0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
65 tayangan17 halaman
Teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky memberikan pandangan berbeda tentang perkembangan kognitif anak usia dini. Piaget berfokus pada interaksi anak dengan lingkungan fisik sementara Vygotsky lebih menekankan peran interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Kedua teori memberikan implikasi penting dalam merangsang perkembangan anak melalui berbagai aktivitas.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET DAN VYGOTSKY SERTA IMPLIKASI
Teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky memberikan pandangan berbeda tentang perkembangan kognitif anak usia dini. Piaget berfokus pada interaksi anak dengan lingkungan fisik sementara Vygotsky lebih menekankan peran interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Kedua teori memberikan implikasi penting dalam merangsang perkembangan anak melalui berbagai aktivitas.
Teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky memberikan pandangan berbeda tentang perkembangan kognitif anak usia dini. Piaget berfokus pada interaksi anak dengan lingkungan fisik sementara Vygotsky lebih menekankan peran interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Kedua teori memberikan implikasi penting dalam merangsang perkembangan anak melalui berbagai aktivitas.
19717251021 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Teori perkembangan kognitif Piaget menjabarkan bagaimana cara manusia belajar dan berkembang. Dalam teori ini, Piaget menjelaskan keterkaitan faktor biologis dan faktor pengalaman dalam membentuk perkembangan kognitif pada anak usia dini. (Santrock, 2007: 243)
Piaget berpendapat bahwa
tubuh, mempunyai struktur kemampuan untuk beradaptasi dengan dunia. Adapun proses yang dikenakan anak-anak dalam membangun pengetahuan tentang dunia diantaranya:
Skema
Asimilasi
Akomodasi
Organisasi
Equilibration and Disequilibrium
Skema Asimilasi Piaget meyakini bahwa salah satu proses untuk membangun pengetahuan anak tentang dunia adalah Dalam teori ini, skema yang proses asimilasi. Asimilasi berlaku pada masa bayi hingga merupakan proses masa dewasa berbeda-beda. pengambilan data secara contoh skema pada masa bayi sensorik melalui pengalaman yang disusun oleh tindakan- dan kesan sehingga ketika tindakan sederhana (aktivitas- keduanya digabungkan akan aktivitas fisik) seperti tindakan menjadi sebuah pengetahuan bayi menyusu, melihat sekitar, (Morrison, 2012: 72). Secara dan menggenggam. sederhana asimilasi dapat dikatakan sebagai proses memasukkan informasi baru kedalam skema yang sudah ada (Levine, 2014: 220). Akomodasi Organisasi
Akomodasi merupakan proses
merubah metode lama dan Konsep Piaget mengenai beradaptasi terhadap situasi penggabungan perilaku yang yang baru. Pada proses ini terpisah menjadi sistem Piaget menjelaskan bahwa kognitif pada tingkat lebih Akomodasi terjadi ketika tinggi yang berfungsi lancar; skema yang dimiliki anak- pengarahan dan anak selaras dengan informasi penggolongan item kedalam dan pengalaman-pengalaman kategori. baru yang diperoleh. (Santrock, 2007: 244). Equilibration dan Disequilibrium
Equilibration dan Disequilibrium adalah
suatu proses yang dianjurkan piaget untuk menjelaskan cara anak beralih dari satu fase berpikir ke fase berikutnya. Peralihan ini terjadi ketika anak mengalami konflik kognitif dalam usaha memahami dunia. Akhirnya, anak menyelesaikan konflik dan mencapai keseimbangan pemikiran Jean Piaget telah melengkapi teori perkembangan kognitif sebelumnya yang digagas oleh James Mark Baldwin. (Adnyana, 2015: 19).
Piaget telah Tahapan Sensorimotor (0- 2
tahun) membagi Tahap Pra-operasional (2-7 tahapan tahun) tersebut Tahap Operasional Konkret menjadi empat (7-11 tahun) tahap, Tahap Operasional Formal diantaranya: (11- 15 tahun) Implikasi teori kognitif piaget pada stimulus perkembangan anak • Implikasi teori perkembagan kognitif Piaget dalam merangsang perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut: Fase sensorimotor, ketika anak belajar melalui interaksi organ sensorimotor denga lingkungan. Kegiatan yang dilakukan orangtua untuk merangsang perkembangan kognitif anak adalah dengan bermain tekstur, anak dikenalkan berbagai macam testur melalui boneka kain dengan bahan yang lembut. Melalui rangsangan pengenalan terstur dengan menggunakan indera perabaan anak, dapat memperkaya pengetahuannya dan melatih kepekaan anak Fase praoperasional, pada masa ini anak sudah mulai mampu untuk bermain peran atau pura-pura, dan mengetahui simbol-simbol tertentu. Kegiatan yang digunakan untuk merangsang kognitif anak adalah kegiatan bermain peran (pasar-pasaran). Hal yang dilakukan orangtua dalam mendampingi anak yaitu mengenalkan pada anak terkait jenis sayur yang dijual atau nominal uang- uangan yang digunakan dalam permainan tersebut. Kegiatan bermain peran dapat merangsang kemampuan kognitif anak dalam mengetahui sayur mayur, nominal uang serta peran pedangan dan pembeli Fase praoperasional, berkaitan dengan egosentris yang dimiliki anak, anak akan merasa asik atau nyaman ketika bermain sendiri tanpa memerdulikan apa yang sedang dimainkan oleh teman-temannya yang lain. salah satu kegiatan main yang dilakukan anak yang bersifat egosentris adalah bermain balok (seperti membuat rumah-rumahan, dan menjadikan balok sebagai mobil). Pada saat menghadapi masa ini, guru tetap mengawasi anak saat anak bermain balok Fase operasional formal, pada masa ini anak bermain sudah mulai menggunakan nalar dan logika yang bersifat objektif. Dalam merangsang perkembagan kognitif anak yang menggunakan nalar maupun logika yaitu melalui permainan monopoli dan puzzle Teori kognitif Vygotsky Teori perkembangan kognitif yang di gagas oleh Vygotsky berpusat pada kognisi anak-anak. Teori yang dibawa oleh Vygotsky menjelaskan tentang perkembangan mental, bahasa serta sosial anak. Vygotsky percaya bahwa perkembangan mental (ingatan, perhatian dan penalaran), bahasa serta sosial anak didukung oleh orang lain melalui interaksi sosial.
Teori Vygotsky bertentangan dengan teori Piaget. Dalam teori Piaget,
ketika anak mengembangkan pemikirannya dan pemahamannya melalui tindakan dan interaksi mereka dengan dunia fisik. Sementara itu, dalam teori kognitif Vygotsky anak-anak lebih sering direpresentasikan sebagai makhluk sosial yang berarti anak mengembangkan kognitifnya, melalui interaksi sosial. Menurut Vygotsky, belajar dapat memunculkan berbagai proses perkembangan, ketika anak berinteraksi dengan orang disekitarnya, saat anak bekerja sama dengan teman sebayanya, proses tersebut bagian dri pencapaian yang anak lakukan. Adapun konsep penting dalam teori perkembangan kognitif Vygotsky, antara lain: ZPD (Zone Proximal Scaffolding Development)
Zone Proximal Development atau yang
Scaffolding merupakan suatu lebih sering dikenal dengan sebutan ZPD konsep yang erat kaitannya dengan merupakan bagian dari teori sosio-kultural. teori ZPD. Scaffolding adalah suatu ZPD adalah sebuah istilah yang sering proses yang digunakan orang disematkan pada sekumpulan tugas yang dewasa untuk membimbing anak- sangat sulit dipahami anak, akan tetapi anak untuk melewati proses ZPD. tugas tersebut dapat di pahami dengan Dalam penerapannya, Scaffolding bantuan serta bimbingan orang dewasa memiliki manfaat, yaitu atau anak-anak yang sudah mahir. ZPD memudahkan orangtua dan guru juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan dalam mengarahkan serta antara tugas yang dapat dilakukan sendiri membimbing anak secara tepat oleh anak dan tugas yang dapat dilakukan dalam kemajuan kognitif anak. oleh anak melalui bantuan orang lain. Bahasa dan Pemikiran
Penggunaan dialog atau percakapan menjadi sangat penting dalam
penerapan konsep scaffolding, serta menjadikan bahasa sebagai salah satu hal yang penting dalam perkembangan anak. Vygotsky menjelaskan bahwa pada awalnya, bahasa dan pikiran itu berkembang secara terpisah, namun semakin berjalannya waktu kemudian bahasa dan pikiran berkembang menjadi satu. Implikasi teori kognitif vygotski pada stimulus perkembangan anak Implikasi teori perkembangan kognitif dalam merangsang perkembangan anak usia dini menurut Vygotsky, adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan pembelajaran yang bersifat kolaboratif dan kooperatif antara anak dan guru atau orang dewasa lainnya. hal ini didukung dengan adanya konsep ZPD dan Scaffolding. Kegiatan bermain Puzzle sederhana, adalah salah satu kegiatan yang dapat dapat mengkolaborasikan antara tugas perkembangan anak yaitu dalam menyusun puzzle (mencari puzzle mana yang cocok untuk dikolaborasikan dengan puzzle sebelumnya, dengan bimbingan orang dewasa 2. Pada keterampilan bahasa anak usia dini, percakapan atau dialog menjadi penyokong secara alamiah bagi perkembangan bahasa anak usia dini, baik pada tahap eksternal speech, egosentris, dan inner speech. Kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak usia dini yaitu bermain peran. Dengan bermain peran anak dapat memperoleh kosa kata baru atau pengetahuan baru Sudut Pandang Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Vigotsky Piaget Vigotsky Dalam sebuah proses interaksi sosial, Dalam hal ini, Vygotsky menekankan anak-anak melewati fase dimana fungsi positif dari egocentrical speech, mereka menghabiskan waktu untuk yaitu untuk membantu anak-anak berbicara pada diri mereka sendiri. menyelesaikan masalah. Vygotsky juga Tokoh yang pertama membahas berpendapat bahwa egosentris ini tentang egosentris adalah Piaget. tidak hilang begitu saja, akan tetapi Piaget mengamati anak-anak egosentris ini akan beruabah perlahan perempuan yang berusia lima tahun menjadi ucapan dalam hati. Jenis yang sedang bermain kotak pasir, dialog hati secara intriksik yang masing-masing dari mereka berbicara dilakukan dengan diri sendiri ketika dengan antusias tentang topik-topik mereka berusaha memecahkan sederhana yang tidak bisa di persoalan. bayangkan oleh anak-anak lain.