PENGERTIAN
HUBUNGAN •DHARMA
BRAHMANA HUBUNGAN BRAHMACARI
•ARTHA
KSATRYA GHRAHASTA
•KAMA
WAISYA WANAPRASTA
•MOKSA
SUDRA BHISUKA
HUBUNGAN
Kewajiban Peran Fungsi
Dharma kriya Dharma jati
TUJUAN
Kewajiban sahabat Upaya guna Dharma putus Dharma santosa
Tri paratha
PENERAPAN
sarupya sayujya
Rumusan Masalah
Pengertian Catur Purusartha, Catur
Asrama, Catur Warna
Pembagian serta penjelasan masing-masing
Catur Warna adalah empat sifat dan golongan karya dalam mengabdi pada
masyarakat Hindu berdasarkan kecintaan yang menimbulkan kegairahan kerja.
CATUR ASRAMA
Pengertian
“Asme vo astu-indriyam, asme nrmnam, uta kratur asme,
varcāmsi santu vah”. (yajur veda IX.22)
Terjemahan
“Ya para Dewata, semoga tenagamu, kekayaanmu, kerajinanmu,
kecemerlanganmu ada didalam diri kami.”
Catur Purusartha: catur yang artinya “empat” purusa yang artinya “hidup” dan
artha yang artinya “tujuan atau kekayaan” jadi Catur Purusartha artinya empat
tujuan hidup manusia yang digunakan untuk merubah, memperbaiki atau
menghilangkan unsur keinginan yang ada pada diri manusia untuk menolong diri
dari kesengsaraan yang ada
Bagian - bagian
Catur Warna
Brahmana
Ksatriya Waisya Sudra
Brahmana Warna
• Brahmana Warna adalah golongan karya yang
setiap orangnya memiliki pengetahuan suci dan
umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu
pengetahuannya yang dapat memimpin upacara
keagamaan.
Ksatriya Warna
• Ksatriya warna adalah golongan karya yang
setiap orangnya memiliki kewibawaan alami,
dan umat manusia yang mengamalkan
kepemimpinannya berdasarkan kebenaran
Waisya Warna
• Waisya warna dalah golongan karya yang setiap
orangnya memiliki watak tekun, hemat dan
umat manusia dengan jalan mengamalkan
keahliannya sebagai pedagang dan petani
berlandaskan kebenarannya.
Sudra warna
• Sudra warna dalah golongan karya yang setiap
orangnya memiliki kekuatan jasmani, ketaatan
dan umat manusia atas petunjuk golongan karya
lainnya dengan jalan mengamalkan ketaatan
dan kekuatan jasmaninya
Bagian-bagian Catur Asrama
Brahmacari Wanaprast
Ghrahasta Sanyasin
a
Brahmacari
Ghrahasta
Wanaprasta
Sanyasa
Dharma Artha Kama Moksa
Yadnya.
Fungsi artha dalam mewujudkan Jagadhita
Untuk kemakmuran dan kesejahteraan yaitu Bhoga, Upabhoga dan
Paribhoga
Untuk dana sosial atau punia sebagai tanda terimakasih dan
Sarupya : moksa atau kebebasan yang dapat dicapai semasih hidup dimana
keudukan atma mengatasi unsur-unsur maya.
Salokya : kebebasan yang dicapai oleh atma itu sendiri dan telah berada
pada posisi kesadaran sama dengan Tuhan, tetapi belum dapat bersatu
dengan-Nya
Pada fase bhisuka asrama dengan sudra warna , dipandang sebagai akhir untuk
menjadikan diri pribadi dan hendaknya bergerak dan menjadi pengabdi setia
kepada masyarakan dan dharma “bhisuka”
Hubungan Catur Purusartha,catur Asrama dan Catur
Warna
Catur
Warna
Catur
Asrama
Catur
Purusartha
Saling Berhubungan
Tujuan mempelajari Catur Purusartha,Catur
Asrama,Catur Warna
Terjemahannya :
Kepada brahmana, Tuhan menetapkan kewajibannya
ialah menpelajari dan mengajarkan Veda, melaksanakan
upacara kurban untuk diri sendiri dan masyarakat
umum, memberikan dan menerima dana punia.
Ksatriya warna
Sifat kesatriya terdapat dalam kitab Bhagavadgita XVIII, 43,
“Sauryam tejo dhrtir daksyam, Yauddhe capy apalayanam
Danam isvara- bhavas ca,Ksatram karma svabhava-jam”
Terjemahannya :
Berani, perkasa, teguh iman, cekatan dan tak mundur
dalam peperangan,dermawan dan berbakat memimpin,
adalah karma (kewajiban) ksatriya
kewajiban ksatriya dalam kitab sarasamuscaya 58
Adhitya weda parismstirya cagni, Nistwa yajnaih palayitwa
prajasca,Bhrtyan bhrtwa jnatisambandhinasca, Danam dattwa
ksatriyah swargameti Kunang ulaha sang ksatriya, umajya sang
hyang veda, nitya agnihotra,Magawayang yajna, rumaksang rat,
huninga ring wanda, teka ring kula gotra, Maweha dana, yapwan
mangkana, swargapada antukanira delaha.
Terjemahannya :
Maka yang dilakukan oleh sang ksatriya, harus mempelajari veda,
senantiasa, Melakukan korban, api suci, mengadakan upacara
kebaktian menjaga keamanan Negara, mengenal bawahnya smapai
sanak keluarga dan kaum kerabatnya,Memberikans edekah, jika ia
berbuat demikian, tingkat alam surga akan Diperolehnya kelak
• Apabila ada ksatriya yang berbuat tidak benar, tidak baik, berbuat di
luar sifat Dwijati, di luar sifat ksatriya, salah bahasa, salah kerja, dan
lain-lainnya mereka akan menjadi sudra. Walaupun mereka kaya akan
tetapi tidak memiliki belas kasihan itu disebut ; Bagna Brata
“Ekam eva tu sudrasya Prabhuh karma samadisat Etesam eva varnanam Susrusam anasuyaya.”(Manawa Dharmasastra)
Terjemahan :
Hanya satu tangan yang tuhan tentukan untuk para sudra yaitu memberikan pelayanan dengan setia terhadap ketiga
golongan lainnya
“Krsi – go – rakrya- wanijyam. Vamya – Karma mabhava – jam. Paiaryatmakam karma. Sutranyapi svabhava – jam.
Pariaryatmakam karma.Sudrasyapi svabhava –jam
terjemahan;
Meladeni (mejual tenaga ) adalah kewajiban sudra menurut bakatnya
Sumber dan kitab
Mantra Yajur Weda XXX.11. dinyatakan :
Brahmana Varna diciptakan dari kepala Brahman, Ksatria dari
lengan Brahman, Vaisya dari perut-Nya, dan Sudra dari kaki
Brahman. Jadi semua warna itu diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
Mantra Yajur Weda XVIII.48. dinyatakan :
Untuk memanjatkan puja kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Brahmana, Ksatriya, Vaisya, dan Sudra sama-sama diberikan
kemuliaan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Keempat warna ini akan
mulia kalau sudah mentaati swadarmanya masing-masing
Bhagawadgita IV.13 dan XVIII.41
Varna seseorang didadasarkan pada guna dan karmanya.Guna artinya minat dan bakat sebagai
landasan terbentuknya profesi seseorang. Jadi yang menentukan Varna seseorang adalah
profesinya bukan berdasarkan keturunannya.Sedangkan Karma artinya perbuatan dan
pekerjaan.
Manawa Dharmasastra X.4 dan Sarasamuscaya 55.
Hanya mereka yang tergolong Brahmana, Ksatriya, dan Vaisya Varna saja yang boleh menjadi
Dwijati (Pandita) Sudra tidak diperkenankan menjadi Dwijati karena mereka dianggap hanya
mampu bekerja dengan mengandalkan tenaga jasmaninya saja, tanpa memiliki kecerdasan.
Yajur Weda XXV.2
Varna seseorang tidak dilihat dari keturunannya, misalnya ke-Brahmanaan seseorang bukan
dilihat dari sudut ayah dan ibunya .
Kitab Mahabharata XII.CCCXII.108
Ke Dwijatian seseorang tidak ditentukan oleh ke-wangsaannya (nayonih), yang menentukan
adalah perbuatannya yang luhur dan pekerjaannya yang memberi bimbingan rohani kepada
masyarakat.
Catur Purusa Artha juga banyak ditemui dalam sumber-sumber jawa kuno lainnya, seperti
Kekawin Ramayana, Sarasamusscaya, dan sebagainya.
Bila tidak berpedoman dalam Catur Purusartha
Korawa
Rahwana
Kekuasaan
Sitha
Ramayana
Ramayana
Penerapan Catur Purusartha
BRAHMACAR
I
GHRAHASTA
WANAPRAST
SANYASA
A
Brahmacari
Brahmacari adalah suatu tingkatan masa hidup
berguru untuk mendapatkan ilmu
Grhastha
Pada tahap ini yaitu tahap berumah tangga tujuan
hidup lebih diutamakan untuk mendapat artha dan
kama yang dilandasi oleh dharma. Dalam Nitisastra
diucapkan seseorang memasuki Grhasta setelah
memasuki umur 20 tahun.
Wanaprasta
Pada tahap ini lebih mengutamakan mencari
moksa, sudah lepas dari kewajiban hidup
bermasyarakat dan urusan keduniawian. Tujuan
hidup pada masa ini adalah persiapan mental dan
fisik untuk dapat menyatu dengan Tuhan.
Sanyasa
Pada tahap sanyasa sudah lepas dari kewajiban dan
keduniawian Tujuan hidup manusia yang utama adalah pada
situasi dimana benar-benar mampu melepaskan diri dari ikatan
duniawi dan sepenuhnya mengabdikan kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa dengan jalan menyebarkan ajaran agama,
orang tidak merasa memiliki apa-apa dan tidak terkait sama
sekali oleh materi serta selalu berusaha mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa (tercapainya moksa)
Rsi.pandita
Dharma
Brahmacari
Catur Warna
Artha
Ghrahasta Kama
Catur
Warna
Kama
Wanaprast
a
Catur
Warna
Moksa
Bhisuka
Catur
Warna
“ Insan yang baik adalah mereka yang selalu berusaha
mendekatkan pribadinya dengan Tuhan yang Maha Esa.”
“Om Santih Santih Santih Om”