Nilai Konstitusi
Nilai Konstitusi
DEPARTEMEN HTN
2018
Topik Perkuliahan
• Nilai Normatif
• Nilai Nominal
• Nilai Semantik
• Gagasan tentang ‘the living constitution’
• Daya ikat Konstitusi
Referensi
Dahlan Thaib, et.al., Teori dan Hukum Konstitusi,
Rajawali Press, 2015, hal. 71-78.
David A. Strauss, Living Constitution, OUP, 2010.
hal. 1-5;
Leslie Wolf –Phillips, Comparative Constitutions,
The Macmillan Press Ltd, 1972, hal. 18-28;
mula gagasan “Nilai Konstitusi”
• “nilai konstitusi” ini semula digagas
oleh Karl Loewenstein;
• Loewenstein mengkritisi klasifikasi
konstitusi hasil kerja dari sarjana
sebelumnya, K.C. Wheare, yang
disebutnya sebagai pengklasifikasian
dengan pendekatan tradisional
(tertulis-tidak tertulis, rigid-fleksibel,
unitary-federalist, parliamentary-
presidential, dst);
• Menurut Loewenstein, klasifikasi diatas
gagal dalam menjelaskan realitas
konstitusi yang ada pada waktu itu
dimana banyak konstitusi dibuat
namun digunakan untuk menyamarkan
1891-1973 realitas politik yang otoriter.
Tawaran Klasifikasi Konstitusi Loewentein
“A “living constitution”
is one that evolves,
changes over time,
and adapts to new
circumstances,
without
being formally
amended”
David A. Strauss
Gagasan Konstitusi yang Hidup
(The Living Constitution) 2
• Gagasan ini lahir pada situasi dimana terdapat
perkembangan (sosial-politik-ekonomi-demografi) suatu
negara yang dihadapkan pada norma dalam konstitusi
yang bersifat “statis”;
• Disisi lain, mekanisme perubahan konstitusi sebagaimana
diatur dalam konstitusi itu sendiri tak mudah dilakukan;
• Pada akhirnya, “kreativitas” dari para pengemban hukum
menjadikan norma yang ada pada konstitusi ditafsirkan
sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan dinamika
sosial yang ada.
Gagasan Konstitusi yang Hidup
(The Living Constitution) 3
• Gagasan konstitusi yang hidup, membawa
pada perdebatan penafsiran konstitusi dengan
dua pendekatan yang berbeda yaitu
originalism dan non-originalism;
• Pendekatan originalism, adalah antitesa
terhadap gagasan “living constitution”.
Daya Ikat Konstitusi
• Daya ikat konstitusi menyoal ihwal kenapa suatu
konstitusi ditaati?
• Dahlan Thaib et.al menggunakan 3 pendekatan;
1. Hukum; hukum dalam perspektif Austinian adalah
produk penguasa yang harus ditaati, Konstitusi adalah
hukum.
2. Politik; Konstitusi adalah kristalisasi dari proses politik.
3. Moral; Konstitusi memuat substansi moral yang pada
hakikatnya ada bahkan melampaui keberadaan dari
konstitusi itu sendiri (hukum kodrat).