Anda di halaman 1dari 66

INVESTASI JANGKA

PENDEK
&
JANGKA PANJANG

Sabar L Tobing, SE.,MM.,Ak.,CA


Tujuan Pembelajaran

INVESTASI
INVESTASI LAND (TANAH)
DALAM
INVESTASI SAHAM
DLM OBLIGASI
INVESTASI
JANGKA
PANJANG
INVESTAS
I JANGKA
PENDEK
INVESTASI
JANGKA PENDEK
Introduction

Terjadi Kelebihan Kas Tidak boleh dibiarkan Jika dibiarkan, maka


Perusahaan mengendap tidak efektif
Sebaiknya Bagaimana?


Surat Berharga
Jangka
Jangka Pendek
Pende
k

Kurang < 1
Tahun


Asset, Obligasi
Jangka
dll
Panjan
g

Lebih > 1
Tahun
Investasi Surat Berharga (Jangka Panjang)

1. Surat berharga mudah diperjualbelikan,


sehingga dapat dijual dan dijadikan uang
tunai setiap saat dibutuhkan
2. Manajemen perusahaan akan segera
menjualnya, setiap saat diperlukan
INVESTASI SURAT BERHARGA TERGOLONG
INVESTASI JANGKA PANJANG, TETAPI LIKUID,
KENAPA?
PERUSAHAAN DAPAT
MUDAH DIPERJUAL BELIKAN MENJUALNYA UNTUK
SETIAP DIBUTUHKAN MENJADI UANG TUNAI
RISIKO INVESTASI SURAT BERHARGA
Surat Berharga (SB) memiliki gejolak harga yang
sangat tinggi

Perubahan Harga bisa terjadi dalam hitungan menit,


jam ke jam dan hari ke hari.

Harga surat berharga sering tidak relevan krn


perubahan harga tersebut

Di Neraca, dicatat dengan nilai dasar. Yaitu harga yg


lebih rendah antara harga perolehan (beli) dgn harga
pasar
Jika Harga Perolehan lebih rendah dari Harga Pasar,
maka dicatat harga Harga Perolehan begitu juga
sebaliknya.
Contoh :
• PT Mitra Prima memiliki kas lebih pada bulan
November dan Desember 2007. Karena itu,
manajemen perusahaan menggunakan kas
tersebut untuk berinvestasi jangka pendek
pada surat berharga di BEI. Portofolio saham
perusahaan tersebut pada akhir Desember
2007 adalah sbb :
POTENSI
JENIS SAHAM HARGA BELI HARGA PASAR LABA/RUGI
Saham PT. AA 200.000.000 180.000.000 (20.000.000)
Saham PT. BB 165.000.000 172.000.000 7.000.000

Saham PT. CC 110.000.000 106.000.000 (4.000.000)


Saham PT. DD 125.000.000 128.000.000 3.000.000
Saham PT. EE 220.000.000 204.000.000 (16.000.000)
Saham PT. FF 170.000.000 178.000.000 8.000.000

  990.000.000 968.000.000 (22.000.000)


Penjelasan :
• Surat berharga memiliki harga perolehan (beli) total sebesar IDR
990.000.000. Tetapi pada tanggal 31 Des 2007, saham –saham tersebut
harga pasarnya mengalami perubahan. Sebagian harganya lebih tinggi
dibandingkan harga belinya dan sebagian lebih rendah.
• Total harga pasarnya pada akhir tahun 2007 adalah sebesar IDR
968.000.000.
• Hal itu menyebabkan terjadinya kerugian potensial sebesar IDR
22.000.000.
• Disebut Potensial rugi, karena sampai pada akhir tahun 2007 saham-
saham tersebut belum dijual oleh Manajemen PT Mitra Prima.
• Potensi kerugian sebesar IDR 22.000.000 tersebut HARUS dilaporkan di
NERAC sebagai cadangan penurunan harga pasar.
• Sehingga nilai bersih saham yang tercantum di Neraca adalah sebesar IDR
968.000.000, seperti berikut ini :
NERACA    

Aktiva Lancar  

Kas................................................................... xxxxxx  

Piutang Usaha.................................................. xxxxxx  

Investas sementara dalam surat berharga........ 990.000.000  

Cadangan Penurunan harga pasar.................... (22.000.000) 968.000.000


     
INVESTASI
JANGKA PANJANG
APA ITU INVESTASI JANGKA PANJANG?

Adalah DANA perusahaan yang ditanamkan di


dalam berbagai aktiva produktif yang dapat
memberikan PENGHASILAN bagi perusahaan
dalam waktu LEBIH DARI SATU TAHUN
Apa Alasan Investasi Jangka Panjang?
Untuk memperoleh Capital gain / laba yg berasal dari
kenaikan harga saham yg dibeli

Untuk memperoleh deviden

Memperoleh hubungan khusus (mitra kerjasama)

Ekspansi usaha

Memperluas pangsa pasar


INVESTASI
DALAM OBLIGASI
Apa itu Investasi Obligasi ?
Adalah SURAT BERHARGA yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan berupa janji untuk membayar sejumlah uang
(seperti tercantum di dalam nominal obligasi) di kemudian
hari beserta pembayaran bunganya secara berkala.

Obligasi yang dibeli perusahaan tidak selalu diperoleh


sesuai dengan nilai nominalnya.

Obligasi dapat diperoleh dengan harga diatas


nominalnya atau dibawah nominalnya.

Tetapi berapapun HARGA PEROLEHAN obligasi,


Investasi di dalam obligasi dicatat sesuai dengan
HARGA PEROLEHAN.
Contoh :
• Pada tanggal 1 Juli 2006, PT Mitra Niaga
membeli 2.000 lembar obligasi PT. A di BEI
Jakarta, obligasi bernilai nominal IDR 1.000.000
per lembar tersebut dibeli dengan harga IDR
970.000 per lembar.
• Obligasi berbunga 25% per tahun tersebut
berumur 2 tahun dan jatuh tempo pada tanggal
1 Juli 2008. Bunga dibayarkan setiap 6 bulan,
yaitu pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember.
Berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka Jurnal yang
diperlukan selama 2 Tahun umur obligasi tersebut adalah sbb :

01-Jul-06 Investasi di dalam obligasi 1.940.000.000  

  Kas   1.940.000.000

Investasi tersebut dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu sebanyak 2.000 lembar
x IDR 970.000 = IDR 1.940.000.000. Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa selisih
antara nominal dan harag perolehannya :

Nilai Nominal 2.000 x 1.000.000 2.000.000.000  

Harga Perolehan 2.000 x 970.000 (1.940.000.000)  

Selisih Laba 60.000.000  

   

Amortisasi selisih 60.0000.000 : 2 Tahun 30.000.000 Per Tahun

  60.0000.000 : 4 kali 15.000.000 Per Pembayaran bunga


Penjelasan :
• Pendapatan bunga adalah pendapatan bunga untuk jangka
waktu 6 bulan. Karena tingkat bunga obligasinya adalah
sebesar 24%, maka jumlah bunganya adalah = 6/12 x
2.000.000.000 x 24% = 240.000.000,-
• Pada saat perusahaan mengakui pendapatan bunga
sebesar IDR 240.000.000. Perusahaan juga mendebet akun
investasi di dalam obligasi sebesar IDR 15.000.000.
Sehingga akun investasi pada obligasi di buku besar akan
bertambah saldonya sebesar IDR 15.000.000,-
• Demikian pula yang terjadi pada saat pembayaran bunga
periode berikutnya, yaitu pada tanggal 30 Juni 2007 dan
31 Desember 2007 dan 30 Juni 2008.
30-Jun-07 Kas 240.000.000  
  Investasi di dalam obligasi 15.000.000  

  Pendapatan bunga   255.000.000

31-Des-07 Kas    
  Investasi di dalam obligasi 240.000.000  

  Pendapatan bunga 15.000.000 255.000.000

30-Jun-08 Kas    
  Investasi di dalam obligasi 240.000.000  

  Pendapatan bunga 15.000.000 255.000.000


Penjelasan :
1. Di dalam Jurnal pengakuan dan pencatatan pendapatan bunga
tersebut, setiap kali perusahaan mencatat pendapatan bunga,
selalu diikuti dengan kapitalisasi laba yang berasal dari selisih
harga perolehan dengan nilai nominal obligasi.
2. Hal ini dilakukan untuk mengalokasikan keuntungan yang
diperoleh perusahaan karena membeli obligasi dibawah nilai
nominalnya.
3. Jika jurnal penyesuaian untuk mengalokasikan keuntungan
tersebut tidak dilakukan, maka pada saat jatuh temponya nanti
akan terdapat selisih antara saldo akun investasi pada obligasi
dan uang yang diterima oleh perusahaan dari pelunasan obligasi
tersebut.
4. Tetapi karena setiap enam bulan sekali pada saat pencatatan
pendapatan buga, perusahaan juga mengkapitalisasi laba
tersebut.
5. Tetapi karena setiap enam bulan sekali pada saat pencatatan
pendapatan bunga, perusahaan juga mengkapitalisasi laba
tersebut dengan cara mendebet akun investasi pada obligasi
sebesar IDR 15.000.000.
6. Maka setelah empat kali transaksi yang sama terjadi, maka pada
tanggal 31 Des 2007, saldo akun investasi pada obligasi akan
menjadi sebesar IDR 2.000.000.000 (Saldo = 1.940.000.000 + (4 x
15.000.000) = IDR 2.000.000.000)
7. Sehingga pada saat obligasi tersebut jatuh tempo, perusahaan
menerima uang sebesar nilai nominalnya, yaitu sebesar IDR
2.000.000.000 dan nilai nominalnya tersebut sesuai dengan saldo
di buku besar perusahaan.
Jurnalnya sbb :

01-Jul-08 Kas 2.000.000.000  

  Investasi di dalam obligasi 2.000.000.000

       
Pencatatan Investasi Jangka Panjang
di dalam obligasi
1. Jika laba yang diperoleh pada saat pembelian
obligasi tersebut tidak dialokasikan dan
dikapitalisasi pada akun investasi pada saat
obligasi setiap 6 bulan sekali, maka saldo
akun investasi pada obligasi tersebut akan
berjumlah IDR 1.940.000.000. Pada tanggal 1
Juli 2008, sementara uang yg diterima dari
pelunasan obligasi tersebut berjumlah IDR
2.000.000.000,-
Pencatatan Investasi Jangka Panjang di
dalam obligasi (Lanjutan)
2. Sebaliknya, Jika perusahaan membeli diatas
nilai nominalnya, maka selisih antara harga
beli dengan nilai nominalnya tersebut diakui
sebagai kerugian, yang dialokasikan
sepanjang umur obligasi tersebut.
3. Pengalokasian kerugian tersebut dilakukan
dengan mengkreditkan akun investasi pada
obligasi pada saat pembayaran bunga.
Contoh :
• Pada tanggal 1 Juli 2006 PT Mitra Niaga
membeli 2.000 lembar obligasi PT A di BEI.
Obligasi bernilai IDR 1.000.000 per lembar
tersebut dibeli dengan harga IDR 1.030.000
per lembar. Obligasi berbunga 24% per tahun
tersebut berumur 2 tahun dan jatuh tempo
pada tanggal 1 Juli 2008. Bunga dibayarkan
setiap 6 bulan yaitu pada tanggal 30 Juni dan
31 Desember.
Berdasarkan data dan keterangan tersebut,
maka jurnal yang diperlukan selama 2 tahun
umur obligasi adalah sbb :

01-Jul-06 Investasi di dalam obligasi 2.080.000.000  

  Kas 2.080.000.000

       
Penjelasan :
• Investasi tersebut dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu
sebanyak 2.000 lembar x IDR 1.040.000 = IDR 2.080.000.000.
Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa terdapat selisih
antara nilai nominal dan harga perolehannya.

Nilai Nominal 2.000 x 1.000.000 2.000.000.000  

Harga Perolehan 2.000 x 1.040.000 (2.080.000.000)  

Selisih rugi (80.000.000)  

Amortisasi selisih 80.000.000 : 2 Tahun 40.000.000 Per Tahun

  80.000.000 ; 4 kali 20.000.000 Per Pembayaran bunga


Penjelasan :
• Pendapatan bunga tersebut adalah
pendapatan bunga untuk jangka waktu 6
bulan. Karena tingkat bunga obligasinya
adalah sebesar 24%,maka jumlah bunganya
adalah = 6/12 x IDR 2.000.000.000 x 24% =
240.000.000.000,-
• Pada saat perusahaan mengakui pendapatan
bunga sebesar IDR 240.000.000. Perusahaan
juga mengkreditkan akun investasi di dalam
obligasi sebesar IDR 20.000.000. Sehingga
akun investasi pada obligasi di buku besar
akan berkurang saldonya sebesar IDR
20.000.000 . Tetapi akibatnya, pendapatan
bunga yang seharusnya berjumlah IDR
240.000.000 per enam bulan, tinggal sebesar
IDR 220.000.000 (bunga = 240.000.000-
20.000.000 = 220.0000.000)
Demikian pula yang terjadi pada saat
pembayaran bunga periode berikutnya, yaitu
pada tanggal 30 Juni 2007 dan 31 Desember
2007 dan 30 Juni 2008. Sbb :

30-Jun-07 Kas 240.000.000  


  Investasi di dalam obligasi 20.000.000
  Pendapatan bunga   220.000.000

31-Des-07 Kas 240.000.000  


  Investasi di dalam obligasi 20.000.000
  Pendapatan bunga   220.000.000

30-Jun-08 Kas 240.000.000  


  Investasi di dalam obligasi 20.000.000
  Pendapatan bunga   220.000.000
Penjelasan :
1. Di dalam Jurnal pengakuan dan pencatatan pendapatan bunga
di atas, setiap kali perusahaan mencatat pendapatan bunga,
selalu diikuti dengan amortisasi kerugian pembelian obligasi
yang berasal dari selisih harga perolehan dengan nilai nominal
obligasi.
2. Hal ini dilakukan untuk mengalokasikan kerugian yang diperoleh
perusahaan karena membeli obligasi diatas nilai nominalnya.
3. Jika jurnal penyesuaian untuk mengalokasikan kerugian
tersebut tidak dilakukan, maka pada saat jatuh temponya nanti
akan terdapat selisih antara saldo akun investasi pada obligasi
dan uang yang diterima perusahaan dari pelunasan obligasi
tersebut.
Lanjt...
4. Tetapi karena setiap enam bulan sekali pada saat pencatatan
pendapatan bung, perusahaan juga mengalokasikan
kerugian tersebut, dengan cara mengkreditkan akun
investasi pada obligasi sebesar IDR 20.000.000 maka setelah
empat kali transaksi yang sama terjadi pada tanggal 31
Desember 2007, saldo akun investasi pada obligasi akan
menjadi sebesar IDR 2.000.000.000 (saldo = 2.080.000.000 –
(4x 20.000.000) = IDR 2.000.000.000)
5. Sehingga pada saat obligasi tersebut jatuh tempo,
perusahaan menerima uang sebesar nilai nominalnya, yaitu
sebesar IDR 2.000.000.000 dan nilai nominalnya tersebut
sesuai dengan saldo di buku besar perusahaan.
Lanjt...
4. Jika kerugian yang diperoleh pada saat pembelian
obligasi tersebut tidak dialokasikan pada akun investasi
pada saat obligasi setiap 6 (enam) bulan sekali. Maka
saldo akun investasi pada obligasi tersebut akan
berjumlah IDR 2.080.000.000. Pada tanggal 1 Juli
2008, sementara uang yang diterima dari pelunasan
obligasi tersebut berjumlah IDR 2.000.000.000,-

01-Jul-08 Kas 2.000.000.000  

  Investasi di dalam obligasi 2.000.000.000


       
INVESTASI
DALAM SAHAM
Introduction
Saham perusahaan yang beredar di Bursa Efek seperti
BEI menjadi objek investasi jangka panjang

Dapat dibeli oleh siapa pun & dengan dengan


motivasi apapun

Perubahan harga saham, terjadi setiap saat.

Investasi saham dicatat sesuai denagn harga


perolehannya

Harga perolehan termasuk biaya notaris, komisi /


broker dll
Contoh:
• Pada tanggal 14 Feb 2006, PT Mitra Niaga membeli 600.000
lembar saham PT B di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta,
saham bernilai nominal IDR 1.000 per lembar tersebut dibeli
dengan harga IDR 1.200 per lembar.
• Pada tanggal 12 Agustus 2006, PT B mengumumkan akan
membagikan dividen kepada pemegang sahamnya, sebanyak
IDR 300 per lembar saham. Dan pada tanggal 26 Agustus PT
Mitra Niaga menerima dividen kas dari PT B setelah
memegang lebih dari satu tahun.
• Pada tanggal 10 Mei 2007 selruh saham tersebut terjual
dengan harga IDR 1.500 per lembar saham
• Maka atas seluruh transaksi yang berkaitan dengan investasi
di dalam saham tersebut, diperlukan jurnal sbb :
Pada tanggal 14 Feb 2006, saat PT Mitra Niaga
membeli 600.000 lembar saham PT B di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Jakarta maka nilai
pembelian tersebut adalah sebesar IDR
720.000.000 (investasi = 600.000 x 1.200) dan
jurnal yang diperlukan sbb :

14-Feb-06 Investasi di dalam saham PT B 720.000.000  

  Kas 720.000.000

       
Jika kemudian pada Tanggal 12 Agustus 2006, PT. B
mengumumkan pembagia dividen sebesar IDR 300 per
lembar saham, maka jumlah dividen yang akan diterima
oleh PT Mitra Niaga adalah sebesar IDR 180.000.000
(dividen = 600.000 x 300). Pengumuman pembagian
dividen oleh PT B tersebut akan langsung dicatat dan
diakui sebagai pendapatan dividen oleh PT Mitra Niaga,
walaupun deviden sendiri belum dibagikan.
Jurnal yang diperlukan adalah sbb :

12-Agust-06 Piutang Dividen 180.000.000  

  Kas 180.000.000
       
Setelah diakui sebagai pendapatan dividen
walaupun uangnya belum diterima, maka tahap
berikutnya adalah pencatatan penerimaan
dividen yang sebelumnya telah diakui sebagai
piutang tersebut

12-Agust-06 Piutang Dividen 180.000.000  

  Pendapatan Dividen 180.000.000


       
Setelah diakui sebagai pendapatan dividen
walaupun uangnya belum diterima, maka tahap
berikutnya adalah pencatatan penerimaan
dividen yang sebelumnya telah diakui sebagai
piutang tersebut

26 Agustus 2006 Kas 180.000.000  

  Piutang Dividen 180.000.000

       
Saham yang dibeli dengan harga perolehan sebesar IDR
720.000.000 tersebut kemudian dijual dengan harag
IDR 1.500 per lembar. Itu berarti PT Mitra Niaga akan
memperoleh uang masuk sebesar IDR 900.000.000
(pejualan saham = 600.000 x 1.500) Selisih antara harga
jual saham dan harga beli saham tersebut diakui
sebagai laba penjualan saham, yaitu sebesar IDR
180.000.000 (laba = 900.000.000 – 720.000.000)

10-Mei-07 Kas 900.000.000  

  Investasi di dalam saham PT B 720.000.000

  Laba Penjualan Saham   180.000.000


Jika seandainya, pada tanggal 10 Mei 2007 saham
tersebut terjual hanya dengan harga IDR 1.100 per
lembar, maka PT Mitra Niaga akan memperoleh uang
dari penjualan saham sebesar IDR 660.000.000.
sehingga muncul kerugian penjualan saham sebesar
IDR 60.000.000 (rugi = 660.000.000 – 720.000.000)
Jurnalnya sebagai berikut :

10-Mei-07 Kas 660.000.000  

  Rugi Penjualan Saham 60.000.000  

  Investasi di dalam saham PT B   720.000.000


PERUSAHAAN INDUK
(Holding Company)
&
PERUSAHAAN ANAK
(Subsidiary Company)
Introduction...
Perusahaan membeli saham lainnya dalam jumlah
yang cukup besar, sehingga menjadi pemegang
SAHAM MAYORITAS

Perusahaan yg SAHAMNYA MAYORIAS menjadi


INDUK

Perusahaan yg sahamnya dibeli menjadi


PERUSAHAAN ANAK

Perusahaan induk yg memiliki saham mayoritas


disebut sebagai Pengendali (Controlling Interest)
Contoh :
• Pada tanggal 3 Januari 2006, PT Masa Depan Cerah (MDC)
membeli saham PT Duta Niaga sebanyak 1.500.000 lembar
dengan harga IDR 1.200 per lembar. Pada saat itu jumlah
saham PT Duta Niaga yang beredar adalah sebanyak
2.000.000 lembar dengan nominal IDR 1.000.
• Pada akhir tahun 2006, PT Duta Niaga melaporkan laba
usaha sebesar IDR 600.000.
• Pada tanggal 10 Feb 2007, Manajemen PT Duta Niaga
mengumumkan pembagian dividen sebesar IDR 250 per
lembar saham. Dan pada tanggal 2 Maret 2007 dividen tunai
dibagikan kepada seluruh pemegang saham PT Duta Niaga.
Berdasarkan data dan keterangan tersebut,
maka Jurnal transaksi yang diperlukan oleh PT
Masa Depan Cerah (MDC) adalah sebagai
berikut :

03-Jan-06 Investasi pada PT Duta Niaga 1.800.000.000  

  Kas 1.800.000.000
       
Dengan jumlah saham yang dibeli sebanyak 1.500.000
lembar dengan harga IDR 1.200 per lembar, maka nilai
transaksi pembelian saham tersebut adalah sebesar IDR
1.800.000.000 (Investasi = 1.500.000 x 1.200)

Pembelian saham sebanyak 1.500.000 lembar tersebut


adalah sebesar 75% dari total saham beredar sebanyak
2.000.000 lembar.

Karena itu, PT Masa Depan Cerah (MDC) menjadi


pemegang saham mayoritas di PT Duta Niaga. Karena itu,
pada saat PT Duta Niaga melaporkan laba usaha tahun
2006 sebesar IDR 600.000.000, maka PT MDC langsung
mencatat dan mengakui atas laba usaha tersebut, sbb :
31-Des-06 Investasi pada PT Duta Niaga 450.000.000  

  Pendapatan dari PT Duta Niaga 450.000.000

       

1. Pada akhir tahun 2006 tersebut, PT Duta Niaga baru melaporkan laba
usaha (bukan dividen) sebesar IDR 600.000.000 tetapi oleh PT MDC
langsung diakui bagian pendapatan usahanya sebesar IDR 450.000.000
(Pendapatan = IDR 600.000.000 x 75%)
2. Pengakuan pendapatan tersebut dijurnal dengan mendebet akun
investasi pada PT Duta Niaga dan mengkredit akun pendapatan dari PT
Duta Niaga sebesar IDR 450.000.000. Akibat Jurnal tersebut, maka saldo
akun Investasi pada PT Duta Niaga di buku besar akan berubah menjadi
IDR 2.250.000.000 (saldo = 1.800.000.000 + 450.000.000)
Jurnal nya sbb :

10-Feb-07 Piutang Dividen 375.000.000  

  Investasi Pada PT Duta Niaga 375.000.000

       
Ketika pada tanggal 10 Feb 2007, Manajemen PT
Duta Niaga mengumumkan pembagian dividen
sebesar IDR 250 per lembar, maka PT MDC
mendebet akun Piutang Dividen dan mengkredit
akun Investasi pada PT Duta Niaga sebesar IDR
375.000.000 (Dividen = 1.500.000 x 250).
Akibat jurnal ini,maka akun investasi pada PT Duta
Niaga di buku besar akan berubah saldonya menjadi
IDR 1.875.000.000 (saldo = 2.250.000.000 – IDR
375.000.000)

02-Mar-07 Kas 375.000.000  


  Piutang Dividen 375.000.000
       
Ketika manajemen PT Duta Niaga membagikan dividen
tunai pada tanggal 2 Maret 2007, maka PT MDC
mendebet akun kas dan mengkredit piutang dividen
sebesar IDR 375.000.00,-
Bagaiman Kalau Perusahaan Anak
RUGI?

Perusahaan Induk HARUS ikut


menanggung kerugian
Contoh :
• Jika seandainya PT Duta Niaga di dalam kasus ini tidak
memperoleh laba (RUGI) sebesar IDR 220.000.000 Pada tahun
2006. Maka PT MDC juga harus ikut menanggung kerugian
tersebut dalam bentuk mengurangi haknya pada perusahaan
anak dengan cara mengkredit akun investasi pada PT Duta
Niaga sebesar IDR 165.000.000 (rugi = 220.000.000 x 75%)

31-Des-06 Rugi Usaha PT Duta Niaga 165.000.000  

  Investasi Pada PT Duta Niaga 165.000.000


       

• Karena PT MDC mengkredit akun investasi pada PT Duta Niaga sebesar IDR
165.000.000, maka akun tersebut berubah saldonya menjadi IDR
1.635.000.000 (Saldo = 1.800.000.000 – 165.000.000)
INVESTASI
DALAM BENTUK
TANAH
Contoh :
• Pada tanggal 2 Maret 2006, PT Roda Niaga yang
berlokasi di Jakarta membeli sebidang tanah di
Bogor dengan harga IDR 700.000.000.
• Biaya tambahan yang harus dikeluarkan adalah
sebesar IDR 32.000.000 untuk bea balik nama dan
administrasi dan IDR 14.000.000 untuk biaya
Notaris.
• Sedangkan komisi perantara (agen) IDR 20.000.000
dibayar tunai pada tanggal 15 Maret 2006.
• Setelah memiliki tanah tersebut lebih dari 1 tahun,
pada tanggal 9 mei 2007 tanah tersebut dijual
dengan harga IDR 925.000.000 secara tunai,
• Maka semua transaksi yang berkaitan dengan
pembelian dan penjualan tanah tersebut dijurnal
sbb :
• Akun Investasi pada tanah di debet dan akun kas
dikredit sebesar IDR 746.000.000. Jumlah yang
dicatat merupakan penjumlahan dari harga beli
tanah, bea balik nama dan biaya notaris (Tanah =
700.000.000 + 32.000.000 + 14.000.000)
• Jurnalnya sbb :
02-Mar-06 Investasi pada tanah 746.000.000  

  Kas 746.000.000
       

Jika pada tanggal 15 Maret 2006 komisi pertama perantara


sebesar IDR 20.000.000 dibayar, maka akun investasi pada
tanah di debet dan akun kas di kredit sebesar IDR 20.000.000.
Akibatnya jurnal transaksi ini, maka akun Investasi pada tanah
berubah saldonya menjadi IDR 766.000.000 (saldo =
746.000.000 + 20.000.000)
15-Mar-06 Investasi pada tanah 20.000.000  

  Kas 20.000.000
       

Pada tanggal 9 Mei 2007, tanah tersebut dijual kepada pihak lain dengan
harga IDR 925.000.000 secara tunai, maka atas penjualan tanah tersebut
diperoleh laba penjualan tanah sebesar IDR 159.000.000
(Laba = 925.000.000 – 766.000.000)
Atas transaksi penjualan tersebut, maka akun kas di debet sebesar IDR
925.000.000 dan akun Investasi pada tanh di kredit sebesar IDR 766.000.000
dan akun laba penjualan tanah di kredit sebesar IDR 159.000.000,-

09-Mei-07 Kas 925.000.000  

  Investasi pada tanah 766.000.000

  Laba penjualan tanah   159.000.000


Quiz ke 6 & 7 : (Teori)
1. Investasi jangka panjang yang dilakukan berbagai perusahaan didasari beberapa
alasan yang berbeda satu dengan lainnya. Sebutkan dan jelaskan alasan-alasan
yang menyebabkan suatu perusahaan melakukan investasi jangka panjang!
2. Jika sebuah perusahaan melakukan investasi di dalam obligasi, terdapat
kemungkinan munculnya perbedaan antara harga beli obligasi tersebut dengan
nilai nominalnya.
a) Investasi di dalam obligasi dicatat sebesar harga perolehannya. Apakah yang dimaksud
dengan harga perolehan obligasi? Apa sajakah yang termasuk di dalam harga peroelhan
obligasi? Jelaskan !
b) Bagaimankah cara memperlakukan selisih lebih harga beli di atas nominalnya (harga beli
lebih tinggi dibanding nominalnya) tersebut? Apakah hubungannya dengan pendapatan
bunga? Jelaskan!
c) Bagaimankah cara memperlakukan selisih kurang harga beli diatas nominalnya (harga
beli lebih rendah dibanding nominalnya) tersebut? Apakah hubungannya dengan
pendapatan bunga? Jelaskan.
Quiz ke 6 : (Teori)
3. Jika sebuah perusahaan melakukan Investasi pada saham perusahaan
lain dalam proporsi yang tidak terlalu besar, maka perusahaan
penerbit saham dapat diperlakukan sebagai objek investasi biasa.
a) Bagaimanakah cara mencatat investasi pada saham perusahaan?
b) Bagaimanakah cara mencatat pendapatan dividen dari investasi tersebut?
c) Bagaimanakah cara mencatat penjualan saham tersebut?
4. Jika sebuah perusahaan melakukan investasi pada saham perusahaan
lain dalam proporsi yang cukup besar sehingga menjadi pemegang
saham mayoritas, maka untuk mencatat semua transaksi yang
berkaitan dengan perusahaan anaknya, perusahaan induk dapat
mempergunakan metode ekuitas.
a) Apakah yang dimaksud dengan metode ekuitas? Jelaskan
b) Bagaimanakah cara mencatat perolehan laba atau rugi perusahaan anak?
c) Bagaimanakah cara mencatat pendapatan dividen dari perusahaan anak?
Quiz ke 6 : (Teori)
5. Jika suatu perusahaan memiliki kas yang berlebih pada
suatu saat, kas menganggur tersebut dapat diinvestasikan
sementara di dalam surat berharga. Padahal investasi di
dalam surat berharga dapat dilakukan untuk jangka waktu
panjang dan bisa bertahun-tahun.
a) Mengapa investasi di dalam surat berharga yang menggunakan
dana berlebih tersebut diatas disebut sebagai investasi
sementara? Jelaskan!
b) Harga pasar surat berharga biasanya mengalami fluktuasi secara
terus menerus setiap hari, sehingga antara harga perolehan dan
harga pasar akan selalu berbeda. Bagaimanakah cara mencatat
dan melaporkan investasi sementara di dalam surat berharga?
Jelaskan!.
Kasus (QUIZ 6):
1. PT Mitra Lestari memiliki kas lebih pada bulan November dan
Desember 2006. Karena itu, manajemen perusahaan menggunakan
kas tersebut untuk berinvestasi jangka pendek pada surat berharga
di bursa efek. Manajemen perusahaan membeli saham beberapa
perusahaan yang terdaftar di BEI Jakarta. Portofolio saham
perusahaan tersebut pada akhir Desember 2006 adalah sbb :
JENIS SAHAM HARGA BELI HARGA PASAR
Saham PT ATM 400.000.000 382.000.000
Saham PT KFC 275.000.000 262.000.000
Saham PT PIM 140.000.000 156.000.000
Saham PT PSM 165.000.000 178.000.000
Saham PT MNC 240.000.000 254.000.000
Saham PT SCTV 220.000.000 208.000.000

Berdasarkan data diatas, catatlah investasi sementara tersebut di neraca PT Mitra


Lestari pada akhir bulan Desember 2006
Kasus (QUIZ 7):
2. Pada tanggal 1 Maret 2006, PT Jaya Makmur membeli
4.000 lembar obligasi PT ABC di BEI Jakarta, obligasi
bernilai nominal IDR 1.000.000 per lembar yang dibeli
dengan harga IDR 980.000 per lembar. Obligasi berbunga
20% per tahun tersebut berumur 2 tahun dan jatuh tempo
pada tanggal 1 Maret 2008. Bunga dibayarkan setiap 6
bulan, yaitu pada tanggal 30 Agustus dan 28 Feb.
– Berdasarkan data dan keterangan tersebut, buatlah JURNAL
UMUM dan JURNAL PENYESUAIAN yang diperlukan,mencakup :
• Tanggal 1 Maret, 30 Agustus dan 31 Desember 2006
• Tanggal 28 Februari, 30 Agustus, 31 Desember 2007
• Tanggal 28 Februari dan 1 Maret 2008

Anda mungkin juga menyukai