Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM LAPANGAN KEPERAWATAN ANAK

PENGKAJIAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN

DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST (DDST)

A. KASUS

An. A, balita perempuan dibawa ke Poliklinik Tumbuh Kembang pada tanggal 28 April
2020 untuk dilakukan imunisasi MMR. Sebelum diberikan imunisasi, perawat melakukan
pengkajian perkembangan pada anak. Perawat melakukan pengkajian perkembangan dengan
menggunakan Denver II/ Denver Developmental Screening Test (DDST).

Berdasarkan Buku Pemantauan Tumbuh Kembang, An. A lahir pada tanggal 20 Januari
2019 dengan riwayat persalinan spontan, ditolong oleh dokter rumah sakit. Tidak ada riwayat
penyakit yang diderita anak. Imuniasi diberikan dengan lengkap. Pemeriksaan perkembangan
dilakukan pada semua sektor mulai dari sektor personal sosial, motorik halus, bahasa dan
motorik kasar.

Perawat bertanya kepada ibu terkait items/gugus penilaian report atau penilaian yang
didapat berdasarkan laporan keluarga, kemudian perawat melakukan tes pada items/gugus
penilaian pada anak dengan menggunakan alat bantu. Perawat mulai melakukan tes pada
items sektor personal sosial. Menurut ibu anak An. A sudah dapat menirukan kegiatan anak
yang lebih besar, memegang cangkir pada saat minum, menggunakan sendok, membuka
pakaian, tepuk tangan, menyatakan keinginan memegang benda, melambaikan tangan kepada
orang lain, namun anak belum bisa membantu kegiatan lain seperti disuruh membawa sebuah
benda yang mampu dilakukan anak. Saat dilakukan tes, An. A sudah bisa bermain bola
dengan perawat dan menyuapi boneka. An. A belum bisa menggosok gigi dan
mencuci/mengeringkan tangan serta belum bisa menyebut nama teman.

Perawat melanjutkan tes pada sektor motorik halus. An. A sudah dapat memegang
dengan ibu jari dan jari, membenturkan dua kubus, mengambil manik-manik yang
ditunjukkan perawat, namun An. A belum bisa menaruh kubus dalam cangkir, belum bisa
membuat menara dari kubus, belum bisa menirukan garis vertikal dan belum bisa mencoret-
coret pada kertas.

Selanjutnya perawat melakukan penilaian pada sektor bahasa dan motorik halus. An. A
sudah bisa melakukan items tes pada sektor bahasa dan motorik halus, namun masih gagal
untuk melakukan 3 items lain yang terletak pada sebelah kanan garis usia.

B. TARGET KOMPETENSI (LEARNING OBJECTIVE):

1. Mampu menjelaskan pengertian, tujuan dan alat yang diperlukan untuk pengkajian
perkembangan menggunakan Denver/DDST.
Jawab
Denver II adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan dan
penyimpangan perkembangan pada anak. Denver II merupakan revisi dari Denver
Developmental screening test (DDST) yang pertama kali dipublikasikan pada tahun
1961. Denver II bukan merupakan test IQ, tidak meramalkan kemampuan adaptif atau
intelektual seorang anak, tidak dibuat untuk menegakkan diagnosis seperti
ketidakmampuan belajar atau ganguan emosional, namun hanya untuk mengetahui
adanya perkembangan yang normal atau tidak pada anak.
Denver II dibuat untuk membantu petugas kesehatan melakukan deteksi dini pada
anak berumur kurang dari 6 tahun dengan memerhatikan 4 aspek yaitu aspek sosial,
motorik kasar, bahasa dan motorik halus sesuai dengan kelompok usia anak dan sesuai
dengan panduan yang sudah tertera pada bagian bagan pemeriksaan.
Untuk alat yang diperlukan dalam skrining perkembangan menggunakan Denver
II adalah form atau bagan Denver II yang sudah disesuaikan dengan pemeriksa, apakah
akan menggunakan bagan berbahasa inggris atau indonesia. Hal selanjutnya yang
diperlukan adalah barang-barang untuk mengetahui kemampuan motorik kasar dan halus
seperti pensil untuk menggambar, kertas kosong, balok kayu, benang wool warna merah,
kismis, krincingan, botol kaca kecil bening dengan lubang 2,5 cm, bel kecil, bola tennis,
boneka kecil dengan botol susu, cangkir plastic dengan pegangan. Alat yang digunakan
juga harus sesuai dengan kondisi anak dan tidak membahayakan anak tersebut.
2. Mampu menjelaskan prosedur pengkajian perkembangan menggunakan Denver/DDST.
Jawab
Prosedur pengkajian menggunakan Denver/DDST dilakukan dalam ruangan yang
didalamnya terdapat berbagai alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan
anak dalam perkembangan motorik halus/kasar, kemampuan sosial dan berbahasa.
Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan perkenalan dan informed consent
pada orang tua serta anak guna mendapatkan kerjasama antara kedua pihak. Setelah
didapatkan kerjasama antara kedua pihak, dilanjutkan dengan menanyakan identitas klien
atau anak dan menanyakan tanggal lahir untuk menentukan usia dari anak. Jika anak lahir
prematur maka akan ada penambahan perhitungan dalam menghitung usia yaitu dengan
mengurangi hasil perhitungan demgan usia gestasi.
Tahap kedua, yakni melakukan pemeriksaan dengan memulai menarik garis pada
bagan sesuai perhitungan usia anak untuk memudahkan pemeriksa dalam mengetahui
aspek yang akan dinilai, seperti contoh dibawah ini

Dalam proses pengkajian, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dimana
pada saat mengkaji status perkembangan anak, dilakukan evaluasi minimal 3 tugas
perkembangan di sebelah kiri garis untuk mengetahui status perkembangan klien apakah
terdapat hambatan atau tidak. Jika tidak terdapat penyimpangan dalam perkembangan,
maka dapat dilanjutkan dengan mengkaji tugas perkembangan selanjutnya sampai anak
gagal atau menolak dalam melakukan tugas perkembangan tersebut. 
Pada saat mengkaji tugas perkembangan anak, bila anak dapat melakukan tugas
dapat diberi tanda P/Pass, dan jika gagal diberi tanda F/Fail, jika menolak diberi tanda
R/Refusal dan jika tugas tidak dapat dikaji maka dituliskan NO/No Opportunity. Contoh
pengisian bagan dapat dilihat paa gambar berikut

Setelah melakukan pengkajian, dilakukan analisis terhadap status perkembangan pada


setiap aspek penilaian. Dimana terdapat interpretasi penilaian yang dapat dituliskan, yaitu
1. Lebih/Advance : dimana anak dapat melakukan tugas perkembangan sampai
dengan sisi kanan garis atau dapat melakukan tugas perkembangan yang lebih tua
dari usia anak saat pemeriksaan.
2. Normal : adalah kategori dimana menolak atau gagal dalam melakukan tugas
perkembangan di sisi kanan garis usia atau gagal dalam melakukan tugas jika masih
dalam persentil 25-75
3. Peringatan/caution : Bila seorang anak gagal atau menolak tugas perkembangan,
dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90. 
4. Terlambat/Delayed : Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba
yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
5. No Opportunity : orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan
untuk melakukan tugas perkembangan tsb. Hasil ini tidak dimasukkan dalam
mengambil kesimpulan. 
Tahap terakhir yaitu mengambil kesimpulan dengan kriteria
a) Normal
- Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution
- Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya
b) Suspect (Suspek)
- Bila didapatkan > 2 caution dan/atau > 1 keterlambatan
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti
rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan
c) Untestable/Tidak Dapat Diuji
- Bila ada skor menolak pada > 1 uji coba terletak di sebelah kiri garis umur atau
menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu

3. Mampu menghitung usia kronologis dalam pengkajian perkembangan pada anak sesuai
kasus.
Jawab
Rumus menghitung usia kronologis :
(Tahun,bulan,tanggal ketika test) - (Tahun,bulan,tanggal lahir anak)
Pada kasus diketahui :
Test : 2020 4 28
Lahir :2019 1 20
Usia kronologis : 1 tahun 3 bulan 8 hari

4. Mampu melakukan pengkajian perkembangan pada semua sektor menggunakan formulir


DDST sesuai temuan pada kasus.
Jawab
5. Mampu membuat interpretasi perkembangan berdasarkan DDST pada anak sesuai kasus
Jawab

a) Aspek Personal sosial


 Lulus :  9
1. Menirukan kegiatan anak yang lebih besar (90%)
2. Memegang cangkir pada saat minum (75%)
3. Menggunakan sendok (25%)
4. Membuka pakaian (25%)
5. Tepuk tangan (90%)
6. Menyatakan keinginan memegang benda (90%)
7. Melambaikan tangan kepada orang lain (90%)
8. Menyuapi boneka (25%)
9. Main bola (90%)
 Gagal : 4 (Normal)
1. Membantu di rumah (Normal)
2. Menggosok gigi (Normal)
3. Mencuci/mengeringkan tangan (Normal)
4. Menyebut nama teman (Normal)
 No. Opportunity : 1 (tidak dimasukan ke dalam kesimpulan)
1. Memakai baju
b) Motorik Halus
 Lulus : 3
1. Memegang dengan ibu jari dan jari (90%)
2. Membenturkan 2 kubus (90%)
3. Ambil manik-manik ditunjukan (75%)
 Gagal : 1 Delayed, 1 Caution, 4 failed  (Normal)
1. Menaruh kubus di cangkir (Delayed)
2. Mencoret-coret (Caution)
3. Membuat menara dari 2 kubus (Normal)
4. Membuat menara dari 4 kubus (Normal)
5. Membuat menara dari 6 kubus (Normal)
6. Membuat menara dari 8 kubus (Normal)
c) Bahasa
 Lulus : 6
1. Mengoceh (90%)
2. Papa/mama spesifik (90%)
3. 1 kata (90%)
4. 2 kata (90%)
5. 3 kata (75%)
6. 6 kata (25%)
 Gagal : 3 (Normal)
1. Menunjuk 2 gambar (Normal)
2. Kombinasi kata (Normal)
3. Menyebutkan 1 gambar (Normal)
d) Motorik Kasar
 Lulus : 6
1. Berdiri sendiri (90%)
2. Membungkuk kemudian berdiri (90%)
3. Berjalan dengan baik (90%)
4. Berjalan mundur (75%)
5. Lari (25%)
6. Berjalan naik tangga (25%)
 Gagal : 3 (Normal)
1. Menendang bola ke depan (Normal)
2. Melompat (Normal)
3. Melempar bola lengan ke atas (Normal)

Kesimpulan : Suspek dengan terdapat 1 caution/peringatan dan 1


keterlambatan/delayed

Intervensi : Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat
seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan
Daftar Pustaka

Apriani, D., & Febrianti, T. (2020). ANAK USIA PRA SEKOLAH ANTARA METODE
PEMERIKSAAN KPSP DENGAN DENVER II STUDI KASUS DI PUSKESMAS
GANDUS PALEMBANG. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 7(1), 34-38.

Asthiningsih, N. W. W., & Muflihatin, S. K. (2018). Deteksi dini perkembangan balita dengan
metode DDST II di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Juanda Samarinda. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(2), 367-374.
PRAKTIKUM LAPANGAN KEPERAWATAN ANAK

PENGKAJIAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN MENGGUNAKAN

KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

A. KASUS

Seorang bayi laki-laki lahir pada tanggal 20 Oktober 2019 dibawa ke Poliklinik
tumbuh kembang untuk dilakukan pemeriksaan karena bayinya belum bisa telungkup sendiri.
Ibu merasa khawatir dengan keadaan bayinya. Petugas kesehatan melakukan pengkajian
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Hasil pemeriksaan pertumbuhan didapatkan:
Berat Badan 6.5 kg, Panjang Badan 58 cm dan Lingkar Kepala 42 cm.

Pada saat pemeriksaan penyimpangan perkembangan menggunakan Kuesioner Pra


Skrining Perkembangan (KPSP) pada tanggal 28 April 2020 ditemukan bayi mengangis aktif,
dapat menggerakan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain dan kepala terangkat
tegak.

Selanjutnya petugas kesehatan memberikan beberapa pertanyaan. Ibu mengatakan


bahwa bayinya suka tersenyum dengan mengeluarkan suara gembira bernada tinggi bila
diajak bermain. Bayi dapat mengarahkan matanya ketika diberikan benda kecil dan berusaha
meraih mainan tersebut, namun bayi belum bisa berbalik dari terlentang ke telungkup atau
sebaliknya.

Petugas kesehatan mencoba menyentuhkan pensil di ujung jari bayi dan bayi dapat
menggenggam pensil itu selama 3 detik. Bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku
pada saat dipegang tangannya lalu ditarik ke posisi duduk dari posisi terlentang. Pada saat
bayi telungkup di alas yang datar, bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengan sebagai
penyangga.

B. TARGET KOMPETENSI (LEARNING OBJECTIVE):


1. Mampu menjelaskan pengertian, tujuan dan alat yang diperlukan untuk pengkajian
penyimpangan perkembangan menggunakan KPSP.
Jawab
a) Deskripsi
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan suatu instrumen
deteksi dini dalam perkembangan anak usia 0 sampai 6 tahun. Pemeriksaan KPSP
adalah penilaian perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan yaitu : motorik
kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi /kemandirian.
b) Tujuan 
- KPSP ini berguna untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
- Kuesioner ini untuk  skrining bayi  umur  3  bulan sampai  anak  umur  6  tahun 
yang  dilakukan pada orangtua anak oleh petugas kesehatan yang sudah terlatih;
perawat, dokter, dll. 
c) Alat yang diperlukan 
- Formulir KPSP menurut usia 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66,72
bulan Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan
yang telah dicapai anak. 
- Alat bantu pemeriksaan berupa : bola, boneka, kubus sisi 2,5 cm, benang wol
merah, kertas, krayon, kismis, kerincingan, lonceng.

2. Mampu menjelaskan prosedur pengkajian penyimpangan perkembangan menggunakan


KPSP.
Jawab
Cara menggunakan KPSP:
1. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
2. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi umur 3
bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari,
dibulatkan menjadi 3 bulan.
3. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
4. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
- Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi
makan kue sendiri ?"
- Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi
pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk''.
5. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena
itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
6. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan
hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
7. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
8. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi hasil pemeriksaan

Tanyakan kepada orang tua/pengasuh atau periksa anak sesuai petunjuk pada instrumen
KPSP. Hasil interpretsi dengan menghitung jawaban “Ya”

Hasil Interpretasi Tindakan


Pemeriksaan 

Jawaban “Ya” 9 Sesuai Umur Puji keberhasilan orang tua/pengasuh. Lanjutkan stimulasi
atau 10  sesuai umur. Jadwalkan kunjungan berikutnya.

Jawaban “Ya” 7 Meragukan Nasehati Ibu/pengasuh untuk melakukan stimulasi lebih


atau 8 sering dengan penuh kasih sayang. Jadwalkan kunjungan
ulang untuk 2 minggu lagi. Apabila hasil pemeriksaan
selanjutkany juga meragukan, rujuk ke Rumah Sakit
rujukan tumbuh kembang level 1.

Jawaban “Ya” 6 Penyimpangan Rujuk ke Rumah Sakit rujukan tumbuh kembang level 1.
atau kurang
3. Mampu menjelaskan stimulasi perkembangan pada anak.
Jawab
Stimulasi  perkembangan pada anak berdasarkan kasus di atas pada bayi 6 bulan yaitu :
1. Gerak Kasar
a) Berbalik dari terlentang ke telungkup dan sebaliknya
- Berguling
- Menahan kepala tetap tegak
b) Mengangkat kepala setinggi 90°
- Menyangga berat badan. Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi
berdiri. Perlahan-lahan turunkan badan bayi hingga kedua kaki menyentuh
meja, tempat tidur atau pangkuan anda. Coba agar bayi mau mengayunkan
badannya dengan gerakan naik turun serta menyangga sebagian berat badannya
dengan kedua kaki bayi.
c) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil. 
- Mengembangkan kontrol terhadap kepala. Latih bayi agar otot-otot lehernya
kuat. Letakkan bayi pada posisi telentang. Pegang kedua pergelangan tangan
bayi, tarik bayi perlahan-lahan ke arah anda, hingga badan bayi terangkat ke
posisi setengah duduk. Jika bayi belum dapat mengontrol kepalanya (kepala
bayi tidak ikut terangkat), jangan lakukan latihan ini. Tunggu sampai otot-otot
leher bayi lebih kuat.
- Duduk. Bantu bayi agar bisa duduk sendiri, mula-mula bayi didudukkan di
kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang. Ketika bayi dalam posisi
duduk , beri mainan kecil ditangannya. Jika bayi belum bisa duduk tegak,
pegang badan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudukkan bayi di lantai yang
beralaskan selimut, tanpa sandaran atau penyangga.
2. Gerak Halus
a) Menggenggam jari orang lain
- Melihat, meraih dan menendang mainan gantung 
- Memperhatikan benda bergerak 
- Melihat benda-benda kecil 
-  Meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan
b) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
- Memegang benda dengan kuat. Letakkan sebuah mainan kecil yang berbunyi
atau berwarna cerah di tangan bayi. Setelah bayi menggenggam mainan
tersebut, tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat. 
c) Memegang tangannya sendiri
- Memegang benda dengan kedua tangan. Letakkan sebuah benda atau mainan
ditangan bayi dan perhatikan apakah dia akan memindahkan benda tersebut
ketangan lainnya. Usahankan agar tangan bayi , kiri dan kanan, masing-masing
memegang benda pada waktu yang sama Mula-mula bayi dibantu, letakkan
mainan disatu tangan dan kemudian usahakan agar bayi mau mengambil mainan
lainnya dengan tangan yang paling sering digunakan.
d) Menengok ke kanan dan ke kiri serta ke atas dan kebawah.
- Mengambil benda-benda kecil Letakkan benda kecil seperti potongan-potongan
biskuit di hadapan bayi. Ajari bayi mengambil benda-benda tersebut. Jika bayi
telah mampu melakukan hal ini, jauhkan pil/obat dan benda kecil lainnya dari
jangkauan bayi.
e) Berusaha memperluas pandangannya. dan mengarahkan matanya pada benda-
benda kecil.
- Jatuhkan sebuah kancing atau benda kecil lainnya yang berwarna terang di
depan anak ke permukaan putih seperti kertas putih dengan jarak yang mudah
dijangkau oleh anak. Gendong anak dengan menghadap kedepan dan bawa ke
taman atau halaman rumah. 
3. Bicara dan Bahasa
a) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
- Stimulasi yang perlu dilanjutkan. 
 Bicara 
 Meniru suara-suara 
 Mengenali berbagai suara 
- Mencari sumber suara.
 Latih bayi agar menengok ke arah sumber suara 
 Arahkan mukanya ke arah sumber suara. Mula-mula muka bayi dipegang
dan dipalingkan perlahan lahan ke arah sumber suara, atau bayi dibawa
mendekati sumber suara. 
- Menirukan kata-kata. 
Ketika berbicara dengan bayi, ulangi beberapa kata berkali-kali
dan usahakan agar bayi menirukannya. Yang paling mudah ditirukan oleh
bayi adalah kata yang menggunakan huruf vocal dan gerakan bibir.
Contohnya: papa, mama, baba.
4. Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.
a) Stimulasi yang perlu dilanjutkan. 
 Memberi rasa aman dan kasih sayang. 
 Mengajak bayi tersenyum. 
 Mengamati. 
 Mengayun. 
 Menina bobokan. 
b) Bermain "Cilluk-ba" 
c) Tutup wajah sampai tertutup semua bagian wajah anda dan buka secara tiba-tiba
untuk dilihat bayi. Cara lain adalah mengintip bayi dari balik pintu atau tempat
tidumya. 
d) Melihat dirinya dikaca. Pada umur ini,bayi senang melihat dirinya di
cermin.Bawalah bayi melihat dirinya dicermin yang tidak mudah pecah. 
e) Berusaha meraih mainan. Letakkan sebuah mainan sedikit diluar jangkauan bayi.
Gerak-gerakkan mainan itu didepan bayi sambil bicara kepadanya agar ia
berusaha untuk mendapatkan mainan itu.Jangan terlalu lama membiarkan bayi
berusaha meraih mainan tersebut, agar anak merasa berhasil.

4. Mampu menghitung usia kronologis dalam pengkajian perkembangan pada anak sesuai
kasus.
Jawab
Rumus menghitung usia kronologis :
(Tahun,bulan,tanggal ketika test) - (Tahun,bulan,tanggal lahir anak)
Jadi, dalam kasus usia anak:
Test: 2020 04 28
Lahir: 2019 10 20
Usia Kronologis = 6 Bulan 8 Hari

5. Mampu menggunakan lembar formulir KPSP kuesioner yang dipilih sesuai usia
kronologis pada anak sesuai kasus.
Jawab

Kuesioner Praskrining untuk Bayi 6 bulan

No. Pemeriksaan Aspek Ya Tidak


Pemeriksaa
n

1 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak Halus ✓


mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?

2 Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam Gerak Kasar ✓


keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala
bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya

3 Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari Gerak Halus ✓


bayi. (jangan meletakkan di atas telapak tangan
bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu
selama beberapa detik?

4 Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat Gerak Kasar ✓


mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai
penyangga seperti pada gambar ?

5 Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira Bicara & ✓


bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis? Bahasa

6 Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari Gerak Kasar ✓
terlentang ke telungkup atau sebaliknya?

7 Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika Sosialisasi & ✓


melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang Kemandirian
peliharaan pada saat ia bermain sendiri?

8 Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda Gerak Halus ✓


kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam?
Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan
matanya.

9 Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak Gerak Halus ✓


jauh namun masih berada dalam jangkauan
tangannya?

10 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya Gerak Kasar ✓


lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah
bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti
gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala
bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

6. Mampu melakukan interpretasi penyimpangan perkembangan berdasarkan KPSP pada


anak sesuai kasus.
Jawab
Interpretasi penyimpangan perkembangan berdasarkan KPSP pada anak:
a) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
- Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya.
- Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah melakukan
atau tidak pemah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
b) Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
c) Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
d) Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
e) Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
Hasil pemeriksaan berdasarkan kasus, anak mendapatkan 9 jawaban iya yang
menandakan perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan dan usia.

7. Mampu menjelaskan intervensi perkembangan pada anak sesuai kasus.


Jawab

SESUAI:
 Beri pujian ibu karena telah mengasuh anak dengan baik.
 Teruskan pola asuh sesuai dengan tahapan perkembangan
 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai usia dan
kesiapan anak.
 Ingatkan untuk pemeriksaan KPSP pada usia 3 bulan selanjutnya.

MERAGUKAN :

 Beri petunjuk pada ibu/keluarga agar melakukan stimulasi perkembangan pada


anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
 Ajari ibu untuk mengintervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengejar
ketinggalannya.
 Lakukan pemeriksaan fisik lainnya untuk menunjang adanya penyakit yang
menyebabkan keterlambatan perkembangan.
 Evaluasi kembali setelah 2 minggu jika tetap 7 atau 8 lakukan pemeriksaan
lanjutan lainnya

PENYIMPANGAN:

 Lakukan pemeriksaan anak secara menyeluruh Anamnesis, pemeriksaan fisis


umum dan neurologi dan pemeriksaan penunjang bila ada indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan: Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Kadi, F. A., Garna, H., & Fadlyana, E. (2016). Kesetaraan hasil skrining risiko penyimpangan
perkembangan menurut cara kuesioner praskrining perkembangan (KPSP) dan denver II
pada anak usia 12-14 bulan dengan berat lahir rendah. Sari Pediatri, 10(1), 29-33.

Anda mungkin juga menyukai