Anda di halaman 1dari 18

Mikrobiologi

Pertumbuhan dan Perkembangan


Mikroorganisme
Riski Norma Azizah (34200354)
Nila Adila Inuri (34200355)
Sri Mulyati Rahayu (34180270)
Sitri Nurdayan (34200344)
Saena Lobar (34200341)
Sri Sulastri (34180272)
Indri Aryanti (34200329)
Delia Farida Sari (34200323)
Alyaa Aditya Haniyah (34200352)
Pengertian Reproduksi dan Pertumbuhan
Mikroorganisme

•Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru.
•Reproduksi juga bisa disebut perkembangbiakan.Perkembangbiakan adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan individu baru yang sifatnya sama atau menyerupai induknya.
•Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran (volume, massa, tinggi, dan panjang) yang prosesnya tidak dapat
balik yang dihasilkan dari pembelahan sel dan pembesaran sel.
•Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata
telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop.
•Jadi, reproduksi dan pertumbuhan mikroorganisme adalah proses pertumbuhan dan perkembangbiakan/
reproduksi yang terjadi pada mikroorganisme.
Perkembangbiakan mikroorganisme

• dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Yang paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual.
Pembelahan aseksual terjadi dengan :
• 1. Pembelahan biner ( binary fission) pembelahan biner adalah pembelahan dari satu sel induk membelah
menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya.
• 2. Pembelahan ganda (multiple fission) Pembelahan ganda (Multiple fission) adalah pembelahan satu sel
induk menjadi beberapa sel anak. Contohnya pada Paramaecium sp
A.1 Reproduksi Pada Bakteri

1. Vegetatif/Aseksual

a. Pembelahan Biner
Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah
pembelahan biner melintang yaitu suatu proses reproduksi
aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang, maka Penjelasan gambar :
satu sel tunggal membelah menjadi dua sel yang disebut 1. Replikasi DNA dan elongasi
dengan sel anak. 2. Dinding sel membran plasma
membelah
3. Septum terbentuk dan DNA
terpisah
4. Sel terpisah menjadi 2
(pemisahan sel menjadi dua) dan
setiap sel mengulangi proses
b. Pembentukkan Tunas
• adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua
sel yang tidak sama besar yang disebut induk
dan anak. Reproduksi dengan pembentukkan
tunas, diawali dengan pembentukkan tunas
yang tumbuh menjadi cabang. Mikroorganisme
yang membentuk tunas akan melepaskan iri
dan membentuk mikroorganisme baru.
Contoh : Fan, streptomycetaceae

b. Pembentukkan Filamen adalah pembelahan sel filament


yang berbentuk panjang (sel tubulus) sel ini mengeluarkan
serabut panjang filament yang tidak bercabang. Bahan
kromosom kemudian masuk ke dalam filament lalu
terputus dan menghasilkan beberapa bagian bakteri baru.
Contoh : Bakteri Haemophylus influenza yang dibiakkan
dalam perbenihan basah.
2. Para Seksual
Transformasi

Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada proses
transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri
penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung.
Pada tahap 1, mula-mula sel bakteri yang berperan sebagai donor DNA mengalami lisis (pecah)
dan kemudian DNA keluar dari sel tersebar dalam bentuk potongan-potongan (fragmen) DNA.
Tahap 2, beberapa fragmen DNA donor ditarik oleh sel resipien (sel penerima). Tahap 3, DNA
donor yang telah masuk ke dalam sel resipien kemudian terpisah menjadi dua lalu DNA
resipien sebagian lepas meninggalkan tempatnya.

Tahap 4, DNA donor menggantikan tempat DNA resipien yang terlepas tadi sehingga fragmen
DNA donor bersatu dengan DNA resipien.
Dengan demikian, pada tahap 5 terbentuklah DNA rekombinan hasil hibrid antara DNA donor
dengan DNA resipien. Sebagai catatan, tidak semua fragmen DNA donor dapat menyatu
dengan DNA resipien, karena hanya strain-strain kompeten dari generasi bakteri tertentu yang
dapat ditransformasikan.

misalnya pada bakteri Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemophilus,


Neisseria dan Pseudomonas. Contoh peristiwa transformasi adalah ketika strain
bakteri Streptococcus pneumonia yang tidak berbahaya dibiakkan dalam medium yang di
dalamnya terkandung DNA dari strain Streptococcus pneumonia yang berbahaya.
Transduksi

• pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan
perantaraan virus.
• Pada tahap 1 (memulai siklus litik), bakteriofage menempel pada permukaan dinding
sel bakteri. Kemudian bakteriofag melakukan injeksi bahan genetik (DNA) ke dalam sel
bakteri.
• Pada tahap 2, setelah DNA bakteriofag masuk ke dalam sel bakteri, DNA virus
mengambil alih kendali DNA bakteri sehingga DNA virus mampu mengendalikan
segala proses di dalam sel bakteri.
• Pada tahap 3, setelah DNA virus berhasil diduplikasi, selanjutnya virus akan
menggunakan sistem metabolisme sel inang untuk menghasilkan komponen-
komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut ekor dan kepala. Dan setelah semuanya
terbentuk, maka masing-masing komponen diduplikasi sebanyak-banyaknya.
• Pada tahap 4, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor dan serabut
ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala
yang sudah selesai terbentuk, diisi dengan DNA virus.
• Pada tahap 5, bakteriofag yang mengandung DNA bakteri menginfeksi sel bakteri lain.
Bakteriofag mulai menempel lagi pada dinding sel bakteri kemudian menginjeksi
materi genetik dalam hal ini DNA bakteri ke dalam sel bakteri itu sendiri.
• Pada tahap 6 (memasuki siklus lisogenik), di dalam sel bakteri, virus memasuki mode
profage dimana materi genetik virus (DNA bakteri pertama) berintegrasi atau
bergabung dengan kromosom sel bakteri kedua.
Konjugasi

• adalah transfer materi genetik antara sel bakteri yang satu dengan sel bakteri yang
lain secara kontak langsung melalui suatu jembatan sel yang terbentuk antara dua
sel bakteri tersebut. 
• Tahap #1, sel F+ yang berperan sebagai sel donor menghasilkan pilus. Pilus ini
merupakan struktur yang berperan sebagai jembatan konjugat (jembatan
sitoplasma) yang menghubungkan sel donor (F+) dengan sel resipien (F-).
Selanjutnya, apabila pilus sudah terbentuk maka terjadilah kontak langsung antara
sel donor dengan sel penerima.

• Tahap #2, karena plasmid F- terdiri dari molekul DNA beruntai ganda yang
membentuk struktur melingkar, enzim relaxase melepaskan salah satu dari dua
untai DNA. Satu untai DNA yang dilepaskan tadi kemudian ditransfer ke sel
resipien.

• Tahap #3, untai DNA tunggal mulai memasuki sitoplasma sel resipien. Untai DNA
yang ditransfer ini membawa gen yang terkait dengan fungsi khusus seperti
resistensi terhadap zat antibiotik. Pada saat transfer, untai DNA tersebut juga
dapat mengkodekan gen yang membawa sifat dari satu bakteri ke bakteri lain.

• Tahap #4, sel donor dan sel penerima, keduanya mengandung DNA beruntai
tunggal. Kemudian masing-masing sel mensintesis DNA tersebut dan akhirnya
membentuk plasmid F- beruntai ganda yang identik dengan plasmid F- asli.
Mengingat bahwa plasmid F- ini mengandung informasi untuk mensitesis protein
pili dan protein lainnya, sel resipien sekarang telah menjadi sel donor dengan
plasmid F- dan memiliki kemampuan untuk membentuk pilus sama seperti sel
donor aslinya. Sehingga sekarang, kedua sel tersebut adalah donor atau sel F+ dan
jembatan pilus terpisah menjadi dua.
Reproduksi Fungi : Khamir

• Khamir (yeast) merupakan jasad renik (mikroorganisme)


yang pertama yang digunakan manusia dalam industri
pangan.Khamir kingdom fungi yang tidak memiliki hifa

•Pertunasan Sel

Pertunasan merupakan cara reproduksi paling


umum dilakukan oleh khamir. Proses pertunasan
dimulai melalui suatu saluran yang terbentuk
dari vakuola di dekat nukleus menuju dinding sel
yang terdekat dengan vakuola. Karena adanya
penipisan dinding sel, maka protoplasma akan
menonjol keluar kemudian membesar dan terisi
komponen-komponen nukleus dan sitoplasma
dari inangnya melalui saluran yang terbentu
tersebut. Tunas terus tumbuh dan membentuk
dinding sel baru dan juka ukuran tunas sudah
hampir sama besar dengan inangnya, komponen
inti akan terpisah menjadi dua.
•Pembelahan Sel

Pembelahan sel atau pembelahan binner,


mula-mula sel khamir membengkak atau
memanjang, kemudian nukleus terbagi
menjadi dua dan terbentuk septa atau
dinding penyekat tanpa mengubah dinding
sel. Setelah nukleus terbagi menjadi dua,
septa terbagi menjadi dua dinding dan kedua
sel melepaskan diri satu sama lain.

Pembelahan Tunas
Reproduksi vegetatif dengan cara membelah tunas,
yakni gabungan antara pertunasan dengan pembelahan.
Mula-mula terbentuk tunas, tetapi tempat melekatnya
tunas pada induk sel relatif besar, kemudian terbentuk
septa yang memisahkan tunas dari induknya.
Pembentukan Spora Aseksual

• Terjadi melalui pembentukan spora dibedakan atas


beberapa macam yaitu:
1) Arthospora khamir ini membentuk hifa dan
membentuk dinding-dinding penyekat pada interval
tertentu,kemudian terpecah-pecahpada dinding
penyekat membentuk arthospora
2) Blastospora membentuk kumpulan tunas menempel
pada sel yang memanjang,
3) Balliospora, tumbuh pada ujung sel yang meruncing
satu demi satu dilepaskan dengan tekanan,
4) Khlamidospora, bentuk spora istirahat yang
mempunyai dinding sel tebal.

Pembentukan Spora Seksual


Spora seksual terdiri dari basidiospora dan askospora
Reproduksi Fungi : Kapang

•Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom


Fungi yang membentuk hifa. 
Secara aseksual dilakukan dengan :
1. Pembelahan ( suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa)
2. Penguncupan (suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang)

3. Pembentukan spora
. Reproduksi Alga
•Ganggang atau alga adalah organisme yang secara morfologis sederhana, yang
mengandung klorofil dengan ukuran yang berkisar dari mikroskopis dan uniseluler
(bersel tunggal) sampai sangat besar dan multiseluler.

•Reproduksi secara aseksual


 Dengan pembelahan biner yaitu sel induk ganggang membleah menjadi dua
bagian yang sama kemudian tumbuh menjadi ganggang baru.
 Dengan fragmentasi yaitu filamen atau talus yang putus dapat tumbuh menjadi
ganggang baru.
•Reproduksi secara seksual

• Terjadi dengan penyatuan dua gamet yang berbeda jenisnya. Semua bentuk
reproduksi seksual dijumpai pada semua alga. Dalam proses ini terjadi
konjugasi gamet yang menghasilkan zigot.
. Reproduksi Virus

• Virus adalah parasit obligat berukuran


mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam
material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus
tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.
• Siklus lisogenik, kadang-kadang disebut sebagai
infeksi sedang atau non-virulen, tidak membunuh
sel inang, sebaliknya menggunakannya sebagai
tempat berlindung di mana ia berada dalam
keadaan tidak aktif. Sedangkan  Siklus litik adalah
replikasi virus yang disertai dengan matinya sel
inang setelah terbentuk anakan virus yang baru. 
a. Tahap Absorbsi

Pada tahap ini, bagian ujung ekor virus (reseptor) menempel pada dinding sel bakteri. Setelah
menempel, virus akan segera mengeluarkan enzim lisozim untuk melubangi dinding sel inang.
b. Tahap Penetrasi
Pada tahap ini, DNA/RNA virus masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung,
kontraksi, dan penusukan pasak. Bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam
nukleat.
c. Tahap Sintesis/Replikasi/Eklifase
Proses yang terjadi pada tahap ini adalah penghancuran DNA sel inang, sehingga membuat sintesis
DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah proses ini berhasil, DNA bakteri kemudian digantikan oleh
DNA/RNA virus, sehingga virus mampu mengendalikan secara utuh kehidupan dari sel bakteri.
d. Tahap Perakitan
Setelah melalui tahap ketiga, tahap selanjutnya merupakan perakitan tubuh virus yang masih
terpisah-pisah, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor, menjadi virus yang utuh. Selain itu, kapsid
utuh yang terbentuk juga kemudian diisi oleh DNA/RNA sehingga proses reproduksi berhasil
menciptakan virus baru.
d. Tahap Lisis/ Litik
Pada tahap ini, kerja enzim lisozim tidak hanya untuk melubangi dinding sel inang saja tetapi juga
membuat dinding sel mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel
kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan
menemukan sel inang baru.
Reproduksi Protozoa

• Protozoa merupakan suatu organisme yang menyerupai hewan,uniseluler dan


eukariotik yang ialah salah satu dari filum dari kingdom protista.
• Proses pembelahan ini dilakukan dengan cara mitosis dengan hasil dua sel
anakan.
• Contoh amoeba
• Perkembangbiakan Amoeba proteus dan bakteri yang biasa dilakukan adalah
dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan
pembelahan secara setiap 15 menit.
• Tahapannya berupa
• 1.Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi
dua.
• 2. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang
masing=masing menyelubungi inti selnya.
• 3.Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan
pemisahan sitoplasma.
• 4. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya
dua sel baru yang masing-masing
• 5.mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula
Fase pertumbuhan mikroorganisme
b. Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu fase lag, fase
log, fase stasioner, dan fase kematian.

• Fase lag merupakan fase adaptasi yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada
suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel,
hanya peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada kondisi dan
jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan. dapat berlangsung
selama 5 menit sampai beberapa jam karena bakteri tidak akan segera
membelah diri tetapi mengalami periode adaptasi, dengan sejumlah aktivitas
metabolic
• Fase log merupakan fase di mana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada
kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media,
dan kondisi pertumbuhan. Fase log (Logaritme, eksponensial): pada saat ini
terjadi pembelahan sel yang amat cepat, yang ditentukan oleh kondisi
lingkungan .Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan masa yang bertambah
secara eksponensial, oleh karena itu fase log disebut juga fase eksponensial.
• Fase stasioner adalah pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi
keseimbangan antara sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Pada
fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik.
• Fase kematian merupakan keadaan dimana jumlah sel yang mati meningkat,
dan faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk
buangan yang toksik. yang ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri hidup.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai