Anda di halaman 1dari 76

PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI

BERBASIS KOMUNITAS BAGI PECANDU


ROKOK REMAJA DENGAN PENDEKATAN
DESAIN NATURE IN THE SPACE (BIOPHILIC)
NATHANIA ELVIRA WIBOWO
DAFTAR ISI

BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04


PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Latar belakang Remaja Metode penelitian
Rumusan Masalah Perilaku Merokok Subyek dan obyek Gambaran Umum
Tujuan Penelitian Rehabilitasi Teknik Pengumpulan Analisa Preseden
Manfaat Penelitian Arsitektur Biophilic Studi Literatur Hasil Wawancara
Ruang Lingkup Wawancara Kriteria Perancangan
Sistematika Pembahasan Observasi (kuesioner)
BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04
PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Latar belakang Remaja Metode penelitian
Rumusan Masalah Perilaku Merokok Subyek dan obyek Gambaran Umum
Tujuan Penelitian Rehabilitasi Teknik Pengumpulan Analisa Preseden
Manfaat Penelitian Arsitektur Biophilic Studi Literatur Hasil Wawancara
Ruang Lingkup Wawancara Kriteria Perancangan
Sistematika Pembahasan Observasi (kuesioner)
PENDAHULUAN Latar Belakang

• Rokok merupakan salah satu penyumbang masalah kesehatan


terbesar di dunia (WHO, 2017)
• Menurut Global Youth Tobacco Survey, perokok aktif usia 15 tahun keatas di
Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
• Menurut data Riskesdas Kemenkes RI tahun 2019, jumlah perokok diatas 10
tahun mencapai 29,3% perhari.
• konsumsi rokok ini dapat berdampak pada timbulnya penyakit (kanker paru –
paru, masalah pernapasan, kanker nasofaring, dll)

83juta orang aktif merokok


=
1 dari 3 orang
adalah PEROKOK

KEMENTRIAN KESEHATAN RI, 2012


Latar Belakang

fase remaja merupakan fase Faktor remaja merokok karena


yang penting dimana masa ini ingin mendapat pengakuan.
adalah masa pencarian jati Ingin menunjukkan diri
diri, rentan akan dampak mereka namun bertemu dengan
negatif kehidupan dan tekanan. kelompok yang kurang tepat.
remaja merupakan masa Seseorang ingin mengkonsumsi
produktif. rokok karena pengaruh dari

Dasar pengajaran dalam


pencarian perasaan.
bersosialisasi tidak boleh Remaja kecanduan rokok sudah
menyimpang. tidak bisa menghargai diri
dan tidak dapat berpikir
fokus.

KEMENTRIAN KESEHATAN RI, 2012 5


Upaya Penyembuhan Kecanduan Rokok oleh Pemerintah

• Penerapan iklan rokok diatas jam 9


malam Klinik Berhenti Merokok (KBM)
• Memberikan gambar penyakit akibat Tingkat keberhasilan
merokok pada bungkus rokok
• Terapi Berhenti Merokok
9.5%
(Psikofarmasi)
• Klinik Berhenti Merokok (KBM) 22,5% merasa menghargai diri sendiri
 16% mengalami penyakit
KBM RSU Persahabatan : dari 50  8% tuntutan pekerjaan
kembali 26
KBM Ketabang tidak ada pengunjung
375 responden
Centers for Disease Control 66,2% mengatakan sudah mencoba namun gagal
(CDC) 42,9% tidak memahami cara untuk berhenti
95% gagal karena tidak merokok
ada bantuan orang lain 27,5% merasa tidak dapat berkonsentrasi
2,9% akibat iklan rokok

DEPKES RI / LEMBAGA MENANGGULANGI MASALAH MEROKOK (LM3) 6


Pendekatan Arsitektur

Pendekatan Biophilic
Pendekatan biophilic dipilih untuk dapat membantu penyembuhan secara arsitektur
dan psikologi yang memberikan kesejahteraan manusia melalui alam.

Berada dialam membuat manusia dapat menikmati hidup, menambah mutu


hidup, dan melepaskan beban.
Biophilic juga membantu meningkatkan fokus,
fungsi kognitif, kebugaran
fisik, dan meningkatkan intelektual manusia
Efek positif dari biophilic cocok dengan permasalahan yang dirasakan pecandu rokok
yang tidak dapat focus dan tidak merasa sejahtera. Biophilic dapat mengembalikan
konsentrasi dan perasaan menghargai diri sendiri.
Maka dari itu, elemen desain biophilic nature in the space diharapkan dapat
membantu proses kesadaran diri untuk menghargai diri melalui pengalaman
ruang yang didesain pada lingkungan rehabilitasi pecandu rokok.

BIOPHILIA & HEALING ENVIRONMENTS: HEALTHY PRINCIPLES FOR DESIGNING THE BUILT WORLD
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

• Bagaimana nature in the space biophilic • Menemukan elemen arsitektur sebagai


diaplikasikan dalam elemen arsitektur kriteria perancangan yang dapat mewadahi
sehingga menimbulkan perasaan untuk remaja pecandu rokok sehingga menghargai
menghargai diri sendiri kepada remaja diri sendiri.
pecandu rokok?

• Menyusun perancangan pusat rehabilitasi


• Bagaimana merancang pusat rehabilitas bagi remaja pecandu rokok dengan desain
remaja pecandu rokok berbasis home nature in the space biophilic agar dapat
community dengan penerapan nature in the membantu proses penyembuhan kecanduan
space biophilic? rokok pada remaja.
MANFAAT PENELITIAN

Manfaat bagi masyarakat: Manfaat bagi peneliti:


• Membantu proses konseling dan motivasi agar • Memberikan pemahaman mengenai desain
pecandu tidak kembali merokok. rehabilitasi pecandu rokok
• Mengenalkan elemen desain nature in the space • Memberikan pemahaman mengenai desain biophilic
biophilic untuk menyadarkan diri pecandu agar • Memberikan pemahaman mengenai efek elemen
mencintai alam sehingga mereka menghargai diri nature in the space biophilic terhadap desain
mereka. rehabilitasi
• Diharapkan dapat membantu mengurangi pecandu • Memberikan pemahaman mengenai pengaplikasian
rokok di Indonesia dengan desain yang edukasional kriteria desain elemen nature in the space biophilic
dengan penerapan desain biophilic yang dapat terhadap rehabilitasi pecandu rokok.
mempengaruhi suasana community space pusat
rehabilitasi remaja perokok.

9
RUANG LINGKUP
PENELITIAN
• Bagaimana desain yang berbasis alam dapat memberikan
kesadaran diri, motivasi, dan sikap menghargai diri untuk
terhindar dari dampak negatif merokok.
• Menggunakan desain nature in the space biophilic dalam
meningkatkan kognitif dan fokus pengguna.
• Lokasi penelitian berada di Bekasi Barat
• Pengguna fasilitas berusia 15-25 tahun (remaja)
• Kapasitas rehabilitasi berhenti merokok 100 – 200 orang.
• Melakukan studi komparasi desain nature in the space
biophilic pada pusat rehabilitasi dengan menggunakan
preseden.
DAFTAR ISI

BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04


PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Latar belakang Remaja Metode penelitian
Rumusan Masalah Perilaku Merokok Subyek dan obyek Gambaran Umum
Tujuan Penelitian Rehabilitasi Teknik Pengumpulan Analisa Preseden
Manfaat Penelitian Arsitektur Biophilic Studi Literatur Hasil Wawancara
Ruang Lingkup Wawancara Kriteria Perancangan
Sistematika Pembahasan Observasi (kuesioner)
KAJIAN TEORI
REMAJA
Remaja berasal dari artian bahasa Tahap remaja menunjukkan
Latin “adolescere” yang cara mereka berfikir
memiliki arti “tumbuh akibat dari masa

menjadi dewasa” atau pendewasaan.


DEFINISI REMAJA fase remaja merupakan
“perkembangan menuju
terjadinya pematangan
kematangan” (Kintoko, 2004).
secara fisik,
psikologi, dan sosial
sehingga membuat rasa
usia remaja dimulai pada 12 –
tanggung jawab
21 tahun atas tuntutan lingkungan.

Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan – E.B Hurlock


TAHAP PERTUMBUHAN
REMAJA
Remaja AWAL usia 12 Remaja Remaja AKHIR usia
– 15 tahun MENENGAH usia 18 – 21 tahun
15 – 18 tahun

• merasa bingung
dan • berusaha mencari • Memiliki keyakinan
belum memahami teman yang semakin pasti secara
perubahan yang ada intelektual
• mengeksplorasi • Memiliki rasa untuk
• berusaha untuk
melalui sosial melebeur dengan orang lain
mengembangkan • Beberapa remaja memiliki untuk mendapatkan
pikiran rasa narsistik sehingga
pengalaman baru
• mengalami perubahan focus terhadap • Terbentuknya identitas
fisik tubuh dirinya sendiri
• mencari teman yang seksual
• perubahan emosional • Rasa egosentrisme (focus
memiliki kesamaan pada diri sendiri) berubah
hobi menjadi
memperdulikan
orang lain
• Adanya pemisahan diri
terhadap orang lain
Pengantar Psikologi Perkembangan – F.J 13
Monks
KARAKTERISTIK REMAJA

Periode Merasa Bersalah


Periode Transisi
Periode Penting

Periode Perubahan
Usia 12 – 16 tahun perubahan status Perubahan Emosional Masalah yang sering
terjadinya banyak hal menimbulkan rasa ragu Perubahan fisiologis ditemukan
baru menimbulkan peluang tubuh Penyebab masalah remaja
perkembangan mental remaja untuk mencari dan Perubahan keinginan dan susah ditangani
yang signifikan melakukan gaya hidup peran tidak mengerti cara untuk
memerlukan sikap, nilai, yang baru Perubahan nilai menyelesaikan masalah
dan kesukaan yang baru Pola perilaku remaja karena kurangnya
Ambivalen perubahan pengalaman
selanjutnya ditentukan
pada fase ini beranggapan bisa mandiri
dan tidak mau menerima
pertolongan dari orang
lain

Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan – E.B Hurlock


Periode timbulnya rasa takut

Periode tidak realistis

Periode ambang fase dewasa


Periode mencari identitas

berusaha untuk Stigma masyarakat Beberapa remaja mulai sadar akan


mengetahui apa yang mengenai remaja memasang tujuan hidup memasuki fase dewasa
sebenarnya terjadi pada mempengaruhi gambaran menjadi salah satu orang merasa tidak terima
dirinya seseorang yang diidolakan dengan kenyataan
remaja mencari jati diri remaja berusaha remaja menjadi mudah cenderung gelisah dan
dan status di masyarakat mengikuti stigma tersebut kecewa dan pemarah merasa tidak siap dengan
berusaha sebanding dan beberapa lagi remaja merasa kecewa kehidupan orang dewasa
dengan kelompok berusaha untuk dan merasa gagal akan
mematahkan stigma beberapa remaja akan
sosialnya hasil masuk ke perilaku
tersebut
kelompok yang salah dan menyimpang dan
menyimpang berusaha mengikuti apa
memberikan dampak yang dilakukan orang
pada perkembangan dewasa
remaja
menunjukkan diri mereka
dan mendapatkan
pengakuan kelompok

Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan – E.B Hurlock


PERUBAHAN SOSIAL PADA
MASA REMAJA
Melakukan penyesuaian dengan lingkungan
sosial menjadi masa dimana timbulnya masalah.
Pengaruh keluarga menentukan cara mereka bersikap,
berpakaian, berbicara, dsb.
kelompok yang mempengaruhi masa remaja yaitu:
1. Teman dekat
2. Kelompok kecil (beberapa teman dekat)
3. Kelompok besar (beberaap kelompok kecil)
4. Kelompok organisasi (dibina orang dewasa)
5. Kelompok geng (antisosial)

Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan – E.B Hurlock


PERILAKU
Perilaku adalah hal yang dilakukan oleh seseorang dengan
orang lainnya bersifat nyata, konkrit, dapat dipelajari.
Hal yang dilakukan manusia dalam memberi tanggapan
terhadap lingkungan dengan melakukan kegiatan
motorik, kognitif, dan psikologi.
Faktor Perilaku manusia dari tingkat kesehatannya:
1. Predisposing Factors (dari dalam diri)
2. Enabling Factors (dari lingkungan)
3. Reinforcing Factors (pemantapan perilaku)

TEORI-TEORI PSIKOLOGI SOSIAL - S.W SAWORNO 17


ROKOK
Definisi Kandungan rokok
Tembakau yang digulung • Nikotin
dan dibungkus dengan daun nipah membuat efek kecanduan
dan kertas membentuk tabung
sebesar jari kelingking. • Tar
panjang sekitar 70-120mm dengan Memiliki sifat racun terhadap
diameter 10mm. sumsum tulang yang menyebabkan
anemia aplastic, trombositopenia,
dibuat dari tanaman Nicotiana pansitopenia, dam leukopenia.
Tabacum dan sejenisnya.
• Karbonmonoksida
Rokok aktif adalah asap yang
dihasilkan dari hisapan perokok Terkandung 2% - 6%, sel darah
sebagai asap utama. merah mengalami penurunan kadar
O2
Rokok pasif adalah polutan hasil
perokok dan 5x lebih • Logam Berat
berbahaya. dapat menyebabkan kematian karena
jenis asam

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA / PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN


PERILAKU TOBACCO DEPENDENCY (penggunaan tembakau secara konsisten)
MEROKOK
Definisi Faktor
Merokok adalah kegiatan • Internal (psikologi, biologis,
menghisap asap dari bahan pengurangan stress)
tembakau melalui proses • Eksternal (pengaruh teman dan
pembakaran yang masuk ke pengaruh lingkungan sosial)
dalam tubuh dan
dikeluarkan kembali dengan Intensitas
dihembuskan. • mengkonsumsi lebih
dari
Asap rokok yang dihasilkan baik setengah bungkus perhari
dari rokok itu sendiri ataupun dari
hasil hembusan perokok dapat
terhirup oleh orang Tipe
disekitarnya. • Perokok aktif: pelaku perilaku
Perilaku ini memiliki kaitan yang merokok
besar dengan masalah • Perokok pasif: polutan rokok
kesehatan yang ditimbulkannya yang dihisap oleh orang bukan
perokok
PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA – I.K NASUTION 19
JENIS PERILAKU MEROKOK
4 jenis perokok berdasarkan management of affect theory:
Perilaku perokok akibat perasaan negatif
Individu merokok dengan tujuan dapat menghilangkan
Perokok dipengaruhi perasaan positif perasaan negatif seperti marah, kesal, cemas, atau gelisah
dan rokok diharapkan bisa menjadi penyelamat dari
Individu merasa dengan merokok seseorang bisa mendapatkan realita.
kebahagiaan dengan penambahan rasa positif.
• Pleasure relaxation Perilaku perokok adiktif
Perilaku untuk mendapatkan kenikmatan seperti setelah Individu telah kecanduan secara psikologis dan cenderung
meminum kopi atau makan. menggunakan dosis konsumsi rokok yang lebih tinggi. Rokok
• Stimulation topic theme up. tersebut dikonsumsi setiap efek yang diberikan telah
berkurang dan merasa cemas jika tidak memiliki rokok.
Merokok untuk sekedar membuat perasaan senang.
• Pleasure of handling cigarette. Perilaku perokok akibat kebiasaan
Kesenangan didapat ketika memegang rokok. Perilaku ini sering
ditemui pada perokok pipa. Individu mengkonsumsi rokok akibat kebiasaan yang
dilakukan sehari – hari. Perilaku perokok seperti ini sudah
secara langsung atau merokok dilakukan tanpa disadari
setelah rokok sebelumnya habis.
TAHAPAN MEROKOK
4 tahapan dalam perilaku merokok menurut Lavental &
Pitaloka:

Maintaining of
• Berimajinasi atau Initiation Smoking
• Seorang perokok
mengharapkan mendapat
kesenangan mengenai rokok yang
yang bersumber dari apa mengkonsumsi • Merokok dilakukan
• Seseorang memilih empat batang atau secara menerus dan
yang dilihat, apa yang keputusan untuk
didengar, apa yang dibaca, lebih dalam sehari dianggap sebagai
terus merokok atau sehingga memiliki bagian dari diri sendiri
dan sebagainya yang dapat tidak merokok
memunculkan rasa ingin ciri sebagai (self-regulating).
merokok.
Becoming
perokok. a Merokok memiliki
Smoker tujuan untuk
Preparatory mendapat kesenangan.
PERILAKU MEROKOK

Aspek yang mempengaruhi seorang perokok menurut


Aritonang adalah sebagai berikut: Faktor Penyebab Perilaku Merokok menurut Depkes Jakarta:

• Merokok dalam Kehidupan Sehari – hari • Orang tua


• Intensitas merokok • Teman
• Tempat merokok • Sifat pribadi
• Waktu merokok • Iklan

Bahaya Rokok
Rokok tidak baik bagi kesehatan tubuh karena zat yang terkandung didalamnya. nikotin yang dapat merusak saraf, membuat darah cepat
membeku, penyempitan pembuluh darah, dan menaikkan denyut jantung. Tar dapat membuat kerusakan paru – paru dan penyebab kanker.
Lapisan tar mengendap pada lender didalam saluran pernapasan menusia yang memicu kanker. Karbonmonoksida dapat menurunkan
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen. Zat ini juga menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga menimbun lemak
darah. Hal ini dapat mengarah pada serangan jantung akibat penyumbatan pembuluh darah.
22
REHABILITASI
DEFINISI

Rehabilitasi merupakan sebuah fasilitas yang memiliki sifat semi-tertutup.


Rehabilitasi perokok merupakan langkah represif yang dilakukan kepada
pecandu rokok.
mengembalikan seorang pecandu rokok sehingga dapat merestorasi
kemampuan fisik, sosial, dan mental penderita.
Jenis rehabilitasi adalah rehabilitas medis dan rehabilitasi sosial.
23
Rehabilitasi home community
Standar Pelayanan Terapi Fasilitas Rehabilitasi
Jenis rehabilitasi home community memiliki tujuan untuk Rehabilitasi Sosial
memberikan suasana nyaman seperti saat dirumah 1. Pendekatan Awal
(Ekomadyo & Ardiani, 2016). Rehabilitasi ini dibuat dengan 1. Sarana meliputi gedung,
memberikan ruang bebas untuk mengembalikan
2. Penerimaan
kantor, ruang penginapan, ruang
semangat hidup. Sehingga pecandu rokok yang sedang 3. Asesmen
kegiatan, ruang konseling, ruang
menjalankan rehabilitasi tidak merasa tertekan atau 4. Bimbingan fisik
serbaguna, aula, dapur, taman,
menyeramkan. 5. Bimbingan mental
ruang terbuka, ruang komunitas,
6. Bimbingan orang tua dan
Sumber Daya Manusia keluarga dan lain-lain.

• Bidang administrasi meliputi pimpinan / direktur tata 7. Resosialiasi 2. Prasaran meliputi listrik, air,
usaha, keuangan, pesuruh, petugas keamanan 8. Penyaluran Bimbingan telepon, jalan, pembatas, saluran
• Bidang teknis meliputi pekerja sosial, psikolog, Lanjut
pembuangan, alat pelayanan, alat
psikiater/dokter, perawat, instruktur, konselor, dan pemandu 9. Terminasi
keagamaan. kantor, dan lain-lain.
STANDAR MINIMAL BANGUNAN REHABILITASI
BNN RI - 2003
Kebutuhan Ruang Rehabilitasi
Standar Struktur Bangunan Rehabilitasi
1. Loket pendaftaran 1. Ruang penyimpanan / gudang
1. Struktur yang terencana kuat dan kokoh, stabil memikul 2. Ruang tunggu pasien linen
3. Ruang penilaian medis oleh 2. Ruang penyimpanan / gudang
beban utama dan kombinasi. Memenuhi syarat layak selama
dokter spesialis farmasi
umur layanan berlangsung dengan pertimbangan ruang 4. Ruang diagnosa 3. Ruang penyimpanan / gudang
5. Ruang psikologi peralatan rusak
rehabilitasi medis, keawetan, lokasi, dan pelaksanaan 6. Ruang fisioterapi pasif 4. Ruang perawatan
konstruksinya. 7. Ruang fisioterapi aktif (ruang 5. Toilet / kamar mandi petugas
senam dan ruang komunitas) 6. Toilet / kamar mandi pasien
2. Pemikulan beban telah diperhitungkan sesuai respon 8. Ruang terapi Activity Daily 7. Tempat cuci tangan
Living (ADL) 8. Dapur kecil
terhadap beban tetap atau beban sementara akibat gempa dan 9. Ruang administrasi 9. Ruang makan
angin. 10. Ruang ganti & loker petugas 10. Ruang cleaning service
pria dan wanita 11. Ruang utilitas (Ruang Panel,
3. Perencanaan struktur bangunan rehabilitasi secar sub 11. Ruang ganti & loker pasien Ruang Pompa, Ruang AHU,
pria dan wanita Ruang Mesin. termasuk Shaft,
struktur maupun struktur utama harus dapat merespon
12. Ruang penyimpanan / gudang Lift, Ramp dan Tangga
gempa. peralatan
4. Kondisi struktur harus tahan apabila terjadi keruntuhan,
25
sehingga penghuni masih memiliki waktu untuk
STANDAR RUANG

Penutup lantai Komponen langit – langit

a. Lapisan permukaan tidak meyimpan debu a. Material mudah dibersihkan, tahan perubahan cuaca, tahan
b. Mudah dibersihkan dan tahan gesekan air, tidak berjamur
c. Pola lantai menerus keseluruhan ruang pelayanan b. Material tidak menyimpan debu
d. Berwarna cerah namun tidak membuat silau
c. Berwarna cerah dan tidak membuat silau
e. Jika kemiringan lantai <7o maka tidak boleh menggunakan
d. Pada ruangan sulit akses menggunakan material tahan api
material licin.
e. Ruang terapi menggunakan langit – langit yang dapat
f. Pada daerah susah diakses harus menggunakan matrial tahan
menyerap bunyi
api, tahan bentur, tahan zat kimia.
g. Ruang fisioterapi dengan peralatan elektromagnit harus
menghindari penggunaan baja atau besi.
h. Ruang terapi menggunakan lapisan kedap suara

26
Toilet
Pintu dan Jendela
• Toilet tidak mendapat fasilitas AC secara langsung
a. Minimal lebar bukaan pintu 100cm dan daun pintu
120cm. Daun pintu ganda ukuran 80cm dan 40cm • Mendapatkan penghawaan alami
b. Tinggi pembuka pintu maksimal 100cm dari muka • pencahayaan alami dan buatan sesuai dengan standar
lantai pembuatan toilet
c. Penutup pintu mekanis tidak digunakan pada ruang • Material mudah dibersihkan dan tidak licin.
pasien, tidak boleh mengganggu mobilitas.
d. Pintu otomatis jika salah satu dari dua pintu memiliki
sendor yang berada pada ketinggian 20cm dari muka
lantai pada sisi luar ataupun dalam. Aksesbilitas
e. Pintu dan jendela pada ruangan yang terpapar air harus
Fasilitas bangunan rehabilitasi harus dilengkapi dengan tanda
memiliki material tahan air keterangan ruang, toilet, telepon umum, pintu, ramp, tangga, lift,
f. Pintu dengan bahan tembus pandang harus memiliki dan marka. Setiap fasilitas harus dapat diakses oleh difabel dan
kawat pengaman mengikutin standar untuk difabel. Selain itu, rehabilitasi pecandu
g. Pegangan pintu darurat harus dapat diakses oleh pasien rokok tidak berdiri sendiri, peran masyarakat perlu diikut
difabel. Biasanya memiliki ketinggian 80-100cm. sertakan. Bentuk aksesbilitas yang bersifat standar seperti
system rujukan juga diperlukan.
SYARAT PRASARANA PENUNJANG FAKTOR KESEHATAN
REHABILITASI
Kementrian Kesehatan RI, 2012
Pencahayaan
Ventilasi Bangunan rehabilitasi harus mempunyai pencahayaan alami dan
Bangunan rehabilitasi harus dilengkapi dengan ventilasi alami buatan serta pencahayaan darurat. Dilengkapi dengan cahaya
atau buatan yang menyesuaikan fungsi ruangnya. Penerapan alami dari bukaan dan harus optimal sesuai dengan fungsi ruang.
ventilasi harus memperhatikan hemat energi. Pencahayaan dibuat sesuai dengan standar iluminasi berdasarkan
fungsi ruang dan harus mempertimbangkan hemat energy. Setiap
ruang harus dilengkapi dengan cahaya buatan untuk keadaan
Sanitasi darurat untuk penyelamatan diri. Sistem pencahayaan harus
Setiap bangunan rehabilitasi harus memiliki saluran untuk air memiliki kendali manual.
bersih, air kotor, sampah, dan saluran air hujan (SNI, 2000).
Sistem saluran air kotor dan air bersih harus terpisah.
Pemasangan saluran limbah harus memperhatiakan tingkat
bahayanya.

Sistem pembuangan sampah


Sistem pembuangan sampah harus memperhatikan fasilitas
penampungannya. Sampah dipisahkan menjadi 4 jenis, sampah
organic, sampah non-organik, sampah medis, sampah kimia.
Sistem pembuangan sampah akhir harus diletakkan jauh dari
area penginapan.
ARSITEKTUR BIOPHILIC
DEFINISI

Arsitektur biophilic adalah suatu rancangan


yang memiliki hubungan erat dengan penyembuhan dengan
memanfaatkan alam sebagai sumber utama. Ilmu ini juga merupakan cabang dari ilmu green architecture. Pendekatan
arsitektur biophilic menitik beratkan kepada bagaimana desain pada bangunan dapat menggabungkan unsur alam kedalamnya.

bertujuan untuk mengembalikan habitat alam dan mendekatkan manusia untuk memanfaatkan alam dalam kehidupan sehari – hari.
Dengan pengaplikasian biophilic, sebuah ruang yang tercipta dapat memaksimalkan fungsi otak individu dan kesehatannya,
meminimalisir stress, menjernihkan pikiran, serta memberikan kesejahteraan secara psikologi (Wilson, 1984).
PRINSIP DESAIN BIOPHILIC
Prinsip desain sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
B. Natural anlogues
Browning (2014) dalan Terrapin Bright adalah sebagai
berikut: 8. Biomorphic form & pattern (bentuk dan pola biomorfik)
A. Nature in the Space 9. Materials connection with nature (Koneksi antara bahan
1. Visual connections with nature (koneksi dengan alam dengan alam)
secara visual)
2. Non-visual connection with nature (koneksi tidak visual 10. Complexity & order (kompleksitas dan keteraturan)
dengan alam)  
3. Non-rhytmic sensory stimuli (perangsang sensor tidak
beraturan) C. Nature of the space
4. Thermal & Airflow variability (perubahan panas & udara
bervariasi) 11. Prospect and refuge (Peluang dan tempat berlindung)
5. Presence of water (kehadiran air) 12. Mobility and Wayfinding (mobilitas dan jalan)
6. Dynamic & diffuse light (Pencahayaan dinamis dan
menyebar) 13. Mystery (misteri)

7. Connection with natural systems (hubungan dengan sistem 14. Risk/peril (resiko/bahaya)
alam)

30
BATASAN PENERAPAN DESAIN BIOPHILIC
Dalam penerapan desain biophilic, akan ada beberapa 3. Diversity of design strategies
perbedaan antar lapangan dengan kebutuhuan serta fungsi
bangunannya (W. Browning et al., 2014) Untuk mendapatkan fungsi ruang secara maksimal dan mendapatkan
suasana yang tepat, penggabungan beberapa strategi rancangan
1. Identifying desired responses and outcomes diperbolehkan. Hal ini mempertimbangkan unsur budaya dan
Keberagaman jenis biologis yang ada tidak bisa digunakan demografis yang dapat memberikan efek psikologi dan fungsi

secara keseluruhan, maka dari itu pemilihan faktor biologis kognitif.


4. Quality vs quantity of intervention
harus diprioritaskan pada focus fungsi desain bangunan. Faktor
Untuk mendapatkan proses restorasi yang lebih besar, memperhatikan
yang dipilih diharapkan dapat memberikan efek berkepanjangan
kualitas rancangan harus dengan mutu yang tinggi. Faktor iklim,
secara maksimal.
biaya, dan lainnya dapat mempengaruhi kualitas ruang.
2. Design strategies and interventions 5. Duration of exposure and frequency of access
Biophilic bersifat fleksibel dan memungkinkan untuk diganti Penerapan efek yang ingin diberikan harus memeperhatikan durasi
dengan system lain untuk meningkatkan suasana, kenyamanan pemakaian ruang. Umumnya restorasi mental dan mendapatkan emosi

fungsi, dan pengguna bangunan. positif ketika di alam memakan waktu 5 menit 20 detik (Gladwell et
al., 2013).
31
HUBUNGAN ANTARA BIOPHILIC DENGAN KESEHATAN
didalam strategi perancangan biophilic menurut Terrapin Bright, terdapat 3 fokus utama yang mempengaruhi biophilic yaitu fisik,
psikologi, dan kognitif.

Cognitive Functionality and Performance Physiological Health and Well-being


Pikiran kognitif adalah bagiamana seorang individu dapat Hal yang dapat menerima efek biophilic secara fisiologis
berpikir dan memberikan hasil yang logis dan kreatif. Kognitif adalah aural, muskuloskeletal, pernapasan, sistem sirkadian dan
sendiri terdiri dari kesehatan mental, ingatan, dan keterampilan kenyamanan fisik secara keseluruhan. Relaksasi otot dampak
kemampuan seseorang. Dengan berada di alam, melihat dari biophilic dapat mengurangi tekanan darah diatolik dan
suasana yang menyegarkan dan koneksi dengan alam dapat hormone stress (Park et al., 2009). Desain ruangan yang
memicu restorasi mental dan beristirahat sejenak sehingga kompleks dan bervariasi serta dinamis dapat mengurngai
lebih fokus. masalah tersebut, misalnya dapat melihat mengarah ke luar
secara luas (Kandel et al., 2013) (Steg, 2007).
Psychological Health and Well-being
Secara psikologi seseorang orang akan merespon secara
kemampuan seseorang dalam beradaptasi, lebih wasapada,
konsentrasi, focus perhatian, emosi, dan suasana hati dapat
merespon terhadap alam (Barton & Pretty, 2010).
 

32
Respon Biophilic Terhadap Suasana
Ruang

Desain biophilic dapat


mempengaruhi psikologi individu
melalui suasana ruang. Efek
psikologi yang didapatkan adalah
stress reduction,
cognitive performance,
emotion and mood
enhancement and the
human body.
Kriteria Desain Biophilic
Sebuah literratur mengenai desain biophilic menyatakan bahwa
manusia berkaitan erat dengan alam dan memiliki dampak terhadap
kesejahteraan hidup manusia. Adanya ruang hijau memiliki
pengaruh terhadap kesehatan manusia secara mental ataupun fisik Gravity
(Salingaros & Terrapin Bright, 2015). Seseorang yang tinggal Dalam struktur bangunan dapat kita lihat masa yang lebih berat
disekitar lingkungan yang hijau menujukkan kesehatan yang lebih menopang masa yang lebih ringan. Bentuk yang tersedia
baik dibanding orang lainnya (Cleveland, 2014). Kriteria yang
dibutuhkan antara lain (Salingaros & Terrapin Bright, 2015): merangsang otak seseorang untuk dapat berfikir secara
seimbang.  
Fractal
Light
Dalam desain fractal dapat menyimbolkan organisme makhluk
Penggunaan cahaya alami sangat penting dalam mendesain
hidup, misalnya ukuran struktur yang semakin mengecil secara
biophilic. Cahaya harus memenuhi sudut yang berbeda.
teratur. Kesamaan antara fractal pada desain bangunan dan
Color
fractal yang ada di tubuh kita membantu pemikiran kognitif
Penggunaan warna memberi tanggapan seseorang secara psikologis.
sebagai respon terhadap bentuk geometris.
Manusia dapat mengenal waktu dari warna yang diperlihatkan
 
matahari mulai dari merah ke oranye hingga biru.
Curves
Bentuk lengkung identic kental dengan bentukan alam. Bentuk lengkung dialam ditemukan dari hasil gaya tektonik. Di alam kita akan
melihat bentuk fractal maupun bentuk lengkung bahkan kombinasi. Kesenangan emosional manusia bisa didapatkan melalui bentukan
lengkung dari alam namun simetris.
 
Detail
Membuat detail pada desain sesuai engan detail alam yang dapat dilihat jelas dan mudah diraba. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengekspos detail bangunan. Dengan pembuatan desain yang mendetail, seorang pecandu akan dibuat lebih focus seperti bentuk latihan
untuk menjadi lebih focus pada hal detail.
 
Water
Keberadaan air dapat membantu penyembuhan. Seseorang merasa senang ketika melihat, merasakan, dan mendengarnya. Persepsi
manusia mengenai dekat dengan air seperti wujud dari kelimpahan air menjadi jaminan bahwa kita memiliki air. Meski air tidak termasuk
dalam elemen biophilia secara langsung, namun efek yang ditimbulkan bersifat pararel.
 
Life
Sesuai dengan artinya, biophilic mengajak individu untuk melakukan kontak dengan alam. Keberadaan alam dalam desain bangunan
mengajak penggunan bangunan untuk berinteraksi secara langsung dengan alam. Efek biophilic dapat terlihat dari hal kecil seperti adanya
dekorasi tanaman di dalam interior bangunan sebagai akses menuju sifat alami.
KESIMPULAN TEORI
• Fase remaja merupakan fase pencarian jati diri, sehingga remaja
rentan terhadap penyimpangan salah satunya merokok.
• Biophilic menunjukan respon alami antara manusia dengan alam.
• 7 elemen desain biophilic dapat diaplikasikan dalam bangunan
rehabilitasi pecandu rokok untuk membantu kesembuhan mental
dengan mengembalikan rasa sejahtera dan menghargai diri sendiri.
• Desain yang dibuat tidak semata hanya meniru bentukan organik,
namun harus menuangkan makna dari bentuk organik sehingga dapat
menyampaikan pesan yang membangun psikologi seseorang.
• Kriteria desain ini dapat menjawab rumusan masalah mengenai
penimbulan perasaan sejahtera dan menghargai diri sendiri melalui
pengalaman lingkungan yang mengaplikasikan 8 kriteria biophilic
didalam setiap 7 elemen desain nature in the space biophilic.

ANALISA PENULIS
BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04
PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Latar belakang Remaja Metode penelitian
Rumusan Masalah Perilaku Merokok Subyek dan obyek Gambaran Umum
Tujuan Penelitian Rehabilitasi Teknik Pengumpulan Analisa Preseden
Manfaat Penelitian Arsitektur Biophilic Studi Literatur Hasil Wawancara
Ruang Lingkup Wawancara Kriteria Perancangan
Sistematika Pembahasan Observasi (kuesioner)
METODE kualitatif phenomenology
PENELITIAN Esensi
bagaimana desain biophilic dapat
memberikan dampak
positif terhadap cara pikir
pecandu rokok remaja mengenai
berharganya kehidupan dimulai dari
menghargai diri sendiri
Berdasarkan kajian teori dan
dan mendapatkan
permasalahan isu yang telah kesejahteraan.
dipaparkan diatas, maka metode
yang penulis gunakan adalah
kualitatif phenomenology. Clare Cooper

Menurut buku Architectural “Rumah menunjukkan diri


Research Method karya Groat seseorang yang dimana cocok
(2002) metode kualitatif membahas sebagai contoh fenomena”. Dimana
mengenai hal yang terjadi rehabilitasi ini ingin memberikan
sekarang dan interpretasi dari esensi sebagai wadah tempat
situasi saat ini untuk menemukan bernaung dan berlindung seperti
esensi dari penelitian rumah.

ARCHITECTURAL RESEARCH METHOD - LINDA GROAT


Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek Obyek
subyek utama dalam penelitian ini 7 elemen desain nature in the
adalah rehabilitasi berhenti space biophilic
merokok atau KBM

Teknik Pengumpulan Data

Primer Sekunder
hasil wawancara dan hasil penelitian terdahulu dan teori
kuesioner – teori yang dikemukan oleh
peneliti terdahulu

39
Studi Literatur Observasi (kuesioner pecandu rokok)
1. Penyebab remaja menjadi pecandu rokok 1. Apa yang membuat perokok ingin melakukan kegiatan
2. Penanganan secara medis dan psikologis terhadap remaja merokok
pecandu rokok
2. Apa alasan yang membuat pecandu rokok berhenti merokok
3. Teori mengenai pusat rehabilitasi berbasis komunitas
3. Apakah pecandu rokok memiliki keinginan untuk melepas
4. Teori mengenai arsitektur biophilic
kecanduannya
5. Teori mengenai elemen desain arsitektur nature in the space
dalam biophilic 4. Apakah pecandu rokok ingin mencoba rehabilitasi berhenti
merokok
5. Apakah pecandu rokok ingin menggunakan rehabilitasi
berhenti merokok sebagai media penyembuhan dari kecanduan
rokok dengan desain biophilic.

40
KUESIONER TERTUTUP
WAWANCARA

1. Menurut anda apa saja permasalahan remaja yang sering terjadi? 1. Apa saja yang dapat membantu proses penyembuhan pecandu rokok dari
2. Bagaimana permasalahan perilaku merokok di Indonesia khususnya pada segi arsitektur?
remaja? 2. Apakah suasana rehabilitasi pecandu untuk remaja didesain dengan
3. Apa yang menyebabkan seorang remaja menajadi perokok alam dapat lebih efektif dibandingkan bangunan yang massif?
4. Apakah sudah ada solusi yang ditawarkan pemerintah untuk remaja 3. Apa saja yang kegiatan didalam pusat rehabilitasi merokok?
pecandu rokok? 4. Ruang seperti apa yang mebuat nyaman ketika melakukan
5. Menurut anda, apakah solusi tersebut sudah efektif? konsultasi?
6. Bagaimana tanggapan anda mengenai klinik berhenti merokok (KBM)? 5. Apakah ruang terbuka lebih efektif dibanding ruang tertutup ketika
7. Mengapa tingkat ketidakberhasilan KBM masih tinggi? melakukan konsultasi?
8. Bagaimana tanggapan anda mengenai rehabilitasi berbasis komunitas? 6. Furniture seperti apa yang dibutuhkan didalam ruang konsultasi?
9. Manakah yang lebih efektif antara KBM dengan rehabilitasi komunitas? 7. Apakah luas ruangan mempengaruhi proses konsultasi? Luasan
10. Apakah ada penangan secara khusus bagi pecandu rokok secara seperti apa yang dibutuhkan?
psikologis? 8. Apakah menggunakan ornament alami dapat mempengaruhi proses
terapi?

43
BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04
PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Latar belakang Remaja Metode penelitian
Rumusan Masalah Perilaku Merokok Subyek dan obyek Gambaran Umum
Tujuan Penelitian Rehabilitasi Teknik Pengumpulan Analisa Preseden
Manfaat Penelitian Arsitektur Biophilic Studi Literatur Hasil Wawancara
Ruang Lingkup Wawancara Kriteria Perancangan
Sistematika Pembahasan Observasi (kuesioner)
GAMBARAN UMUM PROYEK
PEMBAHASAN REHABILITASI BERHENTI Material
MEROKOK sederhana dan mudah dicari, alami, material lokal
pandangan orang mengenai rehabilitasi sehingga sangat familier, bertekstur dan tidak
licin.
adalah tempat yang menyeramkan
dan seperti dikekang. Sirkulasi
setiap ruang dibuat mudah ditemukan dan
orang takut untuk datang ke rehabilitasi tidak membingungkan seperti halnya keadaaan
Dari hasil survey, sebanyak 75% rumah
pecandu rokok ingin berhenti
Desain
merokok namun tidak mendapatkan
fasilitas untuk membantu mereka berhenti penggunaan desain biophilic dengan fokus
merokok. kepada nature in the space.
Sehingga, menggunakan basis dasar
menjadi lebih fokus, memberikan perasaan
penyembuhan secara komunitas senang, pengalaman ruang yang santai, dan
dengan penyediaan community dialogue membuat seseorang menghargai diri dan
space. sejahtera
Suasana Kapasitas
Santai dan tidak seperti dipenjara sebagai Daya tampung untuk pusat rehabilitasi ini
cerminan dari rumah yaitu tempat sebanyak 100-200 orang.
bernaung dan berlindung.
ANALISA PRESEDEN
Maggie's Rehabilitation Centre Manchester - Foster + Partners

Ruang – ruang pengobatan diletakkan di bagian timur untuk mendapatkan cahaya matahari pagi. sirkulasi yang cenderung linear. Sirkulasi
ini juga mendukung konsep “home” dengan tidak perlu memberikan tanda ruangan seperti ruangan di rumah. Setiap ruang konseling yang
ada selalu menghadap kearah luar.

46
VISUAL CONNECTIONS WITH
NATURE
• terlihat menyatu dengan taman pada ruang luar.
• memberikan perasaan yang sejahtera dengan menyuguhkan
warna hijau alami dari tanaman
• menggunakan desain secara langsung (direct) dengan memilih
tumbuhan asli sebagai elemen desain arsitekturnya
NON-VISUAL CONNECTION WITH
NATURE
• Penggunaan elemen tumbuhan berbunga merangsang indera
penciuman
• penggunaan batu alam sebagai penutup lantai dan furnitur dengan
bahan alami seperti kayu merangsang indera peraba.
• akses terbuka langsung ke ruang luar memberikan rangsangan
terhadap indera pendengaran

NON-RHYTMIC SENSORY STIMULI


• Bayangan yang dihasilkan dari tumbuhan dan bentuk rangka
struktur atap.

47
THERMAL & AIRFLOW
VARIABILITY
• bukaan pada atap untuk dapat menjaga sirkulasi udara tetap sejuk,
suhu ruangan tetap stabil
• menyesuaikan kondisi udara sesuai dengan kenyamanan pengguna
• Penggunaan kayu menjaga ruangan tetap hangat
• warna tembok menggunakan warna solid yang terang tidak
menyimpan panas matahari

DYNAMIC & DIFFUSE LIGHT


• Cahaya terlihat kontras untuk membedakan antara ruang dalam
dan ruang luar.
• Siang menggunakan daylight
CONNECTION WITH NATURAL
SYSTEMS
• material kayu memeberikan pengalaman tidak langsung akan
perubahan secara alami
• indoor garden maupun outdoor garden
• lantai material batu alam membantu berinteraksi langsung
dengan objek alami
48
Ostra Hospital Psychiatric Facility – White Architect
berangkat dari pertanyaan yang menanyakan “apakah bisa arsitektur yang baik dapat meringankan penderitaan pasien dan keluarganya?
Apakah bisa sebuah arsitektur yang baik mempercepat pemulihan dan mingkatkan efektifitas perawatan?”. Sirkulasi yang digunakan
adalah terpusat, dengan courtyard sebagai pusatnya. Berhubungan langsung dengan kampus membuat bangunan ini tidak merasa
terisolasi. Fasilitas rehabilitasi ini menggunakan desain biophilic untuk membuat setiap layout ruangan.

49
VISUAL CONNECTION WITH
NATURE
• Pada denah, P1 merupakan tersedianya courtyard.
• Kamar pasien memiliki akses untuk melihat ke arah courtyard
• Desain secara langsung dari tersedianya tumbuhan hidup.
DYNAMIC AND DIFFUSE
LIGHTING
• cahaya pada setiap inti massa (P6) disetiap courtyard dengan
suasana pencahayaan yang natural
• Setiap ruang pasien juga diberikan minimal satu jendela dengan
akses cahaya alami
• Setiap lounge mendapatkan daylight
CONNECTION WITH NATURAL
SYSTEM
• material kayu sebagai elemen penutup lantai
• warna coklat pada elemen dinding
• Adanya tumbuhan pada setiap sudut area menciptakan
suasana tenang

50
CARINA TENNGART
IVARSSON

“perasaan positif yang dirasakan dari alam


memberikan efek kepada mental dan rasa
menghargai diri sehingga mengangkat beban yang
membuat rasa tidak aman. Ketika lanskap didesain
dengan baik dan indah, perasaan yang diberikan

adalah rasa menghargai dan kesejahteraan. ”


51
HASIL WAWANCARA
Alasan utama berhenti
merokok karena kesehatan
dan kesadaran diri.
32 Keinginan untuk berhenti
merokok sebesar 75%.
responden
41% ingin mencoba
rehabilitasi berhenti
merokok dengan desain
biophilic.

52
Untuk mendapatkan perasaan menarik, segar, dan lebih hidup
Untuk mendapatkan perasaan sejahtera, 84.40% perokok lebih 53.10% perokok lebih memilih adanya bayangan yang tidak
memilih penggunaan direct experience seperti tanaman asli dan beraturan seperti berasal dari bayangan tanaman untuk
koridor yang cenderung terbuka. menstimulasi rangsangan sensorik.

Untuk mendapatkan perasaan segar dan seimbang, 71.80% Untuk mendapatkan perasaan aktif, hidup, dan nyaman secara
perokok lebih memilih penggunaan direct experience seperti termal 87.50% perokok lebih memilih ruangan dengan bukaan
bukaan besar dan tekstur alami sehingga dapat merasakan besar dan akses ke area luar sehingga melancarkan sirkulasi
keadaan diluar ruangan. udara.
53
Untuk mendapatkan perasaan nyaman, sejuk dan tenang 68.75%
perokok lebih memilih penggunaan air yang mengalir agar dapat
merasakan pengalaman ruang melalui pendengaran dan
penglihatan.

Untuk mendapatkan perasaan santai, nostalgia, dan utuh 96.88%


perokok lebih memilih keberadaan makhluk hidup dan tumbuhan
sehingga dapat menyadari siklus kehidupan.

Untuk dapat menyadari pergerakan waktu melalui cahaya 78.12%


perokok lebih memilih penggunaan cahaya alami.
54
Hasil Wawancara dengan Tenaga Ahli Psikologi
1.Menurut anda apa saja permasalahan remaja yang sering terjadi? 6.Bagaimana tanggapan anda mengenai klinik berhenti merokok (KBM)?
Bully dari teman, menyangkut salah pergaulan, salah memilih teman akhirnya Anggapan sekedar merokok tidak bermasalah. Kurang menarik bagi
ikutan hal tidak baik. Kecanduan main game, pegang hp, sehingga sosialisasi masyarakat. Sosialisasi belum popular.
dengan masyrakat, rasa empati menjadi berkurang.
7.Bagaimana tanggapan anda mengenai rehabilitasi berbasis komunitas?
2.Bagaimana permasalahan perilaku merokok di Indonesia khususnya pada remaja?
Rehabilitasi dari WHO di Indonesia memang berbasis komunitas. Untuk
Merokok awalnya dari coba-coba dan ikutan. Karena tekanan sosial teman perokok, pecandu, efek bencana alam, gempa. Kalau di Indonesia diserap menjadi
akhirnya ikutan agar tidak merasa tertekan dari teman. rehabilitasi berbasis masyarakat. Memang basisnya dari kecanduan narkoba.
Untuk ke arah perokok lebih cocok berbasis kelompok diskusi. Untuk
3.Apa yang menyebabkan seorang remaja menajadi perokok menolong jati diri, merokok tidak ada hubungan dengan harga diri. Supaya
Masalahnya akibat sosialisasi. Belum punya jati diri jadi mudah di ombang ambing. sadar bahwa harga diri tidak di nilai merokok.
Masih ikut-ikutan supaya tidak ditinggal teman, ajakan-ajakan dan paksaan teman. 8.Manakah yang lebih efektif antara KBM dengan rehabilitasi komunitas?
4.Apakah sudah ada solusi yang ditawarkan pemerintah untuk remaja pecandu Merokok adalah langkah awal menuju narkotika. Tahapan penyembuhan
rokok? memang untuk menydarkan pasien akan bahaya kecanduan. Jadi,
Upaya seperti iklan rokok pada malam hari. Isi iklan tidak boleh praktek merokok. kemungkinan penangan sama dengan narkotika bisa efektif melihat
Bukan ajakan untuk merokok. Iklan diatas jam 9 malam agar menghindari anak kecenderungan untuk kecanduan.
remaja melihat. Wacana untuk menaikkan cukai rokok agar harga jual menjadi 9.Apakah ada penangan secara khusus bagi pecandu rokok secara psikologis?
mahal. Upaya nya masih cukup rendah.
Sekedar merokok belum ada. Yang terpenting komunikasi.
5.Menurut anda, apakah solusi tersebut sudah efektif?
Masih belum tahu, karena masih wacana.

55
10.Apakah suasana rehabilitasi pecandu untuk remaja didesain dengan Meja, kursi, kursi yang tidak kaku, bisa interaktif berputar atau tiduran.
alam dapat lebih efektif dibandingkan bangunan yang massif? Agar lebih nyaman ketika diwawancara, dapat mengurangi rasa gugup.
Konsep untuk kecanduan massif lebih menakutkan Gedung bertingkat Ga perlu ada penutup atau pembatas antara pasien dan psikolog.
dan tertutup. Jadi membuat lebih senang. Sama seperti memilih rumah Jangan ada penghalang, kalau bisa melihat seluruh bagian tubuh.
atau sekolah pasti memilih yang nyaman dan terbuka. Karena ketika Ada meja untuk distance atau batas, jangan terlalu dekat jaraknya
seseorang berada di satu wilayah tertutup terus menerus akan merasa terutama lawan jenis.
tidak nyaman dan tidak bebas secara psikologi. 15.Apakah akses menuju ruang konsultasi mempengaruhi psikologi
11.Apa saja kegiatan didalam pusat rehabilitasi merokok? pengguna?
Konsultasi, dalam komunitas kearah diskusi, pengarahan, kelompok. Akses masuk udah mempengaruhi. Masuk pintu juga udah
Jangan ke arah rehabilitasi masyarakat. Ada kegiatan olahraga, terapi, mempengaruhi. First impression udah mengubah pikiran orang. Buka
meditasi. pintu mnyeramkan atau tidak. Dari awal sudah harus merasa nyaman.
12.Ruang seperti apa yang mebuat nyaman ketika melakukan konsultasi? 16.Suasana apa yang perlu ditekankan saat mendesain rehabilitasi
Ruangan dibuat jangan sesuatu yang blank, lebih menggunakan warna pecandu rokok?
menarik, jangan warna seperti Gedung. Banyak hiasan ornament, Terpenting suasana yang harus menciptakan tidak merasa dipenjara.
sehingga ketika orang datang merasa lebih nyaman. Membuat pemikiran bahwa masuk rehabilitasi bukan dikungkung.
13.Apakah ruang terbuka lebih efektif dibanding ruang tertutup ketika Menjadikan satu tempat enjoy dan dapat dinikmati.
melakukan konsultasi?
Jangan terbuka sampai mengalihkan perhatian kepada diskusi. Jangan
terlalu banyak memperhatikan hal lain, harus mengutamakan focus.
Karena tujuan untuk membantu orang. Kalau tanaman ga mengganggu.
Kalau musik kondisi tertentu tidak butuh suara agar fokus.
Alami: Buatan:

Karya seni atau gambar


Elemen air
Video

Visual
Connection With Tumbuhan, tanah Desain lanskap
Nature
Penggunaan indera
penglihatan untuk merasakan
elemen alam
Keberadaan makhluk
Perasaan dan Emosi: hidup Green wall
Sejahtera
Bernaung
Perlindungan
Alami: Buatan:

Suara burung, serangga Audio

Non-visual
connection with
nature
Aroma tumbuhan, bunga Tekstur material
Menggunakan 4 panca indera
pendengaran, peraba,
penciuman, dan perasa untuk
mendapatkan pengalaman ruang
Cahaya, angin, iklim Taman, kebun
Perasaan dan Emosi:
Ventilasi alami Hewan domestik
Segar
Seimbang
Familiar
Kriteria:

Pergerakan bayangan Refleksi Air

Non-rhythmic
sensory stimuli Pola tidak beraturan Audio

Bersifat acak dan tidak seragam,


yang teranalisa sepintas lalu.

Perasaan dan Emosi: Pergerakan kain, daun Gemericik air


Menarik
Segar
Lebih Hidup
Kriteria:

Peneduh Sirkulasi Udara

Thermal and
Airflow
Variability Panas matahari Bukaan

Pengaruh udara, suhu, dan


kelembapan dengan usaha untuk
menyerupai aslinya.
Sistem pengudaraan
Indoor garden
buatan
Perasaan dan Emosi:

Nyaman
Terbuka
Aktif
Kriteria:

Aliran air Aquarium

Presence of
Water Water wall Kolam
Pengalam ruang yang dirasakan
melalui 3 pancaindera
penglihatan, pendengaran,
peraba.
Air mancur
Perasaan dan Emosi:

Tenang
Dinamis
Menstimulasi Pikiran
Kriteria:

Skylight Warna Lampu


Dynamic and
Diffuse
Lighting Distribusi cahaya Cahaya matahari
Penyebaran cahaya dalam
ruangan yang menciptakan
pergerakan bayangan seiring
waktu
Aksen lampu,
Perasaan dan Emosi: dimming
Aman
Diterima
Santai
Kriteria:

Pergerakan makhluk
Material alami
Connection hidup

with Natural
System Pertumbuhan tanaman
Perubahan korosif
material
Proses yang terjadi secara
natural, perubahan karakteristik
dari ekosistem

Perasaan dan Emosi: Melihat suasana langit


Santai
Utuh
Nostalgia
Kriteria Perancangan Berdasarkan Hasil Wawancara dan
Kuesioner
1. Menciptakan suasana agar pengguna tidak merasa akan dipenjara ketika memasuki rehabilitasi berhenti merokok.
2. Akses masuk menuju rehabilitasi sangat menentukan pemikiran pengguna. Mulai dari luar bangunan hingga ke dalam bangunan harus
memberikan kesan yang nyaman, santai, dan tidak merasa tertekan.
3. Di dalam ruang konsultasi, tidak harus selalu disediakan audio, sehingga non-visual connection with nature, non-rhytmic sensory
stimuli, presence of water, dan connection with natural systems tidak dibutuhkan didalam ruang konsultasi.
4. Pada ruang konsultasi tidak membutuhkan banyak bukaan, adapun bukaan tidak boleh mengganggu focus pasien.
5. Ruang konsultasi harus memiliki jarak antara pasien dan psikolog agar tetap merasa nyaman, khususnya jika berlawanan jenis.
6. Pembatas antara pasien dan psikolog biasanya berupa meja. Ruangan tidak boleh ada penutup antara pasien dan psikolog.
7. Posisi duduk harus memudahkan psikolog untuk menganalisa gerakan tubuh pasien secara menyeluruh, karena setiap pergerakan
memiliki arti.
8. Untuk ruang konsultasi remaja disarankan menggunakan permainan warna yang cerah.
9. Pemberian ornamen bisa dilakukan untuk mengurangi rasa gugup.
10. Furniture yang digunakan pasien bersifat interaktif dan tidak kaku, misalnya bisa dibuat tiduran, berputar, ada hand rest, dsb.
11. Untuk rehabilitasi merokok disarankan untuk lebih kearah diskusi sehingga ruangan untuk kelompok diperbanyak agar tidak
menyendiri. Sosialisasi sangat diperlukan agar tidak jenuh.
12. Desain memasukkan alam dengan penggunaan tanaman pasti mempengaruhi kondisi psikologi. Bisa membuat lebih nyaman.
13. Koridor jangan dibuat membingungkan agar tidak menimbulkan rasa takut
Kriteria Perancangan
berdasarkan Standar Teori
(Perancangan pusat rehabilitasi – Suwarto L)
Strategi pengaplikasian konsep desain 7 pola nature in the
space biophilic
Konsep Desain
Pola Biophilic Ruang Ruang
Entrance Massa Selubung Sirkulasi Utilitas
Dalam Luar
Visual connections with nature v v v v v
Non-visual connection with nature v v v
Non-rhytmic sensory stimuli v v v
Thermal & Airflow variability v v v v v
Presence of water v v
Dynamic & diffuse light v v v v v
Connection with natural systems v v v v

66
Kesimpulan Kriteria Desain 7 pola nature in the space biophilic
Kesimpulan Kriteria Desain Berdasarkan Program
Ruang Elemen Nature in the Space Biophilic
70
72
Diagram 3 hubungan antar ruang

Pengelompokkan program ruang pada rehabilitasi pecandu


rokok dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
• Penerimaan Awal (publik)
Lobi, ruang tunggu, ruang pendaftaran, dan veranda.
• Kantor (privat)
Ruang perawat dan ruang staff
• Servis dan fasilitas (privat)
Parkir, toilet, Gudang, musholla, kapel, dapur, ruang makan,
perpustakaan.
• Terapi / pengobatan (public)
Ruang konseling individu, ruang konseling kelompok, ruang
meditasi, ruang olahraga, green house.
Susunan ruang sebagai berikut:
1. Ruang komunal (community space) diletakkan pada area tengah bangunan dalam bentuk courtyard. Community space sebagai jantung
dan pusat dari rehabilitasi berhenti merokok.
2. Sirkulasi cenderung bersifat linear dengan community space sebagai axis. Sirkulasi linear juga memudahkan pengguna mencari jalan
dan mengurangi kebingunan mencari ruangan.
3. Ruang yang bersifat private yaitu, ruang konseling individu dan kelompok, ruang meditasi, kantor, ruang perawat, ruang tamu, dan
kamar residen.
4. Ruang bersifat public yaitu, lobi, ruang pendaftaran, ruang tunggu, ruang serbaguna, community space, ruang pendidikan, ruang
vakasional, kantin, dan perpustakaan.
5. Ruang bersifat servis yaitu, kamar mandi, Gudang, dapur, musholla, kapel, parkir motor dan mobil.
6. Ruang public yang bersifat bukan fasilitas diletakkan didekat entrance untuk memudahkan pendatang baru mendapatkan informasi.
7. Ruang public yang bersifat fasilitas diletakkan di bagian tengah mengelilingi community space untuk meningkatkan interaksi antar
pasien dan melatih kemampuan untuk bersosialisasi.
8. Ruang privat diletakkan pada bagian dalam agar tidak mengganggu kenyamanan saat pasien beristirahat.
9. Ruang servis diletakkan berdampingan dengan ruang fungsi utama sebagai pelengkap. 74
KESIMPULAN ANALISA
• Desain biophilic dapat diterapkan pada rehabilitasi
untuk membantu penyembuhan secara psikologis.
• Elemen nature in the space dapat mempengaruhi cara
pikir seseorang terhadap dirinya sehingga dapat
menimbulkan rasa menghargai diri sendiri dan sejahtera.
• Elemen nature in the space biophilic dapat diaplikasikan
pada setiap ruang sesuai dengan fungsinya. Indera yang
paling utama dirangsang adalah penglihatan dan
pendengaran.
• Susunan dan suasana ruang harus santai seperti dirumah
dan tidak boleh membuat pengguna bingung.
Thank You
Email Address here

Website here

Anda mungkin juga menyukai