Anda di halaman 1dari 7

Pramuka vs Risiko

Manajemen Risiko di Pramuka


Risiko dalam kegiatan Pramuka
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan nonformal di alam terbuka
bersifat menarik dan menantang sesuai dengan perkembangan fisik dan
psikis peserta didik. Layaknya kegiatan alam terbuka lainnya, Pramuka pun
juga tak lepas dengan risiko. Dan risiko tersebut mulai dari yang skala
ringan hingga yang bisa mengakibatkan kematian.

Gerakan Pramuka seringkali menggunakan kegiatan di alam terbuka


sebagai sarana pembelajaran untuk melatih kemandirian, kedisiplinan,
kerjasama, meningkatkan tantangan dll. Metode ini tentu saja mengundang
risiko luka, terkilir, bahkan kematian jika tidak diantisipasi sebelumnya.
Risiko dan Manajemen Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko adalah akibat yg kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan.

Untuk mengurangi risiko selama kegiatan, aktivis Pramuka hendaknya


mampu untuk mengenali, mengurangi dan mengontrol risiko itu
sendiri. Tentunya, jika peserta didik tidak merasa nyaman dalam
kegiatan maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Untuk itu,
diperlukan pengetahuan tentang manajemen risiko dimana
keselamatan menjadi tujuan utama. 
3 tahap dasar dalam manajemen risiko
kegiatan di luar ruangan
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko meliputi identifikasi terhadap segala sesuatu yang
menimbulkan ancaman atau bahaya yang bisa menimbulkan atau
menyebabkan kecelakaan. Tiga faktor utama dalam identifikasi
risiko kegiatan di luar ruangan adalah peserta,
perlengkapan dan lingkungan.
Misalnya, kegiatan panjat tebing dan abseiling, berikut contoh tabel
yang diperlukan:
2. Pengenalan Risiko
Pengenalan risiko menitikberatkan pada penentuan tingkat risiko.
Penentuan tingkat risiko dipengaruhi oleh jumlah risiko dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan.

3. Pengurangan Risiko
Strategi untuk mengurangi risiko kegiatan di luar ruangan meliputi :
a. Pembuatan kebijakan keselamatan dan aturan main yang jelas
b. Menjelaskan risiko kepada peserta
c. Memahami peserta
d. Pelatihan staf untuk membantu kelancaran materi
e. Pemilihan, pengawasan dan perawatan perlengkapan
Setelah melakukan tahap-tahap di atas, baru kemudian dibuat strategi manajemen
risiko.
Tabel berikut mungkin bisa membantu penyusunan manajemen risiko untuk
kegiatan di alam terbuka.

Anda mungkin juga menyukai