Pendekatan Biophilic
Pendekatan biophilic dipilih untuk dapat membantu penyembuhan secara arsitektur
dan psikologi yang memberikan kesejahteraan manusia melalui alam.
BIOPHILIA & HEALING ENVIRONMENTS: HEALTHY PRINCIPLES FOR DESIGNING THE BUILT WORLD
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN
9
RUANG LINGKUP
PENELITIAN
• Bagaimana desain yang berbasis alam dapat memberikan
kesadaran diri, motivasi, dan sikap menghargai diri untuk
terhindar dari dampak negatif merokok.
• Menggunakan desain nature in the space biophilic dalam
meningkatkan kognitif dan fokus pengguna.
• Lokasi penelitian berada di Bekasi Barat
• Pengguna fasilitas berusia 15-25 tahun (remaja)
• Kapasitas rehabilitasi berhenti merokok 100 – 200 orang.
• Melakukan studi komparasi desain nature in the space
biophilic pada pusat rehabilitasi dengan menggunakan
preseden.
DAFTAR ISI
• merasa bingung
dan • berusaha mencari • Memiliki keyakinan
belum memahami teman yang semakin pasti secara
perubahan yang ada intelektual
• mengeksplorasi • Memiliki rasa untuk
• berusaha untuk
melalui sosial melebeur dengan orang lain
mengembangkan • Beberapa remaja memiliki untuk mendapatkan
pikiran rasa narsistik sehingga
pengalaman baru
• mengalami perubahan focus terhadap • Terbentuknya identitas
fisik tubuh dirinya sendiri
• mencari teman yang seksual
• perubahan emosional • Rasa egosentrisme (focus
memiliki kesamaan pada diri sendiri) berubah
hobi menjadi
memperdulikan
orang lain
• Adanya pemisahan diri
terhadap orang lain
Pengantar Psikologi Perkembangan – F.J 13
Monks
KARAKTERISTIK REMAJA
Periode Perubahan
Usia 12 – 16 tahun perubahan status Perubahan Emosional Masalah yang sering
terjadinya banyak hal menimbulkan rasa ragu Perubahan fisiologis ditemukan
baru menimbulkan peluang tubuh Penyebab masalah remaja
perkembangan mental remaja untuk mencari dan Perubahan keinginan dan susah ditangani
yang signifikan melakukan gaya hidup peran tidak mengerti cara untuk
memerlukan sikap, nilai, yang baru Perubahan nilai menyelesaikan masalah
dan kesukaan yang baru Pola perilaku remaja karena kurangnya
Ambivalen perubahan pengalaman
selanjutnya ditentukan
pada fase ini beranggapan bisa mandiri
dan tidak mau menerima
pertolongan dari orang
lain
Maintaining of
• Berimajinasi atau Initiation Smoking
• Seorang perokok
mengharapkan mendapat
kesenangan mengenai rokok yang
yang bersumber dari apa mengkonsumsi • Merokok dilakukan
• Seseorang memilih empat batang atau secara menerus dan
yang dilihat, apa yang keputusan untuk
didengar, apa yang dibaca, lebih dalam sehari dianggap sebagai
terus merokok atau sehingga memiliki bagian dari diri sendiri
dan sebagainya yang dapat tidak merokok
memunculkan rasa ingin ciri sebagai (self-regulating).
merokok.
Becoming
perokok. a Merokok memiliki
Smoker tujuan untuk
Preparatory mendapat kesenangan.
PERILAKU MEROKOK
Bahaya Rokok
Rokok tidak baik bagi kesehatan tubuh karena zat yang terkandung didalamnya. nikotin yang dapat merusak saraf, membuat darah cepat
membeku, penyempitan pembuluh darah, dan menaikkan denyut jantung. Tar dapat membuat kerusakan paru – paru dan penyebab kanker.
Lapisan tar mengendap pada lender didalam saluran pernapasan menusia yang memicu kanker. Karbonmonoksida dapat menurunkan
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen. Zat ini juga menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga menimbun lemak
darah. Hal ini dapat mengarah pada serangan jantung akibat penyumbatan pembuluh darah.
22
REHABILITASI
DEFINISI
• Bidang administrasi meliputi pimpinan / direktur tata 7. Resosialiasi 2. Prasaran meliputi listrik, air,
usaha, keuangan, pesuruh, petugas keamanan 8. Penyaluran Bimbingan telepon, jalan, pembatas, saluran
• Bidang teknis meliputi pekerja sosial, psikolog, Lanjut
pembuangan, alat pelayanan, alat
psikiater/dokter, perawat, instruktur, konselor, dan pemandu 9. Terminasi
keagamaan. kantor, dan lain-lain.
STANDAR MINIMAL BANGUNAN REHABILITASI
BNN RI - 2003
Kebutuhan Ruang Rehabilitasi
Standar Struktur Bangunan Rehabilitasi
1. Loket pendaftaran 1. Ruang penyimpanan / gudang
1. Struktur yang terencana kuat dan kokoh, stabil memikul 2. Ruang tunggu pasien linen
3. Ruang penilaian medis oleh 2. Ruang penyimpanan / gudang
beban utama dan kombinasi. Memenuhi syarat layak selama
dokter spesialis farmasi
umur layanan berlangsung dengan pertimbangan ruang 4. Ruang diagnosa 3. Ruang penyimpanan / gudang
5. Ruang psikologi peralatan rusak
rehabilitasi medis, keawetan, lokasi, dan pelaksanaan 6. Ruang fisioterapi pasif 4. Ruang perawatan
konstruksinya. 7. Ruang fisioterapi aktif (ruang 5. Toilet / kamar mandi petugas
senam dan ruang komunitas) 6. Toilet / kamar mandi pasien
2. Pemikulan beban telah diperhitungkan sesuai respon 8. Ruang terapi Activity Daily 7. Tempat cuci tangan
Living (ADL) 8. Dapur kecil
terhadap beban tetap atau beban sementara akibat gempa dan 9. Ruang administrasi 9. Ruang makan
angin. 10. Ruang ganti & loker petugas 10. Ruang cleaning service
pria dan wanita 11. Ruang utilitas (Ruang Panel,
3. Perencanaan struktur bangunan rehabilitasi secar sub 11. Ruang ganti & loker pasien Ruang Pompa, Ruang AHU,
pria dan wanita Ruang Mesin. termasuk Shaft,
struktur maupun struktur utama harus dapat merespon
12. Ruang penyimpanan / gudang Lift, Ramp dan Tangga
gempa. peralatan
4. Kondisi struktur harus tahan apabila terjadi keruntuhan,
25
sehingga penghuni masih memiliki waktu untuk
STANDAR RUANG
a. Lapisan permukaan tidak meyimpan debu a. Material mudah dibersihkan, tahan perubahan cuaca, tahan
b. Mudah dibersihkan dan tahan gesekan air, tidak berjamur
c. Pola lantai menerus keseluruhan ruang pelayanan b. Material tidak menyimpan debu
d. Berwarna cerah namun tidak membuat silau
c. Berwarna cerah dan tidak membuat silau
e. Jika kemiringan lantai <7o maka tidak boleh menggunakan
d. Pada ruangan sulit akses menggunakan material tahan api
material licin.
e. Ruang terapi menggunakan langit – langit yang dapat
f. Pada daerah susah diakses harus menggunakan matrial tahan
menyerap bunyi
api, tahan bentur, tahan zat kimia.
g. Ruang fisioterapi dengan peralatan elektromagnit harus
menghindari penggunaan baja atau besi.
h. Ruang terapi menggunakan lapisan kedap suara
26
Toilet
Pintu dan Jendela
• Toilet tidak mendapat fasilitas AC secara langsung
a. Minimal lebar bukaan pintu 100cm dan daun pintu
120cm. Daun pintu ganda ukuran 80cm dan 40cm • Mendapatkan penghawaan alami
b. Tinggi pembuka pintu maksimal 100cm dari muka • pencahayaan alami dan buatan sesuai dengan standar
lantai pembuatan toilet
c. Penutup pintu mekanis tidak digunakan pada ruang • Material mudah dibersihkan dan tidak licin.
pasien, tidak boleh mengganggu mobilitas.
d. Pintu otomatis jika salah satu dari dua pintu memiliki
sendor yang berada pada ketinggian 20cm dari muka
lantai pada sisi luar ataupun dalam. Aksesbilitas
e. Pintu dan jendela pada ruangan yang terpapar air harus
Fasilitas bangunan rehabilitasi harus dilengkapi dengan tanda
memiliki material tahan air keterangan ruang, toilet, telepon umum, pintu, ramp, tangga, lift,
f. Pintu dengan bahan tembus pandang harus memiliki dan marka. Setiap fasilitas harus dapat diakses oleh difabel dan
kawat pengaman mengikutin standar untuk difabel. Selain itu, rehabilitasi pecandu
g. Pegangan pintu darurat harus dapat diakses oleh pasien rokok tidak berdiri sendiri, peran masyarakat perlu diikut
difabel. Biasanya memiliki ketinggian 80-100cm. sertakan. Bentuk aksesbilitas yang bersifat standar seperti
system rujukan juga diperlukan.
SYARAT PRASARANA PENUNJANG FAKTOR KESEHATAN
REHABILITASI
Kementrian Kesehatan RI, 2012
Pencahayaan
Ventilasi Bangunan rehabilitasi harus mempunyai pencahayaan alami dan
Bangunan rehabilitasi harus dilengkapi dengan ventilasi alami buatan serta pencahayaan darurat. Dilengkapi dengan cahaya
atau buatan yang menyesuaikan fungsi ruangnya. Penerapan alami dari bukaan dan harus optimal sesuai dengan fungsi ruang.
ventilasi harus memperhatikan hemat energi. Pencahayaan dibuat sesuai dengan standar iluminasi berdasarkan
fungsi ruang dan harus mempertimbangkan hemat energy. Setiap
ruang harus dilengkapi dengan cahaya buatan untuk keadaan
Sanitasi darurat untuk penyelamatan diri. Sistem pencahayaan harus
Setiap bangunan rehabilitasi harus memiliki saluran untuk air memiliki kendali manual.
bersih, air kotor, sampah, dan saluran air hujan (SNI, 2000).
Sistem saluran air kotor dan air bersih harus terpisah.
Pemasangan saluran limbah harus memperhatiakan tingkat
bahayanya.
bertujuan untuk mengembalikan habitat alam dan mendekatkan manusia untuk memanfaatkan alam dalam kehidupan sehari – hari.
Dengan pengaplikasian biophilic, sebuah ruang yang tercipta dapat memaksimalkan fungsi otak individu dan kesehatannya,
meminimalisir stress, menjernihkan pikiran, serta memberikan kesejahteraan secara psikologi (Wilson, 1984).
PRINSIP DESAIN BIOPHILIC
Prinsip desain sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
B. Natural anlogues
Browning (2014) dalan Terrapin Bright adalah sebagai
berikut: 8. Biomorphic form & pattern (bentuk dan pola biomorfik)
A. Nature in the Space 9. Materials connection with nature (Koneksi antara bahan
1. Visual connections with nature (koneksi dengan alam dengan alam)
secara visual)
2. Non-visual connection with nature (koneksi tidak visual 10. Complexity & order (kompleksitas dan keteraturan)
dengan alam)
3. Non-rhytmic sensory stimuli (perangsang sensor tidak
beraturan) C. Nature of the space
4. Thermal & Airflow variability (perubahan panas & udara
bervariasi) 11. Prospect and refuge (Peluang dan tempat berlindung)
5. Presence of water (kehadiran air) 12. Mobility and Wayfinding (mobilitas dan jalan)
6. Dynamic & diffuse light (Pencahayaan dinamis dan
menyebar) 13. Mystery (misteri)
7. Connection with natural systems (hubungan dengan sistem 14. Risk/peril (resiko/bahaya)
alam)
30
BATASAN PENERAPAN DESAIN BIOPHILIC
Dalam penerapan desain biophilic, akan ada beberapa 3. Diversity of design strategies
perbedaan antar lapangan dengan kebutuhuan serta fungsi
bangunannya (W. Browning et al., 2014) Untuk mendapatkan fungsi ruang secara maksimal dan mendapatkan
suasana yang tepat, penggabungan beberapa strategi rancangan
1. Identifying desired responses and outcomes diperbolehkan. Hal ini mempertimbangkan unsur budaya dan
Keberagaman jenis biologis yang ada tidak bisa digunakan demografis yang dapat memberikan efek psikologi dan fungsi
fungsi, dan pengguna bangunan. positif ketika di alam memakan waktu 5 menit 20 detik (Gladwell et
al., 2013).
31
HUBUNGAN ANTARA BIOPHILIC DENGAN KESEHATAN
didalam strategi perancangan biophilic menurut Terrapin Bright, terdapat 3 fokus utama yang mempengaruhi biophilic yaitu fisik,
psikologi, dan kognitif.
32
Respon Biophilic Terhadap Suasana
Ruang
ANALISA PENULIS
BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04
PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Latar belakang Remaja Metode penelitian
Rumusan Masalah Perilaku Merokok Subyek dan obyek Gambaran Umum
Tujuan Penelitian Rehabilitasi Teknik Pengumpulan Analisa Preseden
Manfaat Penelitian Arsitektur Biophilic Studi Literatur Hasil Wawancara
Ruang Lingkup Wawancara Kriteria Perancangan
Sistematika Pembahasan Observasi (kuesioner)
METODE kualitatif phenomenology
PENELITIAN Esensi
bagaimana desain biophilic dapat
memberikan dampak
positif terhadap cara pikir
pecandu rokok remaja mengenai
berharganya kehidupan dimulai dari
menghargai diri sendiri
Berdasarkan kajian teori dan
dan mendapatkan
permasalahan isu yang telah kesejahteraan.
dipaparkan diatas, maka metode
yang penulis gunakan adalah
kualitatif phenomenology. Clare Cooper
Subyek Obyek
subyek utama dalam penelitian ini 7 elemen desain nature in the
adalah rehabilitasi berhenti space biophilic
merokok atau KBM
Primer Sekunder
hasil wawancara dan hasil penelitian terdahulu dan teori
kuesioner – teori yang dikemukan oleh
peneliti terdahulu
39
Studi Literatur Observasi (kuesioner pecandu rokok)
1. Penyebab remaja menjadi pecandu rokok 1. Apa yang membuat perokok ingin melakukan kegiatan
2. Penanganan secara medis dan psikologis terhadap remaja merokok
pecandu rokok
2. Apa alasan yang membuat pecandu rokok berhenti merokok
3. Teori mengenai pusat rehabilitasi berbasis komunitas
3. Apakah pecandu rokok memiliki keinginan untuk melepas
4. Teori mengenai arsitektur biophilic
kecanduannya
5. Teori mengenai elemen desain arsitektur nature in the space
dalam biophilic 4. Apakah pecandu rokok ingin mencoba rehabilitasi berhenti
merokok
5. Apakah pecandu rokok ingin menggunakan rehabilitasi
berhenti merokok sebagai media penyembuhan dari kecanduan
rokok dengan desain biophilic.
40
KUESIONER TERTUTUP
WAWANCARA
1. Menurut anda apa saja permasalahan remaja yang sering terjadi? 1. Apa saja yang dapat membantu proses penyembuhan pecandu rokok dari
2. Bagaimana permasalahan perilaku merokok di Indonesia khususnya pada segi arsitektur?
remaja? 2. Apakah suasana rehabilitasi pecandu untuk remaja didesain dengan
3. Apa yang menyebabkan seorang remaja menajadi perokok alam dapat lebih efektif dibandingkan bangunan yang massif?
4. Apakah sudah ada solusi yang ditawarkan pemerintah untuk remaja 3. Apa saja yang kegiatan didalam pusat rehabilitasi merokok?
pecandu rokok? 4. Ruang seperti apa yang mebuat nyaman ketika melakukan
5. Menurut anda, apakah solusi tersebut sudah efektif? konsultasi?
6. Bagaimana tanggapan anda mengenai klinik berhenti merokok (KBM)? 5. Apakah ruang terbuka lebih efektif dibanding ruang tertutup ketika
7. Mengapa tingkat ketidakberhasilan KBM masih tinggi? melakukan konsultasi?
8. Bagaimana tanggapan anda mengenai rehabilitasi berbasis komunitas? 6. Furniture seperti apa yang dibutuhkan didalam ruang konsultasi?
9. Manakah yang lebih efektif antara KBM dengan rehabilitasi komunitas? 7. Apakah luas ruangan mempengaruhi proses konsultasi? Luasan
10. Apakah ada penangan secara khusus bagi pecandu rokok secara seperti apa yang dibutuhkan?
psikologis? 8. Apakah menggunakan ornament alami dapat mempengaruhi proses
terapi?
43
BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04
PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Latar belakang Remaja Metode penelitian
Rumusan Masalah Perilaku Merokok Subyek dan obyek Gambaran Umum
Tujuan Penelitian Rehabilitasi Teknik Pengumpulan Analisa Preseden
Manfaat Penelitian Arsitektur Biophilic Studi Literatur Hasil Wawancara
Ruang Lingkup Wawancara Kriteria Perancangan
Sistematika Pembahasan Observasi (kuesioner)
GAMBARAN UMUM PROYEK
PEMBAHASAN REHABILITASI BERHENTI Material
MEROKOK sederhana dan mudah dicari, alami, material lokal
pandangan orang mengenai rehabilitasi sehingga sangat familier, bertekstur dan tidak
licin.
adalah tempat yang menyeramkan
dan seperti dikekang. Sirkulasi
setiap ruang dibuat mudah ditemukan dan
orang takut untuk datang ke rehabilitasi tidak membingungkan seperti halnya keadaaan
Dari hasil survey, sebanyak 75% rumah
pecandu rokok ingin berhenti
Desain
merokok namun tidak mendapatkan
fasilitas untuk membantu mereka berhenti penggunaan desain biophilic dengan fokus
merokok. kepada nature in the space.
Sehingga, menggunakan basis dasar
menjadi lebih fokus, memberikan perasaan
penyembuhan secara komunitas senang, pengalaman ruang yang santai, dan
dengan penyediaan community dialogue membuat seseorang menghargai diri dan
space. sejahtera
Suasana Kapasitas
Santai dan tidak seperti dipenjara sebagai Daya tampung untuk pusat rehabilitasi ini
cerminan dari rumah yaitu tempat sebanyak 100-200 orang.
bernaung dan berlindung.
ANALISA PRESEDEN
Maggie's Rehabilitation Centre Manchester - Foster + Partners
Ruang – ruang pengobatan diletakkan di bagian timur untuk mendapatkan cahaya matahari pagi. sirkulasi yang cenderung linear. Sirkulasi
ini juga mendukung konsep “home” dengan tidak perlu memberikan tanda ruangan seperti ruangan di rumah. Setiap ruang konseling yang
ada selalu menghadap kearah luar.
46
VISUAL CONNECTIONS WITH
NATURE
• terlihat menyatu dengan taman pada ruang luar.
• memberikan perasaan yang sejahtera dengan menyuguhkan
warna hijau alami dari tanaman
• menggunakan desain secara langsung (direct) dengan memilih
tumbuhan asli sebagai elemen desain arsitekturnya
NON-VISUAL CONNECTION WITH
NATURE
• Penggunaan elemen tumbuhan berbunga merangsang indera
penciuman
• penggunaan batu alam sebagai penutup lantai dan furnitur dengan
bahan alami seperti kayu merangsang indera peraba.
• akses terbuka langsung ke ruang luar memberikan rangsangan
terhadap indera pendengaran
47
THERMAL & AIRFLOW
VARIABILITY
• bukaan pada atap untuk dapat menjaga sirkulasi udara tetap sejuk,
suhu ruangan tetap stabil
• menyesuaikan kondisi udara sesuai dengan kenyamanan pengguna
• Penggunaan kayu menjaga ruangan tetap hangat
• warna tembok menggunakan warna solid yang terang tidak
menyimpan panas matahari
49
VISUAL CONNECTION WITH
NATURE
• Pada denah, P1 merupakan tersedianya courtyard.
• Kamar pasien memiliki akses untuk melihat ke arah courtyard
• Desain secara langsung dari tersedianya tumbuhan hidup.
DYNAMIC AND DIFFUSE
LIGHTING
• cahaya pada setiap inti massa (P6) disetiap courtyard dengan
suasana pencahayaan yang natural
• Setiap ruang pasien juga diberikan minimal satu jendela dengan
akses cahaya alami
• Setiap lounge mendapatkan daylight
CONNECTION WITH NATURAL
SYSTEM
• material kayu sebagai elemen penutup lantai
• warna coklat pada elemen dinding
• Adanya tumbuhan pada setiap sudut area menciptakan
suasana tenang
50
CARINA TENNGART
IVARSSON
52
Untuk mendapatkan perasaan menarik, segar, dan lebih hidup
Untuk mendapatkan perasaan sejahtera, 84.40% perokok lebih 53.10% perokok lebih memilih adanya bayangan yang tidak
memilih penggunaan direct experience seperti tanaman asli dan beraturan seperti berasal dari bayangan tanaman untuk
koridor yang cenderung terbuka. menstimulasi rangsangan sensorik.
Untuk mendapatkan perasaan segar dan seimbang, 71.80% Untuk mendapatkan perasaan aktif, hidup, dan nyaman secara
perokok lebih memilih penggunaan direct experience seperti termal 87.50% perokok lebih memilih ruangan dengan bukaan
bukaan besar dan tekstur alami sehingga dapat merasakan besar dan akses ke area luar sehingga melancarkan sirkulasi
keadaan diluar ruangan. udara.
53
Untuk mendapatkan perasaan nyaman, sejuk dan tenang 68.75%
perokok lebih memilih penggunaan air yang mengalir agar dapat
merasakan pengalaman ruang melalui pendengaran dan
penglihatan.
55
10.Apakah suasana rehabilitasi pecandu untuk remaja didesain dengan Meja, kursi, kursi yang tidak kaku, bisa interaktif berputar atau tiduran.
alam dapat lebih efektif dibandingkan bangunan yang massif? Agar lebih nyaman ketika diwawancara, dapat mengurangi rasa gugup.
Konsep untuk kecanduan massif lebih menakutkan Gedung bertingkat Ga perlu ada penutup atau pembatas antara pasien dan psikolog.
dan tertutup. Jadi membuat lebih senang. Sama seperti memilih rumah Jangan ada penghalang, kalau bisa melihat seluruh bagian tubuh.
atau sekolah pasti memilih yang nyaman dan terbuka. Karena ketika Ada meja untuk distance atau batas, jangan terlalu dekat jaraknya
seseorang berada di satu wilayah tertutup terus menerus akan merasa terutama lawan jenis.
tidak nyaman dan tidak bebas secara psikologi. 15.Apakah akses menuju ruang konsultasi mempengaruhi psikologi
11.Apa saja kegiatan didalam pusat rehabilitasi merokok? pengguna?
Konsultasi, dalam komunitas kearah diskusi, pengarahan, kelompok. Akses masuk udah mempengaruhi. Masuk pintu juga udah
Jangan ke arah rehabilitasi masyarakat. Ada kegiatan olahraga, terapi, mempengaruhi. First impression udah mengubah pikiran orang. Buka
meditasi. pintu mnyeramkan atau tidak. Dari awal sudah harus merasa nyaman.
12.Ruang seperti apa yang mebuat nyaman ketika melakukan konsultasi? 16.Suasana apa yang perlu ditekankan saat mendesain rehabilitasi
Ruangan dibuat jangan sesuatu yang blank, lebih menggunakan warna pecandu rokok?
menarik, jangan warna seperti Gedung. Banyak hiasan ornament, Terpenting suasana yang harus menciptakan tidak merasa dipenjara.
sehingga ketika orang datang merasa lebih nyaman. Membuat pemikiran bahwa masuk rehabilitasi bukan dikungkung.
13.Apakah ruang terbuka lebih efektif dibanding ruang tertutup ketika Menjadikan satu tempat enjoy dan dapat dinikmati.
melakukan konsultasi?
Jangan terbuka sampai mengalihkan perhatian kepada diskusi. Jangan
terlalu banyak memperhatikan hal lain, harus mengutamakan focus.
Karena tujuan untuk membantu orang. Kalau tanaman ga mengganggu.
Kalau musik kondisi tertentu tidak butuh suara agar fokus.
Alami: Buatan:
Visual
Connection With Tumbuhan, tanah Desain lanskap
Nature
Penggunaan indera
penglihatan untuk merasakan
elemen alam
Keberadaan makhluk
Perasaan dan Emosi: hidup Green wall
Sejahtera
Bernaung
Perlindungan
Alami: Buatan:
Non-visual
connection with
nature
Aroma tumbuhan, bunga Tekstur material
Menggunakan 4 panca indera
pendengaran, peraba,
penciuman, dan perasa untuk
mendapatkan pengalaman ruang
Cahaya, angin, iklim Taman, kebun
Perasaan dan Emosi:
Ventilasi alami Hewan domestik
Segar
Seimbang
Familiar
Kriteria:
Non-rhythmic
sensory stimuli Pola tidak beraturan Audio
Thermal and
Airflow
Variability Panas matahari Bukaan
Nyaman
Terbuka
Aktif
Kriteria:
Presence of
Water Water wall Kolam
Pengalam ruang yang dirasakan
melalui 3 pancaindera
penglihatan, pendengaran,
peraba.
Air mancur
Perasaan dan Emosi:
Tenang
Dinamis
Menstimulasi Pikiran
Kriteria:
Pergerakan makhluk
Material alami
Connection hidup
with Natural
System Pertumbuhan tanaman
Perubahan korosif
material
Proses yang terjadi secara
natural, perubahan karakteristik
dari ekosistem
66
Kesimpulan Kriteria Desain 7 pola nature in the space biophilic
Kesimpulan Kriteria Desain Berdasarkan Program
Ruang Elemen Nature in the Space Biophilic
70
72
Diagram 3 hubungan antar ruang
Website here