Anda di halaman 1dari 12

KEDUDUKAN

KONSTITUSI, SIFAT
KONSTITUSI, MATERI
MUATAN KONSTITUSI

KELOMPOK 1
• ALFITRA RAMADHAN
• DEBI PRATIWI LUBIS
• MUHAMMAD RIZKY KURNIAWAN 227310252
• ROBBI DARMAWAN
• VIOLIN NANDA WIHARMA 227310117
01
KEDUDUKAN
KONSTITUSI
KEDUDUKAN KONSTITUSI
Pada masa peralihan negara feodal monarki atau oligarki dengan kekuasaan mutlak penguasa ke negara
nasional demokrasi, konstitusi berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa yang
kemudian secara berangsur-angsur mempunyai fungsi sebagai alat rakyat dalam perjuangan kekuasaan
melawan golongan penguasa. Sejak itu setelah perjuangan dimenangkan oleh rakyat, konstitusi bergeser
kedudukan dan perannya dari sekedar penjaga keamanan dan kepentingan hidup rakyat terhadap
kezaliman golongan penguasa, menjadi senjata pamungkas rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak
satu golongan dalam sistem monarki dan oligarki, serta untuk membangun tata kehidupan baru atas
dasar landasan kepentingan bersama rakyat dengan menggunakan berbagai ideologi seperti
individualisme, liberalisme, universalisme, demokrasi, dan sebagainya. Selanjutnya kedudukan dan
fungsi konstitusi ditentukan oleh ideologi yang melandasi negara.
02
SIFAT
KONSTITUSI
SIFAT KONSTITUSI
Setiap konstitusi atau hukum dasar suatu negara memiliki tujuan dan sifatnya, dan secara
umum diuraikan sebagai berikut :

1. Mengatur pembatasan kekuasaan penyelenggara atau lembaga negara, sekaligus


pengawasan terhadap kekuasaan politik.
2. Merupakan landasan bagi penyelenggara kekuasaaan negara dan warga dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Memastikan agar pengaturan hak adasi manusia ( ham ) bagi warga negara atau rakyat
selaku pemilik kedaulatan negara, benar benar secara konstitusional mendapat jaminan
untuk di lindungi, di hargai, dan dilaksanakan oleh penyelenggara negara atau lembaga
negara selaku pemegang mandat kekuasaan.
SIFAT KONSTITUSI
Secara teori mengenai sifat konstitusi yang di praktikkan selama ini sebagaimana di kemukakan
oleh pakar konstitusi, dapat dibagi atas dua aspek, sebagai berikut.

1. Konstitusi formal dan materil


Pengertian undang undang dasar dihubungkan dengan pengertian konstitusi merupakan sebagian
dari pengertian konstitusi yang ditulis, dalam arti inilah konstitusi yang bersifat yuridis atau
rechtsverfassung, yaitu sebagai undang undang dasar. Sementara itu konstitusi dalam arti luas
tidak hanya bersifat yuridis semata tetapi bersifat sosiologis dan politis yang tidak disebut
sebagai undang undang dasar namun termasuk dalam pengertian konstitusi. Setiap
rechtsverfassung memiliki dua syarat. Syarat pertama mengenai bentuknya yang berupa naskah
tertulis sebagai undang undang yang tertinggi dan berlaku di negara tersebut, syarat kedua isi
nya berupa peraturan fundamental.
2. Luwes (fleksibel) atau kaku (rigid)
Undang undang dasar yang tergolong fleksibel perubahannya kadang kadang hanya dengan "The
Ordinary Legislative Process", sementara undang undang dasar yang dikenal kaku/rigid prosedur
perubahannya dapat dilakukan antara lain:

• Oleh lembaga legislatif tetapi dengan pembatasan pembatasan tertentu


• Oleh rakyat secara langsung melalui referendum
• Oleh utusan negara negara bagian
• Dengan kebiasaan ketatanegaraan oleh suatu lembaga negara yang khusus di bentuk hanya untuk
keperluan perubahan.

Untuk menentukan UUD termasuk luwes atau rigid, tidak cukup hanya melihat pada tata
cara mengubahnya. Sebab dapat saja terjadi pada suatu UUD bersifat rigid, tetapi dapat di ubah tanpa
melalui prosedur yang di tentukan oleh UUD bersangkutan. Namun, perubahan UUD yang tanpa
melalui prosedur sebagaimana di tegaskan oleh UUD itu, dapat disebut sebagai tindakan revolusi
(constitutional convention).
03
MATERI
MUATAN
KONSTITUSI
MATERI MUATAN KONSTITUSI
Henc van Maarseveen dan Ger van der tang dalam sebuah studinya tehadap konstitusi-
konstitusi di dunia dan dituangkan dalam buku dengan judul Written constitution, antara lain
mengatakan bahwa:
a. Constitution as means of forming the state’s own political and legal system
b. Constitution as a sign of adulthood and independence.

Kedua ahli hukum tata negara belanda diatas mengatakan, bahwa selain sebagai dokumen
nasional, konstitusi juga sebagai dokumen nasional, konstitusi juga sebagai alat untuk membentuk
sistem politik dan sistem hukum negara nya sendiri. Itulah sebabnya menurut A.A.H. Struycken undang-
undang dasar (grondwet) sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi:
c. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau
d. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
e. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan
f. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin
MATERI MUATAN KONSTITUSI
Dalam kaitan ini, wheare mengemukakan adanya dua pendapat yang berbeda satu sama
lain. Pertama, ada yang menganggap bahwa konstitusi semata-mata hanya dokumen
hukum dan isinya hanya berupa aturan-aturan hukum saja, tidak lebih dari itu. Kedua,
pendapat yang mengatakan bahwa konstitusi tidak hanya berisi kaidah-kaidah hukum saja
akan tetapi berisi pernyataan tentang keyakinan, prinsip-prinsip dan cita-cita.
MATERI MUATAN KONSTITUSI
Lebih lanjut Wheare mengemukakan tentang apa yang seharusnya menjadi isi dari
suatu konstitusi, yaitu the very minimum, and that minimum to be rule of law.
Wheare tidak menguraikan secara jelas apa yang seharusnya menjadi materi muatan
pokok dari suatu konstitusi. Ia mengatakan bahwa sifat yang khas dan mendasar dari
suatu bentuk konstitusi yang terbaik dan ideal adalah konstitusi itu yang harus
sesingkat mungkin untuk menghindari kesulitan-kesulitan para pembentuk undang-
undang dasar dalam hal mana yang yang penting dan harus dicantumkan dalam
konstitusi dan mana yang tidak perlu, pada saat mereka akan merancang suatu
undang-undang dasar, sehingga hasilnya akan dapat diterima baik oleh meraka yang
akan melaksanakan maupun pihak yang akan dilindungi oleh undang-undang dasar
tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai