INVESTASI
A. Pengertian Keputusan Investasi
Investasi adalah kegiatan menanamkan dana ke dalam suatu asset/aktiva
dengan harapan memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
Investasi dapat berupa real asset seperti tanah, gedung, mesin, kendaraan
dan peralatan lainnya, juga dapat berupa finansial asset seperti saham,
obligasi dan surat berharga lainnya.
Keputusan investasi menyangkut jenis investasi, besarnya dana investasi,
hasil yang diperoleh, dan resiko yang mungkin timbul.
B. Aliran Kas Dalam Investasi
Hasil/penerimaan investasi dilihat dari proyeksi aliran kas baik kas masuk, kas
keluar, dan kas bersih yang nantinya akan menentukan proyek investasi layak atau
tidak untuk dilaksanakan.
Ada 3 macam aliran kas dalam investasi, yaitu :
1. Initial Cashflow adalah pengeluaran kas untuk investasi.
2. Operastional cashflow merupakan aliran kas masuk bersih selama umur ekonomis investasi.
Operasional cashflow disebut juga proceeds yang besarnya dapat dihitung dengan rumus :
a. Proceeds = EAT + Penyusutan jika menggunakan modal sendiri
b. Proceeds = EAT + Penyusutan + Bunga (1-pajak) Jika menggunakan
hutang
3. Terminal Cashflow adalah nilai sisa dari aktiva setelah proyek investasi selesai
C. Metode Keputusan Investasi
Ada 5 cara untuk menilai suatu investasi layak atau tidak, yaitu :
1. Accounting Rate of Return (ARR)
2. Payback Periode (PBP)
3. Net Present Value (NPV)
4. Profitability Index (PI)
5. Internal Rate Retur (IRR)
1. Accounting Rate Return (ARR)
Rata-rata EAT
ARR =
-------------------------------------
Rata-rata Investasi
Keterangan :
NPV = Net Present Value Jika :
n = Jangka waktu a. NPV > 0; layak
A = Anuitas b. NPV < 0; tidak layak
Io = Modal Investasi
i = Tingkat bunga
Suatu proyek membutuhkan dana investasi Rp 400.000.000,usia ekonomis
proyek 4 tahun. Cashflow setiap tahunnya Rp 150.000.000 dengan tingkat
bunga 10 % / tahun. Berapa besar NPV ?
150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000
NPV = -------------------------+-------------------------+ ------------------------ +
------------------------ - 400.000.000
(1 + 0,1)1 (1 + 0,1)2 (1 + 0,1)3 (1 + 0,1)4
6.226.331,8
IRR = 7 % + -------------------------- x (10 % – 7 %) = 7 % + 1,2 % = 8,2 %
15.985.911,1
Soal Latihan
1. PT “Keluarga” merencanakan sebuah proyek dengan dana sebesar Rp
500.000.000, dari dana tersebut Rp 50.000.000 sebagai modal kerja dan
sisanya adalah modal investasi. Umur ekonomis proyek 5 tahun dengan nilai
residu Rp 100.000.000. Penyusutan menggunakan metode garis lurus.
Proyeksi penjulan selama umur ekonomis adalah : Rp 350.000.000; Rp
360.000.000; Rp 370.000.000; Rp 410.000.000; dan Rp 430.000.000.
Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah : biaya variable 40 % dari penjualan,
biaya tetap selain penyusutan Rp 15.000.000, pajak 30 %, tingkat
keuntungan yang diharapkan 20 %. Analisis dengan ke-5 metode yang ada !
2. Suatu proyek membutuhkan investasi Rp 1.000.000.000, dimana Rp 100.000.000
merupakan modal kerja dan sisanya merupakan modal tetap. Umur ekonomis proyek
5 tahun dengan nilai sisa Rp 200.000.000. Penyusutan menggunakan metode garis
lurus, biaya modal 15 %. Laba bersih selama 5 tahun diperkirakan berturut-turut : Rp
200.000.000, Rp 225.000.000, Rp 250.000.000, Rp 275.000.000, dan Rp 300.000.000.
Tentukan/hitung :
a. ARR
b. PBP
c. NPP
d. PI
e. IRR
A. Hubungan NPV dengan IRR
Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa NPV merupakan selisih antara NPV cashflow dengan PV
investasi pada tingkat discount rate tertentu.
Berikut contoh hubungan antara NPV dengan IRR adalah sebagai berikut :
Dari gambar tersebut terlihat hubungan antara NPV dengan
Rp IRR dan discount rate sebagai berikut :
500 a. Sumbu tegak menunjukkan NPV pada saat tingkat
dikonto 0% yakni NPV sebesar Rp. 490.000.000 (Rp.
122.500.000 x 4)
NPV b. Pada saat NPV nol, r menunjukkan angka 17,6%, yakni
sbesar IRR yang dicapai proyek
c. Dengan tingkat diskonto di bawah IRR maka akan
didapatkan NPV selalu positif dan bila di atas IRR, NPV
akan negative
d. Semakin tinggi tingkat diskonto semakin kecil NPV yang
IRR = 17,06% diperoleh, hingga akhirnya pada saat IRR, NPV = 0
0
15 r
Contoh :
Perusahaan ABADI merencanakan akan mengganti mesin yang dibeli 3 tahun
seharga Rp. 500.000.000,00 umur ekonomis 7 tahun dan nilai residu Rp.
80.000.000,00 dengan mesin baru yang diperkirakan lebih efisien seharga Rp.
700.000.000,00 dengan umur ekonomis 4 tahun dan nilai redisu sebesar Rp.
200.000.000,00. Mesin lama diperkirakan akan laku dijual dengan harga Rp.
350.000.000,00. Atas penggantian mesin tersebut diharapkan akan bisa
menghemat biaya tunai dari penurunan bahan baku dan biaya tenaga kerja
sebesar Rp. 120.000.000,00 per tahun. Pajak 30% dan return yang diharapkan
sebesar 18%.
Dari contoh soal di atas dapat dihitung besarnya investasi bersih sebagai
berikut :
500.000.000 – 80.000.000
Penyusutan Mesin Lama per Tahun = = Rp. 60.000.000
7
700.000.000 – 200.000.000
Penyusutan Mesin Baru per Tahun = = Rp. 125.000.000
7
a. Perhitungan penjualan aktiva tetap lama
Harga beli aktiva tetap lama 500.000.000
Akumulasi penyusutan = 3x Rp. 60.000.000 (180.000.000)
Nilai Buku 320.000.000
Harga jual aktiva tetap lama (350.000.000)
Laba penjualan AT Lama 30.000.000
Pajak 30% (9.000.000)
Laba Bersih penjualan AT Lama 21.000.000
b. Perhitungan penerimaan bersih dan investasi bersih
Harga beli aktiva tetap lama 320.000.000
Laba bersih penjualan aktiva lama (21.000.000)
Penerimaan bersih 341.000.000
Harga beli Aktiva Tetap Baru (700.000.000)
Investasi bersih 359.000.000
Tambahan Cashflow
Untuk menilai kelayakan investasi penggantian, aliran kas yang digunakan adalah aliran kas
tambahan (incremental cashflow) yang disebabkan penggantian aktiva tetap tersebut.
Tambahan aliran kas ini bisa disebabkan karena adanya penghematan biaya tunai seperti
turunnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dan juga peningkatan penjualan yang
disebabkan aktiva tetap baru.
Penghematan – penghematan ini akan menjadi tambahan penghasilan, sehingga perlu
dikurangi dengan kenaikan biaya, seperti kenaikan biaya penyusutan (penyusutan mesin
baru – penyusutan mesin lama)
Dari contoh diatas dapat dihitung tambahan cashflow sebagai berikut :
Penghematan tunai 115.000.000
Tambahan penyusutan :
(65.000.000)
ΣPVCF = 372.200.000
Investasi = (359.000.000)
Net Present Value 13.200.000
Dari perhitungan tersebut, ternyata NPV positif sebesar Rp. 13.200.000 sehingga dapat disimpulkan
bahwa investasi penggantian tersebut layak.
MUTUALLY EXCLUSIVE
• Proyek yang bersifat mutuallu exclusive adalah proyek yang mempunyai hubungan keterkaitan yang
saling meniadakan.
• Bila 2 proyek A dan B bersifat mutually exclusive, artinya jika proyek A diterima, maka proyek B harus
ditolak, demikian sebaliknya bila proyek B yang diterima proyek A harus ditolak.
• Dari proyek – proyek yang bersifat mutually exclusive akan dipilih yang PI – nya paling tinggi
• Dari beberapa proyek yang akan dipilih beserta sifat – sifat proyek dan keterbatasan dana, maka untuk
memilih proyek mana saja yang sebaiknya dilaksanakan, juga perlu pertimbangan apakah pelaksanaan
proyek bisa ditunda atau tidak bisa ditunda.
• Apabila proyek – proyek tersebut tidak bisa ditunda, maka analisisnya menggunakan analisis waktu
tunggal, sedangkan bila bisa ditunda maka menggunakan analisis waktu ganda