Anda di halaman 1dari 10

TORUS PALATINUS

JAYA RIA REZKY_J530215006


Pendahuluan
• Torus palatinus merupakan eksostosis tulang (pertumbuhan ke
luar) yang terletak di garis tengah palatum keras.
• Etiologi torus palatinus belum diketahui tetapi banyak yang
mengatakan bahwa torus palatinus berasal dari genetik
• Predisposisi torus palatinus cedera atau terjadi sebagai
responfungsional individu saat mengunyah atau pasien dengan gigi
yang abrasi. Kebiasaan makan, defisiensi vitamin atau suplemen
kaya kalsium, dan juga diet.  konsumsi dari ikan dengan
kemunculan torus karena ikan mengandung omega 3 asam lemak
tidak jenuh dan vitamin D yang mendorong pertumbuhan tulang
Lokasi
1) torus palatinus total dimana torus muncul di sepanjang garis tengah palatum
durum,
2)torus palatinus anterior dimana torus menempati bagian anterior
dan tidak melampaui plika palatina transversa,
3) torus palatinus medial dimana pangkal torus adalah tepat di belakang
plika palatina transversa dan ujungnya tidak mencapai zona posterior dari
garis tengah palatum,
4) anterior-pertengahan,
5) torus palatinus posterior dimana pangkal torus berada lebih di belakang plika
palatina transversa dan ujungnya mencapai zona posterior dari garis
tengahpalatum,
6) pertengahan-posterior.
Gambaran klinis Diagnosis banding torus
palatinus adalah eksostosis,
Torus palatinus biasanya berukuran abses palatal, osteoma dan
diameter kurang dari 2 cm, namun displasia
terkadang perlahan-lahan dapat
bertambah besar dan memenuhi Perawatan
seluruh langit-langit. Kebanyakan torus torus ditemukan tidak sengaja dan ditemukan
tidak menyebabkan gejala. Ada banyak saat pemeriksaan. Hal ini disebabkan karena
variasi bentuk dari torus palatinus simptomatik,dan pasien tidak sadar akan adanya torus
antara lain dapat berupa flat, nodul, tersebut. Beberapa pasien menyampaikan adanya gangguan
lobul dan spindle. Studi Haugen seperti terbatasnya mekanisme pengunyahan, ulserasi
menunjukan bentuk yang paling sering mukosa, deposit makanan dan ketidak stabilan protesa dan
ditemui adalah kecil dan nodul. Pada beberapa pasien mengalami fobia kanker dan konsultasi
kebanyakan kasus semakin besar untuk menemukan solusi. Bila tidak ada keluhan, torus
torus palatinus berbentuk nodul palatinus tidak memerlukan
dimana bentuk lobul lebih jarang terjadi perawatan.Namun pada pasien yang menggunakan
gigi tiruan, torus palatinus ini dapat mengganjal basis gigi
tiruan sehingga harus dihilangkan dengan pembedahan
Case report
An atypical presentation of
gigantiform torus palatinus: A
case report
Atypical tori palatine and
surgical management
Identitas pasien :
Pasien, wanita 46 tahun
CC: mengeluhkan nyeri pada langit-langit keras saat makan dan menelan, selain
kesulitan bicara.
PI : pasien melaporkan lesi tumbuh dengan lambat selama bertahun-tahun (lesi muncul
ketika pasien berusia 5 tahun) dan dalam 5 tahun terakhir lesi meningkat secara
signifikan dalam ukuran dan ketebelan. Perubahan warna awal dirasakan pasien.
Dengan area putih dan ulserasi karena peningkatan ukuran dan pasien berusaha
beradaptasi dengan kondisi tersebut.
PDH : -
PMH : Pasien memiliki riwayat pernah melakukan operasi histerektomi pada usia 25
tahun
FH : nenek dan saudara perempuannya menunjukkan lesi TP yang lebih kecil daripada
yang ada di kondisinya.
SH : -
• Pemeriksaan intraoral : lesi luas dengan konsistensi padat. Lesi
ditutupi mukosa normal yang menunjukkan daerah ulserasi terisolasi
dibagian tengah. Lesi juga meluas dari regio anterior palatum keras
sebesar 1cm dari batas palatum molle. Lesi berukuran 5cm pada
anteroposterior, 4cm dan 2,5cm pada bidang transversal, masing-
masing di regio posterior dan anterior palatum durum.
• Pemeriksaan radiografi : terdapat area radiopak pada posterior gigi
insisivus central rahang atas. Menurut pemeriksaan Ctscan
menunjukkan daerah hyperdense bulat yang berada di anterior
palatum keras dan meluas ke bagian posterior palatum keras,
membahayakan palatum molle. Pada bagian sagital mendekati
rongga hidung terdapat lesi dengan ketebalan 3-4 mm.
Perawatan

• Dilakukan pembedahan dengan anestesi umum dengan pendekatan konservatif untuk eksisi eksostosis
dan remodeling tulang dan jaringan yang tersisa.
• Sayatan dengan pisau bedah no 15 pada seluruh raphe palatal, kira-kira 6cm, dari regio posterior
insisivus sentral hingga posterior palatum durum.
• Selanjutnya, jaringan mukosa dan periosteum dibawahnya dibuka untuk melihat besarnya lesi.
• Pembedahannya didasarkan pada osteotomi menggunakan instrumen piezoelektrik dan irigasi dengan
larutan garam 0,9%.
• Remodeling tulang dilakukan dengan forcep dan bur yang dipasang pada hand-piece high speed.
• Mukosa penutup yang berlebih diangkat (kira-kira 2 cm) dan pembedahan ditutup dengan jahitan
sederhana
• Setelah pembedahan, pasien diberi antiobiotik, antiradang, dan analgesik, dan jahitan dilepas 15 hari
setelah prosedur pembedahan.
• Pasien diinstruksikan untuk kontrol setelah 6 bulan, dan tidak menunjukkan tanda adanya kekambuhan.
Manajemen bedah konservatif TP dengan ostektomi
menggunakan instrumen piezoelektrik dilakukan, diakhiri
dengan penutupan luka primer.

a b c
Pembahasan
Torus palatinus disebut sebagai variasi normal yang lebih sering terjadi pada perempuan dan dewasa muda.
Etiologi dari TP masih belum jelas, tetapi umumnya terkait dengan faktor genetik dan lingkungan.
Torus palatinus memiliki bentuk seperti fluktuasi, nodular, lobular dan spindle. Pembedahan pada torus
palatinus jarang dilakukan, namun dalam beberapa kasus hal ini menjadi pertimbangan.
Banyak teknik yang digunakan untuk perawatan bedah konvensional torus palatinus hal ini tergantung luas
dan lokasi lesi. Ada kasus dimana perencanaan pra bedah dengan alat bantu seperti prototipe diperlukan
untuk mengurangi risiko dalam pembedahan ketika lesi berukuran sedang hingga besar. Ada teknik operasi
laser untuk menghilangkan lesi torus palatinus dengan volume yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai