Anda di halaman 1dari 83

Kelompok 1

Radiologi
Nama :

1. Ahmad Fajry
2. Annisa Rahma
3. Ajeng Zelline
4. Helena Maulida Namira
5. Noor Khalishah
6. Noor Laila Alfina
7. Naila Khairiyah
8. Firda Aristia
“PENATALAKSANAAN PEMBUATAN
RADIOGRAFI INTRA ORAL DAN EKSTRA
ORAL”
IDENTIFIKASI DATA DAN INDIKASI PASIEN
Pencitraan diagnostik diperlukan saat riwayat dan pemeriksaan klinis belum memberikan
informasi yang cukup untuk evaluasi lengkap kondisi pasien dan menentukan perencanaan
perawatan yang sesuai

(White, 2014)
Beberapa faktor diputuskannya pemeriksaan radiografi diantaranya ialah

● Kemampuan dokter yang mampu mendeteksi penyakit secara klinis dan dalam gambar
diagnostik
● pengaruh variasi asimtomatik, anatomi dan patologis terdeteksi pada pencitraan
diagnostik
● pengaruh adanya variasi anatomi untuk perencanaan perawatan gigi seperti implan gigi,
pencabutan, perawatan endodontik
● Karena penyakit yang tidak terdeteksi dan tidak diobati
(White, 2014)
Sederhananya, pencitraan diagnostik diindikasikan jika pencitraan tersebut akan
memberikan informasi yang berharga tentang penyakit yang tidak dapat ditentukan
dengan cara klinis. Sebaliknya, radiograf tidak diindikasikan jika kemungkinan besar
tidak akan menghasilkan informasi yang berkontribusi pada perawatan pasien.

(White, 2014)
(White, 2014 dan Whaites, 2021)
Proteksi Radiasi

Ada tiga prinsip dalam proteksi radiasi

1. Justification
2. Optimization
3. Dose limitation

(White, 2014)
Proteksi operator
● Operator harus menggunakan pelindung barrier apabila memungkinkan dan barrier
tersebut memiliki kaca yang berlapis timbal untuk dapat mengamati.
● Apabila tidak memungkinkan, operator berdiri minimal 2 meter dari tube head dan
diluar dari arah sinar
● Operator seharusnya tidak menahan film. Harus menggunakan holder film
● Apabila tidak memungkinkan bisa meminta orang tua, atau individu yang
bertanggung jawab terhadap pasien yg sudah dilengkapi apron
● Tidak boleh memegang tube head selama penyinaran
● Penggunaan lencana dosimeter

(White, 2014 dan Whaites, 2021)


(White, 2014)
Proteksi Pasien
● Menggunakan Rectangular PID (position indicating device) yang panjang untuk
mengurangi eksposur sinar yang melebar. yaitu sepanjang 40 cm.
● Penggunaan rectangular collimation.
● Penggunaan apron dan collars
● Pemilihan teknik yang berdasarkan kualitas dari diagnostik radiografi yang
dihasilkan, efisiensi penggunaan radiasi dan kenyamanan tehniknya

(White, 2014)
(White, 2014)
(White, 2014)
Proteksi Radiasi

(White, 2014 dan Whaites, 2021)


Proteksi Terhadap Lingkungan
● Sinar tidak boleh diarahkan ke orang lain selain pasien
● Hindari kebocoran radiasi dengan melakukan pengecekan berkala
● Desain dan konstruksi ruangan penggunaan alat x-ray harus sesuai dengan standar
minimum NCRP.
● Dinding ruangan harus memiliki kepadatan dan ketebalan yang sesuai.

(White, 2014)
Prinsip Asepsis
● Pengendalian infeksi dalam radiografi gigi perlu dilakukan.
● Resiko utama terjadinya infeksi silang berasal dari pasien satu dengan pasien lain
melalui kontaminasi saliva di area kerja dan peralatan.
● Semua pasien radiografi gigi harus diketahui riwayat medisnya dengan lengkap,
meskipun riwayat medis dan pemeriksaan tidak dapat mengidentifikasi pembawa
penyakit menular asimtomatik.
● Jadi, semua pasien harus dianggap sebagai resiko pembawa penyakit menular,
sehingga selalu terapkan standard precautions

(Whaites, 2021)
Standard precautions

● Respiratory Hygiene
● Etika batuk
● Kebersihan Tangan
● Penggunaan APD saat bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh
● Menggunakan sarung tangan selama prosedur radiografi
● Disenfeksi seluruh area kerja, alat dan menutup alat dengan plastik
● Sterilisasi alat non disposable

(White, 2014 dan Whaites, 2021)


Prinsip KIE
Gambaran komunikasi efektif di Instalasi
Radiologi:
● Respect yaitu radiografer menghormati dan menghargai pasien,
memberikan salam dan sapa pada saat pasien datang ke ruang
pemeriksaan.
● Empathy yaitu radiografer mampu menempatkan diri pada situasi yang
dialami oleh pasien, sehingga pasien merasa nyaman. Setiap keluhan
pasien dapat didengarkan dengan baik.
● Audible yaitu radiografer mampu menyampaikan instruksi dengan bahasa
yang mudah dipahami sehingga pasien mengerti pesan tersebut.

(White SC, 2014)(Jannah, Marichatul; et al. 2017)


● Clarity yaitu radiografer mampu menjelaskan instruksi pemeriksaan
dengan baik, sehingga kejelasan dari pesan tersebut tidak menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan oleh pasien.
● Humble yaitu radiografer dalam melayani pasien bersikap ramah dan
rendah hati.

(White SC, 2014)(Jannah, Marichatul; et al. 2017)


Pengaruh Komunikasi Efektif terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien

Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan


keputusan tentang rencana tindakan medis selanjutnya. Hal ini dikarenakan
dengan membangun komunikasi yang efektif, pasien merasa tenang dan aman
ditangani oleh petugas sehingga akan patuh menjalankan prosedur pemeriksaan
dan percaya bahwa petugas tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah
kesehatannya. Sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah
dan mengakibatkan beralihnya pasien kepada pelayanan kesehatan yang
memberikan kepuasan lebih baik.

(Jannah, Marichatul; et al. 2017)


TEKNIK RADIOGRAFI INTRA ORAL

● Teknik Radiografi Intraoral merupakan teknik pemotretan


radiografi gigi geligi dan jaringan disekitarnya dengan
film diletakkan di dalam rongga mulut pasien,
diantaranya ada tiga teknik yaitu, radiografi periapikal,
radiografi bitewing dan radiografi oklusal.

(Whaites E et al, 2013)(Farizka I, 2020)


RADIOGRAFI PERIAPIKAL

Radiografi Periapikal bertujuan melihat keseluruhan mahkota


dan akar gigi ( crown dan root ), tulang alveolar dan jaringan
sekitarnya. Teknik pengambilan radiografi periapikal ada dua
yaitu, teknik paralel dan teknik bisekting.

(Whaites E et al, 2013)


Teknik paraleling

❖ Pasien diposisikan dengan kepala ditopang dan bidang oklusal horizontal.


❖ Image receptor holder ditempatkan di mulut sebagai berikut:
➢ Untuk gigi insisiv dan kaninus RA – ditempatkan cukup posterior
➢ Gigi insisiv dan kaninus RB – ditempatkan di dasar mulut, kira-kira sejajar dengan
kaninius bawah atau gigi premolar satu.
➢ Premolar dan molar RA – ditempatkan di garis tengah langit-langit, untuk
mengakomodasi ketinggiannya di palatum.
➢ Premolar dan molar RB – ditempatkan di sulkus lingual di sebelah gigi yang sesuai.

(Whaites E et al, 2013)


● Holder diputar agar gigi yang diperiksa menyentuh blok
gigitan.
● Tempatkan cotton roll di sisi sebaliknya dari blok gigitan. Hal
ini sering kali membantu menjaga gigi dan reseptor gambar
tetap parallel.
● Pasien diminta untuk menggigit dengan lembut, untuk
menstabilkan Holder pada posisinya.
● locator ring digerakkan ke bawah batang indikator sampai
tepat bersentuhan dengan wajah pasien. Ini untuk
memastikan titik fokus yang tepat untuk jarak film .
(Whaites E et al, 2013)
● Pastikan cone sejajar dengan locator ring dan Lakukan
Posisi Gigi insisiv sentral RA Posisi gigi kaninus RA
Posisi gigi premolar RA
Posisi Gigi molar RA
Posisi gigi insisiv RB Posisi gigi insisiv lateral dan kaninus RB
Posisi Gigi insisiv sentral RA

Posisi gigi premolar RB Posisi gigi molar RB


Teknik Bisecting
1. film diletakan didalam mulut dengan jarak sekitar 2 mm
melewati tepi insisal atau oklusal, untuk memastikan bahwa
semua gigi akan tampak pada film. Pasien kemudian diminta
untuk menopang atau menahan film dengan lembut
menggunakan jari telunjuk atau ibu jari.

2. Operator kemudian menilai sudut vertikal dan horizontal


dengan mengamati dan memposisikan kepala tabung.
(Whaites E et al, 2013)
Posisi gigi insisiv RA dan posisi gigi kaninus RA dengan jari

Posisi gigi insisiv RA dan posisi gigi kaninus RA dengan bite blok
Posisi gigi premolar RA dan posisi gigi molar RA dengan jari

Posisi gigi premolar RA dan posisi gigi molar RA dengan bite blok
RADIOGRAFI BITEWING

● Radiografi bitewing teknik yang mengharuskan pasien untuk menggigit


sayap kecil yang menempel pada paket film intraoral.
● Untuk menunjukkan mahkota gigi premolar dan molar di satu sisi rahang.
● Teknik modern telah menggunakan holder, yang disebut tab, dan digital
image receptor(solid-state atau plat fosfor) dapat digunakan sebagai
pengganti film, tetapi terminologi dan indikasi klinis tetap sama.

(Whaites E et al, 2013)


Teknik pengambilan radiografi bitewing yaitu :

1. Film diletakkan dengan pegangan


2. Film diletakkan pada bagian lingual dan palatinal pada gigi yang akan
difoto
3. Penderita diinstruksikan untuk menggigit ringan pegangan sayap-sayap
film
4. Sinar sentral diarahkan tegak lurus terhadap film
5. Hasilnya akan nampak gigi RA dan RB dalam keadaan hampir oklusi
(mahkota kelihatan seluruhnya dan bagian akar hanya kelihatan
sebagian) (White SC, 2014)
Memilih ukuran paket film dan pelat fosfor dengan
tab terpasang yang sesuai dengan pasien

● Large film packets (31 × 41 mm)


untuk orang dewasa
● Small film packets (22 × 35 mm)
untuk anak di bawah 12 tahun.
Setelah gigi geraham permanen
kedua tumbuh menjadi ukuran
dewasa yang dibutuhkan
● Occasionally a longer film packets (53
× 26 mm) digunakan untuk orang
dewasa.
(White SC, 2014)
RADIOGRAFI OKLUSAL
Radiografi Oklusal adalah radiografi yang digunakan untuk melihat
anatomi tulang maksilla maupun mandibula dengan area yang luas
dalam satu film. film diletakkan pada bidang oklusal gigi. Teknik
oklusal terbagi menjadi :
● Maxillary Occlusal Radiography
○ Standar Maxillary Occlusal Radiography
○ Oblique Posterior Occlusal Radiography
○ Vertex Occlusal Radiography

● Mandibular Occlusal Radiography


○ Anterior Occlusal mandibula radiography
○ True Occlusal Mandibula Radiography

(White SC,
TEKNIK RADIOGRAFI EKSTRA ORAL

Pemeriksaan radiografi ekstraoral : sumber x-ray dan reseptor


gambar (film atau sensor elektronik) ditempatkan di luar mulut
pasien.

(White and Pharoah, 2014)


1. Radiografi Panoramik

a. Persiapan pasien
- Pasien harus diminta melepas anting, perhiasan, jepit rambut, kacamata, gigi palsu
atau peralatan ortodontik.
- Prosedur dan pergerakan peralatan harus dijelaskan
a. Persiapan peralatan
- Kaset yang berisi film atau pelat fosfor harus dimasukkan ke dalam rakitan kereta (jika
sesuai).
- Operator harus mengenakan sarung tangan pelindung yang sesuai (misalnya lateks
atau nitril)
- Kolimasi harus diatur ke ukuran bidang yang dibutuhkan.
- Faktor paparan yang tepat harus dipilih sesuai dengan ukuran pasien (kisaran 70–90
Whaites and Drage, 2021.
kV dan 4–12 mA)
c. Posisi pasien
- Pasien harus diposisikan di unit sehingga tulang belakang
mereka lurus dan diinstruksikan untuk memegang penyangga
atau pegangan penstabil yang disediakan
- Pasien harus diinstruksikan untuk menggigit ujung gigi seri
atas dan bawah pada patok gigitan dengan dagu bersentuhan
baik dengan penyangga dagu.
- Kepala harus diimobilisasi dengan menggunakan penyangga pelipis.
- Marka berkas cahaya harus digunakan sehingga bidang midsagital vertikal,
bidang Frankfort horizontal, dan cahaya kaninus terletak di antara gigi seri
lateral atas dan gigi kaninus.
- Pasien harus diinstruksikan untuk menutup bibir dan menekan lidah di langit-
langit mulut sehingga bersentuhan dengan langit-langit keras dan tidak
bergerak selama siklus paparan
Whaites and Drage, 2021.
2. Radiografi Postero-Anterior Tengkorak

Teknik dan pemosisian


- Pasien diposisikan menghadap reseptor gambar dengan
kepala dimiringkan ke depan sehingga dahi dan ujung
hidung menyentuh reseptor gambar disebut posisi dahi-
hidung. Garis dasar radiografi horizontal dan pada
sudut kanan ke reseptor gambar. Posisi ini sejajar
dengan dasar tengkorak dan memungkinkan kubah
tengkorak terlihat tanpa superimposisi.
- Kepala tabung sinar-X diposisikan dengan sinar pusat
horizontal (0 °) berpusat melalui oksiput
Whaites and Drage, 2021.
3. Radiografi Postero-Anterior Rahang

Teknik dan pemosisian


- Posisi pasien persis sama dengan tengkorak
PA, yaitu kepala miring ke depan, garis dasar
radiografi horizontal dan tegak lurus dengan
gambar reseptor pada posisi dahi-hidung.
- Kepala tabung sinar-X kembali horizontal
(0°), tetapi sekarang sinar pusatnya berada di
tengah melalui tulang belakang leher di
tingkat rami mandibula
Whaites and Drage, 2021.
4. Radiografi Proyeksi Reverse Towne's
Proyeksi ini menunjukkan kepala dan leher condylar.

Teknik dan pemosisian


- Pasien dalam posisi PA, yaitu kepala miring ke depan posisi dahi-hidung, tetapi selain
itu mulut terbuka. Garis dasar radiografi horizontal dan pada sudut kanan ke reseptor
gambar. Membuka mulut akan mengeluarkan kepala condylar dari fossae glenoid
sehingga dapat terlihat.
- Kepala tabung sinar-X diarahkan ke atas dari bawah oksiput, dengan sinar pusat pada
30 ° ke arah horizontal, dipusatkan melalui kondilus

Whaites and Drage, 2021.


5. Radiografi Submentovertex (SMV)
Proyeksi ini menunjukkan dasar tengkorak, sinus sphenoidal, dan kerangka wajah dari bawah.

Teknik dan pemosisian

- Pasien diposisikan menghadap jauh dari reseptor gambar. Kepala


dimiringkan ke belakang sejauh mungkin, sehingga puncak
tengkorak menyentuh reseptor gambar. Pada posisi ini, garis dasar
radiografi vertikal dan sejajar dengan reseptor gambar.
- Kepala tabung sinar-X diarahkan ke atas dari bawah dagu, dengan
sinar pusat pada 5° ke arah horizontal, berpusat pada garis imajiner
yang menghubungkan dengan yang lebih rendah terlebih dahulu
geraham

Whaites and Drage, 2021.


6. Radiografi Sefalometri

Teknik dan pemosisian


- Pasien diposisikan dalam cephalostat, dengan bidang sagital kepala
vertikal dan sejajar dengan reseptor gambar dan dengan bidang
Frankfort horizontal. Gigi umumnya harus dalam intercuspasi
maksimum.
- Kepala diimobilisasi dengan hati-hati di dalam alat dengan batang
telinga plastik dimasukkan secara bertahap ke dalam alat
pendengaran eksternal.
- Baji aluminium, jika digunakan, ditempatkan untuk menutupi
bagian anterior reseptor gambar.
- Peralatan dirancang untuk memastikan bahwa jika posisi pasien
dengan benar, sinar X-ray horizontal dan berada di tengah bantalan
Whaites and Drage, 2021.
telinga
7. Radiografi Proyeksi Water’s

a.
Reseptor Gambar dan Penempatan Pasien
- Reseptor gambar ditempatkan di depan pasien dan tegak lurus ke bidang midsagital.
- Kepala pasien dimiringkan ke atas sehingga garis kantomeatal membentuk sudut 37
derajat dengan gambar reseptor.
- Jika mulut pasien terbuka, sinus sphenoid akan terbuka terlihat ditumpangkan di
atas langit-langit.

a.
Posisi Sinar X Tengah
Sinar pusat tegak lurus dengan reseptor gambar dan berpusat di area sinus
maksilaris.
(White and Pharoah, 2014)
8. Radiografi Lateral

- Posisi True laterals


Reseptor gambar dan bidang sagital kepala pasien
sejajar dan sinar X-ray tegak lurus keduanya.

- Posisi Oblique laterals


Reseptor gambar dan bidang sagital kepala pasien
tidak sejajar. Sinar X-ray diarahkan tegak lurus ke
reseptor gambar tetapi miring ke bidang sagital
pasien. Berbagai proyeksi miring miring yang
berbeda dimungkinkan dengan posisi kepala dan
berkas sinar-X yang berbeda.
Whaites and Drage, 2021.
- Teknik Bimolar : Proyeksi radiografi yang menunjukkan pandangan miring dari sisi kanan dan
kiri rahang
1.Pasien diposisikan dengan satu sisi wajah di tengah setengah dari kaset, dengan hidung mengarah
ke garis tengah. Penentuan posisi yang tepat tergantung pada gigi atau area rahang mana yang
sedang diperiksa
2.Separuh lainnya dari kaset ditutup oleh pelindung timah untuk mencegah pemaparan sisi reseptor
gambar ini.
3.Kepala tabung sinar-X diposisikan untuk menunjukkan area yang diinginkan, dan eksposur
dibuat.
4.Pelindung timah kemudian ditempatkan di atas sisi lain kaset untuk melindungi bagian film yang
sudah terbuka.
5.Pasien kemudian diposisikan dengan cara yang sama dengan kaset yang dipegang di sisi lain
wajah.
6.Kepala tabung sinar-X diposisikan ulang dan eksposur kedua dilakukan.

Whaites and Drage, 2021.


Whaites and Drage, 2021.
Prinsip Prosessing Film
Prinsip Prosessing film terbagi menjadi dua tahapan
1.
Manual prosessing yaitu dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu:
- Developer (pembangkitan)
- Rinsing (pembilasan)
- Fixing (penetapan)
- Washing (pencucian)
- Drying (pengeringan)

( Whites, 2021)
Whaites, 2021
Whaites, 2021
2. Tahapan pengolahan prosessing film melalui automatic hampir
sama dengan pengolahan film secara manual menggunakan tenaga
mesin, pada automatic prosesing tidak ada tahapan rinsing seperti
pada prosessing manual karena digantikan oleh roller

(Whites, 2021)
Prinsip evaluasi mutu ditentukan dalam beberapa
protokol penilaian yang terbagi menjadi beberapa faktor

Lengkap (Coverage of the Anatomic Region of Interest) dalam hal ini menunjukkan bahwa
seluruh anatomi yang dibutuhkan untuk dibaca terdapat secara utuh di dalam sebuah
radiograf, di dalamnya terdapat informasi yang lengkap dari objek yang akan dilihat.

Kontras adalah tingkat kepadatan dua area radiograf antara berbagai bagian gambar merupakan
salah satu kriteria penilaian kualitas dalam suatu gambaran, dimana semakin besar kontrasnya
maka semakin banyak fitur yang terlihat
Kontras terbagi dalam 2 jenis yaitu:
- kontras objek didefinisikan sebagai rasio intensitas radiasi yang ditransmisikan melalui area
jaringan/organ yang berbeda dari komponen yang dievaluasi
- Kontras film : kemampuan film untuk menyerap dan menolak sinar yang masuk ke dalam film
( Ramadhan, 2019)
Densitas radiografi merujuk pada derajat atau gradasi kehitaman dari
radiograf, hal tersebut bergantung pada jumlah paparan radiasi yang
mencapai daerah tertentu pada film

Ketajaman atau sharpness merujuk pada kemampuan sinar X untuk


memproduksi garis batas terluar yang jelas. Ketajaman merupakan
komponen penting yang harus terpenuhi pada radiograf

Detail merupakan kemampuan radiograf untuk menampilkan


perbedaan dari setiap bagian anatomi. Hasil sebuah radiograf yang
mampu memperlihatkan struktur yang kecil dari organ yang difoto

(Ramadhan, 2020 )
Distorsi yaitu gambar yang terdistorsi tidak memiliki ukuran dan bentuk
yang sama dari objek asli pada radiograf dikarenakan ketidaksamaan
pembesaran dari daerah yang berbeda pada objek yang sama. Hal yang
mempengaruhi distorsi adalah penempatan dan kesejajaran film atau
angulasi sinar-X yang tidak sesuai.

Resolusi suatu ukuran dari kemampuan untuk membeda bedakan objek


satu dengan lainnya.

Brightness yaitu kemampuan radiograf untuk meningkatkan kecerahan,


biasanya berhubungan dengan processing, timer dan kvp ekspour

(Ramadhan, 2019)
Lengkap Kontras objek
Kontras film Densitas
Sharpness Detail
Distorsi Resolusi
Brightness
Interpretasi radiografi

Interpretasi radiografi dapat digunakan sebagai proses


mencari semua informasi berdasarkan gambaran radiografi
berwarna hitam, putih dan abu abu. Dengan tujuan utama
adalah:
1. Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya penyakit
2. Memberikan informasi tentang perluasan penyakit
3. Menetapkan differential diagnosis.
(Whaites et al, 2021)
Yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasi dental radiography adalah:
1.Kondisi cahaya yang optimum
2. Memahami gambaran radiografi hitam, putih dan abu- abu
3.Mengetahui jenis radiografi yang digunakan sehingga dapat menilai kualitas
gambar yang dibuat
4.Mengetahui struktur anatomi normal
5.Mengetahui gambaran radiografi patologis pada kepala dan leher
6.Menampilkan seluruh gambaran radiografi dan lesi
7.Gambar dapat
(Whaites et al, 2021) dibandingkan
Langkah menginterpretasi gambar periapikal
Menilai kualitas gambar dengan kriteria ideal radiografi periapikal meliputi
- Gambar seharusnya tidak mengalami distorsi atau kekaburan
- Gambar seharusnya menampilkan anatomi pada area yang benar beserta apikal gigi
yang diperiksa setidaknya 3-4 mm dari tulang
- Sebaiknya tidak overlapping pada permukaan proximal gigi
- Densitas dan kontras film sesuai dengan tujuan pengambilan radiografi
- Untuk menilai karies, restorasi dan jaringan periapikal film sebaiknya terekspos dengan
baik dan menunjukkan kontras yang baik untuk menyediakan perbedaan antara
enamel dan dentin dan antara ligamen periodontal, lamina dura dan tulang trabekula
- Untuk menilai status periodontal film sebaiknya underexposed untuk menghindari
burnout pada alveolar crest
(Whaites et al, 2021)
(Whaites et al, 2021)
Langkah menginterpretasi gambar bitewing
Menilai kualitas gambar bitewing dengan kriteria
-Gambar sebaiknya tidak mengalami distorsi atau buram
-Gambar sebaiknya menyertakan permukaan mesial premolar 1 hingga permukaan distal molar 2
-Puncak alveolar maksila dan mandibula sebaiknya terlihat
-Tidak terdapat overlapping pada permukaan proksimal gigi
-Densitas dan kontras gambar sesuai dengan tujuan pengambilan radiografi
-Untuk menilai karies dan restorasi, film sebaiknya ter ekspos dengan baik dan menunjukkan
perbedaan kontras antara enamel dan dentil dan enamel-dentin junction terlihat
-Penilaian statur periodontal sebaiknya film underexposed untuk menghindari burnout pada
puncak alveolar yang tipis

(Whaites et al, 2021)


(Whaites et al, 2021)
Langkah menginterpretasi gambar panoramik
-Semua gigi atas dan bawah didukung tulang alveolar terlihat
-Seluruh mandibula terlihat
-Perbesaran bidang vertikal dan horizontal seimbang
-Gigi molar kiri dan kanan memiliki mesiodistal yang seimbang
-Gambar palatum terlihat di atas apikal gigi maksila
-Tidak terlihat bayangan perhiasan, gigi tiruan maupun anting
-Gambar berisi nama dan tanggal pemeriksaan
-Gambar ditandai dengan R untuk Right (kanan) dan L untuk Left (kiri)

(Whaites et al, 2021)


(Whaites et al, 2021)
Differensial Radiodiagnosis

Identifikasi gambaran radiografi tersebut yaitu:


1. Tempat atau posisi anatomis
2. Ukuran lesi
3. Bentuk dari lesi
4. Tepi lesi
5. Radiodensity lesi dan struktur internal lesi
6. Efeknya pada jaringan sekitar
7. Waktu lesi, jika diketahui

Whaites and Drage, 2021.


Ukuran dan Bentuk Lesi

Whaites and Drage, 2021.


Tepi Lesi dan Efek pada Jaringan sekitar

Whaites and Drage, 2021.


Waktu Lesi

Whaites and Drage, 2021.


Different Diagnosis pada Lesi Radiolusen
Different Diagnosis pada Lesi Radiopak
Prinsip Rujukan Medik dan Konsul

Rujukan medik yaitu upaya kesehatan yang berorientasi kepada kepentingan


penderita, bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah baik untuk keperluan
diagnostik, pengobatan maupun pengelolaan penderita selanjutnya, upaya untuk
melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang
sedang ditangani oleh seorang dokter gigi kepada dokter gigi yang lain. Rujukan
medik dapat berupa pengetahuan,keterampilan, maupun sikap yang dapat
dilaksanakan secara lisan maupun tertulis
Konsultan adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus
penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter yang lebih ahli
Karakteristik rujukan medik dan konsultasi

1. Ruang lingkup kegiatan, konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak


ketiga. Rujukan, melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus
penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga
2. Kemampuan dokter, konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli dan atau
yang lebih pengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak
3. Wewenang dan tanggung jawab,konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap
pada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.
Informed Consent
● Surat persetujuan tindakan medis (Informed Consent) adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medis kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien disertai informasi
mengenai segala resiko yang mungkin terjadi
● Informed consent bertujuan melindungi pasien secara hukum dari segala tindakan
medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun tindakan dokter gigi yang
sewenang-wenang, tindakan malpraktek, serta penyalahgunaan alat canggih. Bagi
dokter, dapat digunakan sebagai pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya
tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya apabila timbul akibat yang tidak
dikehendaki.
Juliawati, 2014.
Juliawati, 2014.
Daftar pustaka
● White SC, Pharoah MJ. 2014. Oral Radiologi: Principles and Interpretation. Seventh
Edition. MOSBY Elsevier.
● Whaites E, Drage N. 2021. Essentials of Dental Radiography and Radiology Sixth
Edition. Elsevier Health Sciences. China.
● Juliawati M. 2014. Pentingnya surat persetujuan tindakan medik (informed consent)
pada praktek dokter gigi. Jurnal PDGI. 63(2).
● Whaites E, Nicholas D. Essentials of Dental Radiography and Radiology. Ed 5th. UK.
Elsevier. 2013.
● Farizka I,Nandary D,Wijaya D. Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan Radiografi
Kedokteran Gigi Pada Pasien Anak.Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu.2 (1).2020
● Jannah, Marichatul; Darmini, Darmini ; Rochmayanti, Dwi. 2017. Komunikasi Efektif
Berperan dalam Meningkatkan Kepuasan Pasien di Instalasi Radiologi. Jurnal LINK,
13 (2), 28 - 33
Ramadhan ZA, Stam H, Epsilawati L. 2019. Gambaran kualitas dan mut radiograf. Jurnal
Radiologi Dentomaksilofacial , 13( 3), 43-8

Anda mungkin juga menyukai