Kelompok
Azizah Hana Rosiana
Pegertian
Chronic obstructive pulmonary
disease (COPD) atau PPOK(Penyakit Paru
Obstruktif Kronis) merupakan suatu kelompok
penyakit paru yang mengakibatkan obtruksi yang
menahun dan persisten dari jalan nafas di dalam
paru, yang termasuk dalam kelompok ini adalah
bronkitis kronis, emfisema paru, asma bronial .
Etiologi
Penyebab timbulnya PPOK karena adanya seperti
kebiasaan merokok, sering terpapar polusi udara, debu, asap dan gas-
gas kimiawi akibat kerja,
adanya riwayat infeksi saluran pernafasan, bersifat genetic yaitu
defisiensi a-1 anti tripsin, obtruksi bronkus oleh benda asing atau tumor.
Faktor yang sebagai gejala sisa dari infeksi paru antara lain pnemonia.
Kelainan congenital seperti bronkiektasis, sinusitis, dekstro kardi/
inversos.
Adanya predisposisi timbulnya Penyakit Paru Obtrusktif kronis (PPOK)
merupakan faktor fungsional dan ditentukan secara genetis. Herediter
predisposisi ini cenderung timbul hiperaktivitas jalan nafas dan
cenderung mengalami alergi
Riwayat paparan suatu faktor resiko dari PPOK dikarenakan terkena
paparan asap rokok, perokok, polusi udara, debu, partikel dan senyawa
kimia, asap dapur
Tanda & Gejala
Batuk kronis terjadi saat atau setiap hari, dan
terkadang terjadi sepanjang hari( tidak seperti
asma yang terdapat gejala batuk malam hari)
produksi sputum kronis, semua pola produksi
sputum dapat mengindikasikan adanya
Penyakit Paru Obtruksi Kronis (PPOK)
Sesak nafas juga bersifat progresif sepanjang
waktu, terjadi setiap hari akan memburuk jika
beraktivitas berlebihan dan akan memburuk
jika terkena infeksi pernafasan
Patofisiologi
Pathway
Komplikasi
Adanya kegagalan repirasi akibat sesak nafas/
disneu, ada juga menyerang kardiovaskuler yaitu
kor pulmonal aritimea jantung.
Ulkus peptikus sukar di ketahui, PPOK umumnya
berjalan secara progresif dalam jangka waktu
yang lama, penderita menjadi cacat dan tidak
dapat melakukan kegiatan sehari- hari.
Kematian biasanya terjadi kaarena kegagalan
respirasi, dan kematian mendadak karena aritmia
jantung
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
Uji faal paru dengan spinometri dan
Bronkodilator (post- bronchodilator)
Analisa Gas Darah (AGD)
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan darah rutin
Penatalaksanaan
Pemeriksaan Farmakologi
Bronkodilator
Beta2 –agonist
Antimuskarinik
Methylxanthines
Kombinasi terapi bronkodilator
Anti-inflamasi
• Inhaled corticosteroid (ICS)
• Terapi inhaler triple
• Oral glukokortikoid
• Phosphodiestrerase-4 (PDE-4) inhibitors
Antibiotik
Mukolitik (mukokinetik, mukoregulator) dan agen antibiotiksidan
Diagnosa Banding
Gagal Jantung Kongestif
Bronkiektasis
Tuberkulosis
SindromObstruksi Pasca TB (SOPT)