Golongan 1 Kelompok 1
TUJUAN
PRAKTIKUM
Mengevaluasi daya cerna protein secara in-vitro
(enzimatis) pada sampel:
• Isolat Soy Protein (ISP),
• Tepung kedelai kukus,
• Tepung kedelai mentah,
METODE
• Pereaksi Bradford
METODE
Pereaksi Bradford
Na2CO3 0.4 M Memberikan warna biru
Akuades pH 8.0 Memberikan suasana basa
Meningkatkan kelarutan Coomassie Blue G-250
dalam pembentukan warna sebagai pengikat protein
protein
biru dari reagen Bradford dalam pengukuran absorbansi
3 g sampel
E Analisis Daya
protease)
T Cerna Protein
Catat pH akhir
O
37oC, 10 mins
D 2 Ambil 0.1 mL
E mL
4 mL TCA 3000 rpm, 10 mins
supernatant
+
5 mL pereaksi
Bradford
λ = 595 nm,
Blanko spektro = akuades Inkubasi 5 menit
Data Penurunan pH akibat Inkubasi
pH awal pH akhir
Δ pH
Sampel Ulangan Rerata pH ± SD
Sebelum ditepatkan Setelah ditepatkan Treatment Kontrol Treatment
∆pH
0.3
0.07 0.19 ±
0.2
0.01
0.1
0
ISP TKM TKK
HASIL DAYA CERNA PROTEIN
Sampel Ulangan Abssampel Absblanko ΔAbs Rerata ΔAbs Daya cerna protein ± SD (%)
1 1.113 1.025 0.088
ISP 0.168 100.00 ± 0.11
2 1.353 1.105 0.248
1 1.241 1.112 0.129
TKM 0.068 40.48 ± 0.08
2 1.120 1.112 0.008
1 1.322 1.296 0.026
TKK 0.088 52.38 ± 0.09
D a y a C e rn a P ro te in (% )
Keterangan :
ISP : Isolat soy protein
TKM : Tepung Kedelai Mentah
120
100 ± 0.11
TKK : Tepung Kedelai Kukus
100
80
52.38±
60 0.09 ±
40.48
0.08
40
20
0
ISP TKM TKK
PEMBAHASAN
Nilai Δ pH
Proses hidrolisis Semakin ↑ daya TKK > ISP > TKM
protein cerna protein • Daya cerna protein
menghasilkan Semakin ↑ Δ pH ISP > TKK > TKM
asam amino dan (Saputra 2014) TKM dan TKK
ion hidrogen merupakan sampel
yang tidak
dimurnikan
KESIMPULAN KEDELAI
Penurunan pH sampel TKK (0.55 ± 0.04) yang lebih tinggi dibandingkan TKM (0.19 ±
0.01) tidak menunjukkan bahwa semakin rendah nilai pH, semakin tinggi pula daya cerna
protein yang dapat disebabkan oleh semakin rendahnya tingkat kemurnian tepung
kedelai.
Proses hidrolisis protein pada protein kedelai selain menghasilkan asam amino juga mungkin
menghasilkan asam organik yang dapat menurunkan pH.
Faktor yang memengaruhi peningkatan daya cerna protein adalah semakin sedikitnya
komponen lain yang berikatan dengan protein dan pengurangan komponen antinutrisi yang
dapat mengganggu daya cerna protein.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan SK. 2011. Daya cerna protein in vitro dua puluh minuman bubuk komersial berbasis kedelai di
Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Owusu RK. 2002. Food Protein Analysis: Quantitative Effects on Processing. New York (US): Marcel Dekker.
Rani H, Zulfahmi, Widodo YR. 2013. Optimasi proses pembuatan bubuk (tepung) kedelai. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan. 13(3) :188-196.
Saputra D. 2014. Penentuan daya cerna protein in vitro ikan bawal (Colossoma macropomum) pada umur panen
berbeda. ComTech. 5(2):1127-1133.
Yasothai R. 2016. Antinutritional factors in soybean meal and its deactivation. International Journal of Science,
Environment and Technology. 5(6) : 3793-3797.
CONTOH PERHITUNGAN
•
Penurunan pH tepung kedelai mentah :
∆pH sampel = pH setelah ditepatkan - pH sebelum
ditepatkan
= 8.01 – 6.84
= 0.18
Rerata pH =
=
= 0.19
Standar deviasi (SD) = = 0.01 %
CONTOH PERHITUNGAN
x 100%