Anda di halaman 1dari 138

State Responsibility

• 1. Nature And Kinds of State Responsibility


• State Responsibility adalah Internationally wrongful
acts .
• In the strict sense: “Act or omission” yang melanggar
hukum internasional. Contohnya ; “trans border
environmental damages “
• “Injured state” berusaha mendapatkan “ Satisfaction”
melalui diplomatik channel dan biasanya “responsible
state” meminta maaf dan tidak akan diulangi lagi.
• “Satisfaction” berbeda dgn “reparation”yaitu
reparation adl menganti kerugian
(compensation) sebelum “an international
arbitral teribunal”.
• Sedang dibahas :ILC membahas “ International
Liability for Injurious Consequences Arising
out of Acts not Prohibited by International
law”
• Ultra hazardous activities , Nuclear experiment , risk
terhadap the environmental of the earth , itu
dimunkinkan untuk memaksakan consultation untuk di
tindak lanjuti .
• This principle of the Internasional responsibility of
federal state yang dilakukan oleh state adalah :
• a. Berkaitan dgn federal state sama dengan federal
organ;
• b.rasional bahwa federal state tidak berkaitan langsung
dgn komponent ybs.
•Defences and Justifications
•International Law Comision mengakui draft articles sebagai berikut defences:
•a. Tindakan yang terjadi pelanggaran di satu negara disebabkan oleh negara lainnya.
•b. consent dari negara yang melanggar .
•c. tindakan yang diperbolehkan oleh hukum internasional tidak melibatkan angkatan darat .
•d.Situasi yang menghambat “ a force majeur” dari extreme distress dan bukan bagian dari
“official concerned”.


• Pada tahun 1980 an,ILC mengeluarkan article
berjudul :“ the justification , respectly, of
necessety and self defence”. The draft pasal 33
mengungkapan pembatasan “the defence”
sbb :
• 1. State dapat tidak menjalankan, state yang
menolak pelanggaran yang terjadi sesuai dgn
kewajiban internasional dari state , kecuali :
• a. Tindakanya berarti melakukan safeguarding
of essensitial ineterest of state yang melawan
kejahatan;dan
• b.tindakanya tidak seriusly impact kepada
essesial interest of state yang mempunyai
kewajiban.
• 2.Dalam setiap kasus, state tidak
bertanggunjawab dgn alasan melepaskan
“wrongfulness”:
• Jika international obligation state yang tidak
timbul dari pedoman international law , or
• Jika international obligation dari negara tidak
berdasarkan treaty yang secara explisit atau
implisit mengeluarkan state dari
obligationnya .

Reparation may range in the form from responbility for Breach
of Treaty ,or in Respect of contractual Obligations ;
Expropriation of Property.
• According to Permanent International Court of Justice
:Chorsow factory (Indemnity) Case , principle of
International law “ any breach of an engagement involves an
obligation to make reparation’. Tergantung pada “the nature
of illegality and serius of the conseqencus reparation may
range in the form from apology , punihsment of indiwidual
responsibility for unlawfull act”; and to restitution in kind or
payment of monetary compensation.
• Berbeda dgn kontrak bersisi host state lawan
citizem /coprporation .Such kontrak typically
governed by Municipal law. Breach of contract
tidak menyebabkan breach of international
law kecuali extrenous contarct . Suatu negara
membuat imply contrack,akan mengobserve
arangment with Citisen contohnya ICJ in “the
Anglo Irian Oil case” mensyaratkan “imply
contract”.
• Seorang private contractor juga mencari agar
contrak ditambahkan satu kalimat menjadi
“internasional” dengan kata lain, menjadi kontrak
yang terikat secara internasional (Arbitaration).
• Responsibility of state untuk mengambilih “alien
property” sangat berbeda . Concessionary
contracts, jika dikaitkan dgn state misalnya :
mining, manufacturing, transportation,utilities and
communication and utilitiy.
• Di abad 19 , expropriation of property menjadi
basis untuk malakukan klaim. Di zaman sekarang,
control state yang makin meluas membuat tidak
mungkin untuk melakukan klaim . Ini moment
telah merefleksikan serie dlm Sidang UMUM PBB.
• Bahwa setiap negara mempunyai hak untuk
memanage ekonominya sendiri. Resolusi tentang
Permanent Sovereignty Over natural Resources
1962 , Sidang Umum menyatakan :
• “ Nasionalisation , expropriation or requisitioning
shall be based on the grounds or reasons of public
utility , security or the national interest which are
recognised as overriding purely indiwidual or
private interest , both domestic and foreign. In such
cases the owner shall be paid appropriate
compensation in according with the rules in force in
the state taking such mesures in the exercise of its
souverignity and in according with international
law..”
• Suatu usaha telah dibuat pada tahun 1973
Rights and Duties assosiaciate with concep of
‘The new International Economic Order ‘mau
menghilangkan konsep “ public purpose
requirement . Tetapi formulasi itu tidak bisa
diterima oleh arbitrater tribunal .
• Praktek, dokrtin dan case law memperlihatkan
bahwa exproriariation of foreign property
harus :
• 1.untuk kepentingan publik diwujudkan dgn national
policy ;
• 2. tidak mendiscriminasikan dgn allien atau orang yang
berbeda warganegaranya;
• 3. tidak melibatkan comssion ;
• 4. disertai dgn pembayaran.
• Dibedakan antara adjudging appropriate reparation
diantara “lawfull and unlawful” expropriation sbgmn
maksud dibawah ini.

• Dimana monetary compensation meliputi “value
assets” tetapi juga “loss of expected profit”. Untuk
lawful taking standard of compensation, bervariasi
settelementnya mempunyai aspek : Prompt ,
Adequate , and efective refered to Hull Formula.
Setelah US Seceretary of state Cordell Hull’s tidak
selalu negara berkembang dpt membayar in full
dan “adequacy” memerlukan akumulasi profit
yang sudah lama yang bertahun –tahun .
• Cenderung untuk dipengaruhi secara negativ
apa yg disebut dgn “unjust enrichman” ,jika
para businessman menilai on “going concern
value” seperti halnya : phisical asset of
entreprise , mis Contract, patents , good
will,dan future prospect tetapi tidak ada
kaitannya dgn loss of future earnings dalam
case expropriation yang unlawfull.
• Didalam case “ expropriation”, the
expropriation state harus membayar
compensasi berkaitan dgn lawful
expropriation , in addation to : membayar
damages untuk setiap loss yang dialami oleh
pihak ybs.
• H. Youmans Claim , US v Mexico , General
Claim Comission (1926)
• Facta:
• Sebuah keributan yang terjadi di kota Mexico antara Connely,
American National , the Engineer manager project membuat
tunnel dengan Buruh.The House dimana Connely hidup
dikelilingi oleh 1,000 people . Didalam house with Connely
terdapat 2 org Amerika. Mereka meminta kepada walikota
untuk dapat perlindungan. Walikota tidak berhasil
membubarkan para demostran, kemudian Walikota kembali
ke kantor dan memerintahkan pasukan untuk membubarkan
para demostran. Pasukan tersebut “ open fire” pada the
house tsb, mengakibatkan seorang Amerika terbunuh.
• Conelly dan kawanya dipaksa untuk
meninggalkan the house dalam perjalanannya,
mereka terbunuh. Claim diajukan oleh
Youmans ‘s son on the basis bahwa
pemerintah Mexico bertanggungjawab sebab
sebelumnya mereka minta mengajukan
mohon perlindungan untuk melindungi orang
Amerika.
• Keputusannya :
• Pemerintah Mexico bertanggunjawab atas
terbunuhnya seorang Amerika
• Mesikupun, ordernya dari walikota tidak
ditaati oleh pasukanya .

• Barcelona Traction case , Belgium v Spain 1970
• Facta :
• Belgium membawa kasusnya atas nama belgian
national yang mempunyai saham majority di
Barcelona Traction Light and Power Company
ltd; In addition , perusahan tsb dibangktutkan
oleh spanish court pada tahun 1948 kemudian
akibat dibangkrutkan tsb consequencinya
ditangung oleh Perusahaan.
• Pada awalnya Canada intervensi , tapi kemudian
mundur. Spanish menolak gugatan Belgia dgn
alasan bahwa yang “injury” adalah
perusahaanya bukan Belgian; sehingga Belgian
tidak mempunyai The Locus standi untuk
membawa claim tersebut .
• Keputusanya :
• Belgian mewakili shareholders tidak ada kaitan
langsung dgn perusahaan ybs.
• Gut Dam Arbitration 1969
• Facts :
• Gut Dam dibangun oleh Canada dengan
persetujuan US yang melintasi wilayah
perbatasan Canada dan Amerika Serikat .Airnya
di the Dam mencapai ketingian tertentu
sehingga menyebabkan “damage” kepada
pemilik property di Amerika serikat. Foregin
claim ke International arbitase tribunal
• Keputusanya:
• The Tribunal mengakui bahwa terdapat
kesalahan dalam pembangunan Dam tsb , dan
menganti kerugian ke Amerika serikat $
350,000 in full settelement.
• Calvo Clause
• Calvo seorang jurist di Argentina . “ Under such clause “
foreign concessionerry melepaskan protection atau
assistance dari pemerintahnya “in matters” yang berasal
dari contarcnya.
• “ The contractor and all persons , who, as employees in any
other capacity, may be engaged in the execution of the
work under this contract either directly or inderectly , shall
be considered as Mexican in all matters , within the
republic of Mexico, concerning the execution of such work
and the fulfilment of this contract.
• “They shall not claim , nor shall they have , with
regard to the interest and business connected with
this contract , any other rights or means to enforce
the same than those granted by the laws of the
republik to Mexican , nor shall they enjoy any other
rights than those established in favour of Mexicans.
They are qonsequently deprived of any rights as
aliens, and under no conditions shall the
intervention of foreign diplomatic agents be
permited , in any matter related to this contarct.”
• Case study :
• Corfu Channel Case (Merits) , UK v Albania 1949
• Kapal perang inggris melewati corfu channel yang
terletak di laut Albania . Di selat tsb sedang dilakukan
penambangan , dan kapal tersebut terkena
“tambang”.
• Kedua negara tsb mengajukan ke ICJ , pertanyaan :
Apakah albania bertanggungjawab terhadap explosion
di laut Albania , selajutnya Albania harus mengganti
kerugian apabila bersalah.
• Texaco Overseas Petroleum co and California Asiatic
Oil co v Libya Award on Merits (1977) 53 ILR 389
• The US complain atas nama Texaco pada tahun 1973
dan tahun 1974 , Libya menasionalisasi concession .
Under ILC it was to be :
• … governed by and interepated in accordance with the
principles of the law of Libya Common to principles of
international law and in the absence of such common
principles then by and in accordance with the general
principles of law
• Inccluding such of those principles as may
have been applied by international tribunal.
• The disputes kemudian di serahkan kepada
Prof Dupuy yang beralasan , bahwa municipal
law tidak menjadai alasan diterapkan .
• Keputusan : appropriate remedy , Libya agree
mensupply Texaco dgn Crude oil selama 15
bulan atau senilai US76 Million.
• Apakah UK telah melanggar kedaulatan Albania?
• Keputusannya:
• The ICJ mengakui bahwa dibawah international
customs mengakui kapal parang inggris bisa
memasuki perairan pedalaman asalkan “ innocent”.
• Albania menguasai jurisdiksi dalam daerah
diwilayahnya. Penambangan tsb di internal water
Albania, sehingga Albania mempunyai jurisdiksi
atas penambangan tsb.
• Hague Convention 1907 , No VIII :
• …” the principles of freedom of maritime
communication and every states obligation not
to knowingly allow its teritory to be used for
acts contrary to the rights of other states”
• The court menyatakan bahwa Albania
bertanggungjawab atas explosion yang telah
terjadi yang mengakibatkan human life terluka
,sehingga harus memberikan kompensasi.
• Application of the convention on The
Prevention and Punishment of the Crime of
genocida ( Bosnia and Herzegovina v Serbia and
Montenegro)
• Facts : The case berkaitan dgn 1948 Convention
on the Prevention and Punishment of the
Crime of genocida pertanyaanny: Apakah serbia
melakukan pelanggaran yang dituduhkan sesuai
dgn Geneva Convention ttg Genocida.
• Yang berawal dari FRY ( Federal Republik of
Yugoslavia) dan serbia merupakan bagian dari
federasi tsb.
• Yugoslavia menolak bahwa The Court tidak
punya yurisdiksi , penolakan tsb tidak diakui
oleh court.The court menolak applikasi dari
Yugoslavia, Pengadilan berwenang untuk
meneruskan tsb.
• Keputusan :
• The Court pada akhirnya menetapkan bahwa
serbia mengalami kegagalan untuk mencegah
genocida , dan serbia telah gagal untuk
berkerjasama dengan ICTY ( Komisi pencari fakta
ttg genocida).
• Serbia sebagai state tidak terlibat dalam Genocida
, tapi terjadi genocida maka perlu dicari siapa
yang menjadi dalangnya yaitu : general Molkovits
• Chorzow factory Case ( Claim for idemnity case ) ,
( Germany v Poland) ( Merits) 1928
• Facts:
• The cases sebuah persoalan antara Germany dan
Polandia. The Polish government telah mengambil alih
sebuah perusahan nitrate factory dan itu dianggap
bertentangan dgn Geneva Convention pada 1922
antar Germany dgn Poland tentang Upper Silesia.
German government mencari indemnity ke Poland
sebagai pengganti yang dialami oleh Perusahaan ybs.
• The PCIJ memutuskan bahwa “under customary law “ yang
melakukan pelanggaran atas kewajiban perlu mengganti
kerugian. Estimasi adalah damage yang disebabkan
tindakan bertentanagn dgn Property rights dan interest of
the owner.
• Ini harus diterima menurut Jurisprudensi , damage
• get the amount of debt and obiligations adalah merupakan
tanggungjawab.
• The court mengambil keputusan bahwa German
Government akan mendapatkan kompensasi secara
limited.
• “There was establish” for International
paractice , dalam bentuk lump sump.
• Legal consequences of The Construction of a union
in the Occupied Palestina Teritory Advisory 2004.
• Facts:
• Sidang Umum Resolusi ES 10/14 diangkat pada
tanggal 8 Dsember 2003, di serahkan pertanyaan
pada ICJ :
• “ What are the legal consequnces arising from the
construction of the wall being built by Israel, the
occupying power , in the occupied …
• Palestina teritory, including in and around East the
Jerusalem , as discribed in the report of sekrectary general ,
considering the rules and principles of international law ,
including the Fourth Geneva Convention of 1949 , and
relevant Security Council and General asembly.
• Keputusan :
• That constuction , along with the measures taken previously
, thus severely impedes the exercise by the palestina people
of its right to self determination , and therefore a breach of
israel ‘s obligation to respect that rights.
• The ICJ not only enggage in detailed
examination of the circumstances of the case ,
but also elaborate in detail on the legal
consepts , showed their application to the
facts and drew the necessary conclusion from
such application.
• North American Dredging company Claim ( 1926)
• Facts:
• The case muncul pada saat agreement dibuat
diantara Dredging company dan Mexico
government. Agreement adalah berakibat
company tsb diatur oleh Mexican law.
• The company mengalami gangguan hak foreigner
di Mexico dan under circumstances US Diplomatik
intervention in matter relating contract.
• Keputusan :
• The general claim commission memutuskan bahwa
US tidak bisa menclaim bahwa the company
merupakan jurisdiksinya.Keputusan tsb menyatakan
bahwa individual “ could not deprive his national
state of its undoubted rights of affording diplomatic
protection because its Government ferequenly has a
larger intereast in maintainning the priciple of
international law than in recovering damages for
one of its citicens.”
• Key principles :
• A state has a responsibility to protect other
state from injurious acts originating within its
jurisdiction.A tribunal may apply , as the
approriate law ---domestic as well as
international ---and practice , in resolving a
dispute.
• Trail Arbitartion United States v Canada ( 1931- 41)
• Facts ;
• Pada tahun 1896 sebuah company smelter di
bangun di British Columbia. The smelter telah
diperoleh di tahun 1906 oleh Consolidated Mining
and Smelting Company of Canada ltd.
• The company continue beroperasi mulai tahun
1925 sampai sekurang kurangnya 1937 dgn
sulphur dioxide merusak di Wasington US.
• Awalnya, usaha untuk menemukan permasalahnya,
maka dibentuklah Joint Comission bagaimanapun, tidak
begitu sukses di tahun 1935 Canada dengan Amerika
negosiasi berdasarkan specif Abitration agreememt. The
Tribunal berhadapan sejumlah pertanyaan :
• Apakah terjadinya sulphur dimulai pada saat berdirinya
perusahan di tahun 1932? Jika demikian, bagaimana
sistem ganti ruginya?Bagaimanan mengurangi damage
in the futeure /bagaimana mengukurnya standar yang
dipakai apa?
• Keputusannya :
• .. Found no state had the rights to use or
permit the use of its territory in such manner
so as to cause injury by fumes to the teritory of
another , or to the property or persons within
that teritory. This was the case when serious
conseqence ensued and injury was established
by cleares and convincing evidence.
• Responibility For International Delinquecies
( Wrongs Unconnected With Contractual
Obligations )
• In Practice, sebagian besar kasus State
Responsibility, seakan –akan kejahatan yang
telah di “committeed “ oleh State. Kejahatan
tsb adalah tidak “pure” berasal dari
contractual obligation. Kejahatan tsb seringkali
disebut “minor crime”.
• Bagaimana dampak pada inwidual for “minor crime”
tsb.
• Sebagaian besar kasus tsb “injuries’ yang
disebabkan warga negara keluar negeri. “These
injuries” ada bebagai macam misalnya :’injuries
terhadap property karena “riots”,personal injuries
,penangkapan oleh authoritas local etc. Dgn Kata
lain,seseorang yang tinggal di LN harus
menyerahkan kepada “law” setempat , bukan
berarti hukum internasional tidak ada.
• Contohnya: Duty for state menyediakan judicial
remedies for damage ,and Duty to protect Warga
Negera dari Injuries.
• Itu dapat dikatakan bahwa menurut hukum
Internasional seorang asing perlu menikmati
enjoyment of life , kebebasan dan property tetapi
sulit untuk di “define”.
• Pada subject to “ international minor crime” , itu
sangatlah penting untuk menerapkan “
imputability”.for exmaple ; jika agency state x
menyebabkan injuries citizen of state y maka yang
melanggar hukum internasional tecnically state X
• Menyebabkan injuries state y maka yang
melanggara hukum internasional adalah State
X kepada State Y. Apa yang dimaksud dalam
hal ini adalah organ state X telah commited
“Wrongful act” maka yang melanggar hukum
internasional adalah “Imputed” dari organ
state X . Jadi, imputabilitty adalah hasil dari “
intelektual operation” yang perlu untuk
“beridge the gap “
• Diantara “minor crime dari organ tertentu, dan
attribution of “breach and liability “ to the
State”.
• Menurut hukum internasional , breach of duty
by state dapat di “imputetability” ke state ,
meskipun menurut hukum local.
• Imputability tergantung pada 2 keadaan :
• a. Conduct dari state organ adalah “breach
obilgation”dari rule of “hukum internasional”
b.menurut hukum internasional “ the breach tsb attributed ke
state .

•Itu hanya “breach” of imputable menjadi , responsibility international


sebagaimana :
•“….the atribution of an act or omission to the state as an internasional
legal person is an operation which of necessary falls within the scope of
international law. As such it distinct from the pararel operation which
may, but need not necessarly take place under internal law.”
•Dalam pendirian state responsibility beberapa saran sbb :


• 1. Penting untuk menetapkan apakah state organ atau
official melakukan kegiatan atau tidak melakukan apa –apa
karena tidak mempunyai authorites “under” hukum local ,
dimana a specific instruction dari superior sdh berkerja.
• 2. Jika ditemukan bahwa state organ atau official
mempunyai such authotry , kemudian apakah breach of
duty is not imputable under international law . Disini ,
international law bertindak secara autonomously
.Contohnya, state organ melewati batas kewenagan yang
diberikan oleh hukum local , international law (less)
imputablity liability to state.
• Youman case
• Letnan of state forces di kota Mexico
diperintah oleh walikota supaya membubarkan
demostrasi dan menghentikan serangan kepada
Warga negara Amerika. The troop datang
membubarkan demostrasi, tetapi melepasakan
tembakan ke Rumah tsb sehingga menewaskan
seorang Amerika. The troops ternyata “dis
obey” terhadap perintah walikota tsb.
• Keputusanya : Dalam hal ini pemerintah Mexico telah
bertangunjawab “ wrongful acts” yang dilakukan oleh
the Troop , telah bertindak membunuh orang Amerika
tsb.
• 3.But, Jika state organ tidak mempunyai wewenang
under local law , dengan demikian tindakan tersebut
completely “ultra vires “tidak ada imputation liability
yang mucul. Dimana state yang commited ultra vires, itu
tidak mewakili state . Report dari League of Nations yang
tidak dapat dikenakan ( Imputability) State :
• “If the act of the official is accomplished
outside the scope of his competence, that is to
say , if he has exceeded his power , we are then
confronted with an act which judically speking ,
is not an act of the state. It may be illegal , but
from the point of view of international law , the
offence can not be imputed to the state”.
• Jika state menfasilitasi terjadinya the ultra vires
maka state tidak bertanggungjawab .
• 4.Bilamana illegal act commiteed oleh Warga
negara bukan oleh organ maka not imputed
liability , for the doctrin of imputability
delinquence telah terjadi pada saat warga
negara tsb bertindak atas nama state.
• Contohnya. Teororist bertindak atas nama
sebuah negara , maka sebuah negara host
state “to try to punish them”.
• Contohnya private indiwiduals mempunyai ,sebelum
tribunal , misalnya alien dalam kaitannya dgn “mob riot”. Itu
hanya “guility” breach of good faith atau telah lalai
mencegah suatu “riot”. Jika state melindungi “alien property
“, itu merupakan duties dari kewajiban internasional . Untuk
menquote League of nations sub comimiteed mentioned:
• “ Damage suffer by foreigner in case of riot , revolution or
civil war doesnot involve international responsibility for the
state. In case of riot ,however,the state would be responsible
if the riot directed against foreigner , as such , and the state
failed to perform its duties of surveillance and repression. “
• Thus a state akan bertangungjawab apabila
mob atau riot menstimulasikan terjadinya mob
atau riot , dan tidak dilakukan pencegahan.
• Didalam draft yang diadopsi pada tahun 1973
-1975 state responsibility tidak berubah, dalam
sesion 32, tahun 1980. ILC mensarankan bahwa
Imputability maupun attributlaty seharusnya
diperluas antara orang dgn activitas :
• First , didalam paragraph 2 article 7 :
• “ The conduct of an organ of an entity which is
not part of the formal structure of the state or
of a teritorial government entity , but which is
empowered by the internal law of that state
to exercise elements of the governmental
authority , shall also be considered as an act
of the state under international law , provided
that organ was acting in that capacity in the
case in question”.
• “Maksudnya adalah mengcover entities sebagai public atau
public entity corporations , “ empowered to exrcise
government authority , ILC’view bahwa a state tidak bisa
menghindari dari tanggungjawab internasional hanya some
elements dari government authority bertindak tidak
“proper”. The ILC describe “ empowered by the internal law
of that state to execrcise elements of the governmental
authority because real commom feature was that they were
“ empowered” , if only exceptionally and to limited extent ,
to exercise specified functions which are akin to those
normally exercise by organs of the state.”
• Second, draft article 8 telah membuat attributed of
the state dalam tindakan berdasarkan kuasa dari a
state :
• The Conduct of a person or group shall also be
considered as an act of the state under international
law:
• a. bahwa person atau group of person acting atas
nama negara ; atau
• b.such persons or group of persons bertindak diluar
kewenangan state .
• Paragraph a di New Zealand ada
penenggelaman kapal Rainbow Warrior
dilakukan oleh agent dari Agen dari
pemerintah Perancis di “internal waters” NZ
pada bulan juli tahun 1985. Perancis mengakui
kesalahan dgn dokrtin “immunity of
attribution” bahwa agen tsb berstatus sub
ordinate . Mengapa? Menghindari criminal
charge oleh New zealand .
• General principles as to protection of citisen aboard .
• The rules of state responsibility mempunyai dua unsur
sbb :
• i.the right of state responsibility under this head
depend on keeping a balance between :
• i. Hak dari negara untuk mengexercise yurisdiksinya
bebas dari control negara lain dalam wilyah teritorinya.
• Ii.hak negara untuk membela warga negara diluar
negeri.
• Seringkali claims berdasarkan “denial of justice” , misalnya, a.
Maltreatment in Gaol (mistreatment in prison)b.penyitaan
property yang tidak adil c.improper procedure pengadilan ( tidak
ditanggapi claimnya).
• Di Chattin Claim ( 1927) the United States vs mexico general claim,
denial of justice :
• “ Irregularity of Court proceedings is proven with reference to
absence of proper investigation , an insuffifiency of confrontation,
witholding from the accused the opportunity to know all of the
charges brought against him , undue delay of the proceeding s,
makings the hearing s in open court a mere formality , and a
continued absence of seriousness on the part of the court.”
• Contohnya: “Cuting Case , the US interven
with Mexico dengan alasan the trial of
American citisen who had been arrested on a
charge of criminal libel.”( 1910 -1911).
• Dalam kaitan ini penting untuk mengetahui
Exhaustion of local remedeis dgn formula:
• a. local remedies adalah bukan pengadilan
apabila tidak dapat memberikan kompensasi;
• b.Jika supreme court di kontrol oleh executive;
• c. jika foreign citisen yang injury tidak dapat
mempergunakan local remedies;
• d.Jika local remedies di “waive” di pengadilan
local.
• State responsibility and the fault theory
• Peristiwa meledaknya Chernobyl Nuclear Reactor di
bulan April 1986 memunculkan dua (2) convention :
Early Notification of a Nuclear Accident , and
Assistance in the Case of a Nuclear Accident or
Radiological Emergency . “Under the term of “bahwa
a state menotifikasikan kemungkina impak yang
terjadi ke-Internasional Atomic Energy Agency( IAEA)
di Vienna, on the other hand, peristiwa nuclear baik
melibatkan civil dan militer kecuali senjata nuclear.
• Claims
• State berhak melindungi warganegaranya di
luar negeri .
• Kesulitan dapat muncul , bagaimanapun,dikenal
dgn segitiga situasi sbb :
• a.kerugian dalam pelanggaran terhadap hukum
internasional dilakukan oleh sebuah company
yang terdaftar di state A .
• b. kerugian teresebut dilakukan oleh State B .
• c. pricipal pemegang sahamnya adalah
resident di state C.
• Apakah state C melakukan klaim kepada a
state B ?
• The Court memutuskan bahwa State B- lah
yang bertanggung jawab .
• Barcelona Traction ,Light and Power Company
limited 1970 as follow :
• a. Bahwa Hukum Internasional tentang pelanggaran
oleh company yg terjadi diluar, tidak secara langsung
berakibat pada pemegang sahamnya.
• b.Pelanggaran pemegang saham ( mengahadiri
meeting dan melakukan vote) , klaim dari Belgium
bukan karena pemegang sahamnya (belgia) tetapi
perbutan yang terjadi di Spain .
• c. The general rule bahwa hak untuk mendapatkan
perlindungan bukan di companynya( Spanish
dipailitkan) , melainkan di pemegang
sahamnya(belgia). Jadi, Belgium tidak punya legal
standi.
• The Court tidak bisa menerima ,pendapat sbb :
• Jika negara bagian investasi yg mempunyai
sumberdaya yg mempunyai standar tertentu
dilanggar,itu dapat mempunyai claim berdasarkan
• Perjanjian atau special arrangement , ternyata
antara belgia dan spain tidak ada perjanjian.
• Jika beralasan karena “keadilan” yang
diperlakukan kepada pemegang saham(Belgia)
,tentu akan membuat ketidakpastian dalam
hubungan economic .

• I’m Alone case – de jure ownernya adalah Canada ;
de facto ownernya adalah Amerika.
• Counsel for Canada berorientase ke Canada
meskipun jumlahnya minimal, sedangkan Counsel
dari Amerika berorientase ke Amerika yang ini tidak
relevant. Hal ini mesti diselesaikan melalui ICSID
( Investment center for Settlement Investment
disputes) article 25.

• ICSID adalah penyelesian dilakukan antara Host country dengan
wargangera di negara peresrta perjanjian.
• Damages
• Claim state mesti menyebabkan some damage menyebabkan
material damage. atau luka luka atau keuangan “loss”,baru bisa
dilakukan .
• Case Chorzow Factory :pemerintah Germany mendapatkan
ganti rugi meskipun “limited” dari pemerintah Polandia, karana
diambil alih secara paksa dari pemegang saham nya german.


• Keputusan Pengadilan Internasional ( ICJ) :
• Nasionalsasi boleh jika:
• I. Publik Interest;
• 2. pembayaran –Prompt
• - Adecuate
• - efective
• Nicaragua vs Amerika serikat
• ICJ tahun 1986 :
• The Court telah menemukan bahwa US telah
melanggar : a. hukum kebiasaan international
• b. Treaty 1956 tentang Friendship, Commerce and
navigation ;

• The court memutusakan in favour of Nicaragua .


• Keputusan the Court : a).mempunyai yurisdiksi
untuk menganti kerugian
• b). Untuk menentukan ganti rugi bagi
Nicaragua harus melalui penilaian yang tepat
• c). Tidak ada dalam statue the court yang
mengabulkan interim “ganti kerugian”.
Suksesi terhadap Hak-Hak dan Kewajiban-
Kewajiban
• Suksesi Negara dan Suksesi Pemerintahan
• Suksesi negara ( State Suksesion) peralihan hak
dan kewajiban negara , perubahan atau
kehilangan identitas . Mis: YFR ( Yugoslovakia )
menjadi Serbia, Harzegowina, dan Montegoro.
• Malaysia memisahkan diri mejadi Singapore dan
Malaysia sekitar tahun 60 an.
• India memisahkan diri menjadi Pakistan dan
India.
• Suksesi Pemerintahan : misalnya. Rezim
Sukarno berubah menjadi Rezim Soeharto;
Rezim Soeharto merubah menjadi Rezim
Reformasi.
• Suksesi tentang pengalihan kedaulatan yang
berkaitan dengan sebab sebab eksternal disebut
Pengalihan kedaulatan negara . Sedangkan yang
berkaitan dengan sebab sebab internal disebut
Pengalihan pemerintahan – apakah karena
revolusi atau karena konstitusional.
– Pasal 2 Konvensi Wina tanggal 23 Agustus 1978
tentang Suksesi Negara negara Berkaitan dengan
Traktat traktat.
– Pasal 2 Konvensi Wina tanggal 7 April 1983
tentang Harta benda, Arisip Arsip dan Utang
Utang.
1947 – 1948 bermunculan 2 ( dua) negara baru
yaitu India dan Pakistan.Pertanyaannya : Apakah
peralihan tersebut wajar? Perubahan eksternal atas
hak dan kewajiban tersebut secara hukum
ineternasional wajar ?
• 2.Penagalihan Hak –hak dan kewajiban Kewajiban
karana Perubahan kedaulatan atas wilayah sebab
sebab Ektern :
• i. Sebagian wilayah negara A dimasukkan kedalam
negara B atau terbagi antara B, C , D , dan negara
lainnya.
• ii. Sebagaian wilayah negara A dijadikan basis negara
Baru.
• iii.Seluruh wilayah negara A dimasukan ke negara B ,
yang mengakibabkan negara A lenyap.
• iv. Seluruh wilayah negara A dibagi menjadi
negara B,C , D dan negara A lenyap.
• v.Seluruh negara A dibagi menjadi beberapa
negara baru dan negara A lenyap.
• vi.Seluruh negara A menjadi negara Baru dan
negara A lenyap.
• Contohnya : ii. Sebagian Negara Indonesia pada
tahun 1978 menjadi negara Timor Timur.
• iv. Seluruh negara Uni Soviet berubah menjadi
negara Rusia dan Goergia dst.
• Penyerahan sukarela mis Hong Kong diserahkan
kembali oleh Inggris ke China pada tahun 1978 .
Ada penyerahan secara paksa karena Aneksasi
diserahkan oleh Amerika terhadap Alaska yang
semula dikuasai oleh Rusia.
• Hakekat dan Pokok persoalan tentang hak hak
dan Kewajiban Kewajiban Traktat .
• ( 1) Sukesesi terhadap hak Hak dan Kewajiban
kewajiban Traktat .
• Tidak ada prinsip umum bahwa semua hak
dan kewajiban beralih ke negara Suksesor.
• Apabila menyangkut tentang batas
kewilayahan akan beralih ke negara Suksesor.
• Apbila negara lenyap karena kehilangan
wilayahnya, jadi tidak ada traktat yang dialihkan
kepada negara suksesor
• Dengan kekecualian :
• a. Traktat yang berkaitan dengan wilayah tetap
mengikuti Peralihannya ke negara suksesor, tapi
pangkalan militer tidak beralih.
• b.Kovensi mulitilateral tentang kesehatan,
narkotik , dan hak hak Manusia ;
• Annex 1. Perjanjian Inggris China (Anglo Chine
declaration)tanggal 19 Des 1984 tentang pengembalian
kedaulatan wilayah –wilayah Hong kong ; dua perjanjian
internasional :
• Yang pertama : Hak hak sipil dan Politik (Ineternational
covenant 1966 on Civil and Political Rights ) ;
• Yang kedua : Hak hak Ekonomi , sosial dan Budaya
( International Covenant 1966 on Economic , Social dan
Budaya) harus tetap berlaku di Hongkong apabila China
memperoleh kembali kedaulatanya atas wilayah wilayah
Hongkong.
• Apabila traktat berdasarkan kepentingan yang
telah dilaksanakan , maka akan beralih kepada
negara Suksesor. Seperti halnya negara
pendahulunya ( Predessor state) , kasus
pengabungan Prusia kedalam kekaisaran
jerman pada perinsipnya akan beralih.
• Apabila sebagian negara itu lenyap sama sekali
, pasal 15 Konvensi Wina 1978 menentukan :
• a.Traktat yang digantikan tidak berlaku lagi
dalam kaitannya dgn wilayah tersebut ;
• b.traktat negara suksesor yang harus berlaku di
wilayah tersebut , kecuali traktat yang
bertentang dgn tujuan tarktat tsb.
• Traktat tentang Politik tetap di negara
predesesor , tetapi tarktat tentang batas batas
wilayah juga dapat beralih kenegara Suksesor
Pasal 11 dan 12Konvensi Wina 1978.
• Traktat tentang perdagangan , ekstaradiksi yang
tidak beralih sebabnya berdasarkan hukum pidana
nasional negara yang digantikan ( suksesor).
• Bagian IV Konvensi Wina 1978 Pasal 31-38 memuat
ketentuan khusus yang berkenaan kasus dimana
dua negara atau lebih membentuk negara suksesor
. Traktat yang relevant tetap berlaku, sedangkan
yang tidak relevant tidak berlaku.
• Dekoloniasasi sejak tahun 1953 telah
mengakibatkan pencampuradukan praktek
mengenai sejauh mana :
• a.Traktat yang sebelumnya berlaku terhadap
kewilayahan, tetap berlaku terhadap wilayah
negara suksesor;
• b.Trakat tentang kewajiban-kewajiban traktat
pada negara induk dialihkan kewilayah negara
negara itu.
• Traktat atau perjanjian pengalihan ( devalution
agreement) dan Perjanjian warisan ( inheritance
ageement) dengan negara walinya atau induknya.
• Deklarasi Suksesi yang dibuat oleh Tuvalu pada
bulan Maret 1986 mengenai suksesi dan apa yang
disebut Deklarasi Penundaan ( temporasing
declaration) dgn mana negara negara yg baru berdiri
setuju untuk menerima seluruh atau sebagian atas
dasar resiprositas yang ada ( negara suksesor).
• Clean State , pada waktu sidang umum di PBB
mengemukakan akan : menentukan nasib
sendiri, kedaulatan sendiri dan sumber sumber
daya , dan akhirnya diterima di sidang umum
PBB.
• Apakah suatu traktat telah berlaku sebelumnya
( negara Predessesor) tidak berlaku ke negara
suksesor apabila bertentangan dgn traktat
yang ada.
• Bagian III konvensi Wina 1978 pasal 16 sd 30
khusus yang berkaitan dgn “ negara negara yang
baru merdeka” , yang ditetapkan dalam Pasal 2
sebagai negara 2yg sebelum saat suksesi
merupakan negara belum merdeka yg
digantikanlah ( sukessor) yang memikul bebannya.
• Negara baru tidak terikat pada traktat sebelumnya
seksi 2,3,4 dan 5 bagian III pemberlakuan negara
yang baru merdeka.
• Bagian VI konvensi Wina 1978 menyangkut
penyelesaian sengketa mengenai penafsiran
atas berlakunya konvensi tsb .
• (2) Suksesi terhadap Hak hak dan kewajiban
kewajiban Kontraktual Non keuangan.
• Sejauh mana hak hak dan kewajiban
kontarktula non keuangan beralih masih belum
ada kepastian sama sekali , maka dapat dilihat
prinsip prinsip sbb :
• a. Suatu hak kontraktual semu semata mata
tuntutan terhadap kerugian yang tidak dapat
dihapuskan , tidak dapat diperlakukan sebagai hak
kontractual semu.Tetapi apabila unsur kontraknya
terdapat unjust enrichman maka kontrak tentang
hak dan kewajiban dapat dipertahankan.
• b. Hak kontraktual yang sifatnya tetap atau hak
yang diperoleh yang semestinya dihormati oleh
negara suksesor.
• Hak tetap sesuai dgn ketertiban umum dan sosial
negara suksesor .

• (3) Suksesi dan Kontrak kontrak suksesi


• Pemegang konsesi seringkali dikatakan tetap berhak
atas bunga dari utang yang ditanamkan dan tenaga
kerja yang digajih, dan hak ini, dikalasifikan sebagai
hak hak yang diperoleh atau hak hak lainnya , harus
dihormati oleh negara Suksesor.
• (4) Suksesi dan Utang Utang Negara
• Apakah negara Suksesor wajib mengambil alih
dari negara pendahulunya ( predesessor) ?
Apakah hak hak kreditor dari negara Predessor
akan beralih ke negara suksesor?
• Negara suksesor telah memperoleh keuntungan
dari utang ditimbulkan harus bertanggungjawab
atas utang utang yang digantikannya.
• Persoalan sulit terjadi apabila utang
diperuntukkan bagi wilayah wilayah yang
digantikannya , maka negara negara suksesor
mengambil bagian secara proporsional.
• Apabila utang dipergunakan untuk pembangunan
di negara –negara yang baru merdeka (negara
suksesor) , maka negara suksesor tetap
bertangung jawab.

• (5) Suksesi dan Hak Hak Hukum Perdata atau


Hukum Nasional
• Hak hak seperti yang dikristalkan dalam hak hak
tetap dan harus dihormati oleh negara suksesor.
• Apalagi hukum nasionalnya masih tetap
berlaku, seolah olah menjamin kesucian hak
hak tersebut.
• Negara Suksesor tetap mengambil alih utang
yang ditimbulkan pendahulunya (negara
Predesasaor), kecuali terjadi penyimpanagan
mis mengambil alih harta benda milik orang
asing tanpa mempertimbankan kepentingan
umum.
• (6) Suksesi dan Tuntutan Tuntutan Perbuatan Melawan
Hukum (Tort) atau Perbuatan Pidana (Delict)
• Tidak ada prinsip umum suksesi berkenaan dan
tanggungjawab delicul ( Delictual).
• Dalam kasus Robert E Brown Claim dan Hawaian Claim ,
negara suksesor tidak terikat untuk menghormati
tuntutan yang tidak dapat dinilai dgn uang. Namun,
apabila claimnya dapat dinilai dgn Uang dan tidak ada
pernyatan ketidakadilan dan ketidakwajaran, maka
negara suksesor terikat untuk memenuhinya.
• (7) Suksesi dan Dana Dana umum serta harta
benda milik umum.
• Pada umumnya negara sukseor mengambil alih
dana dana untuk umum dan harta benda milik
Umum baik benda bergerak maupun benda
tidak bergerak dari negara pendahulumnya
(Predesesor), apabila harta tsb terkait dgn
wilayah yang menjadi suksesinya.

• Prinsip suksesi diperluas kepada hak –hak
monopoli (Franchises) dan hak –hak istimewa
(preveleg), juga terhadap hak hak yang
bersifat hak milik atau keuangan.
• Bagian II Konvensi Wina tanggal 7 April 1978
mengenai suksesi yang berkaitan dgn Harta
benda, Arsip arsip dan utang utang diatas
memuat pengalihan harta benda milik negara.
• Secara Umum , negara Suksesor mengambil alih harta
beda negara presedesesor tanpa ganti rugi . Apabila
negara suksesor sbgai negara yang baru merdeka
berlaku kaidah :
• i.Harta benda milik predessor yg tidak bergerak akan
beralih ke negara suksesor;
• ii.Harta benda tidak bergerak,yang menjadi milik
negara yang beralih dan berada diluar wilayah tsb
akan beralih ke negara suksesor;

• iii.Harta benda tidak bergerak yang berada
diluar wilayah, dan harta begerak yang berada
di wil yang belum merdeka , maka akan
beralih ke negara suksesor.
• Harta Benda bergerak milik negara yang
digantikan berkaitan dgn aktivitasnya, beralih
kenegara suksesor.

• Pada kasus pemisahan diri atau pembubaran
negara , apabila tidak ada perjanjiannya, maka
berlaku :
• a.Harta benda tidak bergerak milik negara
predesesor akan beralih ke negara suksesor.
• b. Harta benda bergerak milik predessesor
sehubungan aktivitas pendahulunya , akan
beralih ke negara suksesor.

• C. harat benda milik predesesor selain yang
dikemukan dalam (b) akan beralih ke negara
suksesor.

• Dalam kasus terahkir , yaitu apabila wilayah yang


bubar membentuk dua negara atau lebih,
kecuali nagara suksesor memperjanjaikan lain
sbb Pasal 18 :

• (a) .Harta beda tidak bergerak milik predessor, akan
beralih ke negara suksesor diwilayah benda tsb
berada;
• (b)Harta beda tidak bergerak yang terletak diluar
wilayahnya , akan beralihke negara suksesor;
• © harta benda bergerak milik negara peredessor
berkaitan dgn aktivitas negara tsb beralih ke negara
suksesor;
• (d)Harta beda bergerak milik negara presedesor
beralih kenegara suksesor dlm prorsi yang adil.
• Dlm kaitan dgn wilayah yang beralih, akan
beralih kenegara suksesor;
• (8) suksesi adan Arsip-arsip Negara.
• Seringkali di negosiasikan antara negara
predessor dan negara suksessor.
• (9) Suksesi dan Nasionalis
• Persoalanya , orang orang yang berdomisili
diwilayah yang berubah itu akan menjadi
warga negara negara suksesor.
• (10) Suksesi dan Hak hak Kebiasaan berkenaan
dgn Wilayah.
• Pada prinsipnya, hak hak negara predessor
haruslah dihormati oleh negara suksesor.
• Hak lintas damai di India teritori oleh Portugal.
• Selama Inggris mengusai india, hak portugal
melintasi laut internal di India diberikan kepda
portugal. Pada saat India merdeka, hak hak tsb
mesti dihormati.
• 3. Pengalihan hak hak dan kewajiban kewajiban
karena perubahan kedaultan intern.
• Prinsip yang dipakai adalah kontinuity , mesikpun
perubahan intern dalam organisasi pemerintahnya
menurut hukum internasional perubahan tsb tetap
diteruskan oleh negara suksesor.
• Kasus khususnya timbul apabila pemerintahan
pemberontak membentuk pemerintahan yg de
facto…..
• Mengontrol sebagian wilayah kemudian
ditumpas oleh pemerintah induknya, seperti
perang sipil di Amerika Serikat pemerintah
konfederasi selatan digulingkan , pemerintah
induk tidak bertangungjawab atas utang utang
, kecuali uatang yang timbul untuk
kepentingan negara secara keseluruhan .
Penyelesaian Sengketa Internasional
• Cara penyelesaian Sengketa dapat ditempuh dalam
dua cara :
• Penyelesaian secara damai :
– Non-Pengadilan: Negosiasi, Good Offices , Mediation ,
Inquiry , dan Conciliation
– Pengadilan: Arbitase atau International Court of Justice ( ICJ)


• Penyelesaian sengketa dgn Tindakan
Kekerasan
– a. Perang( War)
– b. Retorsi ( Retortion)
– c. Tindakan pemebalasan ( Reprisssal)
– d. Intervensi ( intervention)
• Cara penyelesaian secara damai dasar
hukumnya : Pasal 33 Perserikatan Bangsa bangsa
“The parties to any dispute, the continuence of
which is likely to endanger the maintenance of
international peace and security , first of all, seek
a solution by negotiation , inquiry , mediation,
conciliation, arbitration, judicial settlement ,
resort to regional agencies or arrangements or
other peaceful means of their own choices.”
• 1)Negotiation (perundingan) dilakukan secara
lansung dengan jalan mengirimkan delegasi
untuk berunding dan memecahkan suatu
masalah. Di meja perundingan.
• Contoh : Sengketa Indonesia dengan Australia
tentang masalah Timor- Gap yang belum
diselesaiakan dan dicoba kedua belah pihak
melalui meja perundingan.
• 2) Good offices (jasa jasa baik), lebih formil
sifatnya dimana negara negara yang
bersengketa dapat meminta pihak ketiga atau
inisiatif pihak ketiga sendiri memberikan saran
penyelesaian.
• Contohnya: Konflik Vietnam dan kambojo
ASEAN menewarkan jasa baiknya , selesai atau
tidak senketanya terserah kedua belah pihak.
• 3) Mediation ( perantaraan), adalah suatu cara
penyelesaian sengketa melalui Perantara( Pihak
ketiga) . Pihak ketiga menghunbungi pihak pihak yang
bersengketa dan menanyakan cara penyelesaian .
Kemudian, Pihak ketiga beru mempertemukan para
pihak dan mencari jalan keluarnya.
• Contohnya: sengketa Mesir – Israel , Amerika Serikat
(President Jimmy Carter) sebagai mediator yang
menghasilan persetujuan Camp David tahun 1979.
Akibatnya: terusan Suez dibuka kembali.
• 4) Inquiry (Penyeledikan) cara peneylesaian
pendapat berdasarkan facta , berdasarkan
Komisi Penyeledikan fakta .
• Contohnya : sengketa antara Korea selatan
dengan Russia tentang jatuhnya pesewat
korea ( komersial) . Dibentuklah komisi
pencerai fakta.
• 5) …
• 5) Conciliation ( perujukan kembali) ini merupakan
kelanjutan dari komisi pencari fakta ;
• Tugas komisi adalah :
• a) Mencari fakta- fakta yang menjadi pangkal
sengketa ;
• b) membuat laporan hasil penyeldikan
• c) mengusulkan penyelesaian.
• Contohnya : sengketa rusia dgn Korea selatan ,
dalam hal ini komisi penyeldik adalah jepang.
• Cara damai melalui Oraganisasi regional atau
dengan cara menurut pilihan sendiri.
• 1)dengan tumbuhnya Organisai regional ,
maka apabila terjadi sengketa bisa membatasi
di wilayah regionalnya.
• Contohnya: AALC ( Asian Afrikan Legal
isntitute).
• 2) dengan cara menurt pilihanya sendiri
• Contohnya : untuk memperbaiki hubungan
baik dgn China diterapkanya : Amerika serikat
mengirim diplomat olah raganya Ping pong.
• Penyelesaian Sengketa dengan Tindakan
kekerasan
• Dasar hukum:pasal 34 Piagam PBB
• “ security Council may investigate any dispute, or
any situasion which might lead to international
friction or give rise to a dispute , in order
determine wheter the continuence of the dispute
or situation is likely to endanger the maintenance
of international peace and security”.
• “Dewan keamanan dapat menivestigate setiap
persoalan, atau setiap situasion yang
menimbulkan persengketaan internasional
atau menimbulkan dispute , menentukan
apakah kelangsungan persoalan atau situasi
yang membahayakan keamanan dan
perdamaian dunia”
• Peneyesaian sengketa dgn kekerasan al:
• Perang, reprissal, bolakade secara damai atau
intervensi.
• Perang (war)
• Menurut Mochtar Kusumaatmadja dalam bukunya
Konvensi Konvensi Jenewa 1949 mengenai
Perlindungan Perang menyatakan :
• Suatu kenyataan yang menyedihkan bahwa selama
3400 tahun sejarah yang tertulis , umat manusia hanya
mengenal 250 tahun perdamaian.
• Perang dilakukan bukan sebagai tujuan menaklukkan
lawan dan menetapkan syarat syarat penyelesaian
yang harus diterima oleh pihak lawan , tetapi untuk
mencapai tujuan tertentu dalam mempertahankan
kekuasaan kekuasaan hukum ( Starke , 1984: 494).
• Usaha usaha untuk memperkecil peperangan tsb:
• 1) Peace Conference I ( Konperensi Perdamaian) di
Den Haag pada tahun 1989 . Hasil konperensi adalah
Konvensi tentang Penegaturan Peperangan di laut dan
Perlindungan bagi Tawanan Perang di darat.
• Peace Cofenernce II (Konperensi peradamian
II) di den Haag pada tahun 1907 yang
menghasilkan 13 Konvensi yaitu :
• Konvensi I : mengenai penyelesaian senketa
internasional dengan jalan damai
( Conevention I : for the Pacific Settlement of
Diputes )
• 3) Geneva Conference(Konferencsi Genewa di Jenewa tahun
1949 yang menghasilkan 4 konvensi yaitu :
• a) Konvensi Genewa untuk perbaikan keadaan anggota yang
luka dan sakit dalam Angkatan Perang di medan
pertempuran darat.
• b) Konvesi Geneva untuk perbaikan anggota Angkatan
Perang di laut dan sakit dan korban karam.
• C) Konvensi Geneva menegenai perlakuan tawanan perang .
• d) konvensi Geneva mengenai penduduk sipil di waktu
perang.
• Upaya upaya yang dilakukan Organisai
Organisasi Internasional mis Liga Bangsa
bangsa(LBB) maupun Perserikatan Bangsa
Bangsa(PBB) dan lain lain.
• 1) Usaha yang dilakukan LBB didalam
Preambulnya menyatakan :
• “ Untuk menjamin perdamaian dan keamanan
maka para anggota menerima kewajiban untuk
tidak memilih jalan perang.”
• Juga didalam pasal 12 LBB menyatakan :
“Negara negara peserta sepakat , bahwa
apabila ada kemungkinan timbulnya
perselisihan maka mereka akan
mengusahakan penyelesaian dengan jalan
arbitrase, judicial settelement , dan mereka
sepakat tidak akan memulai perang sebelum
lewat waktu tiga bulan setelah keputusan
arbiter atau keputusan hukum diterima”
• 2) Usaha lain disebutkan dalam kelog – Briand
Pact pada tahun 1928 yang sering disebut
Paris Pact yang dalam preambulnya
dinyatakan : “ bahwa mereka menolak atau
tidak mengakui perang sebagai alat politik
nasional , dan mereka sepakat akan
mengubah hubungan antara mereka hanya
dengan damai”
• 3) Piagam PBB dalam pasal 33ayat 1 menyatakan :
• “Bahwa negara yang tersangkut dalam
pesersengketaan yang apabila berkelanjutan mungkin
membayakan pemeliharan perdamaain dan keamanan
internasional harus mencari penyelasian dengan
jalan : perundingan (negosiasi) , penyelidikan(Inquiry) ,
mediasi , konsilasi, abitase,penyelesaian judicial
melalui badan badan perseutujuan atau cara damai
lain atas pilihannya sendiri.”

• Disamping ketentuan ketntuan hukum perang
tertulis seperti yang tertuang dalam perinsip
prinsip dasar diwaktu perang :
• 1) Prinsip kepentingan Militer ( Militer Necessary
Principle) yaitu ; prinsip yang membenarkan pihak
yang berperang untuk mengunakan semua biaya
dan seluruh kekutan militer yang ada menundukan
lawan lawan dengan korban yang sekecil-kecilnya
serta dalam waktu sesingkat sinkatnya.

Anda mungkin juga menyukai