•Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru.
•Reproduksi juga bisa disebut perkembangbiakan.Perkembangbiakan adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan individu baru yang sifatnya sama atau menyerupai induknya.
•Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran (volume, massa, tinggi, dan panjang) yang prosesnya tidak dapat
balik yang dihasilkan dari pembelahan sel dan pembesaran sel.
•Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata
telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop.
•Jadi, reproduksi dan pertumbuhan mikroorganisme adalah proses pertumbuhan dan perkembangbiakan/
reproduksi yang terjadi pada mikroorganisme.
Perkembangbiakan mikroorganisme
• dapat terjadi secara seksual dan aseksual. Yang paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual.
Pembelahan aseksual terjadi dengan :
• 1. Pembelahan biner ( binary fission) pembelahan biner adalah pembelahan dari satu sel induk membelah
menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya.
• 2. Pembelahan ganda (multiple fission) Pembelahan ganda (Multiple fission) adalah pembelahan satu sel
induk menjadi beberapa sel anak. Contohnya pada Paramaecium sp
A.1 Reproduksi Pada Bakteri
1. Vegetatif/Aseksual
a. Pembelahan Biner
Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah
pembelahan biner melintang yaitu suatu proses reproduksi
aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang, maka Penjelasan gambar :
satu sel tunggal membelah menjadi dua sel yang disebut 1. Replikasi DNA dan elongasi
dengan sel anak. 2. Dinding sel membran plasma
membelah
3. Septum terbentuk dan DNA
terpisah
4. Sel terpisah menjadi 2
(pemisahan sel menjadi dua) dan
setiap sel mengulangi proses
b. Pembentukkan Tunas
• adalah pembelahan sel yang menghasilkan dua
sel yang tidak sama besar yang disebut induk
dan anak. Reproduksi dengan pembentukkan
tunas, diawali dengan pembentukkan tunas
yang tumbuh menjadi cabang. Mikroorganisme
yang membentuk tunas akan melepaskan iri
dan membentuk mikroorganisme baru.
Contoh : Fan, streptomycetaceae
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada proses
transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri
penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung.
Pada tahap 1, mula-mula sel bakteri yang berperan sebagai donor DNA mengalami lisis (pecah)
dan kemudian DNA keluar dari sel tersebar dalam bentuk potongan-potongan (fragmen) DNA.
Tahap 2, beberapa fragmen DNA donor ditarik oleh sel resipien (sel penerima). Tahap 3, DNA
donor yang telah masuk ke dalam sel resipien kemudian terpisah menjadi dua lalu DNA
resipien sebagian lepas meninggalkan tempatnya.
Tahap 4, DNA donor menggantikan tempat DNA resipien yang terlepas tadi sehingga fragmen
DNA donor bersatu dengan DNA resipien.
Dengan demikian, pada tahap 5 terbentuklah DNA rekombinan hasil hibrid antara DNA donor
dengan DNA resipien. Sebagai catatan, tidak semua fragmen DNA donor dapat menyatu
dengan DNA resipien, karena hanya strain-strain kompeten dari generasi bakteri tertentu yang
dapat ditransformasikan.
• pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan
perantaraan virus.
• Pada tahap 1 (memulai siklus litik), bakteriofage menempel pada permukaan dinding
sel bakteri. Kemudian bakteriofag melakukan injeksi bahan genetik (DNA) ke dalam sel
bakteri.
• Pada tahap 2, setelah DNA bakteriofag masuk ke dalam sel bakteri, DNA virus
mengambil alih kendali DNA bakteri sehingga DNA virus mampu mengendalikan
segala proses di dalam sel bakteri.
• Pada tahap 3, setelah DNA virus berhasil diduplikasi, selanjutnya virus akan
menggunakan sistem metabolisme sel inang untuk menghasilkan komponen-
komponen virus, seperti kapsid, ekor, serabut ekor dan kepala. Dan setelah semuanya
terbentuk, maka masing-masing komponen diduplikasi sebanyak-banyaknya.
• Pada tahap 4, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor dan serabut
ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala
yang sudah selesai terbentuk, diisi dengan DNA virus.
• Pada tahap 5, bakteriofag yang mengandung DNA bakteri menginfeksi sel bakteri lain.
Bakteriofag mulai menempel lagi pada dinding sel bakteri kemudian menginjeksi
materi genetik dalam hal ini DNA bakteri ke dalam sel bakteri itu sendiri.
• Pada tahap 6 (memasuki siklus lisogenik), di dalam sel bakteri, virus memasuki mode
profage dimana materi genetik virus (DNA bakteri pertama) berintegrasi atau
bergabung dengan kromosom sel bakteri kedua.
Konjugasi
• adalah transfer materi genetik antara sel bakteri yang satu dengan sel bakteri yang
lain secara kontak langsung melalui suatu jembatan sel yang terbentuk antara dua
sel bakteri tersebut.
• Tahap #1, sel F+ yang berperan sebagai sel donor menghasilkan pilus. Pilus ini
merupakan struktur yang berperan sebagai jembatan konjugat (jembatan
sitoplasma) yang menghubungkan sel donor (F+) dengan sel resipien (F-).
Selanjutnya, apabila pilus sudah terbentuk maka terjadilah kontak langsung antara
sel donor dengan sel penerima.
• Tahap #2, karena plasmid F- terdiri dari molekul DNA beruntai ganda yang
membentuk struktur melingkar, enzim relaxase melepaskan salah satu dari dua
untai DNA. Satu untai DNA yang dilepaskan tadi kemudian ditransfer ke sel
resipien.
• Tahap #3, untai DNA tunggal mulai memasuki sitoplasma sel resipien. Untai DNA
yang ditransfer ini membawa gen yang terkait dengan fungsi khusus seperti
resistensi terhadap zat antibiotik. Pada saat transfer, untai DNA tersebut juga
dapat mengkodekan gen yang membawa sifat dari satu bakteri ke bakteri lain.
• Tahap #4, sel donor dan sel penerima, keduanya mengandung DNA beruntai
tunggal. Kemudian masing-masing sel mensintesis DNA tersebut dan akhirnya
membentuk plasmid F- beruntai ganda yang identik dengan plasmid F- asli.
Mengingat bahwa plasmid F- ini mengandung informasi untuk mensitesis protein
pili dan protein lainnya, sel resipien sekarang telah menjadi sel donor dengan
plasmid F- dan memiliki kemampuan untuk membentuk pilus sama seperti sel
donor aslinya. Sehingga sekarang, kedua sel tersebut adalah donor atau sel F+ dan
jembatan pilus terpisah menjadi dua.
Reproduksi Fungi : Khamir
•Pertunasan Sel
Pembelahan Tunas
Reproduksi vegetatif dengan cara membelah tunas,
yakni gabungan antara pertunasan dengan pembelahan.
Mula-mula terbentuk tunas, tetapi tempat melekatnya
tunas pada induk sel relatif besar, kemudian terbentuk
septa yang memisahkan tunas dari induknya.
Pembentukan Spora Aseksual
3. Pembentukan spora
. Reproduksi Alga
•Ganggang atau alga adalah organisme yang secara morfologis sederhana, yang
mengandung klorofil dengan ukuran yang berkisar dari mikroskopis dan uniseluler
(bersel tunggal) sampai sangat besar dan multiseluler.
• Terjadi dengan penyatuan dua gamet yang berbeda jenisnya. Semua bentuk
reproduksi seksual dijumpai pada semua alga. Dalam proses ini terjadi
konjugasi gamet yang menghasilkan zigot.
. Reproduksi Virus
Pada tahap ini, bagian ujung ekor virus (reseptor) menempel pada dinding sel bakteri. Setelah
menempel, virus akan segera mengeluarkan enzim lisozim untuk melubangi dinding sel inang.
b. Tahap Penetrasi
Pada tahap ini, DNA/RNA virus masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung,
kontraksi, dan penusukan pasak. Bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam
nukleat.
c. Tahap Sintesis/Replikasi/Eklifase
Proses yang terjadi pada tahap ini adalah penghancuran DNA sel inang, sehingga membuat sintesis
DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah proses ini berhasil, DNA bakteri kemudian digantikan oleh
DNA/RNA virus, sehingga virus mampu mengendalikan secara utuh kehidupan dari sel bakteri.
d. Tahap Perakitan
Setelah melalui tahap ketiga, tahap selanjutnya merupakan perakitan tubuh virus yang masih
terpisah-pisah, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor, menjadi virus yang utuh. Selain itu, kapsid
utuh yang terbentuk juga kemudian diisi oleh DNA/RNA sehingga proses reproduksi berhasil
menciptakan virus baru.
d. Tahap Lisis/ Litik
Pada tahap ini, kerja enzim lisozim tidak hanya untuk melubangi dinding sel inang saja tetapi juga
membuat dinding sel mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel
kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan
menemukan sel inang baru.
Reproduksi Protozoa
• Fase lag merupakan fase adaptasi yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada
suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel,
hanya peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada kondisi dan
jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan. dapat berlangsung
selama 5 menit sampai beberapa jam karena bakteri tidak akan segera
membelah diri tetapi mengalami periode adaptasi, dengan sejumlah aktivitas
metabolic
• Fase log merupakan fase di mana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada
kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media,
dan kondisi pertumbuhan. Fase log (Logaritme, eksponensial): pada saat ini
terjadi pembelahan sel yang amat cepat, yang ditentukan oleh kondisi
lingkungan .Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan masa yang bertambah
secara eksponensial, oleh karena itu fase log disebut juga fase eksponensial.
• Fase stasioner adalah pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi
keseimbangan antara sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Pada
fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik.
• Fase kematian merupakan keadaan dimana jumlah sel yang mati meningkat,
dan faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk
buangan yang toksik. yang ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri hidup.
TERIMA KASIH