00 wita s/d
15.30 wita
Jurusan Ekonomi
Pendidikan( S1,STKIP
PGRI MANADO).
ANALISIS FINANSIAL DAN EKONOMI
UJIAN AKHIR SEMESTER 3 ( UAS ) EKONOMI MAKRO STKIP PGRI MANADO
MK EKONOMI MAKRO
HARI,TANGGAL : KAMIS, 21 JANUARI 2021
DOSEN : DR. BUDI SATRIYO,S.PD,MM
TATA TERTIB :
1. SEBELUM MENGERJAKAN BERDOA DULU DIPIMPIN KETUA KELAS.
2. MENGISI NAMA ,NIM.NO HP,SEMESER BERAPA.MATA UJIAN APA.
3. BAGI MAHASISWA TIDAK MENGIKUTI UJIAN TIDAK DIBERI NILAI.
4. SELESAI MENGERJAKAN/MENJAWAB SOAL KIRIM KE WA DOSEN LALU DI KIRIM KE ADMIN.
5. JANGAN LUPA ABSEN KE ADMIN TEMBUSAN KE DOSEN.
6. SELAMAT MENGERJAKAN DAN SEMOGA SUKSES.
\
PERTANYAAN :
1. BERI ALASAN KENAPA KITA PERLU KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL ITU ?.
2. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL ,JELASKAN ?
3. JELASKAN PENGERTIAN DARI NERACA LANCAR ( CURRENT ACCOUNT ITU ?.
4. APA YANG DIMAKSUD DENGAN NERACA MODAL ( CAPITAL ACCOUNT ) ITU ?
5. APA YANG DIMAKSUD DENGAN NERACA PENYEIMBANG ( SELFTLEMENT ACCOUNT ) ?
6. APA YANG DIMAKSUD DENGAN VALUTA ASING ?
7. FAKTOR-FAKTOR APA YANG MENJADI NILAI TUKAR UANG INDONESIA MELEMAH JELASKAN ?
8. ADA BERAPA MACAM BENTUK UANG ITU JELASKAN ?
SELAMAT MENGERJAKAN DAN SEMOGA SUKSES SELESAI MENGERJAKAN KIRIM KE DOSEN DAN
TEMBUSAN KIRIM KE ADMIN.
Bab 3 ini bertujuan untuk menunjukan dan membedakannya dgn contoh kongkret dan juga membahas
penyusunan perkiraan finansial,utk sebuah proyek yg direncanakan,maupun penyusunan arus
benefit(keuntungan) dan biaya yg perbandingannya merupakan inti setiap usaha evaluasi proyek.
-Banyak investasi sector pemerintah dilaksanakan oleh unit usaha yg mempunyai kedudukan hokum otonom
atau semi otonom,dgn aktiva finasial tersendiri.
-Tujuannya dan kepentingan unit usaha tsb biasanya lebih sempit daripada tujuan pemerintah secara
keseluruhan.
-Unit usaha tsb dapat digolongkan kedalam tiga(3) katagori sbb :
1. Perusahaan swasta yg bertujuan terutama utk memajukan kepentingan ekonomi pemegang sahamnya.
2. Perusahaan negara yg tingkat efisiennya diukur terutama atas dasar keuntungan finansial yg
didapatnya.
3. Perusahaan atau instansi Negara jenis lainnya,yg bertujuan utk menyediakan jasa kepada masyarakat
dimana ingkat efisiennya diukur terutama atas dasar pertimbangan lain sellain rentabilitas
finansial,meskipun diusahakan utk membatasi subsidi yg peril dibayar dari APBN
akan disimpulkan bahwa katagori 1 dan 2 tadi mamaksimalkan tingkat keuntungan
merupakan salah satu tujuan utama dari segi pimpinan perusahaan. Dan katagori ke 3
dari pihak pemerintah memaksimalkan tingkat keuntungan social berdasarkan
keuntungan penilai proyek pada instansi pemerintah,apakah di badan perencanaan
pusat,Departemen Keuangan,Badan Kordinasi Penanam modal,atau departemen tehnis
yang menangani masing2 sector.
“ Penyusunan Perkiraan Finansial “
Analisis finansial dlm kerangka evaluasi proyek lebih bersifat analisis tentang arus dana.
Dana investasi bagi suatu perusahaan akan bersumber dari perusahaan itu sendiri yang
berupa dana penyusutan dan laba yg ditahan,dan dari luar perusahaan dpt berupa kredit
bank,penjualan saham,penjualam obligasi dsbnya. Sebagai alat utk mempelajari arus
dana ,kita mengenal 2(dua) jenis perkiraan yaitu : 1. Perhitungan Rugi-Laba. 2. Neraca.
1. Ad 1. Perhitungan Rugi-Laba.
Perhitungan arus dana usaha sebagai hasl investasi dilakukan melalui analisis perkiraan
rugi-laba,Dlm perhitungan rugi-laba tergambar semua penerimaan dan pengeluaran selama
jangka waktu tertentu-biasanya satu(1) tahun-baik yg berhubungan dengan
produksi/kegiatan pokok perusahaan maupun yg tdk,seperti penerimaan/pengeluaran
bunga dllnya. Mengilustrasikan suatu pola dasar “Perhitungan Rugi-Laba “ dari gambar tsb
terlihat bahwa penerimaan yg diperoleh perusahaan akan terbagi dalam :
(1). Pajak penjualan,yg mengalir langsung kepada pemerintah.
(2). Penyusutan sebagai kompensasi biaya alat2 produksi,yg mengalir kembali ke dalam
perusahaan sebagai dana utk penggantian alat2 produksi atau pelunasan utang.
(3). Biaya eksploitasi dan pemeliharaan (sering disingkat menjadi E,dan P ),termasuk
penyusutan. Biaya E & P lain, kecuali penyusutan , mengalir ke luar perusahaan
berupa,pembayaran upah kerja,bahan2 baku dan penolong, sewa fasilitas atau peralatan,
dll.
(4). Bunga modal,yang akan mengalir keluar perusahaan kepada sumber kredit.
(5). Pajak perseroan,yg akan mengalir ke luar perusahaan kepada pemerintah, yang dari
segi perusahaan dianggap sejenis dengan pengeluaran dan biaya lainnya.
(6). Laba setelah pajak. Penyusutan dan laba setelah pajak merupakan dana perusahaan
yg berasal dari sumber intern dan dikenal sebagai arus dana usaha hasil investasi ( cash
flow from investment).Laba yg ditahan adlh sisa laba setelah pembayaran deviden,yg
ditanam kembali di dalam perusahaan utk menambah modal.
,Perlu dicatat bahwa cash flow kadang2 didefinisikan sebagai jumlah penyusutan dan laba yg
ditahan.Gagasan ini memang relevan dalam perhitungan dana perusahaan yg tersedia
utkpenggunaan lebih lanjut didalam perusahaan ,sedangkan definisi yg digunakan dlm teks
lebih relevan utk perhitunan tingkat keuntungan atas investasi yg mencangkup seluruh laba
setelah pajak ,baik yg ditahan maupun yg mengalir kepada pemegang saham berupa deviden.
2. “Neraca “
Perhitungan sumber dan penggunaan dana dilakukan melalui analisis perubahan dana pada
neraca suatu perusahaan. Neraca menunjukan posisi kekayaan perusahaan pada suatu waktu
tertentu,biasanya pada awal atau akhir tahun buku. Disebelah debit tercemin nilai aktiva dan
sebelah kredit tercermin nilai pasiva. Pada umumnya,aktiva merupakan sumber dana
ekonomis yg memiliki oleh perusahaan.Aktiva dpt berbentuk fisik seperti gedung,peralatam
produksi dan barang dagangan dan dapat merupakan hak atau klaim berharga seperti surat
berharga dan piutang usaha. Pasiva terdiri dari utang perusahaan kepada para
kreditur,swasta maupun pemerintah, dan ekuitas pemegang saham adalah smdgn keseluruhan
nilai kekayaan perusahaan.
Tabel 2.1
Contoh perkiraan rugi-laba th.1990
(semua angka dinyatakan dalam jutaan rupiah)
__________________________________________________________________
Tanda ( + atau - )
Penjualan hasil ( - sales ) + 1.000
Pengeluaran dan biaya
Pajak Penjualan (Ppu) -50
Biaya Eksploitasi dan Pemeliharaan ( E & P )
Bahan baku 200
Upah kerja 150
Pemeliharaan dan bahan pnlg 50
Energi 40
Penyusutan 60
Total biaya E & P ______ - 500
_______
+ 450
Pendapatan
eksploitasi
(
Gros Profit on Sales )
Bunga :
Atas kewajiban & utang2 jangka pendek 60
Atas pinjaman jangka panjang 40
____
- 100
Penerimaan bunga +50
_______________________
oleh harga yg dibayar pembeli,termasuk pajak tdk langsung.Dlm penilaian biaya,ada dua alternative yg dapat digunakan tergantung
1. Terkena social opportunity cost factor produksi modal yg berlaku secara umum,atau sebaliknya.
2.Pertambahan/pembelian aktiva.
Tugas untuk semester VII jurusan Ekonomi Pendidikan MK Evaluasi Proyek
yaitu
1. Buat makalah tentang Perusahaan x Penyusunan Perkiraan Finansial
perhitungan Rugi-Laba.
2. Kalau perusahaan itu Rugi atau Laba beri alasannya. Kirim melalui email
budisatriyo 1961@gmail.com password budi 1961 atau kirim melalui WA
085212769753 ,beri waktu 1 minggu.
3. Pakai pendahuluan.
4 Selamat mengerjakan tugas Evaluasi Proyek. Terima kasih utk Mahasiswa
Semester VII.
5. Akan dinilai oleh dosen.
Modal dan cadangan
Modal saham 800 650 - 150
Laba yang ditahan 1.300 1.410 + 110
______________________________________
Jumlah pasiva 3.200 3.400 + 200
_______________________________________
Pemerintah dan ekuitas pemegang saham adalah sama dengan keseluruhan nilai kekayaan perusahaan.Perubahaan nilai kekayaan perusahaan pada neraca,yg terjadi
dari tahun ke tahun,mencerminkan perubahan sumber dan penggunaan dana. Perubahaan yg terjadi pada aktiva dan pasiva mencerminkan masuk-keluar dana.
Pertambahan kewajiban dan utang,serta pertambahan pada modal dan cadangan mencerminkan arus masuk dana,sedangkan sebaliknya pengurangan pada kewajiban
dan utang mencerminkan arus keluar dana.Pada contoh tabel 2.2 memperlihatkan perubahan neraca dan perhitungan arus dana perusahaan selama 1(satu) tahun.
“ Arus Benefit dan Biaya “
1. Benefit dan Biaya dari Segi Perusahaan.
Dari sudut pandang perusahaan dianggap sama dgn sudut pandang pemegang sahamnya.Benefit merupakan cashflow, yaitu laba setelah pajak dan
penyusutan,ditambah penjualan aktiva ,biaya terdiri dari jumlah penggunaan dana terkecuali pembayaran kepada pemegang saham (pengembangan ekuitas dan
pembagian deviden),dikurangi penerimaan yg terkait dgn kewajiban dan utang2. Pengurangan ini dilakukan krn penggunaan dana yg dibiayai oleh suatu jenis
kredit,entah jangka pendek atau jangka panjang,tdk membebani perusahaan/pemegang saham.Dilain pihak,yg membebani perusahaan/pemegang saham adalah
pelunasan kredit tsb.
2. Benefi dan Biaya dari segi Masyarakat.
Perhitungan benefit dan biaya dari segi masyarakat cukup berbeda terutama Karena perlu diperhitungkannya semua biaya modal atas dasar social apporturneity cost
factor produksi modal
MK. EVALUASI PROYEK
Bab IV. SOCIAL OPPORTUNITY OF CAPITAL DAN DISCOUNTING DALAM ANALISIS BENEFIT- COST.
Pertemuan Ke IV
Hari : Rabu, 21 oktober 2020
Jam : 14.30 wita s/d 16.00 wita.
Semester VII , Jurusan Ekonomi Pendidikan
Dosen Dr. Budi Satrio,S.Pd,MM STKIP PGRI MANADO.
Bab IV Social Opportunity Cost Of Capital Dan Discounting Dalam Analisis Benefit – Cost.
1.1 Patokan Lokasi Sumber Daya.
Inti evalasi proyek di sector pemerintah adalah untuk menentukan penggunaan
sumber daya masyarakat yang akan memaksimalkan kesejahteraan nasional. Tugas yg
dihadapi oleh perencana/penilai proyek mencakup banyak kemungkinan , pada dari
salah satu ekstrem terdpt tanggung jawab utk menyusun rencana alokasi seluruh
anggaran pembangunan di antara semua bidang dan proyek,pada ekstrem yg lain
tugasnya dpt terbatas pada pemberian nasehat mengenai layak tidaknya suatu proyek yg
terdiri dari investasi baru atau hanya sekedar perluasan terhadap fasilitas yg sudah
ada,tugas penilai proyek memerlukan peninjauan terhadap kebaikan serta kelemahan
masing2 alternative,utk kemudian dipilih yg terbaik.Jadi,perlu dikembangkan suatu
patokan dlm rangka membandingkan alternatif2 semacam itu.utk jenis tugas yg paling
sempit,yaitu diterima tidaknya suatu proyek,perlu ada patokan sebagai dasar penilaian.
1.2. Time value of money dan social opportunity cost factor produksi modal.
Aspek yg paling rumit dlm mengembangkan patokan ini adalah membandingkan pengeluaran sumber2 yg terjadi pada waktu sekarang atau selama tahun2 permulaan proyek,dgn benefit yg baru akan diperoleh setelah melewati periodetertentu sampai
denga achir umur proyek. Secara intuitif kita mengetahui bahwa sejumlah sumber yg tersedia untuk dinikmati pada saat sekarang lebih disenangi daripada jumlah yg sama jika tersedia setelah satu tahun yg akan dating.Inilah yg dinamakan “ Time preference
dan berlaku untuk setiap orang atau pun masyarakat secara keseluruhan. Yang perlu ditanyakan sekarang adalah berapa besarnya “ efek time preference dari sudut pandang masyarakat dan seberapa besar penyesuaian yg perlu dilakukan terhadap nilai
benefit di masa dating sebelum membandingkannya dgn biaya investasi proyek ? Dan yang menjadi alat utama dalam tugas ini adalah gagasan social opportunity cost,opportunity cost adalah : benefit yang kita korbankan karena sejumlah sumber yg ada telah
dgunakan untuk kegiatan x,dan bukan kegiatan y. Dgn kata lain,kegiatan y tidak jadi dilaksanakan karena sumber yg sejogjanya dapat dipergunakan untuk kegiatan y telah dipergunakan untuk kegiatan x. Jadi dlm hal ini benefit yg yg sejogjanya dapat
dihasilkan oleh kegiatan y,menjadi opportunity cost kegiatan x,yg perlu dibandingkan dgn benefit netto kegiatan x sendiri. Kedua kegiatan x dan y,dpt merupakan dua proyek dibidang yg sama atau yg berbeda sama sekali. Melihat pentingnya gagasan social
opportunity cost dalam menilai biaya dan benefit proyek,khususnya yg menyangkut factor tenaga kerja serta devisa yg relevan. Menyangkut perbandingan penggunaan sumber2 dgn arus yg berbeda –beda sepanjang waktu adalah : Opportunity cost factor
produksi modal, Faktor ini mencakup sumber2 yg diarahkan kepada investasi,yang diartikan sebagai pengorbanan konsumsi sekarang dlm rangka memperoleh beneft di masa yang akan dating,tepatnya pengeluaran apa pun yg tdk ditutup oleh benefit dlm
kurun waktu satu tahun dianggap investasi modal. Kita mengetahui bahwa pesediaan modal sifatnya terbatas. Menurut teori Makro,tersedianya modal utk investasi dalam kurun waktu satu tahun tertentu terbatas pada simpanan pendapatan tahun yg sama
cost modal yg ditanamankan dlm proyek x atau dalam salah
ditambah impor modal dari luar negeri ( pemulangan simpanan dri tahun2 sebelumnya ,atau impor dari simpanan yg disisihkan oleh negara2 lain.).Jadi opportunity
satu alternative A,B atau C utk pelaksanaan proyek x itu adalah benefit yg dpt diperoleh seandainya modal itu ditanam dlm enggunaan alternative,,misalnya proyek Y.Tetapi jumlah
penggunaan alternative seperti proyek Y itu tak terhingga jumlahnya.Oleh karena itu timbul pertanyaan alternative manakah yg kiranya dpt dianggap sebagai dasar perhitungan opportunity
cost modal ? Dgn kata lain apa yang merupakan standar bagi pengukuran social opportunity cost of capital ?
1.3. Bunga dan Rate of Return atas Investasi.
Untuk menjawab pertanyaan tadi,pertama2 kita perlu meninjau pengertian tentang tingkat rendemen ( Rate of Return )atas modal yang ditanamankan..
Misalnya sekarang –atau sebut saja sebagai tahun ke nol—kita meminjamkan satu juta rupiah kepada seseorang selama t tahun
dgn syarat bahwa seorang tersebut membayar sejumlah Rp 150.000 tiap tahun sebagai bunga ( contoh A dlm table 3.1),Jadi
rendemen atau benefit dari transaksi tsb dalam tahun ke – 1,ke-2 dan tiap tahun t sampai dgn tahun n adalah :
B1 = Rp.150.000 ,ini berarti bahwa kita membenahi s peminjam dgn bunga I sebesar 15% setahun yaitu :
B1 = I,Modal ; Rp.150.000 = i. Rp.1.000.000
I = 150.000/1.000.000 = 0,15 atau 15 %
Di lain pihak,kita dapat menamankan satu juta rupai tsb dalam sebuah usaha yg memberikan keuntungan ( cashflow ) dgn jumlah yg sama,yaitu
Rp.150.000 tiap2 tahun.Dlm hali ini,dikatakan bahwa investasi tsb memberikan Rate of Return atau tingkat rendemen sebesar 15 %.
Berhubung rate of return diartikan sebagai tingkat rendemen tahunan niali penerimaan tsb perlu diseuaikan utk mengukur rate of return yg
sebenarnya.Penyesuaian itu ddasarkan atas asumsi,bahwa investasi memang memberikan rendemen tiap tahun dgn tingkat ( persentase )
tertentu. Akan tetapi rendemen tiap tahun tidak selalu diwujudkan dalam bentuk penerimaan tiap tahun yg langsung diperoleh penaman modal.
Maka jumlah yg tdk dibayarkan itu secara otomatis ditanamankan kembali dgn rate of return yg sama.
Misalkan rate of return tetap sebesar 15 % dan rendemen tahun pertama sebesar Rp.150.000 ditanamkan kembali. Maka rendemen tahun kedua
entah sekedar bersifat implisit atau langsung dibayarkan kepada penaman modal adalah 15% kali investasi semula ( sebesar Rp.1.000.000 )
ditambah dgn 15% dari rendemen tahun pertama ( Rp.150.000 ). Jadi
B1 = 15% X Rp.1.000.000 = Rp.150.000
B2 = 15% X ( Rp.1.000.000 + Rp 150.000 )
= 15% X( Rp.1.150.000 ) = Rp 172.500.
Andaikata rendemen tahun kedua pun ditanamkan kembali,maka rendemen tahun
ketiga atas dasar nilai investasi semula sebesar Rp 1.000.000 ditambah rendemen2
tahun pertama dan kedua berturut2 sebesar Rp 150.000 dan Rp 172.000,yaitu
B3 = 15% - (Rp.1.000.000 + Rp 150.000 + Rp 172.000 )
= 15% - ( Rp 1.322.500 ) = Rp 198.375
Secara umum, besarnya investasi dpt disebutkan sebagai P3,dgn rate of return
sebesar I persen per tahun. Maka setelah satu tahun,nilai investasi tsb akan
menjadi F1,yaitu:
F1 = besarnya investasi + rendemen tahun pertama
F1 = P + iP
=P(1+i)
( Ingat bahwa i dinyatakan dalam persen atau per seratus ).Bila jumlah F1(modal + rendemen tahun pertama
) ditanamkan pada tahun kedua dgn rate of return sebesar I persen,maka nilai investasi tsb pada akhirvtahun
kedua adalah :
F2 = F1 + i(F1)
= F1 ( 1 + i )
= F1(1 + i ) (1 + I ) = F1 ( 1 + I )2
Dgn mengikuti cara ersebut,secara umum dpt dirumuskan bahwa jika kita menamankan uang sejumlah P dgn
rate of return sebesar I persen setahun,maka nilai investasi tsb setelah t tahun adalah F1,di mana :
F1 = P(1 + i)1
Sedangkan nilai F1,itu mendasari perhitungan rendemen atau benefit tahun berikutnya,yaitu B1 + 1,jadi
F1 = P(1+i)1,sedangkan nilai F1,itu mendasari perhitungan rendemen atau
benefit tahun berikutnya,yaitu B1 + 1 ,jadi
B1 + 1 = iP(1 + i )1 atau B1 = iP(1 + i )1-1
Khususnya :
B1 =iP(1 +i)1-1 = iP(1 +i)0 =iP
B2 = iP(1+i)2-1 = iP(1 + i )1
B3 = iP(1+i)3-2 =iP(1+i)2
Faktor(1+i)1 kita namakan factor pengganda atau compounding factor,yaitu bilangan pengali terhadap nilai suatu investasi utk menentukan nilainya pada akhir tahun t yg akan dating
setelah diberi rate of return sebesar I persen tiap thn yg dianggap segera ditanamkan kembali. Utk setiap tingkat rate of return yg lebih besar dari nol persen,besar factor pengganda (1 +
i)1 selalu lebih besar dari 1,0.Faktor2 pengganda disajikan sebagai bgian pertama dari semua table bunga berbunga. Lampiran 3 buku ini memuat factor pengganda utk rate of return
sebesar 1 sampai dgn 40 persen sepanjang jangka waktu satu sampai 25 tahun.
Sebagai contohh penggunaannya, lihat daftar factor pengganda yg sesuai dgn rate of return 15% pada lampiran 3 buku ini. Faktor pengganda bagi tahun ke 3 adalah 1.5209 artinya nilai
investasi tadi ditambah arus rendemen pada rate of return 15% yg ditanamkan kembali pada akhir tahun ketiga mencapai angka sebesar :
F3 = Rp 1.000.000-1.5209 = Rp 1.520.900
Kemudian apabila diketahui bahwa jumlah ini dibayarkan kepada penaman modal setelah tiga tahun dalam rangka menguangkan investasinya sebesar Rp 1 juta,namun rate of return belum
dinyatakan sekarang kita tuliskan persamaannya sebagai berikut :
F3 = P(1 + I )3
Rp.1.520.900 = Rp 1.000.000 (1 + I )3
(1 +i)3 = 1.520.900
__________
1.000.000
= 1.5209
Pemecahan utk I diari melalui perhitungan logaritma, yaitu
3 log(1 + I ) = log 1.5209 = 0,1821
= 0,1821
Log ( 1 + i )=0,1821/3 = 0,0607
1 + I = 1,150
I = 0,15 = 15%. Jadi kesimpulannya : jika investasi sebesar 1 juta rupiah dikembalikan
kepada si penanam modal berupa suatu bayaran sebesar Rp.1.520.900 tiga than
kemudian,dikatakan bahwa investasi tersebut telah memberikan rate of return sebesar
15%.
1.4.Pola-pola Pengembalian/pemberian Benefit Investasi.
Kelima pola penerimaan arus benefit itu terdiri dari :
1. Arus penerimaan rendemen yg sama tiap tahun tanpa penaman kembali.
2. Hanya satu kali penerimaan pada akhir umur proyek yg mencakup pengembalian
investasi dan seluruh rendemen.
,
3. Arus penerimaan yg sama besarnya tiap tahun(termasuk tahun ke-4 yg mencakup pengembalian modal investasi dan pembayaran rendemen.
4. Arus penerimaan yg makin lama makin menurun dan terdiri dari pengembalian modal investasi yg besarnya sama tiap tahun ditambah dgn rendemen bagian investasi yg masih belum dikembalikan dan.
5. Arus penerimaan benefit yg bervariasi secara acak sampai akhir umur proyek,dgn ketentuan bahwa hanya penerimaan terchirlah yg meliputi pengembalian seluruh nilai investasi yg berlaku(termasuk rendemen yang ditanamkan kembali ).
1.5.Nilai Sekarang dan Nilai Masa Datang( Present and Future Value ) Atas Benefit.
Dalam persamaan : F1 = P(1 + i )1, diperlihatkan bagaimana hubungan antara nilai pengembalian benefit di masa dating dgn nilai investasi semula. Persamaan tsb dpt dibalik utk memberikan “ nilai sekarang “atau present value (PV) yg sehubungan dgn penerimaan benefit pada tiap tahun t(B),berdasarkan dua asumsi :(i)
investasi senilai PV memberikan rate of return sebesar I ; dan (ii) rendemen tiap tahunnya secara otomatis ditanamkan kembali dan memberikan rendemen I sampai tahun t, kebalikan dari persamaan di atas adalah : P = F1/(1 + i)1, dalam pembahasan sekarang,P(sebelumnya menunjukan nilai investasi semula) berubah menjadi
PV yang merupakan nilai pengandaian dan bukan jumlah investasi riil sedangkan nilai masa dating investasi PV itu(sebelumnya dinotasikan sebagai P1) menunjukkan arus benefit(B1) yg diwujudkan dalam suatu tahun tertentu sehubungan dgn pelaksanaan proyek, Jadi kita menulis Pva =B1/(1+i)1.Dengan kata lain,nilai PV
merupakan jumlah yg harus ditanamkan pada saat sekarang(akhir tahun ke-nol) supaya dapat niai B1,pada akhir tahun t apabila asumsi (i) dan (ii) tadi brlaku.
1.6. Pemilihan Discount Rate Sosial.
Pengukuran rate of return baik secara eksplisit maupun implisit didasarkan atas
Persoalan yg dihadapi dlm mencari nilai yg tepat utk discount rate social adalah bagaimana menentukan rate of return yg berlaku bagi proyek-proyek alternative dari proyek x.
asumsi bahwa alokasi sumber2 sector pemerintah dijalankan secara rasional,sedemikian rupa sehingga proyek2 yg memberikan rendemen tertinggi diberi perioritas dalam APBN.
Oleh lembaga pembiayaan internasional seperti Bank Dunia atau Asian Development Bank sering diajukan angka2 10,12, atau 15% sebagai discount rate social yang rasional untuk
negara berkembang. Di Indonesia belum ada discount rate social yg ditetapkan secara umum oleh Bappenas,namun angka2 yg dipergunakan biasanya terdapat di antara 10-15% itu.
Jadi perlu dipertimbangkan bagaimana cara menyesuaikan biaya di masa dating dalam rngka penilaian benefit-cost proyek. Sehubungan dgn itu,perhatikan kembali contoh proyek
pada batas pelaksanaan yg rate of returnnya sebesar I,. Misalkan biaya sebesar satu juta rupiah dikeluarkan dalam tahun ke-4.Pemerintah dapat menjamin sejumlah dana untuk
menutup biaya tsb dgn cara menyisihkan sejumlah dana sekarang ini
1.7. Discounting Biaya Masa Datang.
Walaupun sebahagian besar biaya yg diperlukan utk mendirikan suatu proyek dikeluarkan pada tahun2 awal pelaksanannya,biaya2 lainnya seperti pembelian bahan
mentah,pembayaran upah buruh dan lain2 diperlukan selama proyek masih berjalan. Biaya terachir ini disebut biaya eksploitasi dan pemeliharaan ( E dan P ) atau ( ( khusus untuk
sector peemerintah ) . Atau benefit pada tiap2 tahun Biaya rutin Secara umum nilai sekarang dari biaya yang dikelluarkan dalam tahun t Ct adalah sebesar atau dgn rumus PVc =
Ct/ (1 + I )1.
1.8. Perhitungan Nilai Sekarang ( Present Value ) dari Arus Biaya dan Benefit.
Jika “ nilai sekarang “ dari biaya dan benefit yg terjadi pada tahun t mempunyai penertian dan dapat dihitung,maka jelas bahwa nilai sekarang dari seluruh arus biaya dan benefit
yg ditimbulkan oleh suatu proyek sampai akhir umur ekonominya pun dapat diperkirakan dan dihitung. Nilai itu tidak lain adalah jumlah nilai sekarang untuk biaya atau benefit
pada tiap2 tahun.
Misalkan suatu proyek dapat mengembalikan seluruh modalnya dalam waktu dua tahun setelah investasi pada tahun ke-nol. Jadi arus benefit dan biasanya Nampak sebagai berikut
: Bo(yang sering sama dgn nol ), B1,B2 ; dan C ( = investasi ),C1 dan C2 sebagai biaya eksploitasi dan pemeliharaan (rutin) . Nilai sekarang dari masing2 unsur B1 atau C1,sama
dengan :
= B1/(1 + I )1 atau C1/(1+i)1 +Bo/(1+i)o + B1/(1+i)1+B2/(1+i)2 dan
+Co/(1+i)0+C1/(1+i)1+C2/(1+i)2
Dalam istilah penjumlahan dapat ditulis,
PV arus benefit = Sigma B1/(1+i)1
PV arus benefit = Sigma C1/(1+i)1
Pengertian atas kedua persamaan ini adalah bahwa nilai sekarang dari arus
benefit adalah jumlah modal terendah yg dapat menciptaakan arus tsb
apabila ditanamkan dgn rate of return sebesar i. Nilai sekarang dari arus
biaya sama dengan investasi terendah yg akan menyediakan dana yang
diperlukan untuk menutup arus biaya itu setelah ditanamkan pada tingkat I yg
sama.
Bab.VII/7. SHADOW PRICES DARI FAKTOR PRODUKSI.
MK.EVALUASI PROYEK
PERTEMUAN ke 8
Hari Rabu,11 Nop 2020
Jam 14.00 s/d selesai
Semester VII(7) Jurusn Pend Ekonomi STKIP PGRI MANADO.
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM.
( VIII ).
Shadow Prices Dari Faktor Produksi.
7.1 Pendahuluan.
Shadow Prices ( kadang-kadang disebut accounting prces) meliputi bermacam-
macam barang dan jasa, baik berupa hasil produksi maupun sumber-sumber
yg dipergunakan utk kegiatan produksi. Oleh sebab itu,dalam buku pengantar
evaluasi proyek ini,kita tidak mungkin secara lebih mendalam membahas
shadow prices atas semua jenis barang dan jasa. Dengan demikian,bagi
seorang penilai proyek,analisis semacam ini akan menghabiskan banyak
waktu,dan oleh sebab itu merupakan suau pemborosan. Sebahagian besar
perbaikan alokasi sumber2 dpt diharapkan dari penggunaan produser evaluasi
yg sistimatis serta penerapan beberapa prinsip dasar.
Sebagian besar perbaikan alokasi sumber2 dptdiharapkan dari penggunaan prosedur evaluasi yg sistematis serta penerapan beberapa prinsip dasar. Bab ini dibatasai hanya beberapa perkataan sederhana dlm memperkirakan dan menggunakan shadow prices serta memberikan saran2 mengenai penerapannya di
Indonesia.
7.2. Definisi Shadow Prices.
Shadow prices dari suatu produk atau factor produksi merupakan sosial opportunity cst,yaitu nilai tertinggi suatu produk atau factor produksi dlm penggunaan alternative yg terbaik.
Dalam analisis proyek terdapat arus benefit dan biaya :
a).Benefit suatu proyek berbentuk output(hasil produksi),yang dpt berdiri sendiri dari barang fisik ataupun jasa.
b). Biaya merupakan input yg digolongkan dua kelompok.
i). Sarana produksi atau bahan balu serta barang dan jasa. Sama halnya dgn output,harga input ditentukan berdasarkan jenis barang tsb.
Ii).Faktor produksi.Setelah pembelian sarana produksi,sumber2 finansial yg tersdia utk suatu proyek dibagi menurut pembiayaan atas faktor2 produksi yg dipekerjakan dalam proyek yaitu tenaga kerja dan modal.
Bab ini menjelaskan perihal bagaimana menentukan shadow price factor prduksi modal,tenaga kerja,dan valuta asing.Disamping ketiga factor tersebut,beberapa ekonom dewasa ini juga menggunakan konsep shadow price untuk :
1).Pangan yaitu bahan makanan pokok.
2).Dan penerima negara yg bebas utk dialokasikan(jadi tidak terikat pada pelunasan utang,penggajian pegawai negeri dsbnya). Shadow prices inipun dibahas dlm bagian2 terakhir bab ini.
7.3Shadow Price sebagai Faktor Penyesuaian Terhadap Penyimpangan Harga Pasar dari Penilaian Sosial.
Shadow price dpt dianggap sebagai factor penyesuaian yg dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga2 pasar daripada hasil,sarana ataupun factorproduksi tertentu,berhubung harga2 pasar itu dianggap tdk mencerminkan/mengukur biaya atau nilai sosial yg sebenarnya(yaitu,yg disebut dgn social opportunity
cost).Harga2 pasar dapat dianggap tidak mencerminkan nilai sosial yg sebenarnya dari (1) benefit yg diperoleh masyarakat melalui proyek maupun (2) sumber2 yg dikorbankan karena digunakan utk suatu proyek tertentu dan bukannya utk penggunaan2 lain yg masih tersedia di dalam masyarakat. Penyimpangan2
harga pasar dari sosial opportunity cost terutama disebabkan kebijaksanaan2 pemerintah berupa pajak,subsidi maupun pengaturan harga dan upah.
S
Se
7.4. Sifat Shadow Price sebagai Variabel Makro.
Shadow price dari suatu factor produksi umurnya ditentukan oleh saling dipengaruhi
penawaran dan permintaan terhadap factor produksi tersebut pada tingkat perekonomian
secara keseluruhan. Jadi tanggung jawab perencana pusat termasuk untuk mengukur shadow
price dan menetapkan nilai2 yg tepat untuk dipergunakan dalam perencanaan sectoral atau
proyek. Penerapan shadow price berdasarkan data yg berlaku di tingkat sectoral ataupun
proyek tertentu dapat mengelirukan.
7.5. Shadow Price Faktor Produksi Modal.
Discount rate sosial dapat dianggapbiaya yaitu berupa bunga yg harus ditutupi oleh proyek itu
dianggap menguntungkan. Daripada mnggunakan prosedur discounting,secara teoritis akan lebih
baik bila kita menghitung biaya bunga dalam tiap tahun n,yaitu sama dengan tingkat bunga I
kali sisa investasi yg belum dikembalikan pada akhir tahun sebelunya (n-1) sesuai dengan
tabel3.1 dalam Bab 3. Kemudian biaya tersebut dikurangkan dari benefit tahun ke-n(jika ada)
dianggap merupakan pengembalian modal. Apabila benefit tidak mampu menutup biaya bunga
tersebut,maka difisit itu ditambahkan kepada sisa investasi yg berlaku pada akhir tahun n-1.
7.6. Shadow Wage Tenaga Kerja Tak Terdidik.
Shadow Wage atau social opportunity cost tenaga kerja tak terdidik yang pekerjakan di proyek
A,sesuai definisi shadow price factor produksi modal,adalah nilai produksi yg dikorbankan dalam
kegiatan lain karena orang itu di pekerjakan di proyek A. Dalam hal modal dicari produk marjinal yg
didefinisikan sebagai rendemen modal dalam penggunaan alternatip,misalnya,proyek yg terdapat
pada batas pelaksanaan. Begitu juga,dalam hal tenaga kerja tak terdidik kita mencari produk
marjinalnya. Hanya dalam hal ini yg relevan bukan sifat2 suatu proyek tertentu,melainkan keadaan
di dalam bagian2 pasar tenaga kerja terutama swasta,yang akan dipengaruhi oleh daya tamping
tenaga kerja dalam proyek2 pembangunan.
7.6.1 Teori Shadow Wage.
Pada awalnya,ketika gagasan shadow price dikembangkan tahun 1950-an perhatian para ekonomi
terpusat pada masalah pengangguran di negara berkembang,baik pengangguran terbuka maupun
pengangguran terselubung(orang yg memang aktif mencari penghasilan,tetapi produktivitas sangat
rendah). Mengingat seorang penganggur tidak berproduksi,maka dikemukan oleh beberpa ahli
bahwa shadow wage(upah ekonomi) yang sebenarnya sama dengan nol dan tenaga tidak terdidik
tidak mempunyai opportunity cost apapun.
7.6.1.1 Preferensi atas Simpanan dan Konsumsi.
Berhubung berbagai penyimpangan yg terdapat pada perekonomian yg sedang
berkembang,dianggap bahwa tingkat simpanan yg ada pada masyarakat tidak mencukupi
untuk membiayai jumlah investasi yg semestinya demi mencapai tujuan pertumbuhan
ekonomi. Jadi meskipun konsumsi merupakan tujuan akhir pembangunan,simpanan satu juta
rupiah diberi nilai sosial lebih tinggi(misalnya 10-15%) daripada nilai konsumsi satu juta
rupiah. Dengan demikian proyek2 seperti proyek A tadi yg menghemat biaya(artinya
memungkinkan penyimpanan).
7.6.1.2 Pembobotan Pembagian Pendapatan.
Sesuai tujuan pemerataan pendapatan yg diajukan dalam Repelita,pemerintah
mengutamakan penggunaan sumber yg meningkatkan endapatan golongan penghasilan rendah
dan atau/ penduduk daerah terpencil.Salah satu pendekatab yg dpt diambil guna
memperbaiki pembagian pendapatan adalah membobotkan benefit yg dinikmati oleh
berbagai golongan masyarakt sedemikian rupa supaya kenaikan konsumsi di pihak golongan
terbelakang diberi bobot lebih besar.
7.61.3 Shadow Price Penerimaan Negara
Sumber2 yang harus dicari demi membiayai upah buruh tani dalam proyek B merupakan
penerimaan negara yang bebas ditujukan pada berbagai alternatip p,misalnya penggunaan.
Nanti dalam pembahasan tentang shadow price,akan dijelaskan mengapa sumber2 ini
diutamakan dengan bobot diatas 1,0. Dalam hal ini,kelebihan bobot diatas 1,0, misalnya 0,2
dikalikan dengan nilai pengeluaran yang dalam proyek B sebesar satu milyar rupiah,merupakan
beban sosial sehubungan dengan penggunaan tenaga kerja yang bersangkutan.
7.6.2 Penyimpangan Upah Pasar dari Sosial Opportunity cost.
Jika sosial opportunity cost merupakan nilai produksi di pedesaan yang dikorbankan oleh
penampungan tenaga kerja tak terdidik dalam proyek pembangunan,penyimpangan upah
pasar(yaitu upah yang sebenarnya harus dibayar penyelenggara proyek) dari tingkat
opportunity cost itu dapat disebabkan oleh berbagai factor. Pertama biaya hidup di kota
termasuk perumahan,makanan,pengangkutan dan jasa2 umum(bagaimana rendah tingkatnya)
lebih mahal daripada di pedesaan. Upah pasar terpaksa mencerminkan perbedaan biaya itu dan
pemerintah menerapkan upah minimum dan unsur pajak.
7.6.3 Pokok-pokok Pengukuran Shadow Wage di Indonesia.
Langkah pertama dalam pengukuran shadow wage menyangkut perkiraan
produk marjinal sector pertanian di berbagai daerah Indonesia.Kemudian
perlu ditentukan daerah yang kepadatan penduduk sedemikian rupa seingga
pekerjaan harus dijatahkan artinya produk marjinalnya lebih rendah daripada
upahnya.Dalam hal ekstern penarikan tenaga kerja utk bekerja di proyek
pembangunan dpt dianggap mempunyai opportunity cost yg negative,atau
dengan kata lain menambah benefit proyek. Di Indonesia tingkat upah di desa
sekarang berbeda2 tergantung pada daerah dan jenis pekerjaan. Di daerah
pedesaan di pulau jawa tingkat upah tenaga kerja tak terdidik berkisar antara
Rp.1000 sampai Rp.1.500 sehari,padahal luar jawa,tingkat upah cenderung
lebih tinggi berkisar Rp.2.000 sampai Rp.3.000 untuk bidang pertanian dan
Rp.3.000 sampai Rp.6.000 di bidang kontruksi.
7.7. Shadow Price Devisa.
Shadow price factor devisa,yang disebut juga Shadow Exchange rate,merupakan suatu nilai
tukar implisit,misalnya harga satu dollar dinyatakan dalam rupiah. Angka itu dapat
menyimpang dari nilai tukar resmi yg pada akhir tahun 1990 bernilai kira2 Rp.1.850 per dollar
tergantung dari tingkat ketidak keseimbangan yg berlaku antara permintaan dan penawaran.
Sejauh menyangkut penerapan shadow exchange rate maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menilai segala jenis sarana dari benefit yg bersifat tradeable menurut border
price-nya yg dinyatakan dalam dollar. Lngkah selanjutnya adalah mengalikan nilai2 sarana dan
benefit itu dalam dollar dgn shadow exchange rate. Hasil perkalian ini memberikan nilai dlam
rupiah yg kemudian dimasukan arus pendapatan dan biaya proyek.
Contoh suatu proyek pabrik tektil direncanakan tiap tahun akan memproses seribu ton kapas
yg diimpor dari luar negeri dengan harga c.i.f,sebesar US.S.1.00 per kilo.Misalkan juga shadow
exchange rate adalah sebesar Rp.2.000 per dollar dibandingkan dgn nilai tukar resmi sebesar
Rp.1.850. Jadi social opportunity cost penggunaan kapas dalam proyek sama dengan 1.000
ton.S 1.00 .Rp.2.000 = Rp.2 juta per tahun. Angka ini dimasukan dalam arus biaya proyek.
7.7.1 Teori Shadow Exchange Rate.
Perhitungan shadow exchange rate dimulai dgn pertanyaan : Andaikata satu
satuan devisa(S1,00) tidak jadi dipergunakan dalam proyek A,untuk apa
penggunaannya nanti ? Salah satu pendekatan dalam menjawab pertanyaan
ini adalah mengukur objek pengeluaran negara yang bersangkutan melalui
devisa tambahan yg diperolehnya antara dua tahun terachir ini. Andaikata
dalam dua tahun terachir ini negara tsb menggunakan tambahan devisa itu
untuk membeli q1 + q2 +..+ qn = sigma q1,di mana q1 melambangkan jumlah
tambahan jenis barang I,maka dapat diasumsikan bahwa pembelian2 yg akan
dibuat dgn devisa tambahan yg tersedia di masa datang tidak akan terlalu
berbeda dari pola pembelian tsb.
Sekian dan terima kasih kepada Mahasiswa semester 7/VII dilanjutkan dengan
pertemuan ke 9 dan ucapan terima kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI
MANADO dan tidak lupa ucapkan terima kasih banyak kepada Admin STKIP
PGRI MANADO.
Lanjutan dari Shadow Prices Dari Faktor Produksi.
Hari Rabu,11 Nopember 2020.
Pertemuan ke 9/IX
Semester VII/7 Jurusan Pend Ekonomi.
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM
STKIP PGRI MANADO.
7.7.2 Penyimpangan Nilai Tukar Resmi dari Shadow Exchange Rate.
Penyimpangan nilai tukar resmi,yakni harga pasar devisa,dari opportunity cost dalam mata uang nasional
yang disebut shadow exchange rate disebabkan terumata oleh beban yang dikenakan pemerintah
terhadap barang dan jasa import. Dihampir semua negara berkembang,proses ini dimulai dengan
ketetapan2 yang bertujuan meningkatkan pendapatan negara. Adapun import dan ekspot merupakan jenis
barang yang paling gampang terkena pajak berhubung terpaksa melalui pelabuhan sebagai titik keluar
masuk. Namun demikian,dengan semakin menurunnya harga2 import dibandingkan dengan nilai gaji dan
upah beserta tingkat hrga produksi dalam negeri,akan semakin besar penyimpangan daya beli kearah
import,dan semakin berat tekanan terhadap neraca pembayaran. Alat yang nampaknya yang paling
efektif dalam jangka pendek demi menahan tekanan tersebut adalah pembatasan import,atau penjatahan
izin import. Langkah2 semacam ini sekaligus akan memenuhi permintaan hasil produksi nasional,supaya
arus import dibendung. Bagaimana bentuknya,langkah2 tersebut tetap membesar perbedaan antara harga
jual barang dan jasa impor dalam negeri dengan harga c.i.f-nya(dinyatakan dalam rupiah), mengingat
bahwa shadow exchange rate dalam jumlah yangberarti tergantung pada angka perbandingan harga jual
barang dan jasa impor dalam negeri(belum termasuk biaya riil distribusi) terhadap harga c.i.f-nya(dalam
dollar),maa adanya perkembangan tersebut membuat shadow exchange rate semakin menyimpang,dari
nilai tukar resmi yg tetap tidak berubah(menurut asumsi).
7.7.3. Contoh Penerapan Shadow Exchange Rate.
Devaluasi rupiah sebesar 31.8%,dari Rp.1125 menjadi Rp.1625 per dollar,yang
dilakukan pemeritah Indonesia tahun 1986,merupakan satu gambaran
pertanggung jawaban akan shadow exchange rate,sebab andaikata
pemerintah menganggap social opportunity cost satu dollar sebesar Rp.1625
pada tanggal 7 septembr 1986,maka kurang wajar menganggap opportunity
cost beberapa sebelumnya hanya sebesar Rp.1125 saja. Implikasinya adalah
para penilai proyek hendaknya mempergunakan shadow exchange rate di
sekitar Rp,1625(atau lebih tinggi lagi-lihat bagian pembahasan berikut ini)
jauh sebelum devaluasi.
7.7.4 Pengukuran Shadow Exchange Rate di Indonesia.
Untuk menghitung shadow exchange rate berdasarkan prinsip bahwa
penggunaan sarana tradeable senilai satu dollar oleh proyek A membawa dua
akibat :
1). Mengambil devisa tersebut dari penggunaan lain,yang kerugiannya dikukur
sesuai perhitungan marjinal utility devisa.
2). Memerlukan tambahan produksi senilai satu dollar untuk mengimbangi
penggunaan lain yang dikorbankan oleh pengambilan devisa tersebut.
Seperti dikemukan di bagian 7.7.1 parameter2 yang perlu diukur dalam
memperkirakan besarnya shadow exchange rate adalah :
1). Kenaikan penggunaan devisa oleh perekonomian(katakanlah delta Us dollar).
2). Nilai dalam rupiah(dasar harga jual dalam negeri,dikurangi biaya distribusi
intern) dari nilai pembelian yang dibiayai dengan devisa tersebut(katakanlah delta
Rp).
3). Bagian kenaikan devisa,katakanlah b, yang diperoleh-apakah itu didapat melalui
ekspor atau dihemat melalui distribusi import-dari investasi yang
didapatkan/dihemat per dolar ; dan
4), Biaya produksi per tahun(sumber2 dalam negeri per dollar yang
didapatkan/dihemat) sehubungan dengan produksi barang dan jasa berdasarkan
investasi baru itu(dinyatakan sebagai DRC)
Selanjutnya marjinal utility devisa sama dengan deltaRp/Delta Usdolar dan shadow
exchange rate(SER) merupakan rata2 yg dibobotkan dari deltaRp/delta us dollar dan
DRC ,yaitu dengan rumus :
SER = delta dollar.delta Rp/delta dollar + b.delta dollar.DRC
_____________________________________________ =
delta dollar + b.delta dollar
= delta Rp/delta dollar + b.DRC
____________________________
1+b
7.7.5 Shadow Price Pangan.
Harga pangan dapat didefinisikan sebagai harga rata-rata yang dibobotkan
dari satu kilogram bahan makanan pokok,terutama beras,termasuk juga jenis
pangan lain yang menjadi objek konsumsi massal seperti biji-bijian lain atau
gaplek. Pembobotan dilakukan menurut volume konsumsi masing2 jenis
pangan. Harga pangan ini merupakan unsur terbesar di dalam upah tenaga
kerja tak terdidik. Demikian juga harga pangan memiliki porsi yang akan
cukup besar dalam angka perbandingan harga hasil bumi terhadap harga hasil
industry yang dikonsumsikan oleh masyarakat pedesaan disebut term of trede
antara pedesaan dengan perkotaan. Jadi harga pangan dianggap salah satu
parameter terpenting dalam perekonomian. Pada pokoknya,terdapat dua
mekanisme yang dapat dipergunakan oleh pemerintah demi melaksanakan
kebijaksanaan pangan murah yaitu :
1). Memaksa petani untuk menjual sebagian dari hasil panennya kepada
instansi pemasaran(seperti BULOG) pada harga resmi dibawah harga
pasar,dan/atau
2). Memperluas persediaan pangan mellui impor yang harga jualnya di dalam
negeri mengandung subsidi.
Ringkasan nilai sosial yang diberikan oleh tambahan produksi pangan di dalam
negeri mungkin dianggap lebih tinggi daripada ;
1). Harga jual resmi,dan/atau
2). Border price dari pangan yang di impor.
7.7.6 Shadow Price Penerimaan Negara.
Shadow price terchir yg di bahas bab ini menyangkut penerimaan negara.
Oleh karena satu dan lain hal,modal fisik dan manusia yang diciptakan oleh
pemerintah untuk memenuhi jasa2 kepada masyaakat sering melampui
kemampuan pemerintah untuk membiayai eksploitasi dan pemeliharaan(E dan
P) kapasitas tersebut.
Dengan demikian,tambahan satu satuan(misalnya sejuta rupiah) pada
pemerintah negara yang dapat dialokasikan untuk meningkatkan E dan P itu
membawa benefit yang lebih besar daripada produk marjinal pengeluaran E
dan P pada titik ekuillibrium(artinya penggunaan kapasitas penuh) sebab
tambahan E dan P akan meningkatkan penggunaan kapasitas yang belum
dimanfaatkan,sehingga benefit investasi semula dapat diwuudkan
Demikianlah materi saya ,cukup dan terima kasih banyak kepada Mahasiswa
semester VII/7 serta ucapan terima kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI
MANADO serta ucapan terima kasih banyak kepada Admin dan saya akhiri
selamat sore sampai jumpa di pertemuan ke 10 dan ke 11 minggu depan.
Ujian Tengah Semester(UTS)/Met Semester.
MK Evaluasi Proyek
Hari Rabu,18 Nopember 2020 / Jam 14.00 s/d selesai.
Semester VII/7.
Jurusan Pendidikan Ekonomi Mhs STKIP PGRI MANADO.
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM.
STKIP PGRI MANADO.
.
Jelaslah,bahwa pendekatan itu mengistimewahkan proyek2 investasi di bidang sosial yang rendemennya memakan waktu lebih lama
Melengkapi pembahasan tentang penyesuaian nilai-nilai finansial yang biasanya dihitung dalam tahap pertama prose evaluasi suatu
proyek. Bab-bab selanjutnya menganalisis aspek-aspek khusus yang timbul dalam pengukuran dan penilaian benefit dan biaya proyek
Misalkan benefit finansial (BF) suatu proyek rice estate dapat dinyatakan dengan persamaan ;
Bf =
Di mana ;
t = tahun, Pb = harga beras lepas proyek ,Ht = hasil proyek(ton beras) dlam
tahunt, w = upah buruh yang dipekerjakan,produksiLt = jumlah orang hari
kerja dalam setahun , pj = harga beli sarana produksi j, menyangkut semua
sarana(kecuali tenaga kerja) yang ikut dalam proses produksi,termasuk biaya
modal,bungaatau pinjaman,dan sebagainya ,Qt. = jumlah sarana j yang
dipergunakan dalam tahun t.
Dengan kata-kata dapat dirumuskan bahwa benefit finansial netto adalah
jumlah nilai penjualan beras selama umur proyek,dikurangi upah buruh dan
pengeluaran lain. Di lan pihak,demi melambangkan benefit sosial netto perlu
diperlukan 10(sepuluh) parameter tambahan berikut ini ;
Shadow Price/Bobot pemerataan pendapatan.
SER = Shadow Exchange rate ( rupiah per dollar)
SW = Shadow Wage
SB = Shadow price beras dalam rupiah(nilai ini menyangkut shadow proce
pangan yan dibahas dalam bab 7)
i = shadow interest rate factor produksi modal yang dipergunakan sebagai
discount rate.
SPN = shadow price penerimaan negara yang tak terikat (lihat bab7)
Bj = bobot yang diberikan pihak yang berwenang pada kenaikan konsumsi
golongan penduduk j.
Variabel-variable lain
Sb = harga impor beras c.i.f dalam dollar yang diramalkan akan berlaku
selama umur proyek.
Kj = kenaikan konsumsi golongan pendudukj akibat pelaksanaan proyek.
Sj(S dollar) = harga impor c.i.f(dalam dollar) sarana produksi j,yang terdiri dari
barang dan jasa kecuali jasa modal(bunga);
Dt = Defisit finansial suatu proyek yang terpaksa harus dibebankan pada APBN
dalam tahun t.
Sekian dan terima kasih kepada Mahasiswa Semester 7 jurusan Pendidikan
Ekonomi dan ucapan terima kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI MANADO
dan ucapan terima kasi banyak kepada Admin STKIP PGRI MANADO,selamat
sore semuanya,dan dilanjutkan pada pertemuan ke 12 dan ke 13 sebagai bahan
ujian semester akhir nantinya.
Bab X(10).Evaluasi Proyek Dengan Metode Domestic Resource Cost Dan Effective Rate Protestion.
Mk. Evaluasi Proyek.
Pertemuan Ke-12
Semester VII(7) Jurusan Pendk Ekonomi STKIP PGRI MANADO.
Hari Rabu, 02 Desember 2020
Jam. 14.00 wita s/d selesai.
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM
STKIP PGRI MANADO.
10.1 Pendahuluan.
Sektor Ekonomi dpt dibedakan antara yg
hasilnya,paling tidak sebagian,bersifat
tradeable dan tidak tradeable
(=nontradeable). Menurut definisi yg
diberikan dalam bab 6,sifat tradeable
menandai suatu barang atau jasa di mana :
(a). Produsen dalam negeri cukup efisien,sehingga apabila tidak ada hambatan perdagangan
berupa peraturan atau kebijaksanaan pemerintah-misalnya nilai tukar yang kurang relealitis-
harga f,o,b memberikan perangsang efektif untuk mengekspor;atau
(b). Perbandingan harga produksi dalam negeri dengan harga c,I,f adalah sedemikian rupa
sehingga permintaan akan barang/jasa impor akan meningkat apabila tidak ada hambatan
perdagangan resmi seperti bea masuk dan pelarangan impor.
10.2. Kriteria Investasi Unit DRC dan ERP.
Evaluasi proyek disemua sector penghasil barang maupun jsa-jasa yang diperdagangkan di
tingkat internasional,khususnya industry dan pertambangan,menganalisa benefit berdasarkan
dua kriteria yang belum dibahas dalam bab-bab sebelumnya,yaitu ;
(1). Domestic Resource Cost of Earning or Saving a Unit of Foreign Exchange ( besarnya biaya
sumber-sumber nasional untuk mendapatkan atau menghemat satu satuan devisa-misalnya
satu dollar), atau sering dinamakan Unit DRC ; serta
(2). Effective Rate of Protestion ( tingkat proteksi efektif ), atau ERP.
SUdah dinyatakan bahwa nilai tukar devisa masuk dalam penyebut rumus
untuk ERP,Ternyata,tingkat ERP sangat pekaterhadap nilai tukar devisa.
Kedua alternatip utama untuk nilai tukar dalam rumusan ERP terdiri dari ;
(1). Nilai tukar resmi.
(2). Shadow Exchange Rate.
Sekian dan terima kasih kepada Mahasiswa semester VII(7) serta Ucapkan
terima kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI MANADO dan ucapkan terima
kasih banyak kepada Admin STKIP PGRI MANADO selamat sore.
Bab XI(11). Evaluasi Proyek Di Sektor Pertanian.
Mk Evaluasi Proyek
Pertemuan ke- 13
Semester VII(7),jurusan Pend Ekonomi.
Hari Rabu, 02 Desember 2020
Jam 14.00 Wita s/d selesai
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM
STKIP PGRI MANADO.
11.1 Pendahuluan.
Pertanian merupakan sector yang dominan dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Dewasa ini,25% dari PDB dan 60% angkatan kerja merupakan kontribusi dari
sector ini. Karena perannya yang besar dalam perekonomian,terutama dalam bentuk pembiayaan proyek pertanian subsidi,serta peraturan-peraturan pajak
bagi sarana,dan hasil produksi pertanian. Sebaiknya proyek-proyek pertanian dinilai dalam konteks kebijaksaan pertanian dinilai dalam konteks kebijaksaan
pertanian secara menyeluruh ,termasuk tujuannya dalam ruang lingkup yang luas. Menurut
Repelita V :
“ Pembangunan sector pertanian diarahkan untuk memantapkan swasembada
pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya,GBHN merinci arah
kebijaksanaan tersebut dan menggaris bahwa tujuan pembangunan pertanian
mencakup upaya meningkatkan produksi dan memperluas pangan keragaman
hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industry dalam negeri
serta memperbesar ekspor,meningkatkan pendapatan dan taraf hidup
petani,peternak,dan nelayan,mendorong perluasan dan pemerataan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta mendukung pembangunan
daerah dan mengintensipkan kegiatan tranmigrsi.
11.2. Kekhususan Proyek Pertanian di Indonesia.
Terdapat sejumlah kekhususan pada proyek pertanian di Indonesia yang
membedakannya dari bidang pertanian ;
(a). Pemerintah sebagai pelaksana utama,kelompok petani/petenak sebagai
penerima benefit.Pada bagian terbesar proyek pertanian,misalnya untuk
bendungan,program penyuluhan,penelitian dan pengembangan,yang
memegang peranan utama dalam mendesaen,melaksanakan dan membiayai
proyek adalah pemerintah,sedangkan benefitnya dirasakan oleh sekelompok
orang tertentu yaitu para petani. Lain halnya dengan bidang industry,di mana
suatu proyek biasanya didesain dan direncanakan oleh perusahaan negara
ataupun swasta yang meminjam uang dari pemerintah,dan kemudian
membayar pinjaman tersebut dari keuntungan yang diperoleh selama operasi.
(b). Penciptaan benefit bagi kelompok yang kurang diikut sertakan dalam kegiatan
proyek, Misalnya,fasilitas irigrasi bias memberikan manfaat kepada beriburibuh usaha
pertanian secara sendiri-sendiri.
(c). Keanekaragaman teknologi produksi sesuai dengan lingkungan proyek Teknologi
produksi yang diterapkan dalam setiap proyek dapat bervariasi kes tergantung pada
perbedaan lingkungan, misalnya, kesuburan,curah hujan ,cara-cara bertani,kepadatan
penduduk dan kehidupan fauna. Sebaliknya,teknologi produksi barang industry lebih
seragam tanpa memperhatikan lokasi produksi barang tersebut.
(d). Ketidakpastian dalam produksi serta pemasaran. Dalam sektor pertanian terdapat
tingkat ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini,produksi sector pertanian tak luput
dari pengauh cuaca dan penyakit menular,serta dampak teknologi baru pada hasil-
hasil pertanian. Dari segi pemasaran,banayk komoditi pertanian diperdangkan di pasar
dunia yang kurang stabil,sehinga harga turun naik secara tiba-tiba,ini disebabkan oleh
adanya fruktuasi besar di negara-negara produsen utama,termasuk Indonesia.
(e). Saling keterkaitan antara pertanian dan bidang-bidang lain. Banyak bidang yang
berkaitan dengan pertanian. Misalnya,proyek-proyek sector lain seperti pengangkutan dan
prasarana pedesaan meruakan factor-factor yang sangat menentukan produktivitas
pertanian.
(f). Intensitas penggunaan lahan. Dalam hal penggunaan lahan,proyek di sector pertanian
jauh lebih intensip dibandingkan dengan proyek2 pada sector lainnya.
11.3 Kebijaksanaan Harga dan Shadow Price bagi Produk Pertanian.
11.3.1 Hasil-hasil Produk Pertanian ( output ).
Ada 2(dua) alasan utama mengapa pemerintah memainkan pean yang aktip dalam
mempengaruhi harga output tanaman pangan :
(i). Proposi pendapatan yang dikeluarkan untuk membeli makanan baik oleh penduduk
pedesaan maupun perkotaan cukup tinggi(kira-kira separuh).
(ii) Harga yang diterima produsen pangan sangat berpengaruh pada pendapatan para petani.
11.3.2 Input Faktor Produksi.
Prosedur untuk menentukan shadow price dari tradeable input adalah serupa
dengan prosedur mengenai output, Sebagai contoh,pupuk urea banyak
digunakan dalam pertanian di Indonesia dan sekaligus merupakan barang
ekspor.
11.3.3 Tenaga kerja.
Penetapan harga untuk tenaga kerja telah dibahas sebelumnya. Di sebagan
besar daerah di Indonesia pasar tenaga kerja mulai berfungsi cukup baik dan
tingkat upah di pasaran merupakan perkiraan yang baik bagi opportunity cost
tenaga kerja. Bila permintaan akan tenaga kerja akibat adanya suatu
proyek,tingkat upah finansial yang baru lebih tepat dipergunakan dalam
proses evaluasi.
Sekian terima kasih kepada semester VII(7) jurusan Pendidikan Ekonomi dan
Ucapkan terima kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI MANADO dan Ucapan
terima kasih banyak kepada Admin STKIP PGRI MANADO,selamat sore
semuanya.
Bab XII(12) Evaluasi Proyek Di Bidang Pengangkutan.
Mk. Evaluasi Proyek
Semester VII(7) Jurusan Pend Ekonomi
Pertemuan ke –XII9 ( 13 )
Hari Rabu, 02 Desember 2020
Jam.14.00 wita s/d selesai
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM
STKIP PGRI MANADO.
12.1 Karakteristik Proyek Pengangkutan.
Dewasa ini pengangkutan mempunyai peran yang sangat penting karena
merupakan salah satu unsur yang turut menentukan perkembangan ekonomi
suatu negara. Kemajuan di bidang pengangkutan menyebabkan jarak antara
sutu derah dengan daerah lain dirasakan lebih dekat. Selain itu arus barang
dari suatu tempat ke tempat lain menjadi lancar dan dapat menyebar lebih
luas dan merata. Lancarnya arus perpindahan dan perdagangan barang-barang
ini juga menyebabkan makin cepatnya perputaran uang dan barang sehingga
dapat diharapkan adanya ditribusi pendapatan yang lebih menyebar dan
merata, Dinegara seperti Indonesia,yang terdiri dari pulau-pulau yang
terpencar,hal ini sungguh secara benar.
Untuk lancarnya pelaksanaan pengangkutan,perlu adanya fasilitas-fasilitas seperti :
(1). Fasilitas operasi ; yaitu alat-alat angkutan serta perlengkapan tenaga
penggeraknya,seperti gerobak/cikar,mobil,truk,kapal,kereta api.
(2). Jalan-jalan untuk tempat lewat kendaraan seperti jalan raya dan rel-rel kereta
api.
(3). Terminal,tempat kegiatan alat angkut dimulai maupun sebagai tempat tujuan
kegiatan tersebut seperti terminal bus,pelabuhan laut, dan lapangan udara.
Jasa2 angkutan sebagai output bidang pengangkutan baru ada apabila fsilitas2 tsb
telah tersedia. Karena sifatnya yang merupakan derived demand karena baru ada
apabila ada permintaan akan barang yang memerlukan jasa angkutan,maka
permintaan akan barang2 memerlukan jasa angkutan tsb.Jika situasi perekonomian
lesu,permintaan akan jasa angkutan pun akan sangat berkurang karena jumlah yang
memerlukan jasa angktan pun sedikit dan sebaliknya.
12.2 Faktor-factor yang Perlu Diperhatikan.
Dalam menilai suatu proyek angkutan,perlu diperhatikan factor-factor sebagai
berikut ;
(1). Forecasting traffic di kemudian hari yang dipengaruhi oleh laju
pertumbuhan ekonomi,dan akibat serta hubungannya dengan pertambahan
traffic,misalnya ; (i) perkembangan industry,pertanian dan sektor2 lainnya,
(ii) perkembangan penduduk,serta pendapatan masyarakat (disposable
income).
(2). Perlu penelitian mengenai jenis2 angkutan yang ada serta distribusi
traffic pada sarana angkutan(transport mode) yang paling ekonomis,karena
kenaikkan harga relative pada salah satu jenis angkutan biasanya akan
menyebabkan berkurangnya jumlah pelanggan yang menggunakan sarana
angkutan tsb(yakni penurunan permintaan aktif).
(3). Perlu adanya pencatatan/statistic mengenai jumlah lalu lintas kendaraan ( ADT = average daily
traffic),mengenai asal dan tujuan kendaraan,dan ada tidaknya kenaikkan jumlah lalu lintas dibandingkan dengan
tahun2 yang lalu. Demikian juga perlu adanya pencatatan tentang biaya2 pemeliharaan serta operasi kendaraan.
(4). Perlu diketahui kemungkinan sumber investasi,dan cara memperolehnya.
(5). Perlu adanya sumber2 yang mencukupi sehingga pemeliharaan sarana angkutan tsb dapat terjamin di
kemudian hari,misalnya, sebuah jalan dapat hilang apabila tidak dipelihara.
12.3 Benefit Ekonomi.
Mengukur benefit proyek angkutan memang agak sukar karena ;
(1). Ada bagian yang biasanya tak ada harga pasarnya. Misalnya peningkatan comport and convenience
( kenyamanan).
(2). Benefit dalam uang,seperti penghematan biaya angkutan,mempunyai pengaruh yang agak lama terhadap
masyarakat sehingga agak sukar untuk diramalkan.
(3). Hampir smua benefitnya bersifat tidak langsung,misalnya mengembangkan perekonomian atau dalam hal
perbaikan pelabuhan,sebagian benefit langsungnya dirasakan oleh kapal-kapal asing. Jadi perlu diteliti sejauh
mana penurunan operasi oleh kapal-kapal asing itu akan menyebabkan pengurangan tariff angkutan samudra
yang menguntungkan dari sudut pandang masyarakat.
Dalam menghitung benefit proyek ngkutan,diadakan pembedaan antara tiga macam
traffic yaitu ;
(1). Normal traffic,yaitu yang diperkirakan akan menggunakan sarana angkutan
tersebut meskipun tidak ad proyek, jumlah traffic seharusnya naik sesuai pertumbuhan
penduduk di daerah-daerah yang dilayani sarana angkutan tersebut.
(2).Diverted traffic,yaitu traffic yang berasal dari traffic jenis lain atau dari fasilitas
lain yang berpindah ke fasilitas atau jenis angkutan baru.
(3). Generated atau induced traffic,yaitu traffic yang benar-benar baru karena
sebelumnya pun memang belum ada.
12.3.1 Pennghematan Biaya Operasi.
Penghematan biaya operasi dinikmati oleh pemekai alat pengakutan karena
menggunakan fasilitas baru. Penghematan ini timbul karena bertambah baiknya
kondisi/keadaan suatu sarana angkutan.
Biaya-biaya yang diperhitungkan untuk operasi suatu kendaraan ada 6(enam)
macam,yaitu ;
(1). Penggunaan bensin/bahan bakar. Ini dipengaruhi oleh jenis
kendaraan,kecepatan naik turunnya jalan,tikungan-tikungan dan jenis
permukaan jalan.
(2). Penggunaan pelumas.
(3). Penggunaan ban.
(4). Pemeliharaan dan suku cadang.
(5). Penyusutan dan bunga;dan
(6). Waktu sopir/kondektur(sesuai dengan gajinya) maupun waktu para
penumpang.
12.3.2 Penghematan Waktu bagi Penumpang dan Barang-barang.
Untuk penumpang,ada 2(dua) pendapat ;
(1). Apakah hanya penghematan waktu penumoang yang berpergian untuk
usaha jasa saja yang akan dihitung sebagai benefit,atau.
(2). Juga dihitung tambahan waktu senggang atau produksi yang timbul
apabila semua penumpang dapat mencapai tempat tujuan dengan lebih
cepat(daripada bila proyek tidak ada).
12.3.3 Pengurangan Kecelakaan.
Untuk proek2 angkutan tertentu,pengurangan kecelakaan merupakan suatu
benefit yang nyata seperti dalam perbaikkan alat2 pelayaran,jalan kereta
api,signalling dsb.
12.3.4 Secondary Benefit.
Benefit ini agak sukar diperhitungkan secara kuntitatif. Contoh benefit ini
misalnya ;
(1). Integrasi antar sector/regional (seperti di Indonesia pembinaan wawasan
Nusantara);
(2). Pemerataan pendapatan;
(3). Pretise.
Sekian dn terima kasih kepada Mahasiswa semester VII(7) dan Ucapan terima
kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI MANADO dan Ucapan terima kasih
banyak kepada Admin STKIP PGRI MANADO,dilanjutkan pada pertemuan
terakhir yaitu pada pertemuan ke-XIV(14) selamat sore semuanya.
Bab.XIII(13) Evaluasi Proyek Di Bidang Pendidikan Dan Pelatihan.
Mk. Evaluasi Proyek
Semester VII(7) Jurusan Pendidikan Ekonomi.
Pertemuan ke XIV(14).
Hari. Rabu,09 Desember 2020.
Jam,15.00 wita s/d selesai.
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM.
STKIP PGRI MANADO
Evaluasi Proyek Di Bidang Pendidikan Dan Pelatihan.
13.1 Pendahuluan.
Bidang Pendidikan dan Latihan termasuk sector sosial yang mempunyai masalah khusus
dalam rangka evaluasi proyek. Berbeda dengan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
misalnya sector industry,pertanian,dan pengangkutan,sebagaian besar hasil
pendidikan dan pelatihan tidak diperdagangkan sehingga tidak dapat diberi nilai yang
pasti untuk dapat dipergunakan titik tolak dalam menilai benefit sosialnya.
13.2 Perhitungan Sosial dan Privat.
Perbedaan antara perhitungan sosial dan privat yang dibicarakan dalam Bab 7 paling
menonjol di sector sosial,termasuk bidang pendidikan/pelatihan,sebagian besar biaya
pendidikan ditanggung oleh pemerintah,walaupun para pelajar dan orang tua masih
harus menanggung unsur pembiayaan privat yaitu berupa uang sekolah,pembelian
bahan-bahan pelajaran,maupun pengorbanan pendapatan selama belajar.
13.3 Biaya Proyek.
Aspek biaya pendidikan dan pelatihan,karena analisis biaya relative lebih sederhana daripada analisis
benefit. Biaya proyek tersebut dpt dibagi dalam 4(empat) golongan,yaitu ;
(i). Biaya modal.
(ii).Biaya rutin.
(iii)Biaya persiapan guru.
(iv)Pengorbanan penghasilan slama mengikuti pendidikan.
(i) Biaya modal terdiri dari unsur2 tanah,,bangunan,perabot dan peralatan.
(ii) Biaya rutin terdiri dari gaji dan tunjangan yang dibayar/ disediakan kepada tenaga pengajar dan
petugas,ditambah biaya perlengkapan seperti buku pelajaran,kertas tulis,pensil dsbnya serta biaya
pengangkutan,air,listrik dsbnya.
(iii) Biaya persiapan guru/tenaga pengajaran memerlukan pertimbangan lebih lanjut,termasuk gaji guru
atau tenaga pengajaran.
(iv) Pengorbanan penghasilan slama pendidikan diatur lebih lanjut.
13.4 Penghitungan Benefit.
13.4.1 Public Goods.
Public goods merupakan sebagai benefit. Bidang pendidikan dan pelatihan
menimbulkan public goods 2(dua) bentuk,yaitu ; (i).Pendidikan dan pelatihan
meningkatkan produktifitas perekonomian secara keseluruhan.
(ii) Dengan menciptakan suatu penduduk yang terdidik,maka system pemerintah
akan ikut lebih baik.
13.4.2 Private Benefit.
Private benefit menyangkut 2(dua) jenis ; (1) kenaikan produksi barang dan jasa oleh
seorang angota angkatan kerja akibat proses pendidikan/pelatihan yang diterimanya.
(2).kenaikan mutu kehidupan atau kepuasan jiwa yang dinikmati oleh seseorang
akibat tarap pendidikannya.
13.5 Penggajian Berdasarkan Marginal Value Product.
Dasar mengukur hasil seseorang adalah”penghasilan” yang diterima dari
pekerjaannya.Untuk memahami hal ini,kita perlu mengingat teori ekonomi mikro atau
teori distribusi pendapatan yang menyangkut penghasilan dari factor-factor produksi.
Menurut teori tsb,dalam kedaan persaingan bebas,pendapatan yang diterima oleh
masing-masing factor produksi-tenaga kerja atau modal-sama dengan Marginal Value
Product(MVP)nya, yaitu kenaikan nilai produksi yang terjadi akibat penggunaan factor
produksi tsb dan yang akan hilang seandainya factor produksi itu( berikut biaya yang
dikeluarkannya) ditarik kembali dari proses produksi.
13.5.1 Pengetahuan yang Terbatas
Dapat terjadi bahwa gaji yang diterima pegawai lebih rendah daripada MVP berhubung
pegawai dan pengusaha tdk mengetahui MVP sebenarnya,misalnya,seorang pegawai yg
tdk mengetahui adanya gaji yg lebih tinggi di tempat lain atau tdk berusaha mencari
pekerjaan dgn gaji yg lebih tinggi,akan tetap pada pekerjaannya.
Paling menonjol di sector sosial,termasuk bidang pendidikan/pelatihan. Sebagian
besar biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah,walaupun para pelajar dan
orang tua masih harus menanggung unsur pembiayaan privat yaitu berupa uang
sekolah,pembelian bahan-bahan pelajaran,maupun pengorbanan sekolah,pembelian
bahan-bahan pelajaran , maupun pengorbanan pendapatan selama belajar.
13.5.2 Unsur-unsur Nonmoneter dalam Penggajian.
Sering terjadi bahwa pegawai terikat pada suatu tempat kerja berdasarkan
hubungan keluarga,pemilikan rumah,atau alasan lain. Akibatnya,ia tidak tertarik
pada pekerjaan baru ditempat lain,walaupun gaji ditepat lain itu lebih besar
daripada yang diterimanya sekarang. Kurangnya mobilitas seperti ini di dalam
operasi kekuatan pasar disebutkan sebagai friction atau penghalang. Keadaan
seperti ini dapat dipandang memenuhi anggapan persaingan bebas jika penggajian
dimaksudkan dalam arti luas termasuk keuntungan nonmoneter.
13.5.3 Peraturan Pemerintah dan/atau Tekanan Serikat Buruh.
Kebebasan pengusaha untuk memecat pegawai yang MVP-nya lebih kecil dari gajinya,atau
paling tidak untuk menurunkan gaji pegawai tersebut menjadi sesuai dengan MVP-nya sering
terbatas karena adanya keterbatasan tsb umumnya berbeda sesuai dgn menonjolnya karena
ada peraturan resmi atau tekanan dari pihak serikat buruh.
13.5.4 Penggajian di Sektor Pemerintah.
Sistem penggajian pegawai negeri biasanya kurang dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan
rentabilitas. Sektor pemerintah khususnya mengalami tekanan untuk menyediakan jaminan
pekerjaan. Kejadian-kejadian seperti nepotisme,tindakan pilih kasih berdasarkan hubungan
politis. Hasil sector tsb umumnya tidak terkena “uji pasar”(market test).Sistim kepegawaian
berusaha menyesuaikan penggajian dengan prestasi melalui evaluasi pelaksanaan
tugas,situasi,disiplin dll,tetapi prestasi jarang diukur secara kuantitatip. Disamping kesulitan
pengukuran,pemecahan,atau penurunan pangkat seorang pegawai yang kurang berprestasi
lebih susah dilakukan si sector pemerintah daripada sector swasta.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia,biasanya sebagaian besar
tenaga terdidik(SLTA ke atas) terdapat di sector pemerintah,dan gaji rata-rata
di sector pemerintah biasanya lebih besar daripada gaji rata-rata di sector
swasta.
13.6 Pengukuran Pengaruh Pendidikan/Pelatihan terhadap Penghasilan.
Benefit dibidang pendidikan/pelatihan diukur berdasarkan perbandingan angka
penghasilan penduduk yang dipilih secara acak,mengingat tingkat penghasilan
dipengaruhi oleh pengalaman(yang erat kaitannya dgn umur) serta jenis
kelamin,disamping taraf pendidikan biasanya disusun sebuah daftar yang
menunjukan penghasilan rata-rata yang dilaporkan oleh para laki-
laki/perempuan di dalam tiap kelompok umur(20 sampai dgn 24 tahun,25
sampai dengan 29 thn,30 sampai dgn 34 thn dsbnya) dengn tingkat pendidikan
tertentu.
Di dalam masing-masing kelompok umur dengan 7(tujuh) tingkatan pendidikan
sebagai berikut ini ;
(1). Tidak bersekolah.
(2). Tidak tamat sekolah dasar(SD).
(3). Tamat SD.
(4). Tamat sekolah lanjutan pertama(SLTP).
(5).Tamat sekolah lanjutan tingkat atas(SLTA).
(6). Sarjana Muda.
(7). Sarjana.
13.7 Prioritas Sasaran Pendidikan di Indonesia.
Selama belasan tahun pertama kuasa kemerdekaan,murid sekolah dasar sampai
mahasiswa telah dapat menikmati pendidikan negeri tanpa uang sekolah,bahkan banyak
memperoleh tunjangan tiap bulan selama pendidikan,asal setelah itu mereka bersedia
bekerja bagi pemerintah. Selama 30(tiga puluh) tahun lebih, ada kecenderungan
pengutamaan perguruan tinggi daripada perluasan sekolah dasar,ini dapat terlihat dari
kenyataan bahwa jumlah penduduk yang berpendidikan lebih tinggi telah bertambah
jauh lebih cepat daripada jumlah mereka yang berpendidikan lebih rendah.
13.8. Syarat-syarat Tenaga Pengajar.
Efektifitas seorang guru dalam mengetengahkan pengetahuan dan ketrampilan kepada
murid/siswanya bervariasi dengan besarnya investasi di bidang pelatihan tenaga
pengajar serta lama pengalamannya,selain itu,mutu tenaga pengajar dipengaruhi oleh
tingkat penggajian dibandingkan dengan jabatan-jabatan lain.
13.9 Beban Kerja Guru.
Bila jumlah guru mencukupi penugasan mengajar yang terlalu berat bagi guru dapat dihindari. Guru
berkesempatan untuk membuat persiapan mengajar dengan lebih baik dan juga kesempatan
beristirahat, Ini dianggap dapat meningkatkan efektifitas guru,sekalipun akan berakibat kenaikan
biaya.
13.10 Lamanya Masa Pendidikan.
Semakin lama pendidikan/pelatihan,semakin banyak bahan yang dapat dikuasai oleh
murid/siswa,akan tetapi,biaya penyelenggaraan pendidikan juga jelas menjadi bertambah.
13.11 Isi Kurikulum.
Sebagaian besar masalah yang berhubungan dengan isi kurikulum termasuk dalam wewenang ilmi
pedagogi,tetapi ada juga yang menyangkut analisis cost effectiveness,misalnya keseimbangan
antara pemberian pelajaran teori dan praktek. Penyediaan waktu yang lebih banyak untuk pelajaran
praktek. Biasanya lebih memudahkan pemahaman murid,akan tetapi hali ini juga memerlukan
tambahan biaya berupa penyediaan alat-alat praktek,pengangkutan,tenaga pembantu dll.
13.12 Fasilitas Belajar.
Kategori ini mencakup berapa jumlah biaya per murid yang dapat
dikeluarkaan bagi penyediaan bahan-bahan belajar seperti pembelian buku-
buku pelajaran,peralatan labortorium,fasilitas-fasilitas olah-raga,kesenian
dll.
13.13 Kondisi Bangunan Sekolah.
Kategori ini menyangkut luasnya ruangan sekolah,daya tahan dan kondisi
didalamnya. Keadaan gedung sekolah yang sudah hamper ambruk,berlantai
tanah,atau dinding yang terbuat dari jerami dapat menimbulkan suasana
belajar yang kurang bergairah.
13.14 Pembiayaan Rutin.
Jadi si penilai proyek di bidang pendidikan terpaksa memperhatikan
probalitas dana APBN supayatetap tersedia di masa yang akan dating untuk
menutup biaya rutin sebuah sekolah,yaitu gaji guru,biaya pemeliharaan dll.
Pada dasrnya masalah ini menyangkut soal-soal makroekonomi seperti laju
pertumbuhan pendapatan negara(yang erat hubungannya dengan
pertumbuhan GDP dan variabel2 makro lainnya).
Sekian dan terima kasih banyak kepada semester VII(7) jurusan Pendidikan
Ekonomi dan ucapan terima kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI
MANADO,dan ucapan terima kasih banyak kepada Admin STKIP PGRI MANADO.
Bab.XIV(14). Evaluasi Proyek Di Bidang Kesehatan.
MK Evaluasi Proyek.
Pertemuan ke – XIV(14).
Semester VII(7) Jurusan Pendidikan Ekonomi
Hari,Rabu,09 Desember 2020
Jam 15.00 wita s/d selesai
Dosen Dr.Budi Satriyo,S.Pd,MM
STKIP PGRI MANADO.
14.1 Pendahuluan.
Menyangkut bentuk penggunaan sumber yang mempunyai salah satu atau lebih diantara ke empat
tjuan berikut ini ;
(1). Mencegah,membrantas,dan/atau mengobati jenis penyakit tertentu seperti
malaria,cacar,spilis,TBC,jantung,ginjal dsbnya.
(2). Mengurangi tingkat kematian.
(3). Memperbaiki gizi masyarakat.
(4). Mempengaruhi jumlah anak sehubungan dengan usaha keluarga berencana.
14.2 Identifikasi dan Perhitungan Biaya.
Biaya kesehatan ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat.Sebagaian pengeluaran pemerintah
untuk jasa-jasa kesehaatan dikembalikan oleh masyarakat berupa ongkos. Jika ongkos tersebut
dilambangkan dengan Ut dan biaya yang ditanggung oleh masing-masing pihak diberi tanda Cp
(biaya pemerintah) dan Cm(biaya masyarakat),maka biaya jasa-jasa kesehatan seluruhnya dapat
ditulis C = Cp + Vm- U.
Biasanya,baik Cp maupun Cm lebih besar daripada U artinya sebagaian pengeluaran
pemerintah tidak dikembalikan oleh masyarakat,sedangkan masyarakat menanggung biaya
tambahan di luar ongkos yang dibayarkan kepada pemerintah.
14.2.1 Biaya yang Dikeluarkan oleh Pemerintah.
Biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah pada dasarnya mudah dicatat dan diketahui ;
Pertama,karena biaya tersbut termasuk dalam anggaran belanja tahunan. Kedua,karena
penggunaan dana termaksud biasanya tercatat dalam laporan pertanggung jawaban. Biaya
pengeluaran pemerintah ini dapat digolongkan menurut ;
(1). Biaya pembelian barang-barang modal seperti gedung,kendaraan dan peralatan
kesehatan.
(2). Biaya operasional atau rutin yang mencakup gaji pegawai,perjalanan,biaya administrasi
dll.
(3). Subsidi kesehatan yang penggunaannya dilakukan melalui badan-badan sosial atau
swasta.
14.2.2 Biaya yang Dikeluarkan oleh Masyarakat.
Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat,keluarga-keluarga dan individu-
individu untuk jasa-jasa kesehatan lebih sulit diketahui daripada biaya yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
14.3 Identifikasi dan Perhitungan Benefit.
14.3.1 Benefit Pencegahan dan Pembrantasan Penyakit.
Program-program yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan penyakit dapat
beru[a program Vaksinasi massal untuk beberapa daerah atau regional tertentu
ataupun secara nasional,program penyemprotan dan pengeringan rawa dan
selokan,propaganda pemeliharaan kesehatan termasuk pembuatan kakus/wc
dan penyimpanan makanan,perbaikan dan penyediaan air bersih,rogram
kbersihan dan pembuangan sampah dsbnya.
Program-program dalam rangka pembrantasan penyakit dapat berbentuk
proyek pembangunan atau perluasan rumah sakit umum dan atau/ rumah
sakit khusus(spesialis),pusat-pusat kesehatan masyarakat(puskesmas) dan
poliklinik,balai kesejahtraan ibu dan anak,balai pengobatan dll.
Benefit proyek atau program sehubungan dengan pencegahan dan
pembrantasan penyakit pada dasarnya dapat digolongkan dalam 3(tiga)
bentuk ;
(a). Meningkatnya jumlah barang dan jasa yang dapat diperjual belikan.
(b). Berkurangnya biaya pengobatan pada masa yang datang.
(c). Meningkatnya kualitas hidup.
14.3.1.2 Penurunan Biaya Pengobatan.
Proyek pencegahan penyakit bertujuan melindungi orang dari penyakit tertentu,sehingga
dikemudian hari tidak perlu mengeluarkan obat-obatan. Dengan kata lain,program
pencegahan penyakit berarti juga penghematan biaya pengobatan pada masa yang akan
datang. Proyek pemberantasan penyakit berarti mempercepat penyembuhan orang-orang
sakit dan memperkecil kemungkinan penularan penyakit kepada orang-orang lain,yang
selanjutnya berarti penghematan biaya pengobatan untuk waktu yang akan datang.
14.3.2. Benefit Perbaikan Gizi.
Kekurangan gizi pada dasarnya merupakan pertanda jumlah dan mutu makanan yang
rendah terutama dalam bentuk kurang kalori dan protein,kekurangan vitamin,dan
kekurangan zat besi. Kekurangan gizi secara umum dapat menyebabkan merosotnya mutu
kehidupan,antara lain,dengan menyebabkan angka kematian yang tinggi pad bayi dan
anak-anak,terganggunya pertumbuhan badan menuunnya produktifitas kerja,gangguan
pada perkembanganya mental dan kecerdasan serta memungkinkan untuk lebih mudah
diserang berbagai jenis penyakit tertentu.
Usaha-usaha dalam rangka perbaikkan gizi dapat dilakukan melalui
kombinasiketia(ke3) alternative berikut ini ;
(1) Mendorong dan membantu para petani untuk menanam dan menjual jenis-jenis
makanan yang cukup mengandung gizi dapat dilakukan melalui proyek-proyek
pertanian.
(2).Menyarankan kepada konsumen,terutama ibu-ibu rumah tangga untuk mengubah
jenis dan cita rasa makanan serta perbelanjaan mereka kearah makanan yang bergizi.
(3).Meningkatkan distribusi dan konsumsi makanan2 pelengkap untuk menambah gizi
melalui subsidi pemerintah.
14.4 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
(1). Tingkat penyakit tertentu(jumlah orang yang mengidap penyakit dalam
setahun,jumlah orang hari bolos dari pekerjaannya karena sakit).
(2). Harapan hidup penduduk rata-rata pada saat kelahiran.
(3). Tingkat kematian bayi/anak 0-5 tahun.
(4). Jumlah dokter yang berfungsi per sekian penduduk (1.000 sampai 10.000 orang). Di seluruh
tanah air atau didaerah tertentu.
(5).Jarak lokasi rata-rata penduduk dari sebuah puskesmas,poliklinik dsbnya.
(6). Angka perbandingan yang mendapat air bersih(rata-rata jauhnya penduduk kota dari
sebuah kran pengambilan air).
14.5 Gizi Masyarakat.
(1). Jumlah kaloru intake rata-rata.
(2). Konsumsi protein/vitamin(garam per hari atau bagian keperluan minimum yang dipenuhi).
(3). Berat badan/ukuran lilitan lengan anak-anak pada umur x.
(4). Jumlah orang hari kelaparan karena musim kering atau bencana alam.
14.6. Keluarga Berencana.
(1). Jumlah aseptor per 1.000 perempuan dalam usia subur.
(2). Jumlah spiral yang dimasukkan dan pil atau konom yang dibagikan.
(3). Jumlah yang menarik diri dari penggunaan alat-alat tsb.
(4). Tingkat kelahiran per 1.000 penduduk.
(5). Jumlah anak rata-rata per keluarga.
Sekian dan terima kasih banyak kepada mahasiswa semester VII(7) jurusan Pendidikan
Ekonomi dan ucapan terima kasih banyak kepada Ketua STKIP PGRI MANADO dan
ucapan terima kasih kasih banyak kepada Admin STKIP PGRI MANADO,materi evaluasi
Proyek saya nyatakan sudah selesai menunggu bulan Januari 2021 akan UAS(ujian Akhir
Semester) ,selamat mengucapkan Hari Natal dan Tahun Baru,saya akhiri bila saya
selaku dosen ada kesalahan mohon dimanfaafkan sekian selamat sore.
Bab.XV(15) STRATEGI PERENCANAAN DAN EVALUASI PROYEK.
MK.EVALUASI PROYEK
PERTEMUAN KE-15
SEMESTER 7,JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
HARI RABU,16 DESEMBER 2020
JAM 14.00 WITA S/D SELESAI.
DOSEN DR.BUDI SATRIYO,S.PD,MM
STKIP PGRI MANADO.
Pendahuluan.
Pokok yang mendasari pendekatan perencanaan dan evaluasi proyek dalam
setiap bidang yang dibahas selama ini adalah penyusunan program investasi yang
akan memaksimalkan kesejahtraan rakyat. Tugas penilai proyek yang bebas dari
kepentingan itu adalah mengambil alih data dari semua pihak,menilai
mutunya(memutuskan sampai berapa jauh data tersebut dapat dipercaya),serta
menyarankan langkah yang perlu diambil guna mengisi lowongan sesuai
keterangan yang tersedia sebagai dasar pengambilan keputusan tentang proyek.
15.2 Sumber kepentingan Pribadi dalam Pelaksanaan Investasi.
Desakan untuk menyetujui dan melaksanakan proyek tertentu ataupun
menentukan susunan proyek menurut skala,waktu/tempat pelaksanaan,teknologi
dsb,berasal dari 5(lima) jenis sumber ;
1). Leveransir Sarana produksi.
Sarana produksi dapat berupa bahan baku,bahan penolong atau-paling sering-peralatan modal yang
dipakai dalam proyek. Perusahan2 multinasional(multinatioan corporations) yang menghasilkan
mesin2,pembangkit listrik,kapal laut,pesawat udara,traktor,sentral telopon dll sering menawarkan jasa
perencanaan berupa feasibility study dalam rangka membantu pelanggannya untuk memutuskan jenis
investasi yang akan dilaksanakan atau peralatan yang akan dibeli.Ilmu pemasaran(marketing) dalam
rangka ekonomi perusahaan menekankan usaha menyakinkan pelanggan bagi keperluan itu.
2). Pemakai hasil produksi proyek.
Hasil suatu produksi dapat dimanfaatkan oleh konsumen jenis barang tertentu,pemakai prasarana
pengangkutan atau tenaga(energy),penerima benefit jasa pendidikan atau kesehatan dsbnya.Sering
terjadi bahwa pemerintah mengenakan pajak yang tinggi terhadap barang-barang impor demi melindungi
proyek industry besar, sehingga proyek tsb dapat menaikkan harga jualnya. Dalam hal ini,pembeli jenis
barang tsb jarang termasuk kelompok pembina proyek. Dilain pihak,apabila proyek akan ; (1).
Menyediakan suatu jasa yang dulu belum tersedia atau(2). Menurunkan biayanya secara berarti,maka
golongan pemimpin politis yang mewakili kepentingan para pemakai akan melakukan segala usaha untuk
menyakinkan pembuat keputusan mengenai baik tidaknya proyek dari segi ekonomis.
3). Para pejabat di lingkungan instansi pelaksana proyek. Kelompok ini terdiri
dari staf yang diangkat menjadi pimpinan proyek secara langsung(atau yang
mempunyai harapan untuk diangkat),sampai menteri,dirjen,direksi
perusahaan negara serta pembantunya di bidang yang bertanggung jawab
secara umum terhadap proyek.. Kepentingan pejabat-pejabat ini bersifat
ekonomis-gaji,bagian dari ongkos proyek,lain-lain-dan/atau menyangkut cita-
cita pimpinan untuk memperluas kekuasaan/jangkauan kegiatan birikasinya.
4). Penduduk mencari kesempatan kerja pada proyek.
5). Pimpinan politis pada tingkat nasional. Dapat juga terjadi,pimpinan politis
membina investasi agar menjadi terkenal dan demikian memperkuat
kedudukannya tanpa adanya pengertian tentang keuntungan sosial proyek tsb.
15.3 Tahap Perencanaan dan Evaluasi Proyek.
15.3 Tahap Perencanaan dan Evaluasi Proyek.
Proses perencanaan dan evaluasi investasi negara di masing-masing bidang dapat dilakukan
melalui 4(empat) tahap ;
A). Study sectoral yang bertujuan menentukan kebijaksanaan pengembangan bidang tsb,termasuk
garis-garis besar kebijaksanaan investasi negara dan identifikasi berbagai peluang investasi.
B). Reconnaissance survey,yang mencakup peninjauan secara lebih terinci mengenai rangkaian
peluang investasi demi memilih salah satu atau beberapa diantaranya yang paling memberi
harapan dari segi keuntungan sosial.
C). Feasibility study,yang mendefinisikan proyek atau program tertentu,untuk
melaksanakan,menentukan bentuk proyek/program menrut skala,tempat,jadwal pelaksanaan dan
teknologi dan memperkirakan biaya yang diperlukan sebagai dasar untuk mencari sumber
pembiayaan;dan.
D). Master Plan,yang menentukan rencana rinci bagi pelaksanaan proyek bilamana aspek
pembiayaannya sudah terjamin.
15.4 Uraian Tugas.
Penyusunan uraian tugas(terms of reference) yang cocok untuk study tentang
proyek,entah reconnaissance atau feasibility,termasuk jenis ktrampilan yang paling
penting bagi penilai proyek. Pada hakekatnya tujuan uraian tugas adalah untuk
menjamin agar konsultan atau pihak lain yang terlihat dalam studi dapat mencari
jenis informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan objektif tentang benefit
netto proyek serta ciri-ciri yang akan memaksimalkan benefit tsb. Jenis informasi
lain yang hendak dicari tetapi sering dilupakan menyangkut pengalaman masa lalu
dari proyek serupa di dalam dan luar negeri.. Jadwal pelaksanaan yang
sebenarnya,jumlah biaya investasi serta biaya tahunan eksploitasi dan
pemeliharaan yang sebenarnya,dibandingkan dengan jumlah yang
direncanakan(setelah memperhitungkan inflasi harga umum); jenis hambatan yang
dihadapi dalam pelaksanaan proyek-data ini sangat relevan dalam menilai proyeksi
yang diberikan mengenai proyek baru.
Berikut ini adalah berbagai contoh yang menjelaskan jenis permintaan informasi yang penting
untuk uraian tugas bagi reconnaissance survey atau feasibility study sehubungan dengan proyek di
bidang-bidang tertentu,
1). Perkebunan rakyat.
Apakah dasar perkiraan dalam alporan studi tentang dukungan terhadap proyek yang dapat
diharapkan dari pihak petani(presentase penduduk yang akan ikut serta dalam tenaman tersebut ?
Apakah implikasi pengalaman di Indonesia selama ini tentang rendemen yang dicapai petani dalam
keadaan normal dilapangan(dibandingkan dengan rendemen pada lembaga penelitian ) ?
2). Industri.
Bagaimana pengalaman di negara berkembang lain yang pernah mempergunakan teknologi yang
dianjurkan untuk proyek yang bersangkutan? Lamanya masa break in,mutu hasil produksi
dibandingkan dengan impor,tingkat proteksi dari impor yang diperlukan demi menjamin
rentabilitas,nilai tambah pada border price serta domestic resource costnya ?
3). Kesehatan.
3. Kesehatan.
Apakah dampak kegiatan yang serupa di tempat lain pada angka penyakit dan kematian?
Bagaimana bahayanya bila ketahanan kuman terhadap obaat menjadi bertambah sebagai
akibat system distribusi obat yang dipergunakan?
15.5 Pilihan Pelaksana Studi.
Tahap selanjutnya dalam perencanaan proyek adaah pilihan pelaksana studi. Dalam hal
proyek yang ruang lingkupnya melebihi suatu tingkat minimum tertentu,Tenaga ahli yang
diperlukan untuk membuat studi tidak tersedia pada instansi penyelenggara
proyek/instansi pemerintah yang bersangktan dan jika tersedia tdk dpt dilepaskan dari
tugas lainnya untuk mencurahkan perhatian secara ekscklusif kepada proyek tsb selama
beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Ternyata banyak factor yang membuat para konsultan cenderung berat sebelah untuk
pihaknya ; jadi pihak local hendaknya berhat-hati dalam pilihannya,sumber utama
kecenderungan tsb dapat dibedakan atas ;
1). Terdapat kaitan komersial antara konsultan dengan calon pemasok barang dan/atau jasa untuk
proyek.
2). Konsultan sering diperkerjakan oleh instansi yang bermaksud menguasa proyek sesudah proyek
dilaksanakan,biasanya kecenderungan insatnasi tsb dipahami oleh konsultan dan sebagai timbal balik
dia berusaha untuk menyenangkan pelanggannya.
3). Dari segia konsultan,daya Tarik utama suatu tugas studi biasanya bukan ongkos studi itu
sendiri,melainkan kesempatan memegang peran dalam tahap desain dan pengawasan pelaksanaan
proyek yang nilainya beberapa kali lebih besar daripada ongkos studi.
15.6 Pengawasan Pelaksanaan Studi.
Keikutsertaan tenaga penilai dalam perencanaan proyek hendaknya jangan terbatas pada pilihan
konultan serta pemeriksaan laporannya,sebaliknya,penilai seharusnya mengawasi pelaksanaan studi
selama semua tahap sampai dengan prjanjian laporan.,apabila penilai Proyek ingin menjamin bahwa
suatu proyek memenuhi kreteria ekonomi yang dikemukan ia perlu ikut dalam dialog dengan konsultan
serta terlibat langsung dalam pengawasan pekerjaannya,kalua tidak demikian maka sekali lagi dapat
terjadi dengan mudah bahwa penilai proyek pada suatu ketika menghadapi kenyataan yang sulit
diubah,berupa proyek dalam bentuk akhir yang kerena satu dan lain “harus” dilaksanakan secepatnya.
1