Anda di halaman 1dari 36

Hasil Praktek Belajar Lapangan

Puskesmas Tambakaji
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAMBAKAJI

Puskesmas Tambakaji adalah unit organisasi


fungsional yang melaksanakan tugas teknis
dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, yang
berlokasi di kecamatan Ngaliyan dengan
wilayah kerja Kelurahan Tambakaji dan
Wonosari.
Karakteristik Puskesmas

1.Luas wilayah kerja  706.589 Hektar (Ha).


2.Jumlah kelurahan  Kelurahan Tambakaji 383.040 Ha
 Kelurahan Wonosari 323.549 Ha
3. Jumlah penduduk  Kelurahan Tambakaji 21.768 jiwa.
 Kelurahan wonosari 23.550 jiwa
4. Jumlah RT dan RW Kelurahan Tambakaji 119 RT dan 16 RW.
 Kelurahan Wonosari 125 RT dan 16 RW.
5. Batas wilayah kerja  Sebelah utara : Kecamatan Tugu
Sebelah selatan: Kelurahan Ngaliyan Sebelah timur:
Kelurahan Purwoyoso
Sebelah barat : Kabupaten Kendal
Peta Wilayah Kerja
KONSEP PUSKESMAS
Visi Puskesmas Tambakaji
“Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan Prima menuju
Terwujudnya Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat”

Misi Puskesmas
a. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
Profesional, bermutu, merata dan terjangkau.
b. Memberdayakan serta mendorong kemandirian
masyarakat dan keluarga agar perilaku hidup bersih dan
sehat menjadi kebutuhan masyarakat.

Motto
“Kepuasan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”
PROSES MANAJEMEN PUSKESMAS
• Man  25 tenaga pekerja
• Money

• Material
• Method
• Marketing
Upaya Kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Upaya promosi kesehatan di Puskesmas Tambakaji
Input
 man : 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 4 perawat 2 bidan, 2
sanitarian, 1 perawat gigi dan 1 tenaga gizi
 money :
 material : buku pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga
 method :
 marketing :
Proses
Output
2. Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Tambakaji
Input
 man : satu petugas sanitarian
 money : BOK dan APBD
 material : buku pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan di
lingkungan sekolah, penyelenggaraan kesehatan lingkungan,
Permenkes tentang persyaratan kualitas air minum
 method : Pelatihan yang diikuti oleh Tenaga/Petugas Puskesmas 
Pelaksanaan sesuai pedoman  Pencatatan  Pengawasan, Evaluasi
dan Bimbingan dari Dinas Kesehatan Kab/Kota
 marketing : seluruh rumah, Tempat Tempat Umum (TTU), Tempat
Pengelolaan Makanan/ Minuman (TPM)
Proses
Output
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Tambakaji (KIA)
Input
 man : 2 orang bidan
 money : APBD
 material : ruang KIA
 method : ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, anak bayi, balitan hingga
prasekolah
 marketing : SOP
Proses
Output
4. Upaya Perbaikan Gizi di Puskesmas Tambakaji
Input
 man : 2 dokter, 1 ahli gizi, 4 perawat, 3 bidan dan 1 penyuluh
 money : BOK
 material : ruangan pemeriksaan, timbangan, alat pengukur panjang
badan, midline, buku pedoman, vitamin A, tablet Fe, serta MP-ASI.
 method : Memberikan Vitamin A 2 kapsul pada bufas, Memberikan tablet
Fe pada bumil, memberikan MP-ASI pada gakin, melakukan
promosi ASI eksklusif
 marketing : seluruh warga di kelurahan Tambak Aji dan kelurahan
Wonosari
Proses
Output
5. Upaya Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Input
 man : 2 dokter umum, 4 perawat dan 1 entomolog
 money : BOK dan APBD
 material : buku pedoman pengendalian dan pemberantasan penyakit
sesuai dengan penyakit menular
 method : Pelatihan  Pelaksanaan sesuai buku pedoman Pencatatan
dan pelaporanPengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas
Kesehatan Kab/kota
 marketing : seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tambakaji
meliputi pelayanan imunisasi, pengamatan epidemiologi,
pemberantasan penyakit ( P2B2, Diare, ISPA, TB Paru, IMS, HIV- AIDS ).
Proses
Output
Upaya Kesehatan Perorangan
1. Pengobatan Dasar dan Upaya Pengembangan di Puskesmas Tambakaji
Input
 man : 2 dokter umum, 3 perawat, dan 1 apoteker.
 money : BOK
 material : BP Umum, ruangan Lansia, Stetoskop 4 buah, Tensimeter 2
buah, Penlight 3 buah, Termometer, Bad pasien 3 buah, Alat
perlindungan diri, Meja 5 buah, Kursi 8 buah, Komputer 1 buah, Buku
Pencatatan, Buku pedoman pengobatan dasar dan buku pedoman
kegawatdaruratan
 method : Pelatihan  Pelaksanaan sesuai buku pedoman Pencatatan
dan pelaporanPengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas
Kesehatan Kab/kota
 marketing : seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tambakaji
meliputi pelayanan pengobatan umum, lansia, dan konseling
Proses
Output
2. Pelayanan Farmasi
Input
 man : 1 asisten apoteker
 money : APBD
 material : penyimpanan obat khusus dan obat umum, buku pedoman
pelayanan kefarmasian di Puskesmas, buku pedoman pengelolaan
obat, lemari pendingin vaksin, penggerus obat bungkus, mesin perekat
obat bungkus, plastik obat, kardus wadah obat, lemari wadah obat,
meja obat, komputer, dan alat tulis.
 method : Pelatihan  Pelaksanaan sesuai buku pedoman Pencatatan
dan pelaporanPengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas
Kesehatan Kab/kota
 marketing : seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tambakaji
yang mendapatkan resep dari poli pengobatan
Proses
Output
Upaya Kesehatan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Inovatif
a. Kesehatan Gigi
b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
c. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
d. Kesehatan Matra
e. Kesehatan Olahraga
f. Kesehatan Mata
PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (PMPK)

“Matrix Problem Priority”


Berdasarkan hasil analisis tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa prioritas masalah pada
Puskesmas Tambakaji adalah belum
tercapainya angka penemuan kasus TB BTA
positif.
Analisis Penyebab Masalah
(Analisis Pendekatan Sistem)
• Input
– Man  1 dokter umum, 1 perawat dan 1 petugas laboratorium.
Penanggung jawab program TB paru yaitu Toto Wurjadi,
Am.Kep, dan penanggung jawab pengobatan TB paru yaitu
dr. Farida Aminingrum. Jumlah petugas sudah mencukupi.
– Money  dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
Dana anggaran tersebut sudah mencukupi.
– Material  alat : ruang pemeriksaan umum, pojok dahak yang
digunakan , dan laboratorium
Bahan : Sampel sputum. Beberapa sampel sputum yang
dikumpulkan belum memenuhi syarat, hal tersebut
merupakan masalah dalam material.
– Metode  kerangka acuan penemuan TB dan buku pedoman
nasional pemberantasan tuberkulosis dari Kemenkes tahun
2014. Metode yang dilaksanakan sudah sesuai.
– Marketing  Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Tambakaji. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya peningkatan jumlah penduduk
tidak menjadi masalah dalam program penemuan kasus
TB BTA positif.
– Environment
lingkungan fisik :
•Persyaratan lokasi strategis serta bangunan Puskesmas
sesuai dan tidak ada masalah
• Prasarana Puskesmas memadai
• Peralatan kesehatan memadai dan lengkap
• Kefarmasian mencukupi kebutuhan
• Laboratorium sudah sesuai
Non Fisik
• Kebijakan dari Puskesmas pada program tersebut sesuai
dengan kebijakan Dinas Kesehatan Kota
• Proses
Perencanaan :
Perencanaan tertuang pada Rencana Tingkat
Puskesmas (RTP) tahun 2015
Pelaksanaan
Dilakukan penyuluhan mengenai TB paru namun
diperlukan inovasi media penyuluhan agar lebih
menarik dan mudah dimengerti serta mudah
diaplikasikan.
Kualitas beberapa sampel sputum yang kurang baik,
karena kurangnya pemahaman suspek TB tentang
cara pengeluaran sputum yang baik. Hal tersebut
merupakan masalah dalam pelaksanaan program
penemuan kasus TB paru BTA positif.
 Pengeluaran sampel sputum suspek TB dilakukan sebanyak 3 kali
yaitu sewaktu, pagi, dan sewaktu. Pengeluaran sampel sputum
sewaktu pada pojok dahak dilaksanakan saat pasien datang ke
Puskesmasdengan didampingi oleh petugas laboratorium, namun
bila sputum tidak dapat dikeluarkan maka pasien akan diminta
untuk meminum ekspektoran dan memberikan sampel sputum
pada keesokan harinya. Pasien akan dirujuk ke Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru (BP4) apabila masih tidak dapat mengeluarkan
sputum.Beberapa pot sputum yang telah diberikan kepada pasien
untuk pemeriksaan sampel sputum tidak kembali ke Puskesmas,
hal tersebut merupakan masalah dalam pelaksanaan program
penemuan kasus TB paru BTA positif
 Skrining penemuan kasus TB BTA positif dilakukan pada lingkungan
pasien BTApositifdengan gejala TB. Namun belum dilakukan
skrining ke seluruh suspek TB di wilayah kerja Puskesmas
Tambakaji, hal tersebut merupakan masalah dalam pelaksanaan
program penemuan kasus TB paru BTA positif
– Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian :
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian penemuan kasus TB
BTA positif dilaksankan oleh penganngung jawab program
dengan cara membuat laporan mingguan, bulanan, triwulan,
dan tahunan. Laporan mingguan dilaporkan setiap hari Senin
ke Kementerian Kesehatan Pusat melalui pesan singkat
terintegrasi. Laporan bulanan dilaporkan lewat Simpus
kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang. Laporan triwulan
dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan Pusat melalui
Sistem Informasi Terpadu tentang Tuberkulosis (SITT).
Laporan tahunan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota
Semarang dalam bentuk Hasil Kinerja Tahun 2015.
• Output
Target penemuan kasus TB BTA positif adalah >70%,
sedangkan capaian pada tahun 2015 adalah 59%.

• Outcome
Suspek TB parubaru bermunculan dan tidak teridentifikasi

• Impact
– Angka penularan meningkat
– Angka kesakitan meningkat
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
“Matrix Cost Benefit”
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN (POA)
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
• Permasalahan yang diambil adalah cakupan angka penemuan
kasus TB BTA + yang tidak sesuai target. Hasil tersebut sesuai
dengan hasil analisis yang sudah konfirmasi dengan
Puskesmas Tambakaji.
• Permasalahan utama yang menyebabkan belum tercapainya
target adalah belum dilakukan skrining keseluruh
masyarakatdi wilayah kerja Puskesmas Tambakaji.
• Berdasarkan delapan langkah problem solving, didapatkan
langkah pemecahan masalah yaitu dengan menjalin
kerjasama lintas sektor dengan tokoh masyarakat tingkat RW
untuk penemuan kasus TB BTA positif.
SARAN
• Pengeluaran sampel sputum ulang yang memenuhi syarat, yaitu
berupa dahak/riak bukan air liur.
• Penggunaan media penyuluhan dengan menggunakan film edukatif
yang mudah dimengerti dan diaplikasikan.Pembuatan lembar balik
mengenai TB paru dan cara pengeluaran sputum yang baik.
• Pendataan pasien yang mendapat pot sputum yang dibawa pulang
dan dilakukan kunjungan ke rumah pasien yang tidak membawa
kembali pot berisi sputum ke Puskesmas.
• Peningkatan pemahaman suspek TB dengan komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) secara lebih intensif dengan alat bantu berupa
lembar balik mengenai cara pengeluaran sputum yang
dilaksanakan oleh dokter dan petugas laboratorium.
• Menjalin kerjasama lintas sektor dengan tokoh masyarakat tingkat
RW untuk penemuan kasus TB BTA positif.

Anda mungkin juga menyukai