Anda di halaman 1dari 9

MOLA

HIDATIDOSA
Dosen Pembimbing :
dr. A. A. Gede Raka Budayasa, Sp.OG (K)
Mahasiswa :
I Gede Indra Darmawan
DEFINISI
 Suatu kehamilan yang berkembang
tidak wajar dimana tidak ditemukan
janin, ditambah dengan adanya edema
vili korialis, degenerasi hidropik, dan
proliferasi trofoblas
 Secara makroskopik, mola berupa
gelembung-gelembung putihh tembus
pandang, berisi cairan jernih, dengan
ukuran variasi
FAKTOR RISIKO
 Lebih dari 35 tahun (peningkatan risiko lima sampai sepuluh kali lipat)
 Usia remaja awal, biasanya kurang dari 20 tahun
 Kehamilan mola sebelumnya (meningkatkan risiko 1% hingga 2% untuk kehamilan
berikutnya)
 Wanita dengan aborsi atau infertilitas spontan sebelumnya
 Faktor makanan termasuk pasien yang kekurangan diet karoten (prekursor vitamin A) dan
lemak hewani
 Merokok
KLASIFIKASI
 Mola hidatidosa dibagi menjadi mola komplit dan parsial.

 Mola komplit adalah tipe yang lebih umum dan tidak mengandung janin, sedangkan pada
mola parsial terdapat janin yang cacat dan tidak dapat hidup.
 Mola komplit biasanya diploid, sedangkan mola parsial bersifat triploid.

 Mola komplit terbagi menjadi androgenetic dan biparental


PATOFISIOLOGI
 Mola hidatidosa muncul dari jaringan gestasi. Dalam mola komplit, telur yang denukleasi
dibuahi oleh dua sperma atau sperma haploid yang kemudian mengganda sehingga hanya
DNA ayah yang diekspresikan.
 Sebaliknya, pada mola parsial, sel telur haploid mengganda dan dibuahi oleh sperma normal /
sel telur haploid dibuahi oleh dua sperma, sehingga menghasilkan ekspresi DNA ibu dan ayah.
GEJALA DAN TANDA
 Perdarahan intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau
kematian
 Riwayat amenorea disertai adanya tanda kehamilan berupa mual muntah, pusing yang lebih
berat
 Pada umumnya, besar uterus lebih besar dari usia kehamilan
 Tidak ditemukan janin intrauteri (melalui pemeriksaan USG)
 Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti DJJ atau ballottement
 Riwayat keluar gelembung-gelembung mola dari jalan lahir
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Lab : Cek DL, Plano test, Kadar HCG hormone tiroid
 USG (snow flake pattern atau honey comb)
 Foto thoraks (kemungkinan metastasis)
REFERENSI
 Moore E L. 2018. Hidatidiform Mole: Background, Pathophysiology, Epidemiology.
Medscape. Diunduh pada 5 Januari 2021 dari https://emedicine.medscape.com/article/254657-
overview
 Ghassemzadeh S, Kang M. 2020. Hydatidiform Mole. NCBI Bookshelf. A service of the
National Library of Medicine, National Institutes of Health. Diunduh pada 5 januari 2021 dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459155/?report=printable
 Candelier JJ. 2015. The hydatidiform Mole. Stem Cell-Niches Interactions: Physiology,
Tumors and Tissular Repair, University of Paris-Saclay. Diunduh pada 5 januari 2021 dari
http://dx.doi.org/10.1080/19336918.2015.1093275

Anda mungkin juga menyukai