ANTIKONVULSAN
KELOMPOK 1 FARMASI A 2019
Anggota Kelompok
I Gusti Ayu Alit Tifani (19101105001) Jonathan C. Rumangkang (19101105012)
Vania Patrisia Wauran (19101105002) Miracle Sintha Gonie (19101105013)
Brayen A. Tikonuwu (19101105003) Stevi Yohanis (19101105015)
Shalsa Shafira Firdaus (19101105005) Viocindy Riska Nusaly (19101105016)
Amanda Grace Sarapun (19101105006) Widya Fransiska Rompas (19101105017)
Astrid M. Runtukahu (19101105007) Sergio Ch. Mandagi Jr (19101105018)
Brigita Putri Tumbelaka (19101105008) Ayu Wati Ningsih (19101105019)
Chelinda S. Tumundo (19101105009) Citra Fatima Marsidi (19101105020)
Ciptanti Putri Prakarsa (19101105010) Gusti Ayu Wulandari (19101105021)
Jeclin Inebel Tolongtelide (19101105011) Amanda Putri Pratikto (19101105022
ISI
Obat
EPILEPSI
Antikonvulsan
Pengertian
Pengertian
Patofisiologi Mekanisme Obat
Contoh Obat
01
EPILEPSI
Pengertian
Patofisiologi
Pengertian Epilepsi
Menurut Koumoutsous, Epilepsi adalah Cetusan listrik lokal pada substansia grisea otak
yang terjadi sewaktu-waktu, mendadak, dan sangat cepat yang dapat mengakibatkan
serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau
emosional yang intermiten dan stereotipik.
Pelepasan aktifitas listrik abnormal dari sel-sel neuron di otak terjadi karena fungsi sel neuron
terganggu. Gangguan fungsi ini dapat berupa gangguan fisiologik, biokimia, anatomi dengan manifestasi
baik lokal maupun general. Epilepsi adalah suatu kelainan di otak yang ditandai adanya bangkitan
epileptik yang berulang (lebih dari satu episode). International League Against Epilepsy (ILAE) dan
International Bureau for Epilepsy (IBE) pada tahun 2005 merumuskan kembali definisi epilepsi yaitu
suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan bangkitan
epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis, dan adanya konsekuensi sosial yang
diakibatkannya. Definisi ini membutuhkan sedikitnya satu riwayat bangkitan epileptik sebelumnya.
PATOFISIOLOGI
Penghantaran rangsang
di saraf otak
Perubahan Pelepasan
konsentrasi ion neurotransmiter
Na, K, Ca GABA
Beberapa area di otak peka terhadap perubahan biokimia,
cenderung berperan pada aktivitas terjadinya serangan tadi.
Suatu serangan dapat dilacak pada membran sel otak atau sel
disekitarnya yang tidak stabil. Rangsangan yang berlebih
dapat menyebar secara lokal pada serangan fokal, maupun
lebih luas pada serangan umum.
Ketidakstabilan Membran Neuronal dan Serangan
Kejang dihasilkan dari:
Gangguan pada
kanal kalsium
sensitif voltase
Defisiensi pada
membran Terjadinya
ATPase yang konduktansi
berkaitan kalium yang tidak
dengan transport normal
ion.
Aktivitas neuronal normal tergantung pada fungsi normal pemicu rangsang dan
penghambat neurotransmitter, pasokan glukosa, oksigen, natrium, kalium, klorida,
kalsium, dan asam amino yang cukup; pH normal; dan fungsi normal reseptor.
Kerusakan Neuronal
Sejumlah besar kejang
Kejang yang lama tonik-klonik umum
Fenitonin
Pregablin
CARBAMAZEPIN
Mekanisme Aksi
Melalui saluran Na yang seimbang/terkontrol
(Modulate Sodium Channels)
Dosis
Dosis pemeliharaan:
900-3600 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis terbagi (dosis masih
dapat ditoleransi sampai dengan 10.000 mg/hari
GABAPENTI
N PARAMETER
FARMAKOKINETIK
●●●●●●●●●
Parameter Farmakokinetik :
● Waktu paruh: 5-7 jam (proporsional untuk klirens kreatinin)
PENGARUH DOSIS
IDIOSINKRATIK EFEK YANG
TERHADAP EFEK YANG
TIDAK DIINGINKAN
TIDAK DI INGINKAN
Drowsiness (pandangan berkunang-
kunang) Peripheral edema, kenaikan berat badan
Sedasi (mulut kering)
Fenobarbital
Mekanisme Kerja
Memperlama pembukaan kanal
Dosis
Dosis awal : 10-20 mg/kg dalam infus
iv, dosis tunggal/terbagi, atau dalam
oral dosis terbagi selama 24-48 jam
Fenobarbital
Parameter Farmakokinetik Pengaruh Dosis Terhadap
Efek Yang Tidak Di Inginkan
Waktu paruh : plasma berkisar antara 75-120
jam pada orang dewasa Antaksia (kehilangan
keseimbangan), drowalness
Rute eliminasi utama : hepatic/Hati (padangan berkunang-kunang), dan
sedasi ( mulut kering)
Idiosinkratik Efek Yang
Tidak Diinginkan
Kesadaran berkurang, gangguan
kognitif, hiperaktif, osteoporosis,
kelakuan passive-aggressive
FENITOIN
MEKANISME Saluran Na yang seimbang/ terkontrol
AKSI (Modulate Sodium channels)
Dosis pemeliharaan:
Dewasa: 1-4 mg/kg per hari, sebagai dosis tunggal atau terbagi
Anak-anak: 3-6 mg/kg per hari, sebagai dosis terbagi
Neonatus/Bayi: 1-3 mg/kg per hari, sebagai dosis terbagi
FENITOIN
PARAMETER PENGARUH DOSIS TERHADAP
FARMAKOKINETIK EFEK YANG TIDAK DI
INGINKAN
Waktu paruh: mengikuti batas Ataksia (Kehilangan keseimbangan),
kapasitas atau model Diplopia (Pengliatan kembar), Drowsiness
farmakokinetik Michaelis-Menten, (Pandangan berkunang-kunang), Sedasi
Waktu paruh meningkat seiring (Mulut kering)
meningkatnya dosis dan
konsentrasi serum.
IDIOSINKRATIK EFEK YANG
TIDAK DI INGINKAN
Rute eliminasi utama: Hepatic/Hati
Dosis Awal :
DOSIS Tidak direkomendasikan oleh karena
meningkatkan efek yang tidak diinginkan.
Dosis pemeliharaan:
Inisiasi (awal pemakaian) pada 150mg/hari dalam 2-3 dosis
terbagi dan dilanjutkan sampai dosis maksimum yaitu
600mg/hari
PREGABALI
N
PARAMETER
Parameter Farmakokinetik :
FARMAKOKINETIK ● Waktu paruh: 6,3 jam proposional sampai pembersihan keratin