. Aquadest
3. Kapas alkohol
4. Tissue
Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan dan pastikan seluruh peralatan sudah
siap pakai
3. Alat haemometer dalam keadaan bersih dan
kering, masukkan HCL 0,1 N ke dalam tabung
sahli sampai angka 2
4. Gunakan handscoon
5. Masase jari tangan yang akan digunakan (3 Jari
tengah)
• Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya
dengan larutan desinfektan (alcohol 70%).
Biarkan sampai alkohol kering

• Lakukan penusukan menggunakan blood lancet


yang steril pada daerah kapiler jari tersebut.

• Isap dengan pipet hemoglobin sampai batas angka,


bersihkan darah yang melekat pada ujung pipet.

• Masukkan pipet yang berisi darah dan alirkan ke


dalam tabung sahli yang berisi HCL 0,1, sampai
ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian
tiup pelan pelan. Usahakn agar tidak timbul gelemung
udara.
• Aduk dengan batang pengaduk, campur sampai
rata, jangan sampai terjadi gumpalan. Setelah
rata diamkan selama 1-2 menit.

• Usapkan kapas alkohol pada jari yang bekas ditusuk

• Encerkan dengan aquadest setetes demi setetes,


lalu diaduk kemudian dimasukkan kedalam alat
pembanding, bila warna larutan belum sama dengan
warna standar pada haemometer, tetesi lagi aquadest
sampai warna larutan sama dengan warna pembanding

• Bila sudah sama, baca kadar hb dengan skala


pembanding.
• Buka handscoon
• Cuci tangan
• Catat hasil pemeriksaan
• Beritahu ibu hasil pemeriksaan
3. Pemeriksaan urine menggunakan testpack

Alat dan bahan:


1. Sampel urine
2. Test pack
3. Timer
4. handscoon
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Pasang handscoon
3. Siapkan sampel urine di sebuah wadah
4. Periksa bungkus test pack dan tanggal expayerdnya
5. Buka bungkus testpack lalu ambil isinya.
6. Celupkan testpack kedalam wadah yang berisi
urine, jangan sampai melewati garis hitam.
7. Tunggu hingga 30 detik menggunakan timer
untuk mendapatkan hasil yang akurat.
8. Setelah 30 detik, test pack akan terbaca 1-2 menit
kemudian.
9. Amati hasil. Apabila garisnya 1 berarti negatif,
dan apabila garis 2 berarti positif.
4. Bleeding time

Waktu perdarahan mengukur waktu yang


diperlukan untuk menghentikan perdarahan
pada pembuluh darah kecil dengan perlukaan
yang terstandardisasi.
Adapun prinsip pemeriksaan adalah, lengan
atas dipasang tekanan setinggi 40 mmHg yang
dipertahankan selama pemeriksaan dilakukan.
Kemudian dilakukan penusukan pada
permukaan polar lengan bawah 5 cm dari fossa
cubiti.
Setiap 30 detik, darah yang keluar
diletakkan pada kertas saring sampai
perdarahan berhenti.
Lamanya pembentukan sumbat trombosit
merupakan ukuran waktu perdarahan.
Alat dan bahan
1. Tensimeter
2. Lancet disposable
3. Stopwatch
4. Kertas saring
5. Kapas alkohol 70%
6. Penutup luka (tensoplast)
7. handscoon
Cara pemeriksaan

1. Petugas sudah memasang handscoon


2. Petugas memastikan identitas pasien dan
melakukan inform concent secara lisan
3. Pasang bendungan dari tensimeter sebesar 40
mmHg yang merupakan selisih sistol dan diastol
pada lengan atas 5 cm diatas lipat siku
4. Desinfeksi menggunakan kapas alkohol pada daerah
yang akan ditusuk. Tunggu sampai kering. (daerah
tidak boleh ada jaringan ikat dan pembengkakan).
5. Regangkan area yang akan ditusuk
6. Lakukan penusukan atau luka pada permukaan polar
lengan bawah dengan lanset sedalam 2 mm atau
menggunakan Surgical Blade dengan kedalaman 1 cm
dengan lebar luka 10 mm pada daerah 5 cm dari fossa
cubiti. Jangan terkena pembuluh darah vena.
7. Stopwatch ditekan pada saat darah keluar pertama kali.
8. Isap tetesan darah yang keluar dengan menyentuhkan
kertas saring setiap 30 detik. Jangan ditekan sampai
perdarahan berhenti.
9. Penilaian waktu perdarahan adalah jumlah bercak
dibagi 2 dalam menit.
5. Clotting time

Tujuan pemeriksaan:
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan
darah untuk membeku dalam satuan menit.
Prinsip pemeriksaan:
Masa pembekuan dihitung mulai dari
keluarnya darah pada ujung jari setelah
dilakukan penusukan sampai terbentuknya
benang – benang fibrin pada tetesan darah
di kaca objek.
Alat dan bahan:
1. Kaca objek
2. Lancet
3. Kapas alkohol
4. Stopwacth
Prosedur pemeriksaan:
1. Sudah memasang handscoon
2. Melakukan inform concent secara lisan
3. Lakukan pengambilan darah kapiler
4. Setelah darah keluar, nyalakan stopwatch
5. Letakkan terpisah 3 tetes darah di atas kaca objek
dengan diameter 5 mm
6. Tiap 30 detik ujung lancet di gerakkan ke atas dimulai
dengan tetesan darah pertama sampai terlihat benang
– benang fibrin, posisi kaca objek harus sejajar dengan
mata.
7. Mencatat waktu fibrin keluar pada tetesan
pertama
8. 30 detik berikutnya perlakuan dilanjutkan
pada tetesan darah kedua, selanjutnya pada
tetesan darah ketiga
9. Lalu rumusnya adalah sbb:
T2+T3
2
6. Pengambilan Spesimen Darah Vena
(Venous Puncture)

1. Mempersiapkan formulir pengambilan darah


pasien
2. Mempersiapkan peralatan:
- Gunting - Alkohol swap
- Pinset - Hepafix/perban fiksasi
- Kasa steril - Korentang
- Spuit - Handscoon
- Bengkok - Torniquet
- Vaccutainer - Alkohol
3. Mencuci tangan dengan langkah yang benar
4. Melakukan inform concent kepada pasien

Cara pemeriksaan:
1. Posisikan tangan pasien
2. Menentukan tempat penusukan
3. Memasang alas di bawah lengan pasien
4. Memakai handscoon
5. Memasang torniket ke lengan pasien dengan jarak 5-
10 cm dari area penusukan
6. Ajak pasien untuk menggenggam/mengepal tangan
7. Letakkan bengkok di samping pasien
8. Oleskan alkohol padalokasi penusukan
9. Persiapkan spuit dengan benar
10.Fiksasi letak pembuluh darah dengan menarik kulit di
area distal penusukan kurang lebih 3 cm
11.Menusukan jarum ke vena bravialis pasien dengan
sudut 15/30⁰
12.Lepaskan torniket dan buat tangan pasien rileks kembali
13.Cabut jarum dan siapkan alkohol swap untuk menusuk
bekas penusukan
14.Tutup kembali jarum yang sudah dipakai
15.Fiksasi dengan perban fiksasi atau hepafix
16.Memindahkan darah dari spuit kedalam tabung
spesimen/vaccuatainer. Biarkan darah tersedot
dengan sendirinya ke dalam ruang hampa pada
vaccutainer.
17.Goyangkan tabung untuk mencampurkan darah
dengan heparin dalam tabung
18.Berikan label pada tabung untuk menghindari
terjadinya kesalahan data ketika di laboratorium
19.Setelah selesai, bereskan alat dan lepas
handscoon
20.Cuci tangan
7. Proses pengambilan sputum
Persiapan alat:
1. Bengkok
2. Lembar persetujuan
3. Gelas kumur
4. Handscoon bersih
5. Tissue
6. Tempat sputum
7. Kom kumur
8. Handuk
Cara pemeriksaan:
1. Persiapkan klien dan lingkungan. Jelaskan keppada klien
tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan peralatan dekat dengan pasien
3. Setelah mendekatkan peralatan, cuci tangan lalu pakai
handscoon bersih
4. Kemudian bentangkan handuk pada dada klien
5. Setelah dibentangkan handuk, anjurkan pasien untuk
berkumur
6. Dekatkan atau berikan pot sputum ke klien, usahakan untuk
klien tidak menyentuh pinggir dari pot sputum tersebut
7. Beritahukam kepada klien untuk menarik nafas
dalam melalui hidung dan membuang melalui
mulut. Lalu batukkan dan tampung pada wadah
sputum
8. Setelah klien membatukkan dahak dan
menampung pada pot sputum, tutup pot tersebut
9. Kemudian letakkan di bengkok, tapi sebelum itu
beri label pada wadah lalu diberikan ke lab
10.Rapikan pasien, bersihkan peralatan, cuci tangan,
dan dokumentasikan tindakan yang telah
dilakukan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai