Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN VISUS

DAN TAMPON HIDUNG


OUR TEAM

01 02

NEZLA PUSPITA GILANG RAMADHAN


220210190005 220210190006

03 04

AYENE REVINA REZKA BAHLAIL


220210190007 220210190008
PEMERIKSAAN
VISUS MATA
TUJUAN
1. Menentukan ketajaman penglihatan
2. Menentukan penggunaan kacamata
3. Menentukan baik buruknya fungsi mata
4. Menentukan diagnosa terkait gangguan refraksi
INDIKASI

01 02 03

Kelainan refraksi seperti Kelainan media penglihatan Saraf penglihatan terganggu


miopia (rabun jauh), rabun seperti kornea, akuos humor, fungsinya seperti bintik
dekat (hipermetropia), lensa dan badan yang kaca kuning (makula lutea), saraf
astigmat atau silindris keruh optik, dan pusat penglihatan
di otak
KONTRAINDIKASI

1. 2.
Pasien dengan penurunan Pasien dengan gangguan
kesadaran mental atau kejiwaan

3. 4.
Pasien dengan gangguan Pasien yang tidak
kognitif atau retardasi kooperatif
mental
KONSEP
Pemeriksaan visus atau pemeriksaan ketajaman penglihatan adalah pemeriksaan
fungsi mata untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya
tajam penglihatan. Untuk mengetahui ketajaman visual seseorang, dapat
menggunakan kartu Snellen. Pemeriksaan visus dilakukan pada pasien yang
datang dengan gangguan penglihatan yang memerlukan evaluasi ketajaman
penglihatan, seperti nyeri pada mata, cedera mata, floaters/flashes, pandangan
kabur, atau mata merah.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Pada seluruh pemeriksaan, pasien dapat diposisikan dalam kondisi


duduk atau berdiri sesuaikan tinggi snellen chart dengan mata
pasien, serta usahakan pasien dalam kondisi yang nyaman
2. Pada pemeriksaan visus mata menggunakan Snellen Chart,
tempatkan pasien dalam jarak 6 meter. Jika ruangan tidak
memungkinkan menempatkan pasien di jarak 6 meter dari bagan
yang digunakan, dapat digunakan bagan LogMar yang hanya
membutuhkan jarak 4 meter saja
3. Kondisikan ruangan dengan cahaya yang cukup
4. Pemeriksaan dilakukan secara bergantian, saat pemeriksaan mata
kanan maka mata kiri ditutup dengan kertas/telapak tangan, begitu
pula sebaliknya
ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN

Kartu snellen E-chart Bagan LogMar


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Tahap pengkajian Tahap perencanaan

1. Mengkaji program keperawatan klien yang 1. Menyiapkan alat dan bahan


akan dilakukan 2. Menjelaskan prosedur dan tujuan yang akan
2. Memberikan salam dan melakukan inform dilakukan
consent 3. Memberikan posisi klien yang nyaman dan
sesuai dengan kondisi pasien
4. Atur pencahayaan dan suhu ruangan
cont..
Tahap pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Letakkan kartu pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau
sejajar dengan mata pasien
3. Pastikan pencahayaan baik
4. Posisikan pasien duduk atau berdiri sejauh 6 meter dari kartu snellen
5. Perintahkan pasien untuk menutup mata kiri, ketika melakukan pemeriksaan untuk mata
kanan
6. Perintahkan untuk membaca huruf yang ada pada kartu mulai dari baris paling besar ke
huruf paling kecil atau sampai pasien tidak bisa membaca huruf yang disajikan
7. Perintahkan pasien untuk menutup mata kanan, ketika melakukan pemeriksaan untuk
mata kiri
8. Lakukan step 6 untuk memeriksa penglihatan mata bagian kiri
9. Posisikan pasien ke posisi semula
cont..

Tahap evaluasi Tahap dokumentasi


Evaluasi hasil pemeriksaan 1. Catat hasil pemeriksaan pada
dan respon pasien selama dan buku pencatat
setelah melakukan pemeriksaan 2. Catat juga respon pasien selama
dan setelah dilakukan
pemeriksaan
3. Cantumkan nama jelas perawat
yang melakukan tindakan dan
tanda tangan
CARA MEMBACA SNELLEN CHART

- Snellen chart yang digunakan dalam ukuran


kaki/feet normalnya adalah 20/20
- Misal pasien dapat membaca semua huruf
pada baris ke 8 berarti visusnya normal.
CONT..

- Bila pasien hanya bisa membaca huruf E, D, F, C pada


baris ke 6 berarti visusnya 20/30 karena pasien tidak bisa
membaca huruf lain yang ada pada baris tersebut atau
tidak bisa membaca secara lengkap.
- Arti dari visus 20/30 dari pasien tersebut ialah berarti
orang normal dapat membaca pada jarak 30 kaki
sedangkan pasien hanya dapat membacanya pada jarak
20 kaki
02

Tampon Hidung
TUJUAN
a. Untuk menghentikan perdarahan hidung
b. Mengetahui sumber perdarahan dari anterior atau
posterior
Indikasi

Pasien dengan perdarahan hidung


baik posterior ataupun anterior
(epistaksis)
Kontraindikasi

01 03

Adanya fraktur tulang wajah atau Hemodinamik tidak stabil yang


hidung yang signifikan membutuhkan resusitasi cairan atau
transfusi darah segera

02 04

Fraktur basis cranium (tampon Gangguan jalan nafas yang


hidung berisiko memasuki cranial membutuhkan intubasi segera.
vault dan meningkatkan risiko
infeksi)
Konsep Tampon Hidung

Tampon hidung adalah suatu prosedur


memasukan kapas yang telah diberi adrenalin
1:10.000 dan lidokain atau pantocain 2 % untuk
menghentikan perdarahan pada hidung. Jenis
pemasangan tapon ada 2 jenis yaitu tampon
posterior dan tampon anterior
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

Teknik memegang pinset harus benar, jangan sampai menghalangi lapang pandang
01 mata ke lubang hidung

02 Instruksikan klien untuk tetap bernapas melalui mulut

03 Jangan menengadahkan kepala klien


Alat-Alat yang Dibutuhkan

Lidocaine Ephedrine Bayonet Spekulum Kapas Halus


Pinset Hidung

Headlamp Handscoon Handsanitizer Bengkok


STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
01 Tahap Pre-Orientasi
a. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien terhadap indikasi
tindakan
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat dan bahan

02 Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam kepada klien dan perkenalkan diri
b. Melakukan validasi terhadap klien
c. Melakukan informed consent
d. Jaga privasi klien, atur pencahayaan dan lingkungan
e. Atur posisi klien senyaman mungkin
03 Tahap Kerja
a. Mencuci tangan
b. Memakai handscoon
c. Pegang bayonet pinset pada tangan yang lebih dominan
d. Jepitkan kapas halus pada bayonet pinset
e. Semprotkan kapas halus dengan cairan lidocaine dan ephedrine secara merata
f. Pegang speculum hidung pada tangan yang satunya, pada ruas-ruas jari dengan menghadap ke
bawah
g. Anjurkan klien untuk tetap bernapas
h. Regangkan lubang hidung dengan speculum hidung
i. Masukkan kapas halus yang sudah diberi cairan ke lubang hidung mengarah ke bawah secara
perlahan
j. Setelah kapas halus masuk ke hidung, tunggu sekitar 10 menit
k. Tarik kembali kapas halus tersebut setelah 10 menit dan buang ke bengkok
l. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
m. Melepas handscoon
n. Mencuci tangan
04 Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil yang telah dicapai setelah tindakan
b. Evaluasi respon klien
c. Memposisikan klien ke posisi semula
d. Mengucapkan terima kasih dan salam pamit

05 Tahap Dokumentasi
a. Catat hasil pemeriksaan pada buku catatan
b. Catat respon pasien selama dan setelah dilakukan pemeriksaan
c. Cantumkan nama jelas perawat yang melakukan tindakan dan tanda tangan
REFERENSI
Punagi, Abdul Qadar. Epistaksis Sistem Traumatologi

Munir,Delfitri., Haryono,Yuritna., & Rambe, Andrina Y.M. (2006). Epistaksis. Majalah


Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3
Berson, F. G. (1993). Basic ophthalmology for medical students and primary care residents.
American Academy of Ophthalmology.
THANK YOU
Because key words are great for catching
your audience’s attention

Anda mungkin juga menyukai