Anda di halaman 1dari 67

I DEWA GEDE SUTRINA PUTRA

Ingat jaga kesehatan, imbangi dengan


olahraga, jangan dulu bepergian jauh.
Untuk Slaidnya di sini lengkap pk buat
Plajari saja semuanya karna semua
berhubungan.
MANUSIA DALAM AJARAN AGAMA HINDU

PENGERTIAN

CATUR WARNA CATUR PURUSARTHA


CATUR ASRAMA

HUBUNGAN •DHARMA
BRAHMANA HUBUNGAN BRAHMACARI
•ARTHA
KSATRYA GHRAHASTA
•KAMA
WAISYA WANAPRASTA
•MOKSA
SUDRA BHISUKA

HUBUNGAN
Kewajiban Peran Fungsi
Dharma kriya Dharma jati
TUJUAN
Kewajiban sahabat Upaya guna Dharma putus Dharma santosa

Kewajiban SUMBER Kehidupan beragama


Kewajiban Kemakmuran dan kesejahteraan
Bhagavad G. Sarassamuscaya Niti Sastra Manawa Dharma S.

Tri paratha
PENERAPAN

MANFAAT samipya salokya

sarupya sayujya
Rumusan Masalah
 Pengertian Catur Purusartha, Catur
Asrama, Catur Warna
Pembagian serta penjelasan masing-masing

bagian Catur Asrama, Catur Purusartha


Catur Warna
Hubungan Catur Purusartha dengan Catur
Asrama
Hubungan Catur Asrama dengan Catur
Warna
Hubungan Catur Purusartha, Catur Warna
dan Catur Asrama
Tujuan mempelajari Catur Purusartha, Catur
Warna dan Catur Asrama
Bagaimana cara penerapan Catur
Purusartha, Catur Warna dan Catur Asrama
Sumber atau kitab yang menjelaskan
tentang Catur Purusartha, Catur Warna dan
Catur Asrama
Makna pelaksanaan Catur Purusartha, Catur
Warna dan Catur Asrama
Apa yang terjadi bila umat Hindu tidak
berpedoman kepada Catur Purusartha
Catur asrama dan catur warna pada jaman
sekarang
CATUR WARNA
Pengertian
“Brahmanaksatriyavisam, sudranam ca paramtapa, karmani
pravibhaktani,svabhava prabhavair gunaih”.
Terjemahan
“Oh, Arjuna tugas-tugas adalah terbagi menurut sifat dan watak kelahirannya
sebagai halnya Brahmana,Ksatriya, Vaisya , dan juga Sudra.” (Bhagavad Gita
XVIII.41)

Catur Warna adalah empat sifat dan golongan karya dalam mengabdi pada
masyarakat Hindu berdasarkan kecintaan yang menimbulkan kegairahan kerja.
CATUR ASRAMA
Pengertian
“Asme vo astu-indriyam, asme nrmnam, uta kratur asme,
varcāmsi santu vah”. (yajur veda IX.22)
Terjemahan
“Ya para Dewata, semoga tenagamu, kekayaanmu, kerajinanmu,
kecemerlanganmu ada didalam diri kami.”

Catur Asrama adalah empat jenjang kehidupan manusia berdasarkan


petunjuk kerohanian yang dimagsudkan untuk mencapai empat tujuan
hidup manusia (Catur Purusartha)
CATUR PURUSARTHA
Pengertian
“Kamarthau lipsamānasthu dharmmamevāditascaret, nahi dharmmādapetyārthah
kāmo vapi kadācana. Yan paramārthanya, yan arthakāma sādhyan, dharma juga
lëkasakëna rumuhun ,niyata katëmwaning arthakāma mëne tan paramārtha wi
katemwaning arthakāma deninganasar sakeng dharma”. (sarasamuscaya.12)
Terjemahannya :
“Pada hakikatnya, jika artha dan kama dituntut, maka seharusnya dharma dilakukan
lebih dulu; tak disangsikan lagi, pasti akan diperoleh artha dan kama itu nanti; tidak
akan ada artinya, jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari dharma”.

Catur Purusartha: catur yang artinya “empat” purusa yang artinya “hidup” dan
artha yang artinya “tujuan atau kekayaan” jadi Catur Purusartha artinya empat
tujuan hidup manusia yang digunakan untuk merubah, memperbaiki atau
menghilangkan unsur keinginan yang ada pada diri manusia untuk menolong diri
dari kesengsaraan yang ada
Bagian - bagian
Catur Warna

Brahmana
Ksatriya Waisya Sudra
Brahmana Warna
• Brahmana Warna adalah golongan karya yang
setiap orangnya memiliki pengetahuan suci dan
umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu
pengetahuannya yang dapat memimpin upacara
keagamaan.
Ksatriya Warna
• Ksatriya warna adalah golongan karya yang
setiap orangnya memiliki kewibawaan alami,
dan umat manusia yang mengamalkan
kepemimpinannya berdasarkan kebenaran
Waisya Warna
• Waisya warna dalah golongan karya yang setiap
orangnya memiliki watak tekun, hemat dan
umat manusia dengan jalan mengamalkan
keahliannya sebagai pedagang dan petani
berlandaskan kebenarannya.
Sudra warna
• Sudra warna dalah golongan karya yang setiap
orangnya memiliki kekuatan jasmani, ketaatan
dan umat manusia atas petunjuk golongan karya
lainnya dengan jalan mengamalkan ketaatan
dan kekuatan jasmaninya
Bagian-bagian Catur Asrama

Brahmacari Wanaprast
Ghrahasta Sanyasin
a
Brahmacari
Ghrahasta
Wanaprasta
Sanyasa
Dharma Artha Kama Moksa

Bagian-bagian Catur Purusartha


Dharma
“dharanad dharnan ityahur” “Dhr”
Dharmena widhrtah prajah Sesuatu yg
mengatur/
(santi parwa( 109,11) memelihara
Terjemahannya : dunia beserta
“ Dharma dikatakan datangnya semua
makluk
dari kata dharana Dharma
(yang berarti memangku atau
mengatur )”
Bagian-bagian Dharma:

Dharma kriya berarti manusia


harus berbuat, dan bekerja
Dharma
Dharma Putus
sesuai dengan berarti
Jati berarti melakukan
ajaran-ajaran
kewajiban
kewajiban
agama dengan
yang harus
Hindu. penuh
dilakukan
Dharma keikhlasan,
untuk
Kriya
Dharma
Dharma
Dharma putus
Kriya
jati
santosa agar Dharma
terjauh Santosa
dari noda berarti
dan dosa yang
dilandasi
menjamin dengan
kesejahteraan
Sad Paramita.
dan
berusaha
dapat merusakuntuk mencapai
moral. Dengan
ketenangan
Bagian-bagiannya:
keluarga dan
kedamaian
mengamalkan lahir
“Tribatin dalam diri
Kaya Parisadha”
mengutamakan
Dana Paramita.
kepentingan
sendiri,yang terdiri darikeluarga,
lingkungan :
umum Ksanti
disampingParamita.
kepentingan
Kayika. dan Negara.
masyarakat, bangsa
diriWirya
sendiri Paramita.
(golongan).
Wacika.
Prajna Paramita.
 
Manacika.
Dhiyana Paramitha.
Sila Paramitha.
Artha
 Kata artha diartikan sebagai harta atau kekayaan
sebagai sumber kebutuhan duniawi yang
merupakan alat untuk mencapai kepuasan hidup
manusia.
Fungsi-fungsi Artha
Fungsi artha dalam kehidupan beragama:
 Dewa yadnya, Manusia Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Butha

Yadnya.
Fungsi artha dalam mewujudkan Jagadhita
 Untuk kemakmuran dan kesejahteraan yaitu Bhoga, Upabhoga dan

Paribhoga
 Untuk dana sosial atau punia sebagai tanda terimakasih dan

pertolongan fakir miskin. Seperti:


 Maha Don Dharma Karya yaitu untuk dharma (dana dan sosial)

 Maha Don Artha Karya untuk kemakmuran dan kesejahteraan.

 Maha Don kama Karya yaitu kenikmatan, makanan dan pendidikan


Kama
 Kama berarti nafsu atau keinginan, yang dapat
memberikan kepuasan hidup.
Tri Parartha

cinta kasih kepada cinta kasih pada Sang


menyayangi dan orang lain diwujudkan Hyang Widi dengan
mengasihi sesama dengan selalu menolong senantiasa sujud
ihmakluk seperti Punya
dan berbagi yang kita Bhakti
kepadanya dalam
mengasihi diri sendiri miliki dan dapat bentuk pelaksanaan
berguna bagi orang lain. agama
Moksa
 Moksa berati ketenangan dan kebahagiaan
spiritual yang kekal abadi (suka tan pewali duka).
Dan merupakan tujuan akhir dari umat Hindu,
untuk melepaskan diri sebagai suatu kebebasan dan
lepasnya roh dari penjelmaan.
Tingkatan Moksa
Samipya : kebebasan yang dicapai semasih hidupnya, terutama oleh para
rsi sehingga mereka dapat menerima wahyu Tuhan.

Sarupya : moksa atau kebebasan yang dapat dicapai semasih hidup dimana
keudukan atma mengatasi unsur-unsur maya.

Salokya : kebebasan yang dicapai oleh atma itu sendiri dan telah berada
pada posisi kesadaran sama dengan Tuhan, tetapi belum dapat bersatu
dengan-Nya

Sayujya : tingkatan kebebasan yang paling tinggi dan sempurna dimana


atma telah dapat bersatu atau bersenyawa dengan Tuhan dan tidak
terbatas oleh apapun
Hubungan Catur Purusartha dengan Catur Asrama

Brahmancari ,umat hendaknya lebih mengutamakan untuk melaksanakan


Dharma dari pada mendapatkan kekayaan(Artha), mengisi segala
keinginan(kama) dalam mencapai kebahagiaan (moksa) sebagai tujuan
hidup.

Greahastha, umat hendaknya mengusahakan dan mengutamakan Artha dan


kama berlandaskan Dharma untuk mengwujutkan rumah tangga yang
harmonis. Tatkala berada pada masa Wanaprastha, meengurangi kama untuk
melepaskan ikatan keduniawian. Sehingga pada fase Bhiksuka moksa dapat
tercapai.

Jadi , Catur Purusartha memiliki hubungan yang sinergis dengan catur


Asrama. Karena catur Purusartha merupakan landasan moral untuk
melakukan Catur Asrama. Tampa landasan Catur Purusarta nampaknya sulit
konsep ajaran Catur Asrama dapat dilaksanakan
Hubungan Catur Asrama dengan Catur
Grehastha Asrama dan Ksatrya warna ,dipandang kedua fase ini sama- sama
Warna
merupakan fase untuk belajar memimpin.  pada saat membangun rumah tangga
pada jenjang grehastha asrama , seseorang dihadapkan dengan belajar
memimpin.

Wanaprasta asrama dan waisya warna, dipandang sama –sama memerlukan


pengalaman baru dengan belajar melalui pengasingan diri “wanaprasta asrama”
guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan “wesya warna”
karena lebih terfokus pada kebahagian dalam kebersamaan.

Pada fase bhisuka asrama dengan sudra warna , dipandang sebagai akhir untuk
menjadikan diri pribadi dan hendaknya bergerak dan menjadi pengabdi setia
kepada masyarakan dan dharma “bhisuka”
Hubungan Catur Purusartha,catur Asrama dan Catur
Warna

Catur
Warna
Catur
Asrama

Catur
Purusartha

Saling Berhubungan
Tujuan mempelajari Catur Purusartha,Catur
Asrama,Catur Warna

Agar umat Hindu mampu dan bisa lebih


mengerti tentang jalan menunju kedamaian
abadi melalui penerapan dari ajaran Catur
Asrama, Catur Warna dan Catur Purusartha.
Kewajiban Catur Warna
• Brahmana
Dalam kitab sarasamuscaya sloka 56 kewajiban brahmana dijelaskan sebagai
berikut :
“Adhiyita brahmano wai yajeta, Dadyadiyat tirthamukyani caiwa,
adhyapayedyajayecchapi yajyan,Praptigrahan wa wihitanupeyat.
Nya dharma sang Brahmana, mangajya, mayajna, maweha dana punya,
Magelema atirta,amarhana,wikwaning ayajna,managgapa dana.”
Terjemahannya :
Berikut inilah dharma sang brahmana, mempelajari veda, mengadakan upacara
kebaktian atau pujaan,memberikan amal social, berkunjung ke tempat-tempat
suci,memberikan ajaran-ajaran (penerangan-penerangan agama). Memimpin
upacara dan dibenarkan menerima sedekah.
Dalam kitab Manawa Dharmasastra I,88,
Adhyapanam adhyayanam,Yajanam yajanam
tatha,Danam pratigraham caiva Brahmananam
akalpayat

Terjemahannya :
Kepada brahmana, Tuhan menetapkan kewajibannya
ialah menpelajari dan mengajarkan Veda, melaksanakan
upacara kurban untuk diri sendiri dan masyarakat
umum, memberikan dan menerima dana punia.
Ksatriya warna
Sifat kesatriya terdapat dalam kitab Bhagavadgita XVIII, 43,
“Sauryam tejo dhrtir daksyam, Yauddhe capy apalayanam
Danam isvara- bhavas ca,Ksatram karma svabhava-jam”
Terjemahannya :
Berani, perkasa, teguh iman, cekatan dan tak mundur
dalam peperangan,dermawan dan berbakat memimpin,
adalah karma (kewajiban) ksatriya
kewajiban ksatriya dalam kitab sarasamuscaya 58
Adhitya weda parismstirya cagni, Nistwa yajnaih palayitwa
prajasca,Bhrtyan bhrtwa jnatisambandhinasca, Danam dattwa
ksatriyah swargameti Kunang ulaha sang ksatriya, umajya sang
hyang veda, nitya agnihotra,Magawayang yajna, rumaksang rat,
huninga ring wanda, teka ring kula gotra, Maweha dana, yapwan
mangkana, swargapada antukanira delaha.
Terjemahannya :
Maka yang dilakukan oleh sang ksatriya, harus mempelajari veda,
senantiasa, Melakukan korban, api suci, mengadakan upacara
kebaktian menjaga keamanan Negara, mengenal bawahnya smapai
sanak keluarga dan kaum kerabatnya,Memberikans edekah, jika ia
berbuat demikian, tingkat alam surga akan Diperolehnya kelak
• Apabila ada ksatriya yang berbuat tidak benar, tidak baik, berbuat di
luar sifat Dwijati, di luar sifat ksatriya, salah bahasa, salah kerja, dan
lain-lainnya mereka akan menjadi sudra. Walaupun mereka kaya akan
tetapi tidak memiliki belas kasihan itu disebut ; Bagna Brata

• Dari sumber lontar brahmokta Widhisastra dan widhi papincatan ;


bahwa jabatan ksatriya itu tidak berlaku permanen karena dapat
berubah atau turun kedudukannya (paten) kalau tidak dapat
melakukan kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan oleh ajaran
agama.
• Dalam tabir Mahabharata; bahwa seorang ksatriya tidak boleh ragu-
ragu dalam mengambil sikap terutama ketika melakukan tugas dn
kewajibannya.
Disebutkan pula yang patut dipakai sahabat oleh raja adalah :
• Arya = orang besar
• Dharma = kebenaran/agama
• Anirya = orang yang dapat membunuh musuh
• Mentri = orang yang takut pada kesusahan
• Salyatawan = orang yang banyka keturunan
• Bali = orang yang mempunyai kesaktian
• Agaduh kaparamartan= rokhaniawan
• Wang agaduh kadiran = orang yang tetap pendirian
• Wang agaduh guna = orang pkamui
Sang raja juga harus bersahabat dengan Upaya Guna yaitu :
Sidhi = bisa mengadakan persahabatan
Wigraha = bisa mengadakan pemisahan
Stahna = bisa mengadakan hubungan baik
Wibhawa = memperlihatkan kekuatan
Naya = mampu melakukan serangan
Sacraya = mampu mengadakan hubungan terhadap yang kuat
Yang patut dimiliki seorang raja menurut agama hindu ;
• Upatiti yaitu pemikiran diri sendiri
• Castra samudbhavah artinya yang diperoleh dari ajaran agama
• Parinamidi artinya sifat pemaaf bagi seorang pemimpin
Dalam lontar Siwa Budha Tatwa seorang raja dalam menghadapi musuh
harus berpegangan kepada panca upaya sandhi, yaitu:
• Maya,artinya mengadakan pancingan-pancingan untuk mendapatkan data-
data tentang keadaan musuh.
• Upeksa, artinya meneliti hasil pancingan=-pancingan itu
• Indrajala, artinya memasang perangkat untuk menangkap musuh
• Wikrama, artinya baru melakukan tindakan
• Logika, artinya setiap tindakan harus berdasarkan perhitunngan akal yang
matang.
Kewajiban Waisya
Krsi-go-raksya-vanijyam,Vaisya-karma svabhava-
jam,Paricaryatmakam karma,Sudrasyapi svabhava-jam,Krsi-go-
raksya-vanijyam,Vaisya-karma svabhava-jam(Bhagavadgita XVIII,44)
Terjemahan:
Bercocok tanam, beternak sapi dan berdagang adalah karma
(kewajiban)Waisya menurut bakatnya

Pasunam raksanam danam,Ijya dhyanam eva ca,Vanikpatham


kusidam ca,Vaisyasya krsin eva ca (Manawa Dharmasastra I, 90)
Terjemahan:
Para ditugaskan untuk memelihara ternak, memberikan hadiah,
melakukan upacara korban, mempelajari Veda, berdagang,
meminjamkan uang, dan bertani
Kewajiban Sudra
“Brahmana ksatram waicyaVarnam ca sudrah,Kramenaitan nyayatah pujyamanah, tusteswateswawyatho
dagdhapastyaktwa Deham sidhimistam labheta. Yapwan ulahaning sudra, bhaktya sumewari sang brahmana, Ri sang
ksatriya, ring waisya, yathakrama juga, paritusta sang telun Sinewakanya hilang ta papanya, siddha sakaryannya.”
(Sarasmuscaya 60)
Terjemahan:
Akan halnya prilaku sudra,setia mengabdi kepada Brahmana,Ksatriya,dan Waisya sebagaimana mestinya, apabila puaslah
ketiga golongan yang dilayani olehnya,maka terhapuslah dosanya dan berhasil segalanya

“Ekam eva tu sudrasya Prabhuh karma samadisat Etesam eva varnanam Susrusam anasuyaya.”(Manawa Dharmasastra)
Terjemahan :
Hanya satu tangan yang tuhan tentukan untuk para sudra yaitu memberikan pelayanan dengan setia terhadap ketiga
golongan lainnya

“Krsi – go – rakrya- wanijyam. Vamya – Karma mabhava – jam. Paiaryatmakam karma. Sutranyapi svabhava – jam.
Pariaryatmakam karma.Sudrasyapi svabhava –jam
terjemahan;
Meladeni (mejual tenaga ) adalah kewajiban sudra menurut bakatnya
Sumber dan kitab
Mantra Yajur Weda XXX.11. dinyatakan :
Brahmana Varna diciptakan dari kepala Brahman, Ksatria dari
lengan Brahman, Vaisya dari perut-Nya, dan Sudra dari kaki
Brahman. Jadi semua warna itu diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
Mantra Yajur Weda XVIII.48. dinyatakan :
Untuk memanjatkan puja kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Brahmana, Ksatriya, Vaisya, dan Sudra sama-sama diberikan
kemuliaan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Keempat warna ini akan
mulia kalau sudah mentaati swadarmanya masing-masing
Bhagawadgita IV.13 dan XVIII.41
Varna seseorang didadasarkan pada guna dan karmanya.Guna artinya minat dan bakat sebagai
landasan terbentuknya profesi seseorang. Jadi yang menentukan Varna seseorang adalah
profesinya bukan berdasarkan keturunannya.Sedangkan Karma artinya perbuatan dan
pekerjaan.
Manawa Dharmasastra X.4 dan Sarasamuscaya 55.
Hanya mereka yang tergolong Brahmana, Ksatriya, dan Vaisya Varna saja yang boleh menjadi
Dwijati (Pandita) Sudra tidak diperkenankan menjadi Dwijati karena mereka dianggap hanya
mampu bekerja dengan mengandalkan tenaga jasmaninya saja, tanpa memiliki kecerdasan.
Yajur Weda XXV.2
Varna seseorang tidak dilihat dari keturunannya, misalnya ke-Brahmanaan seseorang bukan
dilihat dari sudut ayah dan ibunya .
Kitab Mahabharata XII.CCCXII.108
Ke Dwijatian seseorang tidak ditentukan oleh ke-wangsaannya (nayonih), yang menentukan
adalah perbuatannya yang luhur dan pekerjaannya yang memberi bimbingan rohani kepada
masyarakat.

Catur Purusa Artha juga banyak ditemui dalam sumber-sumber jawa kuno lainnya, seperti
Kekawin Ramayana, Sarasamusscaya, dan sebagainya.
Bila tidak berpedoman dalam Catur Purusartha

• salah satu akibat jika tidak berpedoman kepada


catur purusartha adalah kejadian korupsi. Di
berbagai belahan dunia dan khususnya Indonesia
korupsi sudah banyak merajalela di kalangan para
penjabat baik penjabat golongan atas maupun
golongan bawah sekalipun. Dimana korupsi biasa
terjadi akibat tidak berpedoman kepada catur
purusartha tersebut.
Seperti dalam perenungan:
• “uttamaning dhanolihing amet prih-awak aputeran, madhyama
ng arthaning bapa kanista dhana saking ibu, nistanikang
kanistan dhama ya saka ring anak-ebi, uttamaning hunuttama
dhanolihing anuku musuh”
Terjemahannya :
“Kekayaan yang terbaik adalah uang yang diperoleh sendiri dari
kerja berat, yang baik adalah uang dari bapak, yang tidak baik
uang dari pemberian ibu, adapun yang sangat tidak baik , yaitu
uang pemberian istri, tapi yang utama sekali adalah rampasan
dalam peperangan.”(Nitisastra II.2)
 
Catur Asrama dan Catur Warna pada jaman sekarang

Catur Asrama dan Catur Warna sebagai


tempat jenjang kehidupan yang berlandaskan
petunjuk kerohanian Hindu mengajarkan
tentang program hidup sesuai dengan fase
dalam kurun waktu tertentu. Masing-masing
jenjang memiliki warna tersendiri dan semua
jenjang itu harus dilewati hingga akhir hayat.
Konsep kama dalam cerita Mahabharata dan
Ramayana

Korawa
Rahwana

Kekuasaan
Sitha
Ramayana
Ramayana
Penerapan Catur Purusartha

BRAHMACAR
I

GHRAHASTA

WANAPRAST
SANYASA
A
Brahmacari
 Brahmacari adalah suatu tingkatan masa hidup
berguru untuk mendapatkan ilmu
Grhastha
 Pada tahap ini yaitu tahap berumah tangga tujuan
hidup lebih diutamakan untuk mendapat artha dan
kama yang dilandasi oleh dharma. Dalam Nitisastra
diucapkan seseorang memasuki Grhasta setelah
memasuki umur 20 tahun.
Wanaprasta
 Pada tahap ini lebih mengutamakan mencari
moksa, sudah lepas dari kewajiban hidup
bermasyarakat dan urusan keduniawian. Tujuan
hidup pada masa ini adalah persiapan mental dan
fisik untuk dapat menyatu dengan Tuhan.
Sanyasa
 Pada tahap sanyasa sudah lepas dari kewajiban dan
keduniawian Tujuan hidup manusia yang utama adalah pada
situasi dimana benar-benar mampu melepaskan diri dari ikatan
duniawi dan sepenuhnya mengabdikan kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa dengan jalan menyebarkan ajaran agama,
orang tidak merasa memiliki apa-apa dan tidak terkait sama
sekali oleh materi serta selalu berusaha mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa (tercapainya moksa)
 Rsi.pandita
Dharma

Brahmacari

Catur Warna
Artha
Ghrahasta Kama

Catur
Warna
Kama

Wanaprast
a

Catur
Warna
Moksa
Bhisuka

Catur
Warna
“ Insan yang baik adalah mereka yang selalu berusaha
mendekatkan pribadinya dengan Tuhan yang Maha Esa.”
“Om Santih Santih Santih Om”

Anda mungkin juga menyukai