Anda di halaman 1dari 30

“Momentum Sudut dan Rotasi

Benda Tegar”

AMELIA ANGGARAWATI
ANDRE AGUSTA
RATIH KINANTI
RENITA FEBRIYANA
RIZKY KURNIA
TESA RAHALYA
Momentum Sudut dan
Rotasi Benda Tegar
Momen Gaya

Momen gaya atau torsi merupakan ukuran efektifitas suatu gaya salam
menghasilkan rotasi benda mengelilingi sumbu putarnya.

Secara umum gaya  dirumuskan:

=F d sin 
Torsi negatif: bila perputaran(rotasi
oleh torsi) searah dengan arah
perputaran jarum jam

Torsi positif : bila perputaran


berlawan arah dengan arah
perputaran jarum jam
VEKTOR MOMEN GAYA
z

t τ  rF (11.7) τ  rF

  rF sin 

f F
O y
r ˆi ˆj kˆ ˆi ˆj
r
  x y z x y
f F Fx Fy Fz Fx Fy
x

  yFz  zFy  î   zFx  xFz  ĵ   xFy  yFx  k̂


ˆi  ˆi  0 ? ˆj  ˆj  0 kˆ  kˆ  0
ˆi  ˆj  k̂ ? ˆj  ˆi   k̂ ?
ˆj  kˆ  î kˆ  ˆj   ˆi
kˆ  ˆi  ĵ ˆi  kˆ   ˆj
Momen inersia (I)

Momen inersia untuk partikel tunggal


Momen inersia didefinisikan hasil kali massa partikel (m) dengan kuadrat jarak
paertikel dari titik poros(r2).

Momen inersia untuk sistem partikel lebih dari satu


Jika bendanya merupakan kumpulan dari titik-titik zat, maka besar momen
inersianya,
Untuk benda berbentuk kontinyu,
momen inersianya adalah :

I   r dm
r = jarak elemen massa terhadap
sumbu putar
dm = elemen massa
Momen inersia beberapa bentuk benda

(1) Cincin atau silinder tipiscin :


I = M R2

(2) Silinder pejal atau piringan


I = ½ M R2

(3) Batang / tongkat tipisusat


I = (1/12) M L2 L = panjang batang

M = massa batang
(4) Pelat pejal
Sumbu putar tegak lurus pelat dan melewati pusat pelat

I = M (L2 + d2 ) L = panjang pelat


d = lebar pelat
M = massa pelat
(5) Bola Pejal
Sumbu putar melewati pusat bola pejal
I = M R2 R = jari-jari bola pejal
M = massa bola pejal
(6) Bola tipis
Sumbu putar melewati pusat bola tipis
I = M R2 R = jari-jari bola tipis
M = massa bola tipis
Teorema Sumbu Sejajar

Untuk benda yang berotasi terhadap suatu sumbu, dimana sumbu tersebut sejajar
dengan sumbu yang meleati pusat massa, dan jarak kedua sumbu adalah h, maka
berlaku :
I = Ipm + M h2
Ipm = momen inersia terhadap sumbu putar yang melewati pusat
massa

3. Hubungan Momen Inersia Dengan Torsi


Torsi dan momen inersia dalam gerak rotasi adalah ekivalen dengan gaya
dan massa dalam gerak translasi, yaitu :

τ=Iα atau I=τ/α


α = percepatan sudut
Usaha yang dilakukan torsi ketika sebuah benda menempuh sudut dθ
adalah : dW = τ dθ
Daya oleh torsi : P = dW/ dt = τ dθ/ dt
Atau : P= τω
Kerja total yang dilakukan pada sistem = perubahan energi kinetic
sistem.
Untuk benda yang berotasi terhadap sumbu rotasi yang melalui pusat massanya
enrgi kinetiknya adalah jumlah energi kinetik masing-masing partikel dalam
benda:
K = Σ(½miVi2 ) = Σ{½mi ( ri ω)2} = ½ Σmi ri2ω2
atau : EKR = ½ I ω2 ( energi kinetik rotasi )
I = momen inersia
Momentum Sudut(L)

Momentum linier p= mV, analog dengan momentum


linier adalah momentum sudut(L) yang merupakan
hasil kali momen inersia (I) dengan kecepatan sudut .

L=I. 
Hukum Kekekalan Momentum Sudut

“Jika tidak ada resultan momen gaya luar yang


bekerja pada sistem,maka momentum sudut
sistem adalah kekal”

L1=L2
I1. 1=I2. 2
Keterkaitan antara momen gaya dengan percepatan sudut

I
Rumus I adalah hukum II Newton untuk benda
yang bergerak rotasi, yang analog dengan F= m a,
hukum II Newton untuk benda yang bergeraktranslasi.
Dalam gerak rotasi momen gaya berperan seperti
gaya pada gerak translasi.
Hukum kedua Newton untuk rotasi dapat dinyatakan sebagai berikut :
τeks = dL/dt = d(Iω)/dt ; τ = torsi eksternal pada sistem

Torsi eksternal neto yang bekerja pada sistem sama dengan laju perubahan
momentum sudut sistem.

Untuk benda tegar momen inersia I adalah konstan, maka : τ = I dω /dt = I α


Dalam hal torsi eksternal neto yang bekerja pada sistem adalah nol, maka :
dL / dt = 0
atau L = konstan ( hukum kekekalan momentum sudut )
Menggelinding

Sebuah bola berputar membentuk sudut . Titik kontak antara bola dan bidang (S)
bergerak menjauh,

S=R 
Karena pusat massa bola berada tepat di atas titik kontak, maka pusat massa bola
juga bergerak maju sejauh S, maka:

Vpm=R
Gerak Menggelinding
s  R
ds d
q vc  R  R (11.1)
dt dt
R R dv d
ac  c  R  R (11.2)
dt dt
s
P’ Teorema
Sumbu Sejajar K  12 I p 2 (11.3)

Q C vc Q’ I p  I c  MR 2
R
K  12 I c 2  12 MR 2 2
P
K  12 I c 2  12 Mvc2 (11.4)

Energi kinetik benda yang bergerak menggelinding merupakan jumlah


energi kinetik rotasi terhadap pusat massa dan energi kinetik translasi
pusat massanya.
Energi Kinetik Rotasi

Energi Kinetik Translasi:


Ek =1/2 m.v2
Energi Kinetik Rotasi
Ek (rotasi)= 1/2 I.2

Gabungan Energi Kinetik Translasi dan Rotasi


Jika suatu benda tegar bergerak translasi dan rotasi, maka total energi kinetiknya
adalah jumlah energi kinetik translasi dan rotasinya.
Keseimbangan
Benda Tegar
Keseimbangan Partikel

Partikel dianggap sebagai titik materi, dalam keadaan seimbang jika mempunyai
keadaan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.
Macam-macam keseimbangan partikel,
1. Keseimbangan statik: benda dalam keadaan diam
2. Keseimbangan dinamik : benda bergerak dengan kecepatan tetap.
Jika benda partikel terletak pada satu
bidang (anggap bidang XY), maka
syarat keseimbangan statiknya adalah:
∑Fx = 0
Dan
∑Fy = 0
Keseimbangan Benda

Pengertian pasangan gaya (kopel)


Kopel adalah dua buah gaya yang sejajar, sama bessar berjarak d
dan berlawanan arah yang bekerja pada sebuah benda. Kopel akan
memberikan gerak rotasi.
Besarnya momen gaya:

  F . d
Syarat Keseimbangan Benda Tegar

Keseimbangan Translasi
Benda tidak bertranslasi/menggeser

F  
Keseimbangan Rotasi
Benda tidak berotasi/berputar

  
Keseimbangan translasi dan Rotasi
Benda tidak berotasi dan tidak bertranslasi. Boleh dikatakan benda dalam
keadaan seimbang.
Syarat keseimbangan statik benda tegar:

FX=0
Fy=0
=0
Mengguling

Benda mengguling artinya benda berotasi


sekaligus bertranslasi.
F  0 dan   0,

Benda hampir mengguling, jadi masih dalam


keadaan seimbang maka berlaku.
1 F.
Titik Berat

Titik berat murupakan titik tangkap resultan gayaberat dari


bagian-bagian benda.
Untuk benda berupa bidang yang tipis, titik berat merupakan
titik potong garis berat.
Garis berat adalah garis yang memotong benda menjadi dua
bagian yang sama berat.
Titik Berat Benda-benda Homogen

1. Bola
Titik Berat bola pada pusat bola.
2. Silinder
Titik berat silinder di tengah-tengah sumbu silinder.
3. Kubus
Titik berat kubus, pada perpotongan diagonal ruang.
Jenis- jenis keseimbangan

KESEIMBANGAN STABIL: ADALAH APABILA GAYA YANG DI BERIKAN


PADANYA DI HILANGKAN. MAKA IA AKAN KEDUDUKAN SEMULA
KESEIMBANGAN LABIL: APABILA GAYA YANG DIBERIKAN PADANYA
DIHILANGKAN MAKA IA TIDAK AKAN DAPAT KEMBALI KE KEDUDUKAN
SEMULA
KESEIMBANGAN INDIFEREN: APABILA GAYA YANG DIBERIKAN PADANYA
DIHILANGKAN MAKA IA AKAN BERADA DALAM KEADAAN KESEIMBANGAN,
TETAPI DI TEMPAT YANG BERLAINAN.
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan:
Kalau sebuah benda yang dalam keadaan seimbang stabil diadakan perubahan
kecil, maka titik berat benda tersebut akan naik.
Kalau sebuah benda yang dalam keadaan seimbang labil diadakan perubahan kecil,
maka titik berat benda tersebut akan turun.
Kalau sebuah benda yang dalam keadaan seimbang indiferen diadakan perubahan
kecil, maka titik berat benda tersebut akan tetap sama tingginya seperti semula.
The End!

Anda mungkin juga menyukai