GC-MS
Kromatografi Gas-Spektrometri Massa
Mochammad Yuwono
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Email: yuwono05@yahoo.com
1
GC MS
Spektrometri massa
Kromatografi gas
Merupakan teknik kromatografi: Tergolong teknik spektroskopi:
• Fae gerak: gas • Analit diubah menjadi ion-ion gas,
• Fase diam: Cairan (GLC) atau padatan
dipisahkan dalam mass analyser
(GSC)
• Sampel disuntikkan pada inlet, dipisahkan dan dideteksi dalam detektor
2
dalam kolom dan dideteksi oleh detektor
GC MS
Spektrometri massa
Kromatografi gas
Keunggulan: Keunggulan:
• Campuran analit dalam matriks sampel yang • Mampu mendeteksi analit secara
kompleks dapat dipisahkan secara selektif selektif dan spesifik
dengan resolusi yang memadai
Kelemahan:
Kelemahan:
• Detektor yang digunakan umumnya kurang • Sulit diaplikasikan untuk campuran 3
GC-MS:
• Kombinasi sinergistik dua teknik analisis: Kromatografi dan
spektrometri massa
• Memadukan dua keunggulan: pemisahan sangat baik dan deteksi
4
yang sangat spesifik dan sensitif
GC-MS: MS SEBAGAI DETEKTOR PADA GC
GC
• Mass Spectrometry (GC-MS)
Detektor
modern • Tandem Mass Spectrometry (GC-
Klasifikasi GC MS/MS)
berdasarkan
detektor
GC-MS
Teknik analisis yang telah lama diaplikasikan untuk berbagai bidang
seperti
Farmasi,
Pangan,
Pertanian,
Lingkungan,
Forensik,
Klinik dll.
GC - Derivatization
GC MS Data system
GC MS Data system
Injeksi sampel Pemisahan komponen sampel dalam kolom Transfer komponen sampel dari kolom ke dalam
MS melalui interface Terjadi ionisasi pada sumber ion: Komponen sampel diubah menjadi ion-ion gas
Pemisahan ion-ion gas pada Penganalisis massa deteksi ion oleh detektor 12
KONDISI ANALISIS PADA GC-MS
Komponen instrumen GC-MS dan masing- Kondisi GC-MS meliputi:
masing fungsinya perlu dipahami agar diperoleh Gas Pembawa
hasil pemisahan dan deteksi yang optimal Injeksi sampel
Untuk mendapatkan hasil analisis GC-MS yang Kolom
optimal: Tempertur oven
Masing-masing komponen instrumen pada GC perlu
disesuaikan dengan persyaratan untuk GC-MS
Baik kondisi GC maupun kondisi MS perlu diatur
sedemikian rupa agar diperoleh hasil pemisahan yang
selektif, dan sensitivitas yang tinggi
13
TEORI DASAR DAN
afi
Krom at
Gas
o gr
INSTRUMENTASI
• Kromatografi Gas
14
GAS PEMBAWA (CARRIER GAS)
Gas pembawa yang umum dipakai Capillary GC dan GC-
MS adalah Helium
Gas Pembawa: Memegang peranan penting utamanya pada
GC-MS
Syarat gas pembawa: Inert, Kemurnian tinggi, Kering dan
Aman.
• Aliran gas pembawa harus terjamin konstan. Kemurnian
gas pembawa sebaiknya 99,999 – 99.9999% untuk
menghindari gangguan pada pemisahan, meningkatkan
“life time” kolom dan menghindari gangguan spektra pada
GC-MS
• Cemaran dalam gas pembawa (air, udara dan hidrokarbon)
sebaiknya di bawah 1-2 ppm.
PEMILIHAN KECEPATAN ALIR GAS PEMBAWA
Kecepatan alir gas pembawa berperan sangat
penting dalam GC-MS.
• Fluktuasi aliran gas pembawa berpengaruh pada
kondisi vakum mempengaruhi efisiensi proses
ionisasi EI (penurunan sesitivitas, munculnya spectra
MS)
• Aliran gas pembawa yang tinggi menurunkan
L = panjang kolom
lifetime filament MS. N = Bilangan lempeng teoretik
• Sistem Pneumatik mempertahan aliran gas
pembawa agar konstan
Kecepatan alir diatur tidak lebih dari
2 mL/menit karena sistem vakum
detektor memberikan pembatasan
pemilihan kolom yang digunakan
INJEKTOR (INLET)
Fungsi: Untuk memasukkan sampel bentuk cair atau
gas ke dalam aliran gas pembawa
Temperatur injektor diatur cukup tinggi, sehingga
sampel dalam bentuk cair (larutan) secara cepat diubah
menjadi bentuk gas
Temperatur injektor yang terlalu tinggi terjadi
peruraian komponen sampel
Jenis injektor
Packed Column Injector
Split/Splitless Injector
Split/splitless Injector
Cold On-Column Injection
Programmed-Temperature • Didisain untuk kolom kapiler; Dapat dilakukan injeksi dengan
Vaporizer (PTV) Injection sistem: split, splitless atau split/splitless
• Penyuntikan melalui septum ke dalam glass liner
• Sampel mengalami flash vaporization
INJEKSI SPLIT/SPLITLESS
Injeksi Split:
Digunakan untuk analit konsentrasi relatif besar
(major component) hanya sebagian sampel Splitless
yang masuk ke dalam kolom mode
Contoh Split ratio 1: 50 berarti hanya seper-
limapuluh bagian dari sampel masuk ke dalam
kolom
Injeksi Splitless
Digunakan untuk analisis analit konsentrasi
sangat
Rendah semua sampel masuk ke dalam
kolom
Split mode
KERUGIAN SPLIT INJECTOR
20
SEPTUM GC
24
PLOT
PLOT mengandung material padatan,
tidak mengandung cairan
Umumnya digunakan untuk analit
sangat mudah menguap seperti gas-gas
CH4, CO2, CO atau molekul atom C
sedikit (C1-C3)
25
WCOT
30
ISOTERMAL VS TERPROGRAM
Contoh: Pemisahan campuran
alkana
Isotermal suhu 100 oC
relatif lama dan dihasilkan
peak gendut
Isotermal suhu 150 oC lebih
cepat tetapi dihasilkan peak
yang numpuk
Penggunaan temperatur
terprogram dihasilkan
pemisahan yang baik
31
INTERFACE GC-MS
Pengaliran efluen dari GC ke MS
Analit tidak boleh terkondensasi di
dalam interface
Analit tidak boleh terdekomposisi
sebelum memasuki MS
Pemasukan gas ke dalam ion source
harus dalam rentang kapasitas pompa
MS
33
SPEKTROMETRI MASSA
Teknik Analisis instrumental untuk
penentuan massa atom/massa molekul,
komposisi dan elusidasi struktur
molekul
Spektrometer massa : didasarkan atas
perhitungan massa dari molekul
tersebut serta pola fragmentasinya
Molekul atau atom memiliki massa Instrumen Spektrometer massa terdiri dari:
• Ion Source untuk menghasilkan ion-ion
yang unik Molekul atau atom dapat • Mass Analyzer untuk sortir ion dan
diidentifikasi berdasarkan massa pengukuran kelimpahan relatif
molekul atau massa atomnya • Detector Untuk mendeteksi ion-ion
SPEKTROMETRI MASSA
Massa Atom Cl =
34.9688 amu untuk 35
Cl
36.9659 amu untul 37
Cl
36
PRINSIP SPEKTROMETRI MASSA
Kation radikal mengandung semua atom-atom dari
molekul asal, minus satu elektron, dan disebut ion
molekul/molecular ion, dan dinyatakan dengan M+.
Tanda titik pada Molecular ion menunjukkan
elektron yang tidak berpasangan (terbentuk karena
lepasnya satu elektron dari suatu pasangan
elektron) Radikal : spesi tidak bermuatan (netral) dan
mengandung electron tidak berpasangan
Sebagai akibat dari tabrakan dengan elektron
berenergi tinggi, ion molekul akan mempunyai
energi yang tinggi, bersifat tidak stabil sehingga
dapat pecah menjadi fragmen yang lebih kecil
(kation, radikal atau molekul netral).
37
FRAGMENTASI MOLEKUL
Selain fragmentasi, molekul
dapat mengalami penataan
IONISATION
ulang (rearrangement) yang
MOLECULAR ION selanjutnya menjadi fragmen-
FRAGMENTION
fragmen lebih kecil
Hanya molekul bermuatan ( )
yang terdeteksi dalam MS
RE-ARRANGEMENT FRAGMENTION
38
GC-MS
Ion source:
Electron Ionization
Mass Analyzer:
Quadrupole
47
GC-MS VS GC-MS/MS
GC-MS/MS lebih spesifik
dan sensitif karena
melibatkan 2 seri quadupole
Dapat dilakukan mode
multiple reaction
monitoring
48
SISTEM VAKUM
• Proses MS harus dilakukan pada teknan yang sangat rendah (~10-8 atm)
• Spektrometer massa dioperasikan dalam keadaan vakum agar
• ion-ion dapat bergerak bebas tanpa bertumbukan dengan molekul udara
• Mengurangi reaksi inter-molekuler
• Mengurangi interferensi “background” 49
DETEKTOR GC-MS
50
DATA GC-MS
Operasional Quadrupole GC-MS dapat dilakukan dalam dua macam mode
“scanning” dan “Selected Ion Recording”
Mode scan:
Quadrupole diatur sedemikian rupa dengan menentukan nilai rentang sehingga ion-ion
dengan nilai m/z lebih rendah secara berurutan melalui Mass Analyzer dan dilakukan
scanning ion-ion yang keluar dari quadrupole
Scanning memerlukan waktu tertentu (kecepatan scanning umumnya 5-20 Hz)
Ion melimpah dalam setiap spektrum dijumlah dan kemudian digambarkan sebagai fungsi
dari waktu untuk mendapatkan Total Ion Chromatogram atau TIC.
Mode scan digunakan untuk identifikasi dan analisis kualitatif/kuantitatif komponen kimia
51
DATA GC-MS
Mode Selected Ion Monitoring (SIM) =
Selected ion recording (SIR)
Umum digunakan pada GC-MS single quaduprole
Dengan pengaturan quadrupole pada tegangan
tertentu, dapat dipilih hanya massa tertentu yang
melewati Mass analyzer
Seleksi terhadap harga m/z tunggal dan memonitor yang
melewati detektor.
Sangat cepat karena tidak semua nilai m/z
dianalisis
Memiliki batas deteksi yang lebih rendah
52
Sangat sensitif dibanding mode scan
CONTOH SPEKTRA MASSA
Sebagian besar kation yang
dihasilkan dalam spektrometer massa
mempunyai muatan = 1 (z = 1),
sehingga m/z secara langsung
menunjukkan massa dari kation
tersebut
53
CONTOH SPEKTRA MASSA
Fragment Ions
TUNING SPEKTROMETER MASSA
Tahapan untuk menentukan
apakah analit akan
terionisasi dalam
spectrometer massa.
Untuk mendapatkan kondisi
optimum ionisasi dan
sensitivitasnya.
55
INTERPRETASI DATA SPECTRA MASSA
Interpretasi apabila dikaitkan dengan hasil
Spektra Massa Metanol
scan data yang diperoleh dari Ei GC/MS
berarti elusidasi struktur analit yang
didasarkan atas puncak-puncak yang muncul
dalam spektras massa
Tujuan interpretasi umumnya untuk
identifikasi senyawa analit tunggal
Bobot molekul ditunjukkan oleh M+.
Puncak-puncak lainnya menunjukkan
fragmen-fragmen yang merupakan bagian
molekul dalam struktur.
Agar diperoleh hasil yang akurat maka perlu
digunakan sampel mengandung analit murni
56
Spektra Massa Metanol
Spektrum Metanol:
m/z 32 puncak ion molekul
Fragmen-fragmen: puncak pada m/z 31, 29 dan 15
•Peak pada m/e 31
• menunjukkan ion H2C = OH+
• terbentuk karena lepasnya satu hidrogen dari ion molekul
• Peak pada m/e 29 menunjukkan ion
HC O+ terbentuk karena lepasnya 2
atom hidrogen dari ion H2C = OH+
58
ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI
Strategi untuk Identifikasi dengan GC-MS
Menggunakan baku pembanding
Penggunaan data library
Interpretasi spectra massa
Personal Database
INDEKS RETENSI KOVATS
Kovats index, retention index; retention indices
(plural)
Digunakan untuk meng-konversi waktu retensi ke dalam
konstanta sistem
Ervin Kovats: Ahli kimia Hungaria kelahiran Swiss, yang
mengemukan konsep indeks retensi dari hasil penelitian
komposisi minyak lemak (1950an)
Indeks retensi suatu senyawa adalah waktu retensi
senyawa tersebut yang dinormalisasikan ke dalam waktu
retensi dari n-alkana yang terlusi di sebelahnya
Indeks retensi bersifat independen (tidak tergantung)
parameter seperti panjang kolom, ketebalan fase diam,
diameter internal, kecepatan gas pembawa, dan void time
61
Jika harga log waktu retensi terkoreksi
(waktu retensi neto) atau RRT (waktu retensi
relatif) di-plot-kan dengan jumlah atom
karbon, pada kondisi isothermal maka akan
ternetuk kurva linier
Harga log waktu retensi terkoreksi (waktu
retensi neto) atau RRT (waktu retensi relatif)
dari senyawa yang tidak diketahui dapat
dihitung berapa jumlah atom karbon dari
analit
Secara umum, retention index adalah 100
kali jumlah atom karbon.
62
LINEAR RETENTION INDEX
Puncak-puncak molekul alkane
muncul pada interval yang genap pada
kondisi temperatur terprogram
disebut LRI (Linear Retention Index)
Keuntungan LRI dibandingkan RI
adalah perhtungan lebih sederhana
karena tidak melibatkan harga log dan
tidak memperhitungkan hold-up time
(dead time). Dalam perhitungan
digunakan Waktu retensi absolut
(waktu retensi bruto) dapat digunakan
64
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN GC-MS
Keunggulan GC-MS dibanding GC untuk analisis kuantitatif
Pada GC-MS, keberhasilan pemisahan pada kromatografi bukan factor kritis karena
quant ion untuk identifikasi dan kuantitasi dapat dipilih berdasarkan massanya.
Pada GC, analisis didasarkan hanya pada waktu retensi, sedangkan pada GC-MS
selain waktu retensi, dapat dilakukan berdasarkan m/z dan kelimpahannya.
Konfirmasi identitas analit target dapat dilakukan melalui software instrument (data
search of spectrum)
65
PEMILIHAN QUANT ION
Quant ion adalah ion yang karakteristik
Pada EI, spektrum analit umumnya dapat ditemukan di library Mass
Spectral Data. Spektrum dapat digunakan untuk memilih quant ion.
Quant ion harus spesifik untuk ion target, matriks tidak menghasilkan ion
yang isobar (massa sama)
Quant ion memiliki arus dan m/z yang besar
66
TEKNIK KUANTITATIF
Analisis kuantitatif dengan GC-MS dapat dilakukan dengan teknik:
Standar internal
Adisi Standar
67
METODE STANDAR EKSTERNAL
Injeksi seri baku (5-6 level
konsentrasi, duplo)
Hitung respons factor RF = area
baku/concentrasi baku, dan rata-
rata RF
Dapat dilakukan melalui
software instrumen
68
METODE STANDAR INTERNAL
Untuk tujuan an kuantitatif
dengan akurasi yang tinggi
Dapat mengelminasi kesalahan
pada saat preparasi sampel
Kurva kalibrasi 5-6 level
konsentrasi, injeksi duplo
Dilakukan dalam matriks sampel
Standar internal ditambahkan
dalam volume yang sama
69
METODE STANDAR INTERNA
Syarat Standar Internal
70
METODE ADISI STANDAR
Digunakan untuk sampel dengan
preparasi sampel tertentu seperti
Headspace sampling dan SPME atau
jika terjadi interferensi atau interaksi
analit dengan matriks sampel/komponen
lainnya
Standar diadisikan ke dalam matriks
sampel atau sampel dalam volume sama
Perhitungan berdasarkan ekstrapolasi
kurva kalibrasi
71
PENGEMBANGAN MEODE ANALISIS SENYAWA DENGAN GC-MS
Sebelum melakukan analisis, kenali sifat fisikokimia analit dan matriks sampel
Lakukan studi pustaka terhadap metode dan kondisi analisis yang pernah dipublikasikan
Pemilihan kondisi GC
Jenis dan kecepatan alir gas pembawa
Pemilihan kolom GC
Pemilihan temperatur oven
Optimasi preparasi sampel
Pemilihan mode ionisasi
Variasi energi ionisasi
Penggunaan Experimental design dan analisis mulivariate
72
METHOD ADJUSTMENT GC-MS (CH. 621 USP 41)
Parameter
Chapter 621 USP 42 Persyaratan
Panjang kolom ± 70%
Diameter internal 50%
Ketebalan fase diam -50% sampai 100%
Kecepatan alir gas pembawa ± 50% (isothermal)
+50% sampai -25% (jika dalam monografi disebutkan
kec. Linier)
Volum injeksi dan split Dapat disesuaikan sampai didapat hasil memenuhi
GC-MS
74