Journal Reading

Heme Oxygenases1 (Hmox1)

and Serum Ferritin Level between Preeclampsia
and Normal Pregnancy

Kadek Aribowo
SMF GINEKOLOGI OBSTETRI RSUD BANGLI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
2017
Abstrak

Tujuan: Untuk menentukan perbandingan kadar Hmox-1 terhadap ferritin serum

pada pasien preeklamsia dan kehamilan normal

Metode: Penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Seba
nyak 30 orang masing-masing pada setiap kelompok digunakan sebagai subjek preeklamsi
dan subjek kehamilan normal (kontrol) yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Kami melakukan pemeriksaan kadar Hmox-1 dan kadar ferritin dengan ELISA Kit serta
pemeriksaan fisik dan laboratorium, kemudian dilakukan perhitungan secara statistik.
Abstrak

Hasil: Dari penelitian, diperoleh rerata kadar Hmox-1 pada kehamilan normal dan
preeklamsia adalah 1.2 SB 1.6) ng/ml dan 0.3 (SB 0.2) ng/ml dengan menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p<0.05). Rerata kadar ferritin pada kehamilan normal
dan preeklamsia adalah 32.9 (SB 56.0) ng/ml dan 43.0 (SB 45.2)ng/ml dengan
perbedaan yang bermakna (p<0.05). Sementara itu, hasil korelasi antara kadar Hmo
x-1 dan ferritin serum untuk kehamilan normal dan preeklamsi adalah r=-0.131 dan
r=0.174 dengan perbedaan yang tidak bermakna (p>0.05).
Abstrak

Kesimpulan: Kadar Hmox-1 pada penderita preeklamsia lebih rendah

dibandingkan dengan kehamilan normal, sedangkan kadar ferritin pada
penderita preeklamsia lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan normal.
Kadar Hmox-1 dan ferritin serum tidak berkorelasi secara bermakna.
PENGANTAR

Preeklamsia ditandai dengan hipertensi (sistolik > 140 mmHg / diastolic > 90 mmHg) dan
proteinuria (>300 mg / 24 jam) usia gestasi >20 minggu.
Preeklamsia dapat menyebabkan Sindroma HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, low pl
atelet level), edema paru, gangguan ginjal, perdarahan, abrupsio plasenta atau bahkan kemati
an. Pada bayi, dapat menyebabkan ; kelahiran prematur, berat lahir rendah (BBLR) atau kemati
an janin dalam rahim (KJDR) .
Patofisiologi preeklamsia masih ada Tidak diketahui. Namun, faktor iskemik plasenta dan Ketidaksei
mbangan angiogenik dianggap besar penyebab preeklampsia Iskemik pada plasenta adalah disebab
kan oleh kehancuran sel darah merah, terutama di daerah plasenta sehingga hasilnya ke pelepasan
hemoglobin / heme dan Fe dalam jumlah besar jumlah ke dalam sirkulasi. Hal ini dapat menyebabka
n induksi sistem feritin. Feritin adalah yang paling penyimpanan protein penting besi / Fe
Faktor lain penyebab ini adalah angiogenik ketidakseimbangan. Menurut studi oleh Ahmed, kata mer
eka bahwa tingkat meningkatnya tirosin Fms yang mudah larut kinase reseptor-1 (sFLT-1), seng (end
oglin terlarut) dan penurunan tingkat faktor pertumbuhan plasenta (PlGF) memiliki peran penting dala
m kejadian ini preeklampsia Kenaikan SFL-1 disebabkan kerusakan endotel dan menghambat angio
genesis melalui mengikat dan memainkan peran antagonis fungsi faktor pertumbuhan endotel vascul
ar (VEGF) dan PlGF, juga meningkatkan stres oksidatif dan peradangan. Kenaikan kadar seng yang
ditimbulkannya aktivitas pensinyalan yang terbatas untuk mengubah pertumbuhan faktor β1 (TGF β
1) dan endotel oksida nitrat synthase (eNOS) yang mempengaruhi kerusakan kapal dan menghamba
t angiogenesis
Studi terbaru menunjukkan peran farmakologis Heme oxygenase-1 (Hmox-1) dan metabolit (biliverdi
n, Fe bebas, dan karbon monoksida) pada preeklampsia dengan mengembalikan keseimbangan ang
iogenik dan mengurangi stres oksidatif pada plasenta iskemik.11,12 Kawashima, et al. dalam studiny
a menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat Hmox-1, ferritin, dan bilirubin pada pasien yang
menderita anemia, penghambatan pertumbuhan, dan hiperlipidemia.
Metode
Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah 60 wanita hamil yang datang untuk melakukan perawatan antenatal di Rum
ah Sakit Dr. Hasan Sadikin dan rumah sakit jaringan, mulai 1 Desember 2014 sampai 28 Februari 20
15. Subjek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.