Anda di halaman 1dari 7

kegawatdaruratan sistem kardiovaskular

penyakit chf
Kelompok 1
Dina Aulia Fitria 1020183108
Ahmad Mutiuddin 1020183214
Neli Nadianti R. 1020183116
Dinda Ayu Natasya 1020183111
Nila Karomatunnisa 1020183112
Herlina Julia Rahmawati 1020183113
Charismatuz Zahro Hayati 1020183117
Vika Miftahul Mukharomah 1020183118
Niken Dwi Purbowati 1020183119
Pengertian CHF
Gagal Jantung Kongestif (CHF) adalah
ketidakmampuan (kegagalan) jantung dalam
memompa darah secara optimal. Hal ini terjadi akibat
ruang-ruang pompa utama jantung (ventrikel)
menjadi lebih besar atau lebih tebal, dan otot-otot
jantung tidak dapat berkontraksi (mengempis)
ataupun berdilatasi (melebar) sebagaimana mestinya.
Pencegahan primer pada penyakit jantung
mencegah timbulnya aterosklerosis, dengan cara
memberantas faktorfaktor risiko. mencegah timbulnya
hipertensi dengan membatasi konsumsi garam.
Kegiatan-kegiatan yang perlu di lakukan untuk
Pencegahan Primer Melakukan pendidikan dan
penyuluhan kepada masyarakat luas mengenai faktor-
faktor risiko penyakit jantung koroner. Meningkatkan
pembinaan pola hidup sehat. ideal, mengendalikan stres
dan olahraga teratur. Meningkatkan upaya memperbaiki
lingkugan hidup
Pencegahan sekunder dan tersier penyakit
jantung
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah timbulnya serangan
ulang atau progresifitas penyakit.
Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kematian atau cacat
upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit jantung Pola
Makan yang Sehat Mengurangi makanan lemak Tidak mengkonsumsi
makanan siap saji Makanan sebaiknya dihidangkan bervariasi
Fungsi olahraga teratur bagi jantung Gerak badan menolong
menetralisir dan membalikkan perubahan-perubahan biokimia,
Setelah berolahraga, semua jaringanjaringan serta permbuluh-
pembuluh darah dibersihkan dari produk-produk sampah,
menunjukkan bahwa gerak badan mengurangi resiko terkena
serangan jantung
LABORATORIUM
Enzim jantung troponin: dapat mendeteksi iskemia miokard sebagai etiologi pencetus
gagal jantung akut. Namun, kebanyakan kasus gagal jantung akut sering ditemukan
peningkatan troponin meski tanpa iskemia / infark miokard akut.
Kimia darah: urea, kreatinin, gula darah, albumin, transaminase untuk menilai fungsi
ginjal, liver, serta mengidentifikasi adanya komorbid lain seperti diabetes, gangguan
ginjal / liver, dan menyingkirkan diagnosis banding  
Elektrolit: evaluasi adanya hipo/hipernatremia, hipo/hyperkalemia
Analisa gas darah: untuk mengukur kadar O2 dan CO2 darah secara akurat, berguna
untuk menentukan penatalaksanaan pasien dengan gagal napas, dan menyingkirkan
diagnosis banding sesak akibat metabolik / paru
Urinalisis: evaluasi proteinuria, glikosuria, bakteriuria untuk menyingkirkan
kemungkinan edema akibat ginjal
Lainnya: thyroid stimulating hormone (TSH), peningkatan international normalized
ratio (INR), peningkatan c-reactive protein (CRP) untuk kecurigaan adanya penyakit
lainnya/menyingkirkan diagnosis banding[2,10]
Pemeriksaan diagnostik
• Pemeriksaan elektrokardiogram: dilakukan rutin untuk mencari etiologi
pencetus gagal jantung akut seperti aritmia dan sindroma koroner akut
• Pemeriksaan radiologi (rontgen toraks): dilakukan untuk
mengkonfirmasi ada-tidaknya kongesti
• Pemeriksaan ekokardiografi: umumnya tidak perlu segera dilakukan
(dalam 48 jam pertama); perlu dilakukan segera hanya bila
hemodinamik tidak stabil (syok kardiogenik) atau ada kecurigaan
etiologi pencetus kelainan struktural.
• Pemeriksaan laboratorium: natriuretic peptide (BNP) pada semua
pasien yang dicurigai gagal jantung akut, serta blood urea
nitrogen (BUN), kreatinin, dan elektrolit yang dilakukan rutin per 1-2
hari saat dirawat di rumah sakit.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai