• Dilakukan pembedahan dengan anestesi umum dengan pendekatan konservatif untuk eksisi eksostosis
dan remodeling tulang dan jaringan yang tersisa.
• Sayatan dengan pisau bedah no 15 pada seluruh raphe palatal, kira-kira 6cm, dari regio posterior
insisivus sentral hingga posterior palatum durum.
• Selanjutnya, jaringan mukosa dan periosteum dibawahnya dibuka untuk melihat besarnya lesi.
• Pembedahannya didasarkan pada osteotomi menggunakan instrumen piezoelektrik dan irigasi dengan
larutan garam 0,9%.
• Remodeling tulang dilakukan dengan forcep dan bur yang dipasang pada hand-piece high speed.
• Mukosa penutup yang berlebih diangkat (kira-kira 2 cm) dan pembedahan ditutup dengan jahitan
sederhana
• Setelah pembedahan, pasien diberi antiobiotik, antiradang, dan analgesik, dan jahitan dilepas 15 hari
setelah prosedur pembedahan.
• Pasien diinstruksikan untuk kontrol setelah 6 bulan, dan tidak menunjukkan tanda adanya kekambuhan.
Manajemen bedah konservatif TP dengan ostektomi
menggunakan instrumen piezoelektrik dilakukan, diakhiri
dengan penutupan luka primer.
a b c
Pembahasan
Torus palatinus disebut sebagai variasi normal yang lebih sering terjadi pada perempuan dan dewasa muda.
Etiologi dari TP masih belum jelas, tetapi umumnya terkait dengan faktor genetik dan lingkungan.
Torus palatinus memiliki bentuk seperti fluktuasi, nodular, lobular dan spindle. Pembedahan pada torus
palatinus jarang dilakukan, namun dalam beberapa kasus hal ini menjadi pertimbangan.
Banyak teknik yang digunakan untuk perawatan bedah konvensional torus palatinus hal ini tergantung luas
dan lokasi lesi. Ada kasus dimana perencanaan pra bedah dengan alat bantu seperti prototipe diperlukan
untuk mengurangi risiko dalam pembedahan ketika lesi berukuran sedang hingga besar. Ada teknik operasi
laser untuk menghilangkan lesi torus palatinus dengan volume yang kecil.